Belakangan ini
sering kita melihat, mendengar dan membaca berita-berita yang sangat menusuk
hati orang yang beriman. Dimana terjadi kerusuhan yang menjurus pada pegerusakan
harta benda, pembunuhan atau pemusnahan manusian yang sebenarnya menjadi
haknya Tuhan. Dan sebvenarnya kita diwajibkan untuk saling mengasihi satu
dengan yang lainnya, tanpa membedakan satu kelompok lainnya, sesuai perintah
Yesus dalam Perjanjian Baru.
Tapi, kenyataan
yang ada dalam kehidupan sehari-harinya, kita melihat manusia hidup bagaikan
dalam Perjanjian Lama di mana:
* Kasih yang ada untuk diri sendiri.
* Kasih hanya untuk sekelompok
golongan saja.
* Kasih hanya diucapkan dengan
keras tanpa tindakan nyata.
Bacaan Injil mingvgu ini, di mana
Yesus membalikkan semuanya ini.
Kasih terhadap sesama manusia merupakan
perwujudan nyata dari kasih seorang kepada Allah.
( I Yohanes 4: 21 - "Barangsiapa
mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya" )
Kasih yang diinginkan
Yesus yaitu kasih Agape, yaitu kasih tanpa peduli orang macam apakah yang
harus dikasihi, dan ciri kasih ini adalah :
"Bahwa Ia tidak pernah buta terhadap
segala hal yang ada. (lihat Warta Monika no 75/99
Segala sesuatu berdasarkan iman,
hidup perkawinan, menjadi orang tua, keuangan, kesehatan, pendidikan, keamanan,
kebahagiaan dan sebagainya berdasarkan iman. Oleh karena itu, di segala
bidang kehidupan, kita sebaiknya mencari kesempatan untuk bertindak berdasarkan
iman. Sebaiknya kita jangan hidup mandeg rutin, marilah kita membuka lahan
kehidupan baru dengan bertindak berdasarkan iman.
Apabila doa harian kita bersama pasangan (suami/isteri) dapat menghidupkan iman, marilah kita lakukan. Apakah iman kita menentukan dalam memutuskan tambah anak lagi .. ? Apapun wujudnya, marilah kita bertindak berdasarkan iman (2 Ko2 5: 7). Dimanakah kita dapat menemukan kesempatan mencetuskan iman di dalam kehidupan kita ? Kalau kita masih tetap pada pekerjaan kita sekarang, apakah iman kita dapat berkembang ? Ataukah lebih baik pekerjaan kita tinggalkan ? Apakah menyuruh anak-anak ikut kursus membuat iman kita berkembang ? Berapa banyak uang kita sumbangkan untuk karya-karya Allah dapat dikatakan sebagai ungkapan iman kita ? Apakah asuransi yang kita miliki malah mengurangi kebebasan kita dalam mengungkapkan iman ? Apakah rekening bank kita malah mengganggu kepercayaan kita akan janji Allah, bahwa Allah hendak memberikan rezeki kita hari ini ? (Mat 6: 11)
Dalam budaya
hidup zaman ini, kita berusaha membuat hidup kita aman terkendali,
namun dengan demikian makin sedikit gerak bagi iman kita. Sebaliknya, mumpung
ada kesempatan marilah kita mengungkapkan iman kita serta meningkatkan
semaksimal mungkin. Dan marilah kita mencoba berjalan berdasarkan iman
dan bukan berdasarkan penglihatan saja.
Sumber: Renungan Harian