Janji Bapa

HATI YANG BARU (2)

( Warta Sepekan GBI Bethany, 20 Juni 1999 )

 

Di hari Pentakosta, Petrus tidak menerima gulungan kertas yang bertuliskan ayat-ayat atau perintah baru. Tidak ! Para murid saat itu menerima Roh yang telah dijanjikan Bapa di Perjanjian Lama dan yang juga dijanjikan Tuhan Yesus.

Yesus berkali-kali menyebutkan janji Bapa ini. Di Yohanes 14:26 Dia mengatakan, 'tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.' Pada saat para murid menerima Roh Kudus, seluruh kehidupan mereka berubah. Mereka mulai mampu untuk hidup dengan persyaratan lebih tinggi dari yang dibutuhkan. Luar biasa !

Mereka mulai mampu saling membagikan sesuatu. Mereka mulai saling mengasihi, dan tetap bersukacita walaupun dianiaya. Pada saat itu mereka tidak punya alkitab, tidak mempunyai bahan-bahan pelajaran dari buku atau kaset kotbah. Mereka hanya memiliki apa yang Roh Allah berikan kepadanya - 'iman jadi' yang menjadikan mereka bisa berjalan di jalan Allah. Itulah yang menjadikan mereka bisa menyanyi walaupun teraniaya dan terbelenggu.

Mari kita perhatikan apa yang dimaksud dengan hati baru di gereja mula-mula: 'Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.' (2 Korintus 3:3-6)

Kita juga merupakan surat-surat Kristus yang terbuka di dunia ini, yang ditulis oleh Roh Kudus. Ini merupakan janji Bapa.

Kita dapat menuliskan surat-surat yang ditulis oleh Roh hanya jika kita adalah pelayan-pelayan perjanjian baru. Jika kita adalah pelayan-pelayan perjanjian lama kita hanya bisa menuliskannya di atas kertas, bukan di dalam hati. Setiap sekolah alkitab atau apapun akan membentuk pelayan-pelayan huruf, pelayan perjanjian lama. Hanya Allah yang mampu membentuk pelayan-pelayan perjanjian baru, pelayan Roh. Pelayan Roh akan memberikan Roh dan tidak berkata, 'Baca apa yang tertulis di alkitab dan lakukan.'

Setiap orang Kristen harus bertanya kepada diri sendiri, 'Apa yang sedang saya berikan dalam pelayanan saya ? Hurufiah yang mematikan atau Roh yang memberi hidup ?! Tanya !

Juan Carlos Ortiz mengakui mengakui bahwa selama bertahun-tahun banyak 'membunuh' orang dengan pelayanannya. Dia telah melakukan pelayanan pendakwaan yang hurufiah, walaupun dia sendiri sangat tulus dalam pelayanannya dengan melakukan apa yang terbaik yang dia bisa lakukan. Tetapi dia mengakui bahwa hampir seluruh pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan jenis perjanjian lama yang mematikan !

Jika kita melayani secara hurufiah sebenarnya kita sedang melakukan pendakwaan atau pembunuhan; jika melayani dengan Roh, kita memberikan kehidupan kepada manusia. Dengan pelayanan Roh, sebenarnya kita sedang memberikan kepada mereka kemampuan untuk melakukan kehendak Allah.

Ini merupakan tantangan akan janji Bapa yang adalah Roh Kudus dalam perjanjian baru. 'Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.' (1 Korintus 4:20)

Seringkali kita menilai seseorang yang banyak mengetahui ayat dan yang bisa menjelaskan ayat-ayat tersebut dengan fasihnya adalah pengkotbah yang bagus, atau orang yang tingkat rohaninya tinggi. Sesungguhnya tidak demikian.

Ini bukan maksudnya menentang alkitab. Tetapi akan menempatkan firman yang luar biasa ini di tempat yang semestinya, sehingga bisa memancarkan terangnya secemerlang mungkin. Jika kita menaruh lilin di bawah meja, tidak ada orang yang melihatnya; jika kita letakkan di mata, mata akan terbakar. Kita harus meletakkan lilin itu di tempat yang tepat, di tengah-tengah meja.

Jika kita menempatkan alkitab di bawah kasur, ini tempat yang salah. Jika kita menempatkan otoritasnya di atas atau lebih dari Roh Kudus, juga bukan tempatnya. Kita harus menempatkan alkitab sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Alkitab itu merupakan buku yang membimbing kita untuk mengenal kebenaran yang sesungguhnya. Dengan lebih banyak membaca alkitab akan menjadikan kita lebih haus lagi dan merindukan apa-apa yang alkitab ajarkan.

Kitab suci ini hanya merupakan alat, bukan berakhir hanya di sini. Sepertinya banyak dari kita yang menjadikan alkitab sebagai berhala. Jika ada orang yang menyembah bintang dan bukan Yesus, mereka sesungguhnya sedang menyembah berhala. Bintang itu hanya suatu petunjuk untuk bisa membimbing seseorang datang kepada Yesus; bintang hanya sekedar bayangan yang sebenarnya.

Di pasar banyak dijual cetakan yang berisikan ayat-ayat alkitab, seperti: 'Jika kalian bersedih hati, baca Mazmur 23.', 'Jika kalian dalam pencobaan, baca Mazmur 46.' Ini contoh pelayanan perjanjian lama !

Kita diberikan bayangan dari sesuatu yang benar; Paulus memberikan yang Sebenarnya berdasarkan bayangan yang dia ajarkan. Jika kita mengikuti bayangan, kita akan sampai ke bendanya. Jika kita mengikuti ajaran alkitab, kita akan dibawa ke hal yang sesungguhnya.

Kita harus melayani dengan Roh. Kita harus melayani kenyataan. Jika kita memberikan ayat-ayat tentang damai sejahtera, sesungguhnya kita sedang melayani bayangan saja. Tetapi jika memberi damai sejahtera, kita melayani yang sebenarnya. Untuk bisa memberi kenyataan, hanya mungkin kalau kita dibimbing oleh Roh.

Pada waktu Yesus mengutus ketujuh puluh murid-Nya, Dia mengatakan, 'Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.' (Lukas 10:5,6). Murid Yesus tidak memberikan ayat tentang damai sejahtera, tetapi memberikan damai sejahtera itu sendiri.

Perjanjian baru tidak membicarakan tentang kasih, tetapi menjadikan kasih sebagai tindakan. Buah Roh - kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri - ini bukan sekedar hukum. Sesungguhnya kasih itu merupakan penggenapan hukum. Jika kita memiliki kasih, kita akan memiliki buah itu semuanya. Buah Roh itu merupakan buah perjanjian baru.

Jika hanya berbicara tentang damai sejahtera atau berbicara tentang kasih, jika kita hanya memberika beberapa ayat mengenai hal itu, sesungguhnya kita sedang melakukan pelayanan tentang bayangan damai sejahtera atau kasih. Tetapi jika kita memberika damai sejahtera dan kasih, kita memberikan realitasnya.

Inilah perbedaan pelayanan perjanjian lama dan perjanjian baru. Huruf-huruf itu merupakan bayangan keadaan yang sesungguhnya. Roh itu yang merupakan realitas.

Realitas itu, dalam perjanjian lama, ada di balik tabir. Di balik tabir itu ada Tabut Allah, yang di dalamnya berisikan tongkat Harun. Tongkat Harun yang kering bisa bertunas dan berbunga, menunjukkan pemulihan otoritas perjanjian baru. Perjanjian baru itu merupakan hukum yang sudah tertanam.

Contohnya, 'Cat basah. Jangan dipegang !' Ini hukum atau larangan. Tetapi kita tidak tahan untuk tidak memegangnya.

Hukum mengatakan, 'Buang sampah di tempatnya.', tetapi kita membuang sampah sembarangan. Hukum itu baik, tetapi tidak menjamin kita untuk tidak melanggarnya.

Tetapi Roh Kudus menjadikan kita mampu untuk menggenapi hukum perjanjian baru, 'Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.' (Roma 8:1-4). Ini merupakan perjanjian baru.

Terserah kita, apakah kita ingin tetap berpegang pada perjanjian lama atau tidak. Tetapi yang perlu diketahui, hari-hari ini adalah saat di mana Roh Kudus  sedang berperkara untuk memulihkan otoritas perjanjian baru. Kepemimpinan Kristus sedang dipulihkan di dalam gereja. Kristus itu selalu menjadi kepala, tetapi kita yang tidak selalu mau lekat kepada-Nya sebagai kepala. Pujian sedang dipulihkan. Penyembahan sedang dipulihkan. Karunia-karunia Roh sedang dipulihkan. Tetapi perkara terbesar yang sedang dipulihkan ialah janji Bapa dalam kepenuhannya, yaitu perjanjian baru.

Tidak ada takhayul atau cerita isapan jempol yang dikotbahkan oleh mereka yang dipimpin oleh Roh. Isapan jempol itu dibentuk oleh mereka yang mempelajari firman Tuhan dan menyalah-gunakannya. Coba perhatikan berapa banyak doktrin yang sekarang ada, semuanya menunjuk kepada firman Tuhan - Mormon, Advent Hari Ketujuh, Pantekosta, Presbiterian, Baptis, dll. - Hampir setiap tahun kita bisa mendengar ada doktrin baru yang lahir - semuanya mendasarkan diri kepada alkitab.

(bersambung)

 

 

ke renungan yang lain