Era Gereja Tuhan Diberkati

BERKAT ATAU KUTUK (3)

( Warta Sepekan GBI Bethany, 08 Agustus 1999 )

 

 

Ulangan 28:47,48, 'Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada Tuhan Allahmu dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya, maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh Tuhan melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkanNya.'

 

Di sini Musa memberikan dua pilihan yang berlawanan. Bila taat akan menerima apa yang disebutkan di ayat 47, bila tidak taat akan menerima kutuk di ayat 48. Perhatikan apa yang dimaksud dengan: lapar, haus, telanjang dan kekurangan segalanya. Keadaan inilah yang sekarang kita kenal dengan kemiskinan itu.

Ayat 47 mengandung pengertian kelimpahan, berarti berkat, sedangkan kemiskinan adalah kutuk. Pengertian berkat dan kutuk bukan hanya untuk materi saja. Dalam Yohanes 6:38 Yesus menunjukkan motivasi hidupNya di dunia, 'Karena Aku telah turun dari surga, tidak untuk melakukan kehendakKu sendiri, tetapi kehendak Dia yang mengutus Aku.' Motivasi seorang murid harus sama dengan guru yaitu melakukan kehendak Bapa.

Kalau begitu kemiskinan berarti memiliki kurang dari apa yang diperlukan untuk bisa melakukan kehendak Bapa. Semakin besar kekurangannya semakin miskin hidupamu. Sebaliknya, kelimpahan berarti memiliki semua yang dibutuhkan untuk bisa melakukan kehendak Bapa - dan berlebih untuk diberikan kepada orang lain. Kelimpahan yang diberikan Tuhan kepada kita tidak untuk memanjakan keinginan daging tetapi untuk melakukan setiap pekerjaan baik, yaitu, membagikan kepada orang lain berkat-berkat yang kita terima. Apabila kemiskinan dan berkat diartikan seperti ini, maka tidak ada standar absolut yang bisa diterapkan pada kehidupan orang Kristen. Standarnya ditetapkan dengan melihat mampukah seseorang itu melakukan kehendak Bapa yang telah Dia tetapkan dalam hidupnya? Bila ya, dia dia sebenarnya hidup dalam kelimpahan; bila tidak, dia sebenarnya hidup dalam kemiskinan!

Kesimpulan tentang kemiskinan dan kelimpahan ini perlu dijelaskan lebih jauh dalam dua cara.

Pertama, kita harus tahu bahwa iman untuk menerima kelimpahan dari Tuhan itu pasti diuji. Ada saat, yang sementara, di mana kita harus puas dengan penyediaan Tuhan yang secukupnya saja untuk memenuhi kebutuhan dasar kita. Apabila motivasi kita telah dimurnikan dan iman kita tetap teguh, Tuhan akan melepaskan kelimpahanNya kepada kita dengan ukuran yang Dia tetapkan sehingga kita bisa memakai kelimpahan itu untuk kemuliaanNya.

Kedua, kita harus tahu bahwa ada tingkat kekayaan yang lebih tinggi dari sekedar materi. Ketika Musa meninggalkan kekayaan dan kemegahan Mesir dan berdiam di tempat terpencil di padang gurun, penulis kitab Ibrani berkata bahwa dia 'menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir' (Ibrani 11:26). Musa tidak pergi ke padang gurun karena ingin miskin. Dia mengganti kekayaan materi untuk suatu kekayaan yang mempunyai tingkat lebih tinggi. Apabila bukan karena komitmen kepada Kristus, hidup dalam kemiskinan itu merupakan tanda adanya kutuk! Baik yang menyangkut individu maupun suatu kelompok sosial.

Kecenderungan seseorang untuk mengalami kecelakaan secara tidak wajar merupakan salah-satu petunjuk adanya kutuk dalam hidupnya. Ulangan 28 menyatakan ini dengan, 'engkau meraba-raba pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap'. Salah-satu ciri adanya kutuk ini bisa dilihat dalam apa yang disebut "terjadinya kecelakaan aneh" terhadap seseorang.

Ada orang-orang yang sangat trampil mengemudi misalnya, tetapi mereka mengalami banyak kecelakaan. Dilihat sepintas sepertinya disebabkan oleh "kesalahan pengemudi lain". Tetapi kecelakaan itu masih sering terjadi juga. Mungkin orang yang mengalami berpikir "Mengapa ini selalu terjadi padaku?" Contoh-contoh lain yang menunjukkan indikasi adanya kutuk: tumit kaki patah ketika melangkah di pinggir jalan; gigi patah ketika menggigit buah yang empuk, jari kejepit ketika menutup pintu mobil; jatuh dari tangga berguling-guling dengan banyak cedera; menelan duri ikan dan tersedak; mata kemasukan serangga dan mengakibatkan infeksi aneh; wajah kena lemparan batu dari mobil yang sedang lewat; kekeliruan medis yang terjadi di meja operasi yang mengakibatkan kecelakaan permanen … dan banyak lagi.

Jelas dalam kejadian-kejadian tersebut ada suatu kekuatan jahat yang tak kelihatan yang sedang menyerang orang-orang tersebut. Pada saat-saat kritis, kekuatan itu menginjak mereka, membuat mereka tersandung, memaksa untuk melakukan gerakan gegabah. Biasanya orang itu akan berkata , 'Aku tidak tahu mengapa aku melakukan hal itu.' Pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa tindakannya tidak di bawah penguasaan dirinya, tetapi dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak bisa dicegahnya.

Sejarah bunuh diri dan kematian tidak wajar yang terjadi di suatu keluarga. Kutuk yang berbentuk kematian seperti ini tidak hanya terjadi pada perorangan, tapi juga bisa pada suatu masyarakat seperti keluarga atau suku. Dan biasanya hal itu berlangsung terus dari satu generasi ke generasi lain.

Pada berbagai kebudayaan, banyak yang menunjukkan adanya kekuatan yang bekerja dalam sejarah manusia, yang mengejar anggota-anggota keluarga atau keluarga besar sampai seluruhnya hancur. Cerita Yunani kuno memberi status seorang "dewi" yang bernama Nemesis. Pada kebudayaan lain, nama itu akan lain. Tetapi di balik kisah para penyembah berhala ini memang ada suatu realita. Seringkali orang-orang yang dipengaruhi oleh kekuatan gelap ini mempunyai firasat kuat. Mereka merasakan sesuatu yang jahat di depan, tetapi tidak tahu bagaimana menghindarinya. Seringkali timbul pernyataan seperti ini: 'Itu terjadi pada ayah saya, dan rasanya saya akan mendapat giliran berikutnya.' Salah satu tanda yang biasa muncul pada kutuk seperti ini adalah orang menetapkan sendiri tanggal kematiannya. 'Saya tahu, saya tidak akan melewati umur empatpuluh lima.' Atau 'Semua pria dalam keluarga saya mati muda.' Secara tidak langsung mereka menunjukkan bahwa mereka akan mengalami nasib yang sama. Mereka punya semacam iman negatif yang menerima kematian dan menolak kehidupan.

Bagaimana menolak atau mematahkan kutuk yang sedang dipikul oleh seseorang atau sekelompok orang?

Ada tiga cara alkitabiah yang bisa mematahkan kuasa kutuk: persembahan darah, bersafaat dan firman Allah.

Kitab 1 Tawarikh 21:1 menyebutkan, 'Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel'. Apa kita menyadari bahwa Iblis juga bangkit untuk melawan engkau hari ini? Iblis bisa juga melakukan ini karena mungkin nenek moyangmu ada yang melawan Allah? Ini karena engkau ada di garis keturunan yang menerima kutuk! Jika engkau pernah atau sedang mengalami hal-hal yang sepertinya tidak bisa melayani dan taat secara radikal kepada Tuhan Yesus, ini bisa jadi karena Setan sedang melawan engkau dengan kutukan yang berasal dari nenek moyangmu.

Kisah berikutnya di Tawarikh menyebabkan 70 ribu orang Israel binasa karena kesalahan satu orang saja, Daud, yang tidak mau taat kepada Allah. Untuk menghentikan kutuk itu Daud harus mempersembahkan korban bakaran. Daud telah menumpahkan darah korban itu untuk mematahkan kutuk yang sedang terjadi.

Perhatikan di kisah ini. Yang harus membayar harga untuk mematahkan kutuk adalah orang yang bersangkutan. Bukan orang lain. Daud mengerti hal ini. Dia tidak mau menerima pemberian gratis dari Ornan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Daud membelinya dengan harga penuh untuk itu, bahkan lebih! (pasal 21:23-24). Inilah cara untuk mematahkan kutuk bagi engkau dan keluargamu. Engkau sendiri yang harus bayar harga untuk mematahkannya.

Musa bersafaat untuk umat Israel yang semuanya akan dibinasakan Tuhan (Bilangan 14) mengakibatkan kutuk pembinasaan tidak bekerja lagi terhadap umat Israel.

Orang yang terkutuk tidak bisa bersafaat untuk orang lain dan Allah sendiri tidak akan menyuruh orang yang terkutuk untuk membebaskan orang lain. Hanya Roh Allah yang bisa bersafaat untuk orang-orang yang terkutuk - mematahkan dan melepaskannya. Generasi berikut dari orang Israel ini bisa benar-benar taat kepada pimpinan Musa dan Yosua untuk memasuki dan merebut tanah perjanjian.

Rahab, perempuan Kanaan di Yerikho, dibebaskan dari kutuk karena mengakui dan taat untuk melakukan firman Allah dengan mengatakan, 'sebab Tuhan, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.' (Yosua 2:11). Rahab, perempuan yang terkutuk, telah mengakui Yehova sebagai Raja Diraja, Tuhan dari segala tuan seperti apa yang dinyatakan dalam Ulangan 7:9.

Tidak peduli seberapa buruk keadaanmu saat ini. Tidak peduli bagaimana kutuk melekat di garis keturunanmu. Tidak peduli apapun yang sedang engkau hadapi: kegilaan, kemiskinan, kehancuran perekonomian, kegagalan usaha, atau putusnya hubungan. Tidak peduli seberapa jelek kehidupanmu. Hanya ada satu hal yang perlu: Bagaimana engkau menanggapi semua itu? Apa engkau mau memakai darah Kristus untuk mematahkan kutukmu? Apa engkau mau bertindak melakukan dan mentaati firman Allah? Apa engkau mau mulai bersafaat untuk mematahkan kuasa kutuk yang sedang bekerja, sehingga Allah bisa memakaimu untuk mematahkan kutuk yang mengekang ribuan generasi?

Hanya dibutuhkan satu orang saja untuk bertindak dan mentaati firman Allah. Keluarga saya dikenal sebagai keluarga yang sering terjadi perceraian. Sayalah yang mematahkan kutuk itu. Kegilaan mental begitu kuat di sejarah keluarga saya. Kutuk itu patah dan berakhir pada saya. Kehancuran ekonomi mulai muncul di kehidupan nenek moyang saya sampai dipatahkan dalam kehidupan saya.

Kita harus berdiri mengantarai dan bersafaat bagi mereka yang tidak menyadari adanya kuasa yang sedang bekerja dalam kehidupan mereka. Bertindaklah sekarang. Taati firman untuk mematahkan kutuk dalam kehidupanmu.

(Morris Cerullo - Gary Wheatstone)

 

 

 

ke renungan yang lain