Orang
Kristen KTP
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Intro: dalam hal duniawi
/ jasmani, kalau kita tidak bisa membedakan barang yang asli dan palsu, kita
bisa rugi. Misalnya menerima uang palsu. Demikian juga dalam dunia rohani. Misalnya
gereja yang mengambil seorang nabi palsu sebagai pendeta, atau menggunakan
orang Kristen KTP sebagai majelis / guru sekolah minggu, atau orang kristen
yang menikahi orang kristen KTP. Tetapi paling celaka adalah ‘orang Kristen’
yang tidak menyadari kepalsuan kekristenannya, atau dengan kata lain, orang
Kristen KTP yang mengira dirinya adalah orang Kristen sejati. Karena itu dalam
pelajaran ini saya mengajak saudara untuk membahas tentang persoalan ini.
Dalam
Perjanjian Lama kita sudah melihat adanya ‘orang kristen’ KTP, seperti Korah,
Datan dan Abiram (Bil 16), Akhan (Yos 7), raja Saul
(1Sam 9-dst). Dalam Perjanjian Baru kita juga melihat orang kristen KTP
seperti Yudas Iskariot, Ananias dan Safira (Kis 5), Simon tukang sihir (Kis
8:9-24), Diotrefes (3Yoh 9-10), dsb.
Dasar
Kitab Suci yang lain tentang adanya orang kristen KTP:
·
Mat 13:24-30,36-43 - perumpamaan lalang
di antara gandum.
·
Yoh 15:1-7 - ranting yang berbuah dan
yang tidak berbuah.
·
Yoh 6:70-71 - banyak ‘murid’ yang
berhenti ikut Yesus pada waktu dengar ajaran keras!
·
Mat 7:15-23 - nabi-nabi palsu yang pada
akhir jaman ditolak oleh Yesus.
·
1Yoh 2:18-19 - banyak antikristus yang
muncul dari kalangan kristen.
·
2Pet 2:1-3 - guru-guru palsu.
·
Ibr 6:4-6 - orang yang murtad.
·
Yudas 4,12 - orang-orang yang menyusup ke
dalam gereja.
·
Yak 2:17-20 - orang yang mengaku beriman,
tetapi tidak mempunyai perbuatan baik sebagai bukti pertobatan.
1) Orang Kristen sejati harus
mempunyai keyakinan keselamatan.
Dalam
metode penginjilan E. E. (Evangelism
Explosion / Ledakan Penginjilan) ada 2 pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui apakah yang akan diinjili ini adalah orang yang sungguh-sungguh
kristen atau tidak. Pertanyaan pertama adalah: kalau kamu mati malam ini,
yakinkah kamu bahwa kamu akan masuk surga? Kalau jawabannya ‘tidak’, itu
menunjukkan orang itu bukan kristen atau bukan kristen yang sejati.
Memang,
kalau saudara tidak yakin akan selamat / masuk surga, saya yakin saudara memang
belum selamat dan tidak akan masuk surga (kecuali saudara bertobat dengan
sungguh-sungguh). Dengan kata lain, saudara adalah orang kristen KTP.
a) Kekristenan
memang mempunyai keyakinan keselamatan.
Apa
dasar dari pandangan ini?
1. Kristen
adalah agama yang hanya mengandalkan iman kepada Yesus Kristus untuk
keselamatan.
Dalam agama lain (termasuk Katolik) perbuatan
baik menentukan keselamatan, atau setidaknya mempunyai andil dalam keselamatan.
Ini menyebabkan dari sudut agama itu sendiri tidak mungkin ada keyakinan
keselamatan, karena siapa yang bisa tahu banyaknya dosa atau perbuatan baik
yang ia lakukan selama hidupnya? Tetapi dalam kekristenan, keselamatan
didapatkan hanya karena iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
dan karena itu orang kristen bisa, dan bahkan harus, mempunyai keyakinan
keselamatan.
2. Adanya
ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang kristen harus yakin akan
keselamatannya, seperti:
·
1Yoh 5:13 - “Semuanya ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki
hidup yang kekal”.
·
Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh
kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.
Arti
Ro 8:16 ini adalah bahwa Roh Kudus meyakinkan kita yang percaya bahwa kita
adalah anak Allah, dan kalau kita yakin bahwa kita adalah anak Allah, maka kita
pasti akan yakin akan keselamatan kita.
3. Orang
kristen sejati harus percaya bahwa Kristus mati disalib untuk menebus semua
dosanya, baik dosa asal, dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan
datang, tanpa kecuali. Hal ini ditujukan oleh kata-kata ‘segala’ atau ‘semua’
dalam ayat-ayat di bawah ini:
·
Kol 2:13 - “Kamu
juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat
secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni segala pelanggaran kita”.
·
1Yoh 1:7,9 - “Tetapi
jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa. ... Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan”.
·
Tit 2:14 - “yang
telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri,
yang rajin berbuat baik”.
·
Yeh 36:25 - “Aku
akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala
kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”.
Ada orang yang tidak bisa percaya bahwa
Kristus sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita yang akan datang, dengan alasan
bahwa dosa-dosa itu belum terjadi. Orang seperti ini harus ingat bahwa Kristus
mati disalib sekitar 2000 tahun yang lalu, dan pada waktu itu dosa-dosa kita
yang lampaupun belum terjadi. Kalau Ia bisa mati untuk dosa-dosa itu, mengapa
Ia tidak bisa mati untuk dosa-dosa kita yang akan datang?
Sekarang, bisakah orang yang percaya bahwa
Yesus mati menebus semua dosanya masih ragu-ragu akan masuk surga? Dosa yang
mana yang menyebabkan ia berpikir bahwa ia masih bisa masuk neraka? Bukankah ia
percaya semua dosanya sudah ditebus? ‘Percaya bahwa Yesus mati untuk semua
dosanya’ dan ‘takut kalau-kalau ia akan masuk ke neraka / tidak yakin ia akan
masuk surga’ adalah 2 hal yang kontradiksi / bertentangan, yang tidak mungkin
bisa ada dalam diri seseorang secara bersamaan. Jadi, kalau seseorang
betul-betul percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya (yang lalu, yang
sekarang, maupun yang akan datang, tanpa kecuali), maka ia pasti yakin akan
masuk surga.
Dalam
hidupnya ia memang masih berdosa dan akan berbuat dosa lagi terus sampai ia
mati. Tetapi kalau ia percaya bahwa Kristus telah mati untuk semua dosanya,
termasuk semua dosa-dosa yang akan datang, maka tidak ada alasan bagi dia untuk
meragukan keselamatannya. Sebaliknya, kalau ia masih tidak yakin akan masuk surga
atau masih takut kalau-kalau akan masuk neraka, maka itu menunjukkan bahwa ia
tidak percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya, dan ini
menunjukkan bahwa ia hanyalah orang kristen KTP.
Illustrasi:
saudara mempunyai hutang kepada si A. Si B merasa kasihan kepada saudara dan ia
lalu membayar semua / seluruh hutang itu, dan ia lalu memberitakan hal itu
kepada saudara. Kalau saudara betul-betul percaya kata-kata si B bahwa ia telah
membayar seluruh hutang saudara kepada si A, mungkinkah saudara masih takut
untuk bertemu si A, dengan alasan takut ditagih hutang? Kalau saudara masih
takut, itu menunjukkan saudara tidak percaya bahwa si B telah membayar seluruh
hutang saudara.
Memang
kebanyakan orang kristen yang tidak yakin selamat itu, menganggap bahwa dirinya
belum tentu selamat karena dirinya masih banyak dosa. Kalau saudara adalah
orang seperti ini, maka pikirkan / renungkan hal-hal ini:
¨
Saudara percaya bahwa Yesus mati untuk semua
dosa saudara yang banyak itu atau tidak?
¨
Saudara mengandalkan keselamatan karena
perbuatan baik saudara atau mengandalkan jasa penebusan Kristus yang saudara
terima dengan iman? Bdk. Kis 13:38-39
Ro 3:24,27-28 Gal 2:16,21 Ef 2:8-9.
¨
Semua orang kristen yang lain juga banyak
dosa, bahkan mungkin lebih banyak dari saudara. Mengapa mereka bisa yakin
selamat sedangkan saudara tidak? Jelas ada yang tidak beres dengan iman
saudara!
¨
‘Masih banyak dosa’ bukan alasan yang sah
untuk meragukan keselamatan. Alasan yang sah untuk meragukan keselamatan adalah
kalau dalam hidup saudara sama sekali tidak ada pengudusan / perubahan
hidup ke arah positif (lihat point 4 di bawah).
b) Keyakinan
keselamatan ini bukanlah keyakinan yang dipaksakan, dimana orang itu
berusaha meyakin-yakinkan dirinya sendiri bahwa ia pasti akan masuk surga. Keyakinan
yang benar datang / diberikan oleh Roh Kudus. Ini terlihat dari Ro 8:16
yang sudah saya bahas di atas, yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Karena
keyakinan ini diberikan oleh Roh Kudus, maka keyakinan ini akan
ada tanpa dipaksakan. Pada waktu ditanya: ‘Apakah kalau kamu mati kamu
yakin akan masuk surga?’, maka dengan hati yang sungguh-sungguh yakin, ia bisa
berkata ‘Ya!’.
Ada
orang kristen yang kalau ditanya: ‘Kalau kamu mati, apakah kamu yakin kamu akan
masuk surga?’, lalu menjawab: ‘Menurut Kitab Suci begitu’. Saya sangat
curiga dengan jawaban seperti ini. Memang keyakinan dalam diri kita didasarkan
pada Kitab Suci. Tetapi jawaban orang itu bisa / mungkin menunjukkan bahwa
sebetulnya ia sendiri tidak yakin, tetapi ia berusaha yakin karena Kitab
Suci mengatakan demikian.
c) ‘Keyakinan
keselamatan’ ini berbeda dengan ‘keyakinan
bahwa Tuhan mengasihi saya’. Memang 2 hal ini bisa
ada bersamaan, tetapi bisa juga tidak. Kalau saudara sekedar merasa
bahwa Tuhan mengasihi saudara, tetapi saudara tidak yakin akan selamat / masuk
surga, saudara tetap adalah orang kristen KTP.
d) Sekalipun
sebagai orang Reformed saya tidak percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa
kehilangan keselamatan, tetapi saya percaya bahwa orang kristen yang sejati
bisa kehilangan keyakinan keselamatan (bdk. Mat 11:2-6 yang
menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mengalami kegoncangan iman yang hebat
sampai meragukan ke-Mesias-an Yesus). Kehilangan keyakinan keselamatan biasanya
terjadi karena hidup dalam dosa, dan / atau tidak dijaganya persekutuan dengan
Tuhan, dan ini mungkin sekali memang diberikan oleh Tuhan dengan tujuan untuk
mempertobatkan orang tersebut. Karena itu, kalau dulu saudara betul-betul
pernah yakin akan keselamatan saudara, tetapi sekarang ragu-ragu lagi, maka
introspeksilah diri saudara. Bertobatlah dari dosa-dosa, dan kembalilah dekat
dengan Tuhan.
Kalau
saudara lulus dalam ‘testing’ pertama ini, dalam arti saudara betul-betul yakin
akan keselamatan saudara, jangan terlalu cepat merasa senang. Lihat dulu apakah
saudara juga lulus dalam testing-testing yang berikut.
2) Orang
Kristen yang sejati harus mempunyai pengertian yang benar tentang dasar-dasar
kekristenan / Injil (Mat 13:23 - tanah subur itu ‘mendengar
firman itu dan mengerti’).
Catatan:
Perhatikan bahwa saya katakan ‘dasar-dasar kekristenan’, bukan doktrin-doktrin
yang tinggi-tinggi seperti Predestinasi, Tritunggal, dsb.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persoalan ini:
a) Tanpa
mendengar dan mengerti Injil, seseorang tidak mungkin bisa percaya kepada
Yesus. Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
·
Ro 10:13-14 - “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada
nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya,
jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada
Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar
tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.
·
Ro 10:17 - “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus”.
Jadi,
orang yang tidak pernah mendengar Injil, atau orang yang tidak mau mendengar
Injil atau bersikap acuh tak acuh setiap kali mendengar Injil, tidak bisa
percaya!
Demikian
juga dengan orang gila dan idiot, dan bayi di bawah 2-3 tahun, apalagi bayi
yang masih ada dalam kandungan, tidak bisa mengerti Firman Tuhan / Injil (ini
saya katakan karena ada hamba Tuhan yang mengajarkan untuk menginjili bayi,
yang bahkan masih dalam kandungan).
b) Apa
saja yang termasuk Injil / dasar-dasar kekristenan?
Kitab
Suci menunjukkan bahwa ‘iman yang menyelamatkan’ (saving faith) adalah iman kepada Kristus, dan ini harus
berhubungan dengan penebusan dosanya dan bukan sekedar percaya bahwa Yesus ada,
bisa menyembuhkan penyakit, bisa melakukan mujijat, menolong dari problem, dsb.
Ini
terlihat dari banyak ayat seperti:
·
Ro 3:25a - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya”. NIV: ‘through faith in his blood’ (= melalui iman dalam darahNya).
·
Ro 5:9
- “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah”.
·
Mat 1:21 - nama ‘Yesus’ diberikan karena
Ia yang menyelamatkan umatNya dari dosa.
Jadi,
pengertian minimal yang harus ada pada seorang kristen adalah bahwa Yesus
adalah Allah, yang telah menjadi manusia, dan mati disalib untuk menebus
dosa-dosanya, dan bahwa ia diselamatkan bukan karena perbuatan baiknya, tetapi
semata-mata karena jasa penebusan Kristus, yang ia terima melalui iman.
c) Orang yang
lulus pada testing pertama, tetapi gagal pada testing yang kedua, tetap adalah
orang Kristen KTP. Atau dengan kata lain, orang yang ‘yakin selamat’ tetapi
tidak mempunyai pengertian yang benar tentang Injil, tetap adalah orang kristen
KTP.
Dalam
metode Penginjilan E. E. (Evangelism
Explosion), kalau orang yakin akan keselamatannya, maka diberikan
pertanyaan kedua yang berbunyi: “kalau kamu mati malam ini dan menghadap Tuhan, dan Tuhan
bertanya: ‘Mengapa aku harus memasukkan kamu ke surga?’, apa jawabmu?”.
Sebetulnya pertanyaan ini bisa disederhanakan menjadi: ‘Mengapa kamu
yakin selamat?’. Melalui jawaban atas pertanyaan ini
diharapkan kita bisa mengetahui benar tidaknya pengertian orang itu tentang dasar
kekristenan.
Kalau
seseorang yakin akan keselamatannya, tetapi pada waktu ditanya: ‘Mengapa kamu
yakin selamat?’, ia menjawab: ‘Karena aku sudah dibaptis’, atau, ‘Karena aku
sudah rajin ke gereja / sudah berusaha hidup baik’, maka itu menunjukkan bahwa
ia mempercayai ‘keselamatan karena perbuatan baik’, dan menunjukkan
bahwa ia tidak mengerti tentang Injil (karena Injil tidak pernah mengajarkan
ajaran keselamatan karena perbuatan baik, yang memang merupakan ajaran sesat),
dan ini menunjukkan bahwa ia tetap adalah seorang kristen KTP. Keyakinan
keselamatannya adalah keyakinan yang palsu!
3) Orang
Kristen yang sejati pasti mempunyai kerinduan / cinta dan sikap hormat / tunduk
pada Firman Tuhan (Maz 119:16,20,24,40,70,72,77,92,
113,119,127,143,159 Kis 2:41-42 Kis 16:14 1Pet 2:2-3).
Orang
yang belum percaya adalah orang yang mati secara rohani (Yoh 10:10 Ef 2:1), sehingga tidak mungkin bisa
mempunyai kerinduan pada hal-hal rohani seperti Firman Tuhan.
1Kor 2:14
- “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;
dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara
rohani”.
Tetapi
kalau ia sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, apalagi sudah percaya kepada
Kristus, maka ia pasti akan rindu pada Firman Tuhan.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kerinduan pada Firman Tuhan ini:
a) ‘Rindu
terhadap Firman Tuhan’ berbeda dengan sekedar ‘mau mendengar Firman Tuhan’
Kalau
seseorang sekedar ‘mau mendengar Firman Tuhan’, maka ia tidak akan terlalu
mengusahakan hal itu. Kasarnya ia akan mempunyai motto: ‘ada Firman
Tuhan baik, tidak ada ya sudah’.
Tetapi
kalau seseorang betul-betul rindu Firman Tuhan, maka ini akan diwujudkan dengan
mencari Firman Tuhan, baik itu Katekisasi, Pemahaman Alkitab, membaca
Alkitab dalam Saat Teduh, mengikuti Bible
Camp, Seminar, membeli dan membaca buku-buku rohani, dsb. Keadaannya akan
mirip dengan orang yang sedang jatuh cinta yang merindukan sang pacar. Ia rela
meninggalkan apa saja asal bisa bertemu dengan sang pacar. Pernahkah saudara
mempunyai kerinduan seperti ini terhadap Firman Tuhan?
b) Ini
berbeda dengan orang yang senang belajar, atau orang yang karena memang senang
pada agama, lalu senang mendengar Firman Tuhan (dan senang juga mendengar
pelajaran agama lain). Yang seperti ini biasanya tidak akan tahan lama, tetapi
akan menjadi bosan.
c) ‘Senang
mendengar khotbah’ belum tentu sama dengan ‘rindu / senang
pada Firman Tuhan’.
Orang
yang senang mendengar khotbah karena khotbahnya penuh lelucon, cerita, atau
penghiburan, dsb, tidak berarti bahwa ia betul-betul rindu Firman Tuhan (bdk.
2Tim 4:3-4). Sebaliknya orang yang betul-betul rindu Firman Tuhan bisa
saja sangat tidak senang mendengar khotbah yang tidak ada isinya, khotbah yang
tanpa arah, dan apalagi khotbah yang sesat.
d) Seorang
kristen yang sejati bisa saja tidak menyenangi khotbah / Firman Tuhan yang
tidak sesuai dengan tingkat kerohaniannya. Misalnya, seorang bayi kristen, yang
sebetulnya rindu Firman Tuhan, bisa saja tidak menyenangi Firman Tuhan yang
terlalu sukar / berat untuknya. Ini seperti bayi yang senang dengan susu,
tetapi belum bisa makan daging. Ini bukan menunjukkan kristen KTP, tetapi bayi
kristen. Ia memang sudah selamat, tetapi ia harus bertumbuh dan melatih diri
untuk bisa mendengar Firman Tuhan yang lebih sukar (1Kor 3:1-2 Ibr 5:11-14). Sebaliknya, orang kristen
yang dewasa dalam iman, bisa saja tidak menyenangi ‘susu’ / Firman Tuhan yang
terlalu mudah / sederhana.
e) Orang
kristen yang IQnya / pendidikannya rendah juga bisa mengalami hal yang sama
seperti bayi kristen di atas, pada waktu menerima pelajaran Firman Tuhan yang
terlalu sukar, misalnya dengan menggunakan penguraian gramatika bahasa Yunani
ataupun Inggris.
Sebaliknya
orang yang IQnya tinggi / berpendidikan tinggi bisa tidak senang atau merasa
bosan pada waktu mendengar Firman Tuhan yang disusun untuk orang yang
berpendidikan rendah, misalnya dengan digunakannya banyak ilustrasi. Orang yang
pandai ini sudah mengerti sekalipun tanpa ilustrasi, tetapi si pengkhotbah
memberinya ilustrasi lagi, dan bukan hanya satu tetapi beberapa. Ini bisa membosankan
bagi dia, padahal belum tentu ia tidak rindu Firman Tuhan!
f)
Orang kristen sejati yang dulu pernah rindu pada
Firman Tuhan, bisa saja pada suatu saat rohaninya mundur, terjerat kembali oleh
dosa, dsb, sehingga kehilangan kerinduannya akan Firman Tuhan. Ini tidak
menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen KTP. Orang kristen KTP tidak
pernah rindu pada Firman Tuhan.
g) Orang
yang rindu Firman Tuhan pasti akan merasakan sukacita dalam hati pada
waktu mendapat pengertian yang baru tentang Tuhan / Firman Tuhan, bahkan pada
waktu pengertian baru itu menegur dia. Sukacita ini berbeda dengan rasa senang
yang bersifat daging, yang muncul waktu mendengar lelucon dalam khotbah!
h) Kerinduan
terhadap Firman Tuhan ini juga harus disertai sikap hormat / tunduk pada Firman
Tuhan.
4) Orang
Kristen yang sejati pasti mengalami pengudusan / perubahan hidup ke arah yang
positif (Yak 2:17,26).
a) Pemberian
Roh Kudus kepada orang yang percaya kepada Kristus menyebabkan terjadinya
pengudusan, karena Roh Kudus ini menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23).
Pengudusan langsung dimulai setelah percaya, dan merupakan proses yang tidak
akan pernah selesai seumur hidup kita. Tidak ada pengudusan dimana orangnya mendadak
menjadi suci / saleh luar biasa, misalnya yang dilakukan oleh kalangan
Kharismatik dengan menengking semua roh jahat dalam diri orang itu. Pengudusan
yang merupakan proses seumur hidup ini sesuai dengan gambaran ‘buah’, yang
mula-mula kecil dan perlahan-lahan menjadi makin besar dan makin matang.
b) Karena
pengudusan merupakan buah dari Roh Kudus yang ada di dalam kita, maka pengudusan
orang kristen muncul dari dalam, bukan dipaksakan dari luar. Misalnya dalam
persoalan pergi ke gereja, ia akan melakukan hal itu bukan sekedar karena
didesak orang lain, tetapi karena hatinya memang ingin ke gereja. Demikian juga
dalam belajar Firman Tuhan, memberitakan Injil, dsb.
c) Pekerjaan
Roh Kudus yang menguduskan ini akan menyebabkan orang kristen itu mulai
membenci dosa, dan kebencian terhadap dosa ini akan terus bertumbuh, dan
menyebabkan ia tidak mungkin meremehkan dosa, atau bersikap santai / acuh tak acuh
pada waktu ia tahu bahwa ia telah berbuat dosa. Pada saat yang sama dalam diri
orang itu akan muncul dan bertumbuh suatu kecintaan pada kebenaran /
kesucian. Kedua hal ini bisa terlihat dari:
·
Maz 101:3 - “Tiada kutaruh
di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat
padaku”.
·
Maz 119:104 - “Aku
beroleh pengertian dari titah-titahMu, itulah sebabnya aku benci segala jalan
dusta”.
·
Maz 119:128 - “Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titahMu; segala
jalan dusta aku benci”.
·
Maz 119:163 - “Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi TauratMu kucintai”.
·
Sikap Yesus, rasul-rasul, nabi-nabi,
orang-orang saleh pada waktu mereka marah karena adanya dosa.
d) Pekerjaan
Roh Kudus yang menguduskannya ini menyebabkan orang itu akan mengalami
konflik dalam dirinya, yaitu konflik antara kecenderungan daging / manusia
lamanya untuk berbuat dosa, dan pekerjaan Roh Kudus yang mendorongnya pada
kekudusan. Kadang-kadang seakan-akan ada kebencian dan kecintaan sekaligus
pada suatu dosa tertentu. Ini sesuai dengan ayat-ayat di bawah ini:
·
Mat 26:41 - “Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah”.
·
Gal 5:17 - “Sebab
keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan
dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap
kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”.
·
Ro 7:15-23 - “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku
kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum
Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa
yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku
sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di
dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku
kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku
kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang
tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang
diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki
berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku
suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat
hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi
tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku”.
Karena itu, selama dalam diri saudara memang ada
pengudusan / keinginan untuk mentaati Tuhan, maka jangan menganggap daya tarik
kepada dosa dalam diri saudara itu sebagai bukti bahwa saudara adalah orang
Kristen KTP.
e) Tidak
adanya / kurangnya pengudusan dalam satu / beberapa segi kehidupan, tidak /
belum menunjukkan bahwa orangnya adalah orang kristen KTP. Kalau ia adalah
orang kristen KTP, maka ia tidak mengalami pengudusan sama sekali, kecuali
pengudusan yang dipaksakan dari luar, yang sebetulnya bukanlah pengudusan.
f)
Dalam menyoroti pengudusan, yang disoroti
bukanlah apakah orangnya saleh atau tidak, tetapi apakah orangnya menjadi lebih
baik atau tidak. Jadi, orang saleh yang memang saleh dari kecil, tetapi
tidak mengalami kemajuan dalam kesalehannya, bukanlah orang kristen.
Sebaliknya, sekalipun seorang kristen masih banyak mempunyai kekurangan /
kelemahan, tetapi kalau ia mengalami kemajuan dalam pengudusannya, maka ia
adalah orang kristen sejati.
g) Orang
kristen yang sejati bisa mengalami pengudusan, tetapi lalu terhenti. Karena itu
ada ayat-ayat seperti 2Pet 1:5-8 dan 1Tes 4:1,10 yang menyuruh kita
untuk berusaha melakukan pengudusan dengan lebih bersungguh-sungguh lagi. Ini
tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen KTP.
h) Orang
yang mengalami pengudusan biasanya justru merasa bahwa dirinya begitu kotor /
berdosa (bdk. Ro 7:18-19
1Tim 1:15b). Mengapa? Karena pengudusan menyebabkan ia dekat dengan
Tuhan yang maha suci, dan itu otomatis akan menyebabkan ia merasa kotor.
Disamping itu pengudusan mensyaratkan pertumbuhan pengertian Firman Tuhan, dan
pertumbuhan pengertian Firman Tuhan ini juga membuat orangnya makin menyadari
dosanya.
5) Orang
Kristen yang sejati pasti mempunyai keinginan untuk menyelamatkan orang lain
(Yoh 1:41,45 Mat 9:9-10 Kis 8:1-4 1Kor 9:16b).
Keinginan
menyelamatkan orang lain itu bisa diwujudkan dengan mengajaknya ke gereja,
memberitakan Injil kepadanya, mendoakannya, dan memberi kesaksian yang baik kepadanya.
Charles
Haddon Spurgeon: “I will not
believe that you have tasted of the honey of the gospel if you can eat it all
yourself” (= Aku tidak akan percaya bahwa engkau sudah mengecap
madu Injil jika engkau bisa memakan sendiri semuanya)
- ‘Morning and Evening’, February 19,
evening.
Kalau
saudara sebetulnya mempunyai beban untuk memberitakan Injil, tetapi takut
melakukannya, maka itu mungkin masih menunjukkan bahwa saudara adalah orang
kristen sejati. Tetapi kalau saudara sama sekali tidak mempunyai beban untuk
memberitakan Injil / menyelamatkan orang lain, itu menunjukkan bahwa saudara
sendiri belum pernah diselamatkan.
6) Satu hal
lagi yang bisa ditambahkan adalah orang kristen KTP seringkali merasa jengkel /
tersinggung kalau ia diinjili, apalagi kalau ditanya: ‘Apakah kamu yakin akan
masuk surga?’.
Orang
kristen yang sejati, seharusnya senang / bersukacita kalau orang kristen lain
mentaati Tuhan (2Yoh 4 3Yoh 3-4). Karena itu, pada saat ia melihat
orang kristen memberitakan Injil, sekalipun penginjilan itu ditujukan
kepadanya, ia harus senang / bersukacita. Ia seharusnya memuji orang yang
memberitakan Injil itu dan mendorongnya untuk terus melakukannya kepada orang
lain, bukan lalu jengkel dan memarahinya, karena hal ini bisa menyebabkan orang
itu justru lalu berhenti memberitakan Injil.
1) Untuk orang kristen yang sejati.
Kalau
saudara adalah kristen yang sejati, dan saudara bertemu dengan orang kristen
merasa bahwa dirinya adalah orang kristen KTP, dan saudara sendiri juga yakin
adalah ia adalah orang kristen KTP, maka:
a) Janganlah
menghibur orang itu dengan menutup-nutupi ke-kristen-KTP-an orang itu atau
meyakinkan bahwa sebetulnya ia adalah kristen sejati.
Ini
bukan hanya merupakan suatu dusta, tetapi juga merupakan tindakan ‘membunuh’
orang itu! Ini sama seperti seorang dokter yang setelah mengetahui bahwa
pasiennya terkena kanker, lalu berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa
keadaannya baik-baik saja.
Hal
yang seharusnya saudara lakukan adalah meyakinkan bahwa ia adalah kristen KTP,
belum diselamatkan, akan masuk neraka kalau tidak bertobat.
b) Injililah
ia dan desak ia untuk percaya kepada Yesus.
Saudara
harus rajin / tekun memberitakan Injil kepadanya sambil banyak berdoa.
Bandingkan dengan Pengkhotbah 11:4-6 -
“Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan
menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Sebagaimana
engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang
perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan
Allah yang melakukan segala sesuatu. Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan
janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau
tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama
baik”.
Catatan:
ayat ini sebetulnya tidak khusus berbicara tentang Pemberitaan Injil, tetapi
bisa diterapkan pada Pemberitaan Injil.
c) Sebelum
orang itu bertobat, jangan memberi pelayanan kepada orang itu, apalagi suatu
jabatan yang penting, karena ini bisa mengacaukan gereja.
2) Untuk orang kristen KTP.
Kalau
dari pelajaran di atas saudara menyimpulkan bahwa diri saudara sendiri adalah
orang kristen KTP, maka:
a) Ingatlah
bahwa saya memberitakan semua ini bukan karena saya membenci saudara, ingin memaki-maki
saudara dsb. Saya memberitakan semua ini justru karena saya mengasihi saudara,
dan saya ingin saudara menjadi orang kristen yang sejati dan sungguh-sungguh
diselamatkan!
b) Bertobatlah
dan percayalah kepada Yesus. Keselamatan / hidup kekal bukan ada di dalam
gereja, tetapi di dalam Kristus (Kis 4:12
1Yoh 5:11-12).
c) Kalau
saudara tidak bisa percaya pada saat ini, maka teruslah berusaha mendengar
Injil, karena “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan
firman Kristus” (Ro 10:17).
Illustrasi:
suami istri yang ingin anak tetapi belum mempunyai anak. Apa yang harus
dilakukan? Berdoa dan seringlah melakukan hubungan sex. Mengapa? Karena
hubungan sex itu merupakan cara yang dipakai oleh Tuhan untuk memberi anak.
Demikian juga karena Injil dipakai oleh Tuhan untuk mempertobatkan, maka orang
kristen KTP harus sering mendengar Injil.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com