JAWA BARAT
/ SEPTEMBER 14, 2000
PANGGUNG “SANGGA BUWANA” SANG RATU
Tentunya anda pernah mendengar legenda sang penguasa
lautan dari pantai selatan ‘Nyai Loro Kidul’, yang dipuja oleh
seluruh masyarakat Pulau Jawa sebagai ratu cantik yang sakti
mandraguna. Kecantikan dan kesaktiannya sangat menarik perhatian
penguasa-penguasa tanah Jawa hingga tak heran banyak raja-raja yang
memuja Nyai Loro sebagai junjungan mereka. Legenda Nyai Loro Kidul
sebagai penguasa Ratu Pantai Selatan merupakan bagian sejarah
Kerajaan Mataram Islam. Dalam sebuah karya sastra Jawa kuno yang
dikenal dengan nama Babad Tanah Jawi menyebutkan asal usul Ratu yang
menguasai seluruh pesisir pantai selatan Jawa.
Silsilah Nyai
Loro Kidul konon menurut cerita adalah seorang putri Kerajaan
Pajajaran yang melarikan diri dari istana karena tidak menghendaki
perjodohannya. Dari Pajajaran ia langsung menuju Gunung Kombang dan
memutuskan untuk bertapa. Dalam pertapaannya, ia menyamar sebagai
seorang pria dengan nama Hajar Cemara Tunggal. Ia kemudian dikenal
sebagai seorang pertapa yang yang sangat sakti dan berilmu tinggi.
Ia dapat mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi. Bahkan berkat
kesaktiannya tersebut, ia kemudian berkuasa memerintah segala
makhluk halus di seluruh tanah Jawa.
Suatu ketika bertemulah
Hajar Cemara Tunggal dengan Raden Sesuruh yang sedang dalam pelarian
karena kalah perang dengan Ciung Wanara. Dengan kesaktiannya Hajar
Cemara Tunggal dapat mengetahui bahwa kelak Raden Sesuruh akan
berkuasa di tanah Jawa dan keturunannya menjadi raja-raja terkenal.
Dalam pertemuan tersebut Raden Sesuruh akhirnya mengetahui siapa
sebenarnya Hajar Cemara Tunggal. Bahkan melihat kecantikannya, Raden
Sesuruh langsung jatuh cinta. Nyai Loro Kidul kemudian memerintahkan
Raden Sesuruh untuk segera membangun tanah Jawa menjadi sebuah
kerajaan besar, sedangkan ia sendiri memindahkan istananya ke
Samudera Pasir.
Berkat bantuan bala pasukan lelembut Nyai
Loro Kidul, akhirnya Raden Sesuruh berhasil membangun Kerajaan
Majapahit. Sejak saat itu keturunan Raden Sesuruh diketahui memiliki
hubungan dekat dengan Nyai Loro Kidul. Namun dalam Babad Tanah Jawi
disebutkan bahwa perkawinan Nyai Loro Kidul dengan raja tanah Jawa
dimulai ketika masa pemerintahan raja Mataram Islam pertama yaitu
Panembahan Senopati. Dan menurut legendanya semua raja-raja
keturunan Panembahan Senopati kawin dengan Nyai Loro
Kidul.
Konon, di salah satu sudut keraton Surakarta terdapat
bangunan menara bertingkat yang diberi nama ‘Panggung Sangga
Buwana’. Menara yang terletak di bagian timur
keraton dipercaya sebagai tempat pertemuan antara Nyai Loro Kidul
dan para raja-raja. Tak jarang para raja meminta
pertolongan dan ajian sakti dari sang ratu untuk mengatasi segala
permasalahan yang terjadi di wilayah kerajaan, mengingat pada jaman
raja-raja, bangsa kita masih menganut faham aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme.
Waktu terus berlalu seiring
perkembangan jaman, namun Keraton Surakarta masih berdiri megah dan
tetap diakui keberadaannya oleh masyarakat kota Solo dan sekitarnya sebagai
bentuk kerajaan kecil yang masih tersisa di tanah Jawa. Hingga kini
pun Panggung Sangga Buwana masih diyakini oleh penduduk Surakarta
sebagai balai pertemuan Raja Surakarta dengan Ratu Nyai Loro Kidul.
Begitu pula sebagian masyarakat Jawa masih percaya bahwa Nyai Loro
Kidul masih berkuasa di lautan selatan. Hal ini terbukti dengan
adanya ritual sedekahan laut di pantai selatan setiap satu
Muharam. (dari berbagai
sumber/A’ing/NRH)
|