Era Gereja Tuhan Diberkati

BERKAT ATAU KUTUK (1)

( Warta Sepekan GBI Bethany, 18 Juli 1999 )

 

 

Pengantar:

Tuhan sudah menyatakan bahwa sekarang ini kita memasuki era gereja akhir jaman yang sangat diberkati, baik secara rohani, materi maupun jasmani.

Untuk kita bisa sepenuhnya menerima semua berkat yang Tuhan sudah sediakan itu kita harus mewaspadai dan keluar dari tipu muslihat musuh yang tidak mengehndaki hal itu terjadi.

Dalam warta sepekan mulai minggu ini Tuhan akan mengajar kita semua untuk bisa sepenuhnya menerima janjijanji-Nya itu.

--------------

… kutuk tanpa alasan tidak akan kena (Amsal 26:2)

Tahukah engkau bahwa apabila engkau memberi hak, baik langsung maupun tidak, kepada kuasa kegelapan yang tidak terlihat itu akan menghalangi dan menahan keberhasilan rohanimu serta membuat dirimu tidak seimbang dan menghalangi engkau untuk hidup dalam kepenuhan berkat Allah?

Mungkin engkau bertanya: 'Bagaimana mungkin seorang yang lahir baru serta telah diampuni dosa-dosanya bisa hidup dalam kesulitan yang tidak terkendalikan atau yang dikenal dengan hidup dalam kutuk?!' Memang ada keinginan untukhidup berkemenangan, tetapi sepertinya ada kekuatan yang tak tampak yang melakukan serangan dan hambatan dalam setiap langkah, serta menahan umat percaya untuk sepenuhnya menikmati berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan dalam FirmanNya.

Orang itu bisa jadi anggota keluargamu, atau kekasihmu, atau mungkin engkau sendiri. Kita akan belajar untuk mengenal, menelanjangi dan mematahkan setiap belenggu musuh yang ada dalam hidupmu atau hidup orang yang kau kasihi!

Musa dalam kitab Ulangan 11:26-28 mengatakan, 'Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk : berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.'

Berkat dan kutuk itu merupakan kekuatan tidak terlihat yang mempengaruhi kualitas hidup yang kau alami sebagai seorang yang lahir baru. Kata berkat (di Alkitab disebut sebanyak 410 kali) berarti sesuatu yang bisa menjadikan sejahtera, bahagia, dan disukai. Kutuk (di Allkitab disebut sebanyak 230 kali) merupakan akibat dosa, atau berkata jahat tentang suatu hal, atau berdoa melawan sesuatu, atau menginginkan kejahatan atas hal atau orang lain. Berkat dan kutuk itu bisa diturunkan dari satu generasi ke generasi lain.

Pilihan yang diambil oleh seseorang untuk taat atau tidak taat kepada Tuhan akan menentukan apakah dia akan menerima berkat atau kutuk. Taat kepada Tuhan membawa kesejahteraan dan meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan Dia; tidak taat kepada Tuhan akan membawa ke bencana dan pemisahan dari Tuhan.

Setiap orang punya pilihan sendiri.

Setiap orang punya kemampuan untuk menentukan pilihannya.

Setiap pilihan akan memberikan akibat-akibat sendiri.

Ketika seseorang memilih, dia ada dalam pilihannya dengan segala akibatnya.

Kitab Keluaran 20:5 mengatakan, 'Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.'

Salah satu dasar penting peperangan rohani ialah: di balik setiap gejala alami yang tidak dikehendaki itu pasti ada akar penyebab rohaninya. Kalau kita hanya melakukan serangan terhadap gejala-gejala yang kelihatan saja hanya memberikan hasil jangka pendek yang sementara. Tetapi bila serangan kita tujukan kepada akar penyebab rohaninya akan memberikan hasil yang kekal. Kalau engkau ingin berhasil dalam peperangan rohanimu, engkau harus belajar mencari akar penyebab dari gejala yang membawa bencana itu. Walaupun setan dan kekuatan jahatnya telah dikalahkan oleh Yesus Kristus, mereka belum dimusnahkan. Karena otoritas setan sudah diambil dan ditaklukkan di bawah kaki Yesus, maka agar dia bisa melakukan serangan kepada umat percaya, dia membutuhkan hak hukum rohani (yurisdiksi) yang secara rohani, secara hukum Allah, dia memang berhak untuk melakukan otoritas jahatnya terhadap umat percaya. Dalam kehidupan orang-orang yang telah lahir baru, setan mencari celah untuk mendapatkan hak ini agar orang-orang yang sudah lahir baru tidak mampu berjalan dalam kemenangan 100%. Setan memperoleh yurisdiksi ini melalui dosa yang tidak diakui!

Banyak dari umat percaya tidak mengerti akibat yang ditimbulkan dari dosa yang tidak diakui ini. Akibatnya bukan saja hanya kepada kita pada saat sekarang, tetapi juga akan memberikan akibat untuk masa yang akan datang! Dosa yang tidak diakui ini akan membuka pintu bagi kutuk . Kutuk yang akan diturunkan dari generasi ke generasi! Kita yang sudah berpengalaman dengan peperangan rohani tahu bahwa kutuk keturunan ini sangat jahat! Kutuk ini harus dihadapi dengan mantap dan cepat!

Kitab Efesus 4:27 menuliskan, 'Dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.'

Alkitab mengingatkan kita untuk tidak memberi tempat berpijak pada musuh. Bila seseorang memberi pijakan pada musuh melalui dosa, ini akan merupakan celah yang memberi kesempatan musuh untuk masuk dan mencuri apa pun yang menjadi milik orang itu dan mendirikan benteng. Semakin lama dosa tidak diakui, semakin kuat benteng itu. Celah bisa timbul karena beberapa hal seperti: Mengakui atau menyembah allah palsu (termasuk kelompok pemujaan, New Age, dsb.); semua keterlibatan dengan okultisme (termasuk astrologi, perdukunan, hipnotis, dsb.); tidak menghormati orangtua; semua bentuk penindasan dan ketidakadilan terutama yang ditujukan pada yang lemah dan tak berdaya (termasuk pembunuhan, aborsi, dsb.); semua bentuk hubungan seks gelap dan yang tidak wajar (termasuk perjinahan, homosex, dsb.); sikap anti Semit (bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa di sekitarnya); legalisme; kedagingan; penyimpangan; pencurian; sumpah palsu; menahan segala bentuk materi yang menjadi milik Tuhan; kata-kata yang diucapkan oleh mereka yang mempunyai hubungan otoritas, misalnya orangtua, suami, istri, guru, gembala; kutukan yang diucapkan sendiri (kata-kata sembrono); janji atau sumpah yang mengikat pada kelompok yang tidak benar (misalnya kelompok rahasia seperti gerakan Mason, kelompok pemujaan, persaudaraan, dsb.); kutuk dari hamba setan; pembicaraan jiwani (menggerutu, gosip, kritik, dsb.) dan doa jiwani (penuduhan, pengutukan, manipulasi).

Kitab 1 Petrus 5:8-9 menuliskan, 'Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.'

Setiap pengalaman buruk dalam hidupmu tidak selalu akibat dari kutuk keturunan tetapi bisa karena akibat serangan,ujian, atau pencobaan yang harus kita lalui. Tuhan mengijinkan itu dalam hidup kita untuk membantu menguatkan iman, membentuk karakter, dan mencegah kemalasan, agar kita hidup sebagai contoh dan tetap siap untuk melakukan peperangan rohani. Tujuannya untuk membuat dirimu semakin kuat.

Kutuk keturunan merupakan senjata yang digunakan musuh untuk membuatmu lemah dan mengambil keuntungan darimu. Banyak orang yang menjadi korban kutuk keturunan tidak mengerti apa yang sedang dihadapi. Mereka menjadi terikat dan berjuang sendiri dengan susah payah untuk memerangi kelakuan negatif dan kelemahan mereka, bukannya membebaskan diri dengan kuasa Tuhan. Mengapa? Karena mereka memilih untuk tidak mau tahu atau tidak peduli! Dalam kamus Webster, ketidakpedulian (ignorance) didefinisikan sebagai kurang pengetahuan, pelatihan atau informasi. Ketidak pedulian ini merupakan keadaan yang menjadikan seseorang menjadi sasaran empuk serangan setan, dan ada pada posisi yang sangat tidak menguntungkan dan merupakan bahaya besar.

Seorang Kristen yang tidak mau tahu adalah dia yang sudah menerima Yesus Kristus dalam hatinya, tetapi tidak sadar, tidak diajar, dan tidak tahu. Rasul Paulus menyebut mereka ini sebagai bayi dan mendesak agar mereka mau bertumbuh dewasa dalam pengertian rohaninya! Seperti seorang bayi misalnya, pada waktu baru dilahirkan dia bergantung 100% pada kedua orangtuanya. Ketika dia lapar, dia menangis. Ketika dia basah, dia menangis. Ketika dia merasa tidak nyaman, dia menangis. Karena masih bayi kedua orangtuanya dengan senang hati melayaninya. Tentu tidak lucu kalau orang tua menuntut bayi untuk memikul suatu tanggung jawab. Tetapi ketika bertumbuh secara jasmani, pengertian, dan hikmat, bayi itu harus menjadi semakin kurang bergantung kepada orangtuanya dan mampu harus mampu untuk mengurus dirinya sendiri, menerima dan mengambil suatu tanggungjawab bahkan tanggung jawab yang lebih besar dari kedua orangtuanya. Kita bisa belajarlah satu prinsip rohani yang penting …

Ibrani 2:1-3 menyebutkan, '… bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu ... '

Mungkin engkau bertanya, 'Saya pikir semua yang telah lalu ada di bawah kuasa darah ketika seorang lahir kembali dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya?'  Itu memang benar sepanjang menyangkut keselamatan dan garis kekekalan. Tapi ingat, musuh kita itu senang membuat kita sedih dan tertekan melalui dosa atau celah yang belum ditutup dengan pengakuan dan pertobatan . Kita juga harus hati-hati agar tidak mengacaukan antara keselamatan dan lahir baru. Kedua istilah yang walaupun mempunyai hubungan erat tetapi yang mempunyai arti berbeda.

(bersambung)

 

 

 

ke renungan yang lain