KAJIAN FILSAFAT

Wa maa yattabi u aktsaruhum illaa zhonnaa

 

 

Date: Fri, 14 Aug 1998 23:39:23 -0400

From: Abu Al Fatih <abu-fatih@muslimfamily.com>

To: <is-lam@isnet.org>

Subject: [is-lam] Kajian Filsafat ; Wa maa yattabi'u aktsaruhum illaa zhonnaa

 

Assalamu 'alaikum wr.wb.

 

Mengamati beberapa posting seputar "Liberal Discussion" beberapa hari ini (yang dipicu oleh "kehadiran" teman kita Mas Setya dll.), membuat saya tertarik untuk membuka kembali sebagian memory masa lalu saya (rupanya di tengah semaraknya diskurus seputar Reformasi, pendirian Partai Politik, dan Sembako Oentoek Semoea (SOS) saat ini, "minat" kita terhadap kajian filsafat ini masih "ada-ada saja").

 

Salah satu "memory" itu adalah berupa tulisan salah seorang cendekiawan muslim Indonesia, yakni Bapak Endang Saifuddin Anshari (waktu itu kami memanggilnya dengan panggilan "ama". saya belum tahu bagaimana khabar tentang beliau saat ini) dalam bukunya "Wawasan Islam" itu (buku di tangan saya adalah cetakan "lama", tahun 1982, dan referensinya "ama" juga buku-buku terbitan tahun 1970-an ke bawah, di mana sebagian kita-kita mungkin ada yang belum lahir saat itu, dan buku-buku referensi "ama" itu mungkin juga sulit ditemui saat ini).

 

Di bawah ini saya salin bulat-bulat (tanpa editing dan tanpa komentar apa-apa) tulisan beliau di bukunya yang cukup monumental itu (minimal "monumental" bagi saya. Sebab, buku ini termasuk salah satu buku yang telah turut serta membentuk "sistematika berpikir" saya selama ini. Meski saya, sebagaimana setiap manusia "normal" lainnya, tentunya telah mengalami proses "evolusi" dan "revolusi" dalam perjalanan hidup selanjutnya. Dalam arti, saya pun - sebagaimana dikehendaki oleh "ama" sendiri - tentu saja sangat boleh berbeda pendapat dengan beliau, apalagi bila hujjah (untuk berbeda) itu didasari oleh "referensi yang sebanding")

 

Wallahu a'lam.

 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Ilmu Filsafat dan Agama

Oleh Endang Saifuddin Anshari

Salinan dari buku "Wawasan Islam ; Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam dan Um

matnya" Cetakan III tahun 1402 H - 1982 M, Penerbit PUSTAKA Salman ITB, hala

man 101-107

 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

1. Pengetahuan (= Pengetahuan biasa) ialah pri-keadaan tahu yang kurang amat sadar dengan bersumberkan:

a. Yang langsung : dari pengalamannya sendiri, yaitu persentuhan indra seseorang dengan obyek yang diketahui;

b. Yang tidak langsung : dari pengalaman orang lain, yang kemudian diolahnya lebih lanjut (lihat I.R.Pudjawijatna, "Pembimbing ke arah Alam Filsafat", Jakarta, 1963, h.4-5)

 

2. 2.1. Ilmu atau Ilmu Pengetahuan (dalam arti positif, lihat T.S.G. Mulia dan K.H.Hidding, "Ensiklopedia Indonesia", artikel : Filsafat) ialah pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu (lihat definisi sistem dan metode ini dalam buku I.R.Pudjawijatna, ibid, h.5), yang dengan sangat sadar menuntut kebenaran

2.2. Ilmu Pengetahuan ialah sekalian kegiatan yang progressif, yang dilakukan orang menurut metode tertentu, dengan maksud hendak mencapai keterangan yang lengkap tentang alam semesta dan yang melukiskan lapangan yang seluas-luasnya dengan kata-kata yang sedikit-dikitnya (definisi menurut Karl Pearson, lihat Soedewo P.K., "Islam dan Ilmu Pengetahuan", Jakarta, tanpa tahun, h.6)

2.3. Ilmu Pengetahuan adalah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami :

(1) Kenyataan alam semesta

(2) Struktur alam semesta

(3) Hukum yang berlaku dalam alam semesta

kemudian dengan metode tertentu maka pemahamannya termaksud di-sistema-kan.

 

3. Ilmu Pengetahuan (science, wetenchap, wissenchaft) pada garis besarnya terbagi atas tiga bagian besar :

(a) ilmu-ilmu kealaman (Natural Sciences): (1) Kimia, (2) Fisika, (3) Matematika, (4) Biologi, (5) Antropologi, (6) Geologi, (7) Astronomi dan lain sebagainya.

(b) ilmu-ilmu kemasyarakatan (Social Sciences) : (1) Sosiologi, (2) Antropologi Budaya / Sosial, (3) Psikologi Sosial, (4) Ilmu Bumi Sosial, (5) Ilmu Hukum, (6) Ilmu Sejarah, (7) Ilmu Ekonomi, (8) Ilmu Publisistik-Jurnalistik, dan lain sebagainya

© ilmu-ilmu kemanusiaan (Humaniora, Humanistis Studies) : (1) Ilmu Jiwa Umum, (2) Ilmu Filsafat, (3) Ilmu Agama, (4) Ilmu Bahasa, (5) Ilmu Kesenian dan lain sebagainya

 

4. Filsafat merupakan "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu-pengetahuan biasa, karena masalah termaksud terdapat di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Adapun cabang-cabangnya adalah sebagai berikut :

4.1.Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, tentang hakikat yang ada yang bersifat transenden, di luar atau di atas kemampuan pengalaman manusia

4.2. Logika, filsafat tentang fikiran yang benar dan yang salah

4.3. Etika, filsafat tentang tingkah-laku yang baik dan buruk

4.4. Estetika, filsafat tentang karya (kreasi) yang indah dan yang jelek

4.5. Epistemologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan

4.6. Filsafat-filsafat khusus lainnya (seperti : Filsafat Hukum, Filsafat Sejarah, Filsafat Alam, Filsafat Agama dan lain sebagainya).

 

5. Tujuan (target yang mau dicapai oleh) Ilmu Pengetahuan, Filsafat, dan Agama adalah sama, yaitu : Kebenaran. Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama terletak pada "dasar" dan "metode" menghampiri / menemukan kebenaran tersebut :

5.1. Ilmu Pengetahuan positif menghampiri kebenaran dengan akalbudi, dengan landasan empiri, eksperimen dan research.

5.2. Filsafat menghampiri kebenaran dengan mengembarakan (mengelanakan atau menualangkan) akalbudi dengan secara radikal dan secara integral, dengan tidak mau terikat oleh apapun juga kecual oleh "tangannya" sendiri yaitu ; logika.

5.3. Agama menghampiri kebenaran dengan ber-orientasi kepada Kitab Suci, Wahyu Ilahi, Firman Tuhan, untuk manusia dalam planet bumi ini.

 

6. Kebenaran Ilmu Pengetahuan dan kebenaran Filsafat adalah kebenaran nisbi (relatif), karena sekedar berdasarkan ra'yu (ratio, reason, nous, rede, verstand, versnunft, akalbudi) manusia; sedangkan manusia adalah suatu "institut" atau "instansi" yang tidak sempurna (berkata Albert Einstein "Realization that our whole knowledge of the universe is merely the residue of impression, clouded by our imperfect senses, makes the quest of reality seen hopeless", lihat buku Lincoln Barnett, "The Universe and Dr.Einstein", New York, 1956). Kebenaran Agama adalah kebenaran mutlak (absolut) dan sempurna, karena agama berdasarkan wahyu yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Benar, Maha Mutlak dan Maha Sempurna, yaitu Allah SWT. (lihat J.W.N. Sullivan, "The Limitation of Science", New York, 1959, "Science is pursued not only because of practical use, but also because it leads to highest consciousness, and that's the cosmological religious experience". Juga lihat Al Qur'an Surat Yunus / Surat ke 10 Ayat ke 36 "Wa maa yattabi'u aktsaruhum illaa zhonnaa. Innazh-zhonna laa yughnii minal-haqqi syai-an. Innallaaha 'Aliimun bimaa taf'aluun" Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu sedikitpun tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan"

 

7. Dengan kekuatan akalbudi (Ilmu Pengetahuan dan Filsafat) nya, manusia "naik" menghampiri dan memetik kebenaran yang dapat dijangkau oleh kapasitas akalbudinya yang terbatas itu. Di samping itu, karena Rahman dan Rahim-Nya, maka Allah berkenan "menurunkan" wahyu-Nya dari "atas" kepada ummat manusia di atas planet bumi ini agar mereka mencapai dan menemukan kebenaran asasi dan hakiki, yang tidak dapat dicapai dan ditemukan hanya sekedar oleh kekuatan akalbudinya melulu. Allah telah menganugerahi manusia : (1) alam, (2) akalbudi, dan (3) wahyu. Dengan akalbudi nya manusia lebih dapat memahami ayat-ayat Tuhan, baik ayat Qur'aniyah, mapun ayat Kauniyah (lihat buku Endang Saifuddin Anshari, "Wawasan Islam - Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam dan Ummatnya", di bawah bab "30 Pandangan Sarwa Islami : Tuhan, Alam dan Manusia"), untuk kebahagiaan mereka yang hakiki.

 

8. Mustahil-lah terdapat pertentangan antara Agama Islam pada satu fihak dengan ilmu-pengetahuan (dan filsafat) "yang benar" pada fihak lainnya. Sebab ilmu pengetahuan (dan filsafat) "yang benar" tiada lain adalah usaha manusia dengan kekuatan akalbudi nya yang relatif berhasil dalam memahami kenyataan alam, susunan alam dan hukum yang berlaku di alam. Sementara itu Al-Qur'an tidaklah lain adalah : pembukuan segenap alam semesta ini dalam Al Kitab. Baik alam semesta maupun Al Qur'an, kedua-duanya adalah ayat-ayat Allah SWT, yang satu dengan lainnya saling menafsirkan. Perbedaan (dan bukan "pertentangan") formulasi antara Agama pada satu pihak dan ilmu pengetahuan (dan filsafat) pada lain pihak tentang persoalan tertentu adalah mungkin saja. Perbedaan formulasi antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya pun adalah lazim dalam dunia ilmu pengetahuan. Bahkan formulasi antara antropologi (fisik) pada satu pihak dan antropolgi (budaya) pada pihak lainnya mengenai perbedaan manusia dan hewan umpamanya, adalah mungkin saja berbeda.

 

9. Agama Islam mendorong dan mewajibkan manusia untuk menggunakan ra'yu nya di dalam menghampiri kebenaran (lihat Al Qur'an Surat 2 : 269 / 3 : 7-8 / 18 : 17 / 36 : 107 / 20 : 114 / 35 : 19-20 & 28 / 39 : 9 / 58 : 11 / 96 : 1-5 / 16 : 43 / 2 : 146 )

 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Daftar Kepustakaan

1. Syaikh Muhammad Abduh, "Islam dan Kristen tentang Ilmu dan Peradaban", Bandung, 1970

2. Abu Hanifah, "Rintisan Filsafat, I", Jakarta, 1950

3. Maulana Abul Kalam Azad, "Introduction: The Meaning of Philosophy" dalam Sarvepalli Radhakrishnan "History of Philosophy: Eastern and Western", Vol I. London, 1952

4. E.N.S.I.E, "Filsafat Systimatik", Jogyakarta, 1959

5. N. Drijarkara S.J., "Kumpulan Karangan", tanpa tahun, tanpa tempat

6. N. Drijarkara S.N. "Filsafat Manusia", Jogyakarta, 1969

7. A.C. Ewing, "The Fundamental Question of Philosophy", New York, 1962

8. Fuad Hasan,"Tjatatan-Tjatatan Prihal Kedudukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi", Budaya Djaja, 24 Mei 1970, p.261-270

9. Hasbullah Bakry, "Systematika Filsafat", Solo, 1964

10. Hasjim Soedarbo dkk, "Ilmu dan Agama", IKIP Bandung, 1970

11. Harsojo, "Apakah Ilmu itu dan Ilmu Gabungan tentang Laku Manusia" Bandung, 1972

12. Mohammad Hatta, "Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan", Jakarta, 1960

13. Richard H.Cs. Hopkin, "Philosophy Made Simple", 5th Printing, New York City, 1958

14. C.E.M. Joad, "Philosophy: Teach Yourself Book", London, 1960

15. Louis O. Kattsoff, "Unsur-Unsur Filsafat", Jogyakarta, 1969

16. D.C. Mulder, "Iman dan Ilmu Pengetahuan", cetakan 3, Jakarta, 1961

17. D.C. Mulder, "Ilmu Filsafat", Jakarta, 1960

18. D.C. Mulder, "Pembimbing ke dalam Ilmu Filsafat", Jakarta, 1966

19. Ashley Montague, "The Cultured Man", New York, 1958

20. M.Natsir, "Islam dan Akal Merdeka", Jakarta, 1970

21. G.T.W. Partck, "Introduction to Philosophy", London, 1958

22. Dagobert D. Runes, "Dictionery of Philosophy" 15th edition, New Jersey, 1962

23. I.R. Pudjawijatna, "Tahu dan Pengetahuan : Pengantar ke Ilmu dan Filsafat" 1970

24. I.R. Pudjawijatna, "Logika: Filsafat Berpikir", Jakarta, 1969

25. I.R. Pudjawijatna, "Etika: Filsafat Tingkah Laku", Jakarta, 1968

26. I.R. Pudjawijatna, "Pertemuan Antar Manusia menemukan Ketuhanan Yang Maha Esa", Jakarta, 1966

27. H.M. Rasjidi, "Filsafat dan Agama', Jakarta, 1970

28. John & Buhler Justus Randall Jr., "Philosophy: An Introduction", New York, 1962

29. S. Radhakrishnan, "Concluding Survey: Science and Philosophy", History of Philosophy: Eastern and Western, Vol.II, London, 1952

30. Abdul Razzak Naufal, "Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern", terjemahan A.Hasjmi, Singapura, 1972

31. Achmad Rustandi, "Ilmu, Filsafat dan Agama", Bandung, 1969

32. Sjafruddin Prawiranegara, "Isra dan Mi'raj ditinjau dari Segi Falsafah, Psichologi dan Ilmu Pengetahuan", Jakarta, 1957

33. Soedewo P.K., "Islam dan Ilmu Pengetahuan", Jakarta, tanpa tahun

34. Winarno Surachmad, "Pengantar Penyelidikan Ilmiah: Dasar dan Methode", Bandung, 1965

35. Sutrisno Hadi, "Metodologi Research", Jilid I, cetakan 24, Jogyakarta, 1971

36. Tan Malaka, "Pandangan Hidup: Weltanschauung", Jakarta, tanpa tahun

37. Tini Gantini, "Metodologi Research", Edisi ke-2, Bandung

38. Thomas Aquinas, "My Way of Life: The Summa Simplified for Everyone"; by Walter Farell O.P, STM dan Martin J.Healy STD, New York 1952

39. Harold H.Titus, "Living Issues in Philosophy", New York, 1959

40. M.M. Manzhur Qadri, "Islam and Science", Lahore

41. K.J. Wassil, "Perkembangan Ilmu Pengetahuan sejak diturunkannya Al Qur’an", Al-Djami'ah, No.3, tahun 1970, Jogyakarta.

 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Demikianlah. Semoga bermanfaat.

 

Wassalam

 

Abu Al Fatih

 

From: Abu Al Fatih <abu-fatih@muslimfamily.com>

To: dwi atmojo <dwi_atmojo@yahoo.com>

Cc: is-lam@isnet.org

Subject: Re: [is-lam] Kajian Filsafat ; Wa maa yattabi'u aktsaruhum illaa zhonnaa

Date: 18 Agustus 1998 10:44

 

 

Dari Dwi Atmodjo :

> > Assalamu 'alaikum wr.wb.

>

> Wa'alaikum salam...:-)

>

> > ...

> >

> > Ilmu Filsafat dan Agama

> > Oleh Endang Saifuddin Anshari

> > Salinan dari buku "Wawasan Islam ; Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam

> dan Ummatnya" Cetakan III tahun 1402 H - 1982 M, Penerbit PUSTAKA

> Salman ITB, halaman 101-107

>

> Saya belum pernah baca buku ini, Jazakallahu atas salinannya pak Abu.

>

> Dari yang di tuliskan di atas saya menangkap bahwa agama dan ilmu

> pengetahuan dari definisinya dicoba untuk dipisahkan. Sejauh bacaan

> saya model pendekatan begini tidak disepakati oleh beberapa orang,

> Hidajaat nataatmadja untuk menyebut salah satunya. Pendekatan tersebut

> terkena bias paradigma pengetahuan barat modern.

>

> Lebih dari 800 th yang lalu Al-Ghazali di dalam Al Munqidz minadzlalal

> (benar nggak tulisannya?) telah menyusun hierarkis pengetahuan. Ilmu

> bertingkat menurut urutan ilmul yaqin, ainul yaqin, dan Haqqul yaqin.

>

> Filsafat menurut definisi Suhrawardi adalah pengetahuan akhir melalui

> kehadiran dari keberadaan yang langsung diberikan Allah kepada hamba

> pilihanNya.

> Dengan pemahaman ini Suhrawardi di Barat dijuluki sebagai penggagas

> alairan illuminasi. Di reduksionis lagi :-)

>

> > .....

> > 38. Thomas Aquinas, "My Way of Life: The Summa Simplified for

> Everyone" by Walter Farell O.P, STM dan Martin J.Healy STD, New York

> 1952

>

> Dari literatur yang di cantumkan, yang saya tahu kelihatannya hanya

> Thomas Aquinas ini yang mendukung gagasan Suhrawardi di atas. Yang

> lainnya mungkin (karena hampir semua saya belum baca :-)) tidak

> mempertimbangkan pendekatan filosof-filosof muslim awal sebelum

> renaisance.

>

> > Demikianlah. Semoga bermanfaat.

> >

> > Wassalam

> >

> > Abu Al Fatih

>

> Wassalam juga, Salam kenal Pak Abu

>

> Dwi Atmojo.

 

Assalamu 'alaikum wr.wb.

 

Pak Dwi Atmojo,

to tell you the truth ... saya tidak expert di bidang filsafat ini.

Di satu masa dalam kehidupan saya, memang saya pernah tertarik pada "serba serbi filsafat" ini. Di antara "guru" saya dalam masalah filsafat ini adalah Bapak Ahmad Tafsir, dulu beliau adalah Dosen (& Dekan Fakultas Ushuluddin ?) di IAIN Syarif Hidayatullah Bandung (meski beliau mungkin tidak pernah menganggap saya ini sebagai muridnya, tapi saya pernah memperoleh sedikit "pencerahan" di dalam memahami "serba serbi filsafat" ini).

 

Adapun dalam perjalanan selanjutnya,

saya lebih cenderung menyimpulkan bahwa kajian filsafat ini lebih banyak masuk ke dalam kategori ayat 36 surat ke 10 / Yunus" itu (= wa maa yattabi'u aktsaruhum illaa zhonnaa ...).

 

Maksud saya,

"perjalanan" di dunia filsafat itu terkadang memang "mengasyikkan". Tapi pada kelanjutannya, probabilita untuk "nyasar dari kebenaran" dan "berputar-putar tak tentu arah" serta "terhijab dari realita dan fitrah insani" juga cukup besar. Dan "besarnya probabilita" ini bagi saya telah mengalahkan "keasyikan" itu sendiri.

 

Lalu konklusinya ... ?

Ya itulah, saya menjadi tidak expert di bidang filsafat ini (mungkin ada teman-teman yang lain bisa mengomentari respon Pak Dwi tentang klasifikasi dan definisi Hidajaat nataatmadja, Imam Al Ghozali, Suhrawardi dll. itu).

 

Kalau pun saya mengutip tulisan almarhum Ama ini (ternyata beliau sudah meninggal dunia, inna lillaah wa inna ilaihi roji'un, sebagai salah seorang murid beliau, sungguh keterlaluan saya sampai tidak mengetahuinya), maka itu dikarenakan saya melihat tulisan itu cukup representatif dan "sederhana" untuk menjembatani mereka yang alergi pada pemikiran filsafat dengan mereka yang sedang "puber filsafat" (agar dapat "saling memahami" posisi masing-masing).

 

Demikianlah Pak Dwi.

 

Wassalam

 

Abu Al Fatih

 

 

Back to "Discussion Note"