Kremasi
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KREMASI
Banyak hamba Tuhan / orang kristen yang anti kremasi memberikan
bermacam-macam argumentasi untuk menetang kremasi, tetapi saya berpendapat bahwa
tidak satupun argumentasi mereka yang bisa dipertahankan. Misalnya:
1) Mereka mengatakan bahwa api adalah
simbol hukuman.
Saya menjawab: api yang adalah simbol
hukuman, juga merupakan simbol Roh Kudus (Kis 2:1-4), penyucian
(Mat 3:11), dan Kitab Suci / Firman Tuhan (Yer 23:29).
2) Mereka mengatakan bahwa dalam Kitab
Suci cuma ada pembakaran mayat orang jahat, sedangkan orang saleh / beriman
semua dikubur.
Saya menjawab:
a) Itu omong kosong. Yonatan, anak
Saul, adalah orang beriman dan saleh, tetapi mayatnya dibakar (1Sam 31:1-13).
b) Dalam Kitab Suci memang hampir
semua orang dikubur, karena pada jaman itu hanya ada sedikit manusia, dan tanah
kuburan bisa didapat dengan mudah dan murah. Tetapi jaman berubah! Makin
banyaknya manusia dan makin penuhnya dunia ini menyebabkan kuburan sukar
didapat dan mahal. Ada yang mengatakan bahwa di Hongkong seseorang haruslah
sangat kaya untuk bisa membeli kuburan. Dan seluruh dunia menjurus pada keadaan
seperti itu, sehingga lambat laun tidak ada orang yang bisa membeli kuburan.
Karena itu, mengingat Kitab Suci memang tidak melarang kremasi, maka pilihan
pada kremasi tentu merupakan pilihan yang bijaksana (dan tetap alkitabiah).
3) Mereka mengatakan bahwa ada
kemungkinan roh orang yang mati itu, yang masih belum meninggalkan tubuhnya,
bisa menderita karena pembakaran itu.
Saya menjawab:
a) Dari jaman dulu definisi dari
kematian adalah terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh. Kepercayaan kafir bahwa roh
seseorang masih belum meninggalkan tubuhnya pada saat ia mati, jelas
bertentangan dengan Alkitab (bdk. 1Raja 17:21-22 Luk 8:55
Luk 23:43,46 Kis 7:59).
Dalam persoalan ini ada 2 hal yang
menarik:
·
penceritaan
tentang kematian Ananias dan Safira dalam Kis 5:5,10, dan tentang kematian
Herodes dalam Kis 12:23.
Kis 5:5,10 - ‘putuslah nyawanya’.
KJV: ‘gave up
/ yielded up the ghost’ (= menyerahkan roh).
RSV/NIV: ‘died’
(= mati).
NASB: ‘breathed
his / her last’ (= menghembuskan nafas terakhir).
Kata Yunani yang dipakai adalah
EXEPSUXEN (dalam Perjanjian Baru kata ini hanya digunakan 3x, yaitu dalam Kis
5:5,10 Kis 12:23), yang berasal
dari kata dasar EKPSUCHO. Kata EKPSUCHO ini pasti berasal dari 2 kata Yunani
yaitu EK [= from (= dari), out from (= keluar dari), away from
(= jauh dari)] + PSUCHE [= soul (= jiwa)]. Kata Yunani ini menunjukkan
bahwa ‘mati’ merupakan ‘perpisahan tubuh dengan jiwa’.
·
cara
Paulus menggambarkan kematian dalam 2Kor 5:8 - “tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih
dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
KJV: ‘to be absent from the body, and to be
present with the Lord’ (= absen dari
tubuh, dan hadir dengan Tuhan).
RSV: ‘be away from the body and at home with
the Lord’ (= jauh dari
tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NIV: ‘to be away from the body and at home with the Lord.’ (= jauh dari
tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NASB: ‘to be absent from the body and to be at home with
the Lord’ (= absen dari tubuh dan ada di rumah dengan Tuhan).
Yunani: EKDEMESAI
EK TOU SOMATOS KAI ENDEMESAI PROS TON KURION.
Perhatikan kontras antara EKDEMESAI (= to
go away from home / pergi dari rumah) dan ENDEMESAI (= to come home
/ pulang ke rumah). Jadi kematian digambarkan sebagai ‘pergi dari rumah menjauhi tubuh’, dan ‘pulang ke rumah kepada Tuhan’.
b) Andaikatapun roh seseorang masih
belum terpisah dengan tubuhnya pada saat mati, adalah omong kosong kalau ia
bisa menderita oleh api duniawi, lebih-lebih
kalau ia adalah orang kristen. Perlu diketahui bahwa penderitaan bagi orang
kristen dalam dunia ini dibutuhkan untuk menyucikan, menguji dsb. Pada saat ia
sudah mati, maka semua itu sudah selesai sehingga tidak mungkin lagi ada
penderitaan baginya, mengingat semua hukuman dosanya sudah ditanggung oleh
Kristus.
4) Mereka mengatakan bahwa kremasi
menghancurkan tubuh sehingga tidak bisa dibangkitkan oleh Allah.
Saya menjawab:
a) Apakah penguburan tidak
menghancurkan tubuh / mayat? Dan bagaimana dengan orang yang terkena ledakan
bom, apalagi bom atom, atau dimakan ikan / binatang buas? Apakah mereka ini
juga tidak bisa dibangkitkan?
b)
Saya
percaya Allah yang maha kuasa bisa membangkitkan mayat yang bagaimanapun
hancurnya!
5) Amos 2:1 - “Beginilah firman TUHAN: ‘Karena tiga perbuatan jahat
Moab, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusanKu: Oleh karena ia
telah membakar tulang-tulang raja Edom menjadi kapur”.
Pdt. Jusuf B. S.
menggunakan ayat ini sebagai dasar untuk menentang kremasi.
Tetapi yang dianggap jahat tentang Moab
dalam ayat ini bukanlah pembakaran mayat / tulang-tulang, tetapi kebencian yang
begitu hebat dalam Moab sampai raja Edom yang sudah mati tetap menjadi sasaran
kebencian, dan tulang-tulangnya lalu dibakar.
6) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada
perintah untuk membakar mayat.
Ini juga digunakan oleh Pdt. Jusuf B.
S., dan dengan cara yang sama ia menentang perayaan HUT.
Saya menjawab:
7) Orang kristen yang dikremasi harus
menanggung akibat kekal.
Pdt. Jusuf B. S.: “Siapa
yang minta dibakar sesudah mati, apalagi ditumbuk sampai halus, harus menanggung
resikonya sendiri untuk kekal, sebab tidak pernah Tuhan menyuruhkan atau
mengizinkan hal ini. Tetapi juga orang-orang yang menyuruh mengkremasikan
mayat-mayat orang beriman akan menanggung akibatnya di hadapan pengadilan
Allah” - ‘Tradisi
& Kebiasaan’, hal 40.
Tanggapan saya:
Ini bukan hanya tidak punya dasar Kitab
Suci tetapi juga berbau ajaran Keselamatan karena perbuatan baik. Kalau ia
orang beriman, dan kalaupun kremasi itu salah, bukankah dosa orang itu sudah
dipikul oleh Yesus? Lalu mengapa ia harus menanggung resikonya sendiri untuk
kekal?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com