Yesus akan menampakkan diri

JADILAH MURID-NYA

( Warta Sepekan GBI Bethany, 4 April 1999 )

kotbah Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo

Pesan Tuhan  dalam memasuki tahun 1999 : carilah perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Kalau kita prioritaskan hal-hal yang di atas, yang di bumi Tuhan yang akan membereskan.

Ada tiga perkara yang di atas yang harus kita renungkan dan lakukan : penuaian jiwa besar-besaran ( biarlah kita mengarahkan pikiran, hati dan segala sesuatu untuk hal ini ); goncangan ( Hari Tuhan itu sangat dahsyat. Goncangan akan bertambah dan bertambah. Tuhan berkata, "Kalau engkau tahu segala sesuatu akan hancur, betapa suci dan salehnya engkau harus hidup, yaitu engkau yang menantikan dan mempercepat hari Tuhan ); berjaga-jaga sambil berdoa karena kedatangan Tuhan Yesus sangat singkat ( kita harus berjaga-jaga dan berdoa ).

Kalau kita sungguh-sungguh melakukan ketiga hal ini, kita akan diberkati berlimpah-limpah. Tahun 1999 adalah tahun penuaian jiwa besar-besaran. Dan penuaian jiwa akan dibarengi dengan penuaian berkat secara materi sebab penuaian jiwa itu membutuhkan biaya. Dan kita akan diberkati untuk maksud ini.

Siapa yang akan diberkati ? Dan bagaimana untuk mendapatkan berkat itu ? Pada saat saya menanyakan kedua hal itu kepada Tuhan, saya diberikan ayat-ayat yang ada di Yohanes 21:1-6 pada waktu Tuhan Yesus menampakkan diri kepada ketujuh murid-Nya.

Walaupun para murid itu tahu bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian-Nya, tetapi mereka frustrasi dan meninggalkan pekerjaannya sebagai penjala manusia dan kembali menjadi penjala ikan. Pada malam itu, walaupun mereka telah semalam-malaman mencoba menangkap ikan, tetapi tidak memperoleh hasil.

Pada saat itulah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka dengan memberikan perintah untuk menebarkan jalanya ke sebelah kanan perahu. Setelah perintah itu mereka taati dan jalanya diangkat, sangat banyak ikan yang tertangkap tetapi jalanya tidak rusak.

Pada hari ini kita akan dilawat Tuhan Yesus seperti para murid-Nya pada saat itu. Tuhan melawat murid-Nya pada saat itu dengan dua maksud : untuk menguatkan dan untuk memberikan berkat materi.

Hari-hari ini di sekitar kita sedang terjadi goncangan yang menakutkan. Untuk itu kita memang perlu dilawat Tuhan untuk dikuatkan. Mungkin hari-hari ini kita sedang menunggu-nunggu saat Tuhan melawat kita untuk memberkati dengan berkat materi.

Kalau kita murid Tuhan Yesus, Dia akan menampakkan diri kepada kita.

Siapa dan bagaimana karakter ketujuh yang dilawat Tuhan itu ?

Simon Petrus, yang imannya luar biasa, walaupun kadang-kadang juga gagal, misalnya pada saat ia berjalan di atas air dan hampir tenggelam saat memperhatikan sekitarnya.

Hari-hari ini kita harus beriman. Hari-hari ini kita harus percaya. Meskipun seperti Petrus kita harus tetap mengandalkan dan mengharapkan hanya kepada Tuhan Yesus. Bila ini yang kita lakukan Tuhan akan menampakkan diri kepada kita.

Thomas, yang baru percaya akan kebangkitan-Nya setelah mencocokkan jarinya ke bekas luka di rusuk-Nya.

Ada sesuatu yang istimewa pada Thomas. Pada saat Tuhan Yesus mendengar kematian Lazarus, Dia ingin mengunjunginya. Para murid yang lain mengingatkan-Nya bahwa di tempat itu baru saja orang-orang Yahudi melempari-Nya dengan batu. Apakah Dia harus kembali ke sana ? Thomaslah satu-satunya yang berkata dan menguatkan untuk tetap pergi. Bila Yesus mati, biarlah semuanya mati bersama-sama dengan Dia, katanya. Thomas sepertinya mengatakan, sekali mengikut Tuhan Yesus, selamanya tetap akan mengikut Dia.

Kepada orang yang bisa berkata seperti Thomas inilah Tuhan akan menampakkan diri-Nya, dan akan memberkatinya.

Natanael, yang pada waktu pertama kalinya melihatnya, Yesus mengatakan, 'Lihat, inilah seorang Israel sejati. Tidak ada kepalsuan di dalamnya.'

Kia adalah Israel-Israel rohani. Israel rohani sejati harus tidak ada kepalsuan. Apa yang kelihatan, apa yang ditunjukkan, sama dengan apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya. Kita tidak akan bisa bersembunyi di hadapan Tuhan. Kalau kita ditegor atau diingatkan Tuhan ada dosa, jangan disembunyikan. Kita akui semuanya di hadapan Tuhan. Kalau ini kita lakukan, kita akan diberkati. Tetapi kalau tidak, ada hukumannya.

Karena itu sebelum kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, buka hati kita dan minta ampun terhadap segala dosa yang Tuhan ingatkan.

Alkitab menyebutkan ada dosa yang membawa maut dan ada dosa yang tidak membawa maut. Setiap pelanggaran firman Tuhan itu dosa. Dosa yang tidak membawa maut adalah dosa yang diakui.

Yohanes, adalah murid yang paling dikasihi Tuhan Yesus. Dia mengenal hati Tuhan Yesus. Dia tahu kesukaan Tuhan Yesus.

Pada waktu Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya, kepada murid-murid yang lain Dia berbicara, tetapi kepada Yohanes hanya memandang saja. Tetapi dengan 'bahasa mata' ini Yohanes sudah mengerti.

Kalau kita bertekad untuk selalu menyenangkan hati Tuhan Yesus seperti Yohanes, Tuhan akan menampakkan diri kepada kita, dan lebih lagi, Dia akan memberkati kita dengan berkat-berkat materi-Nya.

Yakobus, adalah murid Tuhan yang suka berdoa.

Jika kita suka berdoa, Tuhan Yesus akan menampakkan diri-Nya kepada kita dengan membawa berkat-berkat-Nya.

Dua murid yang lain, yang tidak ada namanya, tidak disebutkan kedudukan, pangkatnya maupun identitasnya.

Menjadi pekerja Tuhan itu bukan untuk mencari nama, bukan untuk mencari pangkat, kedudukan maupun uang, tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan.

Kalau hari-hari ini kita melayani hanya untuk menyenangkan Tuhan, Tuhan Yesus akan menampakkan diri-Nya kepada kita, akan menguatkan kita dan akan memberkati kita secara berlimpah-limpah.

Ketujuh murid ini taat untuk menebarkan jala sesuai dengan perintah-Nya, walaupun mereka belum mengetahui siapa yang memerintahnya. Tetapi karena murid, yang mempunyai hubungan intim dengan gurunya, meskipun kadang-kadang perintah-Nya tidak bisa dimengerti, mereka taat. Dan dengan ketaatannya mereka diberkati dengan ikan yang banyak tanpa merusak jala.

Kalau kita sungguh-sungguh sebagai murid Tuhan Yesus, pada saat menerima berkat, jala kita tidak akan koyak. Kita yang seperti murid ini, sewaktu diberkati tidak akan muncul duri di tangan sehingga menghalangi berkat.

Karena itu jadilah seperti murid. Bersungguh-sungguh dengan Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Para murid saat itu diminta untuk menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Apa artinya ?

Memberi !

Untuk bisa diberkati kita harus memberi. Tanpa memberi kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Tidak menabur tidak akan menuai.

Untuk bisa diberkati Tuhan kita harus memberi.

Di 2 Korintus 8:1-5 (baca) disebutkan bagaimana jemaat Makedonia yang walaupun dalam keadaan kekurangan, menderita dan miskin tetapi rindu untuk memberi. Pada akhirnya mereka diberkati dengan berlimpah-limpah.

Perhatikan taktik Iblis ini: Iblis itu kadang-kadang merampas berkat anak-anak Tuhan. Mereka dibuat miskin. Akhirnya dibisikkan, "Kalau kekurangan jangan memberi."

Banyak orang yang terus-menerus tinggal dalam kekurangan karena dalam keadaan kekurangannya mereka tidak mau memberi. Kalau mereka tetap tidak mau memberi dalam kekurangannya mereka tidak akan diberkati.

Jemaat Makedonia memberi dengan pengorbanan. Ingat akan janda miskin yang mempersembahkan dua peser uangnya dan yang dipuji oleh Tuhan Yesus sebab dia telah memberi dalam kekurangannya ? Tuhan pasti akan memelihara janda miskin ini dengan luar biasa.

Ini penting, memberi itu harus dengan pengorbanan !

Jemaat Makedonia memberi dengan kerelaan. Dengan sukacita. Dengan tidak terpaksa. Kalau tidak, kita tidak akan diberkati melalui pemberian kita. Bila kita memberi dengan cara ini, Tuhan akan memberi kita dengan berlipat-lipat kali ganda.

Jemaat Makedonia memberi yang terbaik.

Yang terbaik itu diri kita. Ini intinya.

Yang pertama-tama diberikan bukan uang tetapi diri kita. Kalau diri kita sudah kita persembahkan, untuk seterusnya tidak ada masalah lagi.

Kalau kita sudah memberikan yang terbaik, Tuhan akan memberkati kita secara berlimpah-limpah.

Kita harus memberi mengikuti teladan Kristus, yang rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya.

Kita harus memberi dengan apa yang ada pada kita, bukan dengan pinjaman atau hutangan !

Kita memberi supaya ada keseimbangan, maksudnya kelebihan kita mencukupkan kekurangan mereka agar kelebihan mereka mencukupkan kita.

Ini berbicara tentang hukum menabur dan menuai. Kalau tidak menabur tidak akan menuai.

Untuk memberi harus ada wadahnya. Wadahnya harus tepat.

Mereka yang kekurangan itu menyediakan wadahnya. Tanpa wadah ini kita tidak bisa menabur dan menuai.

Kalau wadahnya sudah tersedia, seharusnya pada saat menabur / memberi  haruslah kita lakukan dengan sukacita.

Jangan memberi persembahan dengan bersungut-sungut agar bisa menuai.

Penuaian jiwa akan dibarengi dengan penuaian berkat secara materi.

Yang menerima adalah tujuh murid. Jadilah ketujuh murid itu !

 

 

 

ke renungan yang lain