oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Kedaulatan Allah dan penetapan Allah.
b. supreme in power, rank, or authority (= tertinggi dalam kuasa, tingkat, atau otoritas).
c. of or holding the position of a ruler; royal; reigning (= mempunyai atau memegang posisi sebagai pemerintah; raja; bertahta).
d. independent of all others (= tidak
tergantung pada semua yang lain).
Dasar dari pandangan
ini:
3. Dasar Kitab
Suci:
Mat 10:29-30 - "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak BapaMu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya".
c. Rencana Allah mencakup dosa.
Bahwa dalam Rencana
Allah juga tercakup dosa bisa terlihat dari:
Mat 26:24 - "Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan".
b. Perbandingan Kis 2:23 Kis 3:18 dan Kis 4:27-28.
Kis 2:23 - "Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka".
Adanya Rencana
/ penetapan Allah dan Providence of God tidak membuang tanggung
jawab manusia! Yang saya maksud dengan 'tanggung jawab manusia' adalah:
Tuhan sudah menentukan / memilih orang-orang tertentu untuk selamat (Ef 1:4,5,11) dan orang-orang tertentu untuk binasa / masuk neraka (Yoh 17:22 Ro 9:22), tetapi kita tidak tahu siapa yang dipilih untuk selamat dan siapa yang dipilih untuk binasa. Jadi itu adalah kehendak Allah yang tersembunyi dan tidak boleh kita jadikan dasar / pedoman hidup kita, misalnya dengan berpikir / bersikap seperti ini:
Saya terkena suatu penyakit. Dan saya lalu berpikir: 'Mungkin saya sudah ditetapkan untuk mati, jadi percuma saya berusaha untuk sembuh'. Ini sikap yang salah! Memang Tuhan sudah menentukan saat kematian saya (Maz 39:5-6 Mat 6:27), dan juga apakah saya akan sembuh atau tidak, dan kalau Tuhan menentukan saya sembuh maka saat kesembuhannya juga sudah ditentukan, dan semua ketentuan Allah itu pasti terjadi. Tetapi persoalannya adalah: saya tidak tahu akan ketetapan Allah itu! Itu merupakan 'hal yang tersembunyi' bagi saya dan karena itu maka hal itu bukan pedoman hidup saya. Pedoman hidup saya adalah Kitab Suci, dan Kitab Suci menyuruh saya mengasihi diri saya sendiri (Mat 22:39 Ef 5:28-29). Karena itu saya harus berusaha untuk sembuh, selama saya tidak mencari kesembuhan itu dengan jalan yang salah, misalnya dengan pergi ke dukun.
c. Dalam hal yang bersifat dosa.