Kristus Satu-satunya
Jalan
oleh : Ev. Joko Waluyo STh.
Pendahuluan
Fakta dan kebenaran tentang ‘Kristus satu-satunya jalan’
merupakan berita baik bagi sebagian orang, tetapi juga berita buruk bagi
sebagian orang. Mengapa kebenaran dan fakta ‘Kristus satu-satunya jalan’ menuju
keselamatan selalu mendapat tantangan hebat?
1. Aspek sosial.
Perkembangan
pemikiran akhir-akhir ini mengalami dinamika yang luar biasa. Dialog-dialog
antar agama sedang nge-trend, ini
adalah sisi positif. Namun jika kita tidak kritis dalam konteks ini maka kebenaran
dan fakta ‘Kristus satu-satunya jalan’ akan terbungkam dalam hiruk pikuknya
suara bahwa semua agama ‘menawarkan jalan’, namun caranya yang berbeda-beda.
2. Aspek
kepribadian manusia.
Egoisme
manusia bukan saja merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri.
Martabat manusia akan terlecehkan jika dianggap tidak mampu. Tawaran bahwa ‘Kristus
mati menggantikan kita’, oleh karenanya "… Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat …“ (Kis 16:31),
akan membuat marah sebagian orang yang merasa mampu membeli keselamatan dan
sebagian lagi tetap bangga seperti orang Farisi di Bait Allah (Luk 18:9-14).
3. Aspek demonologis.
Dalam 2 Kor
4:4, “yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, …”, kenyataan
ini mengingatkan bahwa iblis/ilah zaman ini memiliki peranan yang besar dalam
penutupan akses jalan keselamatan. Oleh karenanya Paulus berkata, “… Berdoalah …
untuk aku, supaya kepadaku … dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan
keberanian aku memberitakan rahasia Injil, ... Berdoalah supaya dengan
keberanian aku menyatakannya …” (Ef 6:18-20). Penginjilan bukan saja
memerlukan strategi, tapi juga peperangan rohani yang strategis dan konsisten,
yaitu doa orang percaya.
4. Aspek eklesiologis.
Adanya
anggapan umum masyarakat kristiani bahwa tema ini hanya relevan pada acara KKR
yang sama dengan penginjilan masal dan sangat diremehkan oleh orang-orang
Kristen yang sudah lama menjadi orang percaya. ‘Itu kebenaran untuk para
pemula! Kami sudah melewatinya!’
Saya pribadi bersyukur bahwa tema
keselamatan diangkat kembali untuk mengingatkan, menyegarkan, dan membangkitkan
cinta kita yang mula-mula pada Kristus.
"Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).
Apa makna kebenaran “Kristus satu-satunya jalan”?
1. Yesus
Kristus satu-satunya jalan adalah keputusan ilahi.
Yesus
Kristus sebagai satu-satunya jalan bukan keputusan gerejawi, pribadi-pribadi
orang percaya yang pada perjalanan waktu bersepakat setelah melihat bukti bahwa
Yesus pantas dan layak menjadi satu-satunya jalan keselamatan.
Yesus Kristus
satu-satunya jalan adalah dekrit sorgawi yang sampai hari ini dan sampai
selama-lamanya tidak akan pernah mengalami revisi bahkan pencabutan. Penetapan
Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan bukanlah keputusan yang mendadak, tergesa-gesa
karena Allah buntu jalan terhadap permasalahan dosa, ataupun keputusan iseng
yang konyol atau uji coba sambil menunggu juruselamat sejati. Ya, dalam hal ini
Yesus adalah kandidat juruselamat atau pelaksana harian penebusan / keselamatan,
sambil menunggu datangnya Juruselamat sejati. Alkitab bersaksi bahwa Yesus adalah
“… seorang
yang telah ditentukan Allah … Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan
rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa
durhaka.“ (Kis 2:22-23). Ketika Paulus merenungkan rahasia salah satu
keputusan yang ajaib ini, ia tak henti-hentinya dalam Ef 1:3-14 menyatakan ‘terpujilan
Tuhan’ dan juga nyanyian ‘keajaiban hikmat Tuhan’ (Rm 11:33-36).
Dia adalah
satu-satunya jalan itu, yang diputuskan dalam kasih, kedaulatan, dan kedalaman
hikmat Allah yang tak terselami. Dia adalah Juruselamat sejati, satu-satunya
jalan keselamatan dari kekal sampai kekal.
2. Yesus Kristus
satu-satunya jalan adalah solusi ilahi.
Paulus
mengatakan “yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,” (1Kor 15:3).
Sudah kita
lihat bahwa kenyataan yang paling mengerikan dan paling membinasakan di dunia
ini ialah dosa. Dosa telah menjungkirbalikkan kodrat asali manusia. Dosa telah
merusakkan hati manusia yang tadinya utuh dan harmonis. Dosa telah merampas
manusia dari martabatnya yang tinggi. Dosa telah menyebabkan manusia dalam
perangkap iblis.
Dosa bagaikan angin ribut yang mengamuk, dosa bagaikan
gunung berapi yang meletus dan lahar-laharnya melanda segala yang ditemuinya.
Dosa bagaikan penyakit kanker yang menggerogoti manusia sampai habis. Orang
yang terjerat dalam dosa akan menjerit dalam kefrustasian seperti Paulus “Aku, manusia
celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada
Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.“ (Rm 7:24-25), Kristuslah
satu-satunya jalan keluar dari dosa.
Setiap
manusia harus menanggung dosanya sendiri dan seluruh manusia tak ada yang dapat
menolong, sebab masing-masing sudah dinodai penyakit yang sama. Pemecahan
satu-satunya hanyalah melalui pihak yang tidak punya cacat dan noda, dan yang
rela mati secara badani dan rohani untuk menggantikan manusia di hadapan Allah.
Pihak yang tidak punya cacat dan noda inilah yang akan mengambil alih kuk
penghakiman, hukuman, dan maut. Tetapi dimanakah ada orang seperti itu? Di
dunia ini tentu tidak ada sebab Alkitab mengatakan, “… semua orang telah berbuat dosa …” (Rm 3:23).
Hanya ada satu kemungkinan, Anak Allah sendiri yang dapat mati untuk semua orang.
“Dia
yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan …” (2Kor 5:21). Tapi penderitaan badani Yesus bukanlah yang
paling berat, banyak orang sebelum Dia sudah mati disalib. Penderitaan Yesus
yang paling berat ialah kematianNya secara rohani. Ia tiba pada puncak derita
dan dukacita yang paling mendalam, saat Allah membelakangiNya dan memalingkan
wajah sehingga Ia berseru, ”… Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:46).
Yesus mengucapkan kata-kata ini waktu Ia sendirian pada saat-saat yang paling
kritis dalam sejarah manusia.
Tak ada
kemungkinan selamat dari dosa dan dari neraka kecuali dengan jalan menerima
Kristus yang disalibkan. Hanya ada satu hal yang dapat kita lakukan, yakni membawa
dosa itu dan menerima pengampunanNya.
Ilustrasi:
→ Hakim yang
adil dan anaknya yang durhaka harus dihukum → apakah ia akan mengorbankan
kasihnya demi keadilan, atau mengorbankan keadilan demi kasihnya itu? →
menggantikannya menerima hukuman.
→ Raja
Charles V meminjam sejumlah besar uang kepada pedagang di Antwerp → sudah jatuh
tempo tetapi raja bangkrut dan tak mampu membayar hutangnya → hutangnya dihapuskan.
Di kayu salib, Allah menjadi yang
maha adil dan pelaksana keadilan. Ia adil karena tidak mengabaikan dosa, tetapi
menjatuhkan hukuman yang adil. Sebagai pelaksana keadilan Ia menawarkan kepada
semua manusia pembebasan dari hukuman melalui pengorbananNya sendiri (Tit 3:4-7).
Persis
seperti itulah keadaan kita dan pada sengsara salib itulah Allah menempatkan
dosa-dosa anda dan dosa-dosa saya, sehingga semuanya terbakar habis sampai pada
kesalahan kita yang sekecil-kecilnya. Alkitab berkata, “… tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibr.9:22).
Ingat:
Iblis adalah
pendakwa kita siang dan malam, sehingga siapa saja dan kapan saja bisa menjadi
sasaran empuk dakwaan iblis.
3. Komitmen dan
penyerahan kepada Yesus Kritus.
Yesus pernah
berkata, "…
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku.” (Mar 8:34).
Sebagai
satu-satunya jalan kepada hidup kekal, Yesus dengan fair, terbuka, dan sportif
memberitahukan sebelumnya kepada setiap orang yang mau mengambil keputusan
mengikut Dia. Ia adalah pemimpin yang berjiwa besar, ketika orang-orang yang
pernah ditolongNya dengan tanpa rasa terima kasih meninggalkanNya. Tetapi
kepada mereka yang sungguh-sungguh mau mengikutiNya, Ia berkata, “… Dalam dunia
kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan
dunia.” (Yoh 16:33).
Paulus juga
selaras dengan peringatan Yesus itu, dengan menghibur dan memberikan dorongan
supaya orang-orang percaya bertekun dalam iman, “… bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” (Kis 14:22), dan Yakobus
memberikan nasehat kepada orang-orang Kristen mula-mula yang menderita dengan
sabar, tidak bersungut-sungut, dan tidak saling menyalahkan (Yak 5:7-11).
Paulus juga
ingat bagaimana jemaat mula-mula menderita yang sama dengan “… Akulah Yesus
yang kauaniaya itu.” (Kis 9:5).
·
Bersyukurlah kepada Tuhan jikalau kita mengenal dan telah
menerima Kristus, sebab “… Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau
Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya.” (Yoh 6:65); “Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu …” (Yoh 15:16).
·
Responi anugerah Allah dan kasihNya yang terbesar dengan selalu
menyintaiNya dan melayani dengan sungguh-sungguh, “Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” (2Kor.5:15);
“…
karena kasih karunia Allah … aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua …“ (1Kor 15:10).
·
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik
dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan
dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.” (2Tim 2:3-4);
“Sebab
aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” (Rm 8:18).
·
Beritakanlah kabar baik ini. Keyakinan kita akan Yesus Kristus
sebagai satu-satunya jalan meyakinkan kita juga untuk melangkah seperti Paulus,
“Itulah
sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil … karena Injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan … sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Rm
1:15-16, Kis 4:12), kecuali di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
TUHAN
YESUS KRISTUS SEBAGAI SATU-SATUNYA JALAN MENOLONG DAN MEMBERKATI KITA.
-AMIN-