oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Terjemahan.
KJV: 'And we know that all things work together for good to them that love God, to them who are called according to his purpose' (= Dan kita tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah, untuk mereka yang dipanggil sesuai rencanaNya).
RSV: 'We know that in everything God works for good with those who love him, who are called according to his purpose' (= Kita tahu bahwa dalam segala sesuatu Allah bekerja untuk kebaikan dengan mereka yang mengasihiNya, yang dipanggil sesuai rencanaNya).
NIV: 'And we know that in all things God works for the good of those who love him, who have been called according to his purpose' (= Dan kita tahu bahwa dalam segala sesuatu Allah bekerja untuk kebaikan dari mereka yang mengasihiNya, yang telah dipanggil sesuai rencanaNya).
NASB: 'And we know that God causes all things to work together for good to those who love God, to those who are called according to His purpose' (= Dan kita tahu bahwa Allah menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah, bagi mereka yang dipanggil sesuai rencanaNya).
Ada 3 hal yang jelas harus dibetulkan dari Kitab Suci Indonesia, yaitu:
Berbicara tentang kata HO THEOS yang ditambahkan sebagai subyek itu William G. T. Shedd mengatakan bahwa: "this is rejected by most editors" (= ini ditolak oleh kebanyakan editor) - hal 262.
Tentang penambahan
HO THEOS ini William Hendriksen berkata:
"Though no one knows how
this variant originated, its acceptance results in a sentence that would
make Paul a rather clumsy stylist" (=
Sekalipun tidak seorangpun tahu bagaimana asal usul dari hal yang berbeda
ini, penerimaannya menghasilkan suatu kalimat yang membuat Paulus seorang
pengarang yang gayanya agak janggal)
- hal 279.
Kalau HO THEOS itu dianggap sebagai penambahan, lalu apa / siapa subyek kalimat ini?
1. Subyeknya adalah 'segala sesuatu', seperti dalam terjemahan KJV.
2. Subyeknya adalah 'he' ( = ia).
b. Kata 'he' (= ia) itu menunjuk kepada Allah.
F. F. Bruce (Tyndale): "Grammatically 'all things' may be either subject or object of the verb 'work together'; it is more probably the object. The subject will then be 'he', which some ancient texts (including P46) make more explicit by the addition of the nominative 'God' (an addition which makes the sentence excessively heavy)" [= Secara gramatika 'segala sesuatu' bisa menjadi subyek atau obyek dari kata kerja 'bekerja bersama-sama'; itu lebih mungkin merupakan obyek. Jadi subyeknya adalah 'ia', yang beberapa text kuno (termasuk P 46) membuatnya lebih explicit dengan penambahan nominatif / subyek 'Allah' (suatu penambahan yang membuat kalimatnya sangat berat)] - hal 175.
John Murray (NICNT): "If after SUNERGEI we read HO THEOS .... this would not established the view that 'work together' refers to concert with God. On that reading SUNERGEI would have to be understood transitively in the sense of 'cause to work together' and PANTA would be accusative. But it would still be true that God makes all things to work together. As indicated above, it is by God's providence that all things work together for good. This is expressly stated when HO THEOS is added; it is implied if HO THEOS is omitted" (= Jika setelah SUNERGEI kita membaca HO THEOS ... ini tidak akan menegakkan pandangan bahwa 'bekerja bersama-sama' menunjuk pada bersama-sama dengan Allah. Pada pembacaan itu SUNERGEI akan harus dimengerti secara transitif dalam arti 'menyebabkan bekerja bersama-sama' dan PANTA akan menjadi akusatif. Tetapi akan tetap benar bahwa Allah membuat segala sesuatu bekerja bersama-sama. Seperti ditunjukkan di atas, adalah oleh providensia Allah bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan. Ini dinyatakan secara jelas / tegas jika HO THEOS ditambahkan; itu dinyatakan secara implicit jika HO THEOS dihapuskan) - hal 314 (footnote).
Catatan:
John Brown: "Whatever befals the Christian contributes, directly or indirectly, to the promoting and the securing of his final happiness. ... 'No evil shall happen to the just.' No affliction, however severe, however long continued, however apparently disastrous, and even ruinous, but shall be made to contribute to his spiritual improvement and everlasting salvation. Poverty, reproach, persecution, the loss of property, reputation, and life - all these things may happen to him - all these things are in themselves evil, but all of them in his case shall become the means of good" (= Apapun yang menimpa orang Kristen memberikan sumbangan, secara langsung atau tidak langsung, pada kemajuan / perkembangan dan kepastian dari kebahagiaan akhirnya. ... 'Orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun'. Tidak ada penderitaan / kesusahan / kemalangan, betapapun hebatnya, betapapun lama berlangsungnya, betapapun mendatangkan malapetaka dan bahkan menghancurkan tampaknya, yang tidak akan dibuat untuk menyumbang pada kemajuan rohani dan keselamatan kekalnya. Kemiskinan, celaan, penganiayaan, kehilangan milik, reputasi, dan kehidupan - semua hal-hal ini bisa terjadi padanya - semua hal-hal ini dalam diri mereka sendiri merupakan bencana, tetapi semua mereka dalam kasusnya akan menjadi alat / cara dari kebaikan) - hal 247.
Catatan: Kutipan ayat diambil dari Amsal 12:21 - 'Orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apapun'.
Charles Hodge: "All things, as usually the case with such general expressions, is to be limited to the things spoken of in the context, i.e., the suffering of the present time. ... Of course it is not intended that other events, besides afflictions, do not work together for the good of Christians, but merely that the apostle is here speaking of the sufferings of believers" (= Segala sesuatu, seperti biasanya dalam kasus ungkapan umum seperti itu, harus dibatasi pada hal-hal yang dibicarakan dalam kontex, yaitu, penderitaan masa ini. ... Tentu saja bukan dimaksudkan bahwa peristiwa / kejadian yang lain, selain penderitaan, tidak bekerja bersama - sama untuk kebaikan orang-orang Kristen, tetapi hanya bahwa di sini sang rasul berbicara tentang penderitaan orang percaya) - hal 280.
Calvin: "But we must remember that Paul speaks here only of adversities, as though he had said, 'All things which happen to the saints are so overruled by God, that what the world regards as evil, the issue shows to be good.' For though what Augustine says is true, that even the sins of the saints are, through the guiding providence of God, so far from doing harm to them, that, on the contrary, they serve to advance their salvation; yet this belongs not to this passage, the subject of which is the cross" (= Tetapi kita harus ingat bahwa di sini Paulus berbicara hanya tentang kesengsaraan / kemalangan, seakan-akan ia telah berkata: 'Segala sesuatu yang terjadi pada orang-orang kudus begitu dikuasai / dipengaruhi oleh Allah, sehingga apa yang dianggap bencana oleh dunia, hasilnya menunjukkan bahwa itu adalah baik'. Karena sekalipun apa yang dikatakan Agustinus adalah benar, bahwa bahkan dosa-dosa dari orang-orang kudus, melalui pimpinan dari providensia Allah, adalah begitu jauh dari merugikan mereka, tetapi sebaliknya melayani untuk memajukan keselamatan; tetapi ini tidak termasuk dalam text ini, karena subyek dari text ini adalah salib / penderitaan) - hal 315.
Jadi, Charles Hodge dan Calvin mempercayai bahwa kalau dikatakan bahwa 'segala sesuatu membawa kebaikan', maka kata 'segala sesuatu' itu mencakup juga hal-hal lain selain penderitaan, dan Calvin bahkan mengatakan termasuk dosa. Itu adalah pengertian yang mereka dapatkan dari seluruh Kitab Suci. Tetapi kalau berbicara hanya tentang Ro 8:28 ini, maka Charles Hodge maupun Calvin membatasi 'segala sesuatu' itu pada 'penderitaan orang kristen'.
Tetapi beberapa penafsir di bawah ini kelihatannya lebih memutlakkan arti dari kata 'segala sesuatu' itu, bahkan dalam kontex Ro 8:28.
John Murray (NICNT): "'All things' may not be restricted, though undoubtedly the things contemplated are particularly those that fall within the compass of believers' experience, especially suffering and adversity" (= 'Segala sesuatu' tidak boleh dibatasi, sekalipun tidak diragukan bahwa hal-hal yang direnungkan terutama adalah hal-hal yang ada dalam batasan pengalaman orang percaya, khususnya penderitaan dan kesengsaraan / kemalangan) - hal 314.
William Hendriksen: "'All things,' - no less! - cooperate for good. Not only prosperity is included but also is adversity; not only joy and happiness but also suffering and sadness (Rom. 8:18,35-37). Evil designs are by God overruled for good (Gen. 50:20; Neh. 4:15). Not only what the saints themselves experience is included but also whatever lies outside the sphere of their personal experience. Specifically, the following entities are among those that are divinely ordered and directed so that they work together for good to those who love God: the good angels (Heb. 1:14) and Satan together with his hosts (Rom. 16:20; Eph. 6:10-16); the nations of the world and their rulers (Ps. 2:2-9; 48:4-8; 149:9; Acts 9:15); rain and thunder (1Sam. 12:18-20); streams, mountains, and clouds (Ps. 46:4; 72:3; Matt. 24:30; Rev. 1:7); and even the stars in their courses (Judg. 5:20)" [= 'Segala sesuatu', - tidak kurang dari itu! - bekerja sama untuk kebaikan. Bukan hanya kemakmuran yang termasuk tetapi juga kesengsaraan / kemalangan; bukan hanya sukacita dan kebahagiaan tetapi juga penderitaan dan kesedihan (Ro 8:18,35-37). Rencana jahat dikuasai / dipengaruhi oleh Allah untuk kebaikan (Kej 50:20; Neh 4:15). Bukan hanya apa yang dialami oleh orang-orang kudus sendiri yang tercakup, tetapi juga apapun yang terletak di luar lingkungan pengalaman pribadi mereka. Khususnya, hal-hal berikut ini adalah hal-hal yang diatur / ditentukan dan diarahkan secara ilahi, sehingga mereka bekerja bersama-sama untuk kebaikan dari mereka yang mengasihi Allah: malaikat yang baik (Ibr 1:14) dan Setan bersama-sama dengan kelompoknya (Ro 16:20; Ef 6:10-16); bangsa-bangsa dunia dan pemerintahnya (Maz 2:2-9; 48:5-9; 149:9; Kis 9:15); hujan dan guntur (1Sam 12:18-20); sungai, gunung, dan awan (Maz 46:5; 72:3; Mat 24:30; Wah 1:7); dan bahkan bintang-bintang dalam peredarannya (Hak 5:20)] - hal 280.
William R. Newell: "This involves that billion billion control of God's providence, - of the most infinitesimal things - to bring them about for 'good' to God's saints. When we reflect on the innumerable 'things' about us, - forces seen and unseen of the mineral, vegetable, and animal worlds; of man at enmity with God; of Satan, and his principalities and powers, in deadly array; in the uncertainty and even treachery of those near and dear to us, and even of professed Christians, and of our own selves, - which we cannot trust for a moment; upon our unredeemed bodies; upon our general complete helplessness: - then, to have God say, 'All things are working together for your good,' - reveals to us a Divine providence that is absolutely limitless!" (= Ini meliputi milyaran kontrol dari providensia Allah, - tentang hal-hal yang sangat kecil - untuk menghasilkan / menimbulkan 'kebaikan' bagi orang-orang kudus Allah. Pada saat kita membayangkan hal-hal yang tidak terhitung di sekitar kita, kekuatan yang terlihat dan yang tak terlihat dari dunia mineral, sayur-sayuran dan binatang; tentang manusia yang bermusuhan dengan Allah; tentang Setan, dan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasanya, dalam kesatuan tempur yang mematikan; dalam ketidakpastian dan bahkan tentang pengkhianatan dari mereka yang dekat dengan kita dan yang kita kasihi, dan bahkan dari orang yang mengaku Kristen, dan tentang diri kita sendiri, - yang tidak bisa kita percayai untuk sesaatpun; mengenai tubuh kita yang belum ditebus, mengenai keadaan kita yang tidak berdaya sepenuhnya: - maka mendapatkan Allah berkata 'Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikanmu' - menyatakan kepada kita providensia ilahi yang tak terbatas secara mutlak!) - hal 328.
Matthew Poole: "All things, even sin itself; because from their falls, God's children arise more humble and careful. Afflictions are chiefly intended; the worst and crossest providences, those things that are evil in themselves, they work for good to the children of God" (= Segala sesuatu, bahkan dosa sendiri; karena dari kejatuhan mereka, anak-anak Allah bangun dengan lebih rendah hati dan berhati-hati. Penderitaan adalah yang terutama dimaksudkan; providensia yang paling buruk dan menjengkelkan, hal-hal yang dalam dirinya sendiri adalah buruk / merupakan bencana, mereka bekerja untuk kebaikan bagi anak-anak Allah) - hal 506.
Kalau Calvin dan Mathhew Poole percaya bahwa dosa sekalipun pada akhirnya membawa kebaikan bagi orang percaya, maka ada juga orang lain yang menolak pandangan itu, seperti John Brown, Pulpit Commentary dan Adam Clarke, yang saya kutip di bawah ini.
Kalau subyek dari kalimat ini adalah Allah, maka Allah bekerja bersama-sama dengan siapa? Mungkin karena kesukaran untuk menjawab pertanyaan ini maka NASB lalu menterjemahkan: 'God causes all things to work together for good to those who love God, to those who are called according to His purpose' (= Allah menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah, bagi mereka yang dipanggil sesuai rencanaNya).
John Murray (NICNT): "Some of the ablest expositors maintain that 'work together' does not mean that all things work in concert and cooperation with one another but that all things work in concert with the believer or with God. But it is unnecessary and perhaps arbitrary to depart from the more natural sense, namely that in the benign and all-embracing plan of God the discrete elements all work together for good to them that love God. It is not to be supposed that they have any virtue or efficacy in themselves to work in concert for this end. Though not expressed, the ruling thought is that in the sovereign love and wisdom of God they are all made to converge upon and contribute to that goal. Many of the things comprised are evil in themselves and it is the marvel of God's wisdom and grace that they, when taken in concert with the whole, are made to work for good. Not one detail works ultimately for evil to the people of God; in the end only good will be their lot." (= Beberapa penafsir yang paling handal mempertahankan bahwa 'bekerja bersama-sama' tidak berarti bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama satu dengan yang lain, tetapi bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama dengan orang percaya itu atau dengan Allah. Tetapi ini tidak perlu dan mungkin menyimpang dari arti yang lebih alamiah, yaitu bahwa dalam rencana Allah yang ramah dan mencakup segala sesuatu, elemen-elemen yang berlainan semua bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah. Tidak boleh dianggap bahwa mereka mempunyai sifat baik atau kemujaraban dalam diri mereka sendiri untuk bekerja bersama-sama untuk tujuan ini. Sekalipun tidak dinyatakan, pemikiran yang berlaku / berkuasa adalah bahwa dalam kasih yang berdaulat dan hikmat Allah mereka semua dibuat untuk berkumpul / berjumpa dan menyumbang pada tujuan itu. Banyak dari hal-hal itu yang merupakan bencana dalam diri mereka sendiri, dan merupakan keajaiban dari hikmat dan kasih karunia Allah bahwa mereka, pada waktu dicakup bersama-sama secara keseluruhan, dibuat untuk mengerjakan kebaikan. Tidak satu hal kecilpun pada akhirnya mengerjakan bencana bagi umat Allah; pada akhirnya hanya kebaikan akan menjadi bagian / nasib mereka) - hal 314.
John Brown:
"The language of the apostle is peculiar, and deserves attention:
he not only says all things shall work, but 'all things shall work together
for good;' they shall not only operate, but co-operate. It is the wise
connection of one thing with another that secures the desired result.
There are many things in the case of many a saint which, taken by themselves,
could produce nothing but evil. The envy of Joseph's brethren, by itself,
had no tendency but to destroy him. Left to the natural effect of that
one evil thing, he would have dies in the pit; but, along with another
great evil - his being sold as a slave to the Midianites - it wrought together
with other things, in themselves only evil in their separate tendency,
to the great good which resulted from Joseph's becoming lord of all the
land of Egypt. Every one of these calamities was a link in the chain which
led him to so high a condition of honour and usefulness. This is the triumph
of the wisdom and the power of Divine providence. Man finds it difficult
to make one thing, in its nature evil, produce good. God makes innumerable
evils so modify each other, that out of them all He brings a good"
(= bahasa dari sang rasul adalah khas / aneh, dan layak diperhatikan:
ia tidak hanya berkata bahwa segala sesuatu akan bekerja, tetapi 'segala
sesuatu akan bekerja bersama-sama untuk kebaikan'; hal-hal itu tidak
hanya akan beroperasi / bekerja, tetapi akan beroperasi bersama-sama /
bekerja sama. Adalah hubungan yang bijaksana antara hal yang satu dengan
yang lain yang memastikan hasil / akibat yang diinginkan. Ada banyak
hal dalam kasus banyak orang kudus, yang jika hanya sendirian hanya bisa
menghasilkan bencana. Iri hati dari saudara-saudara Yusuf, dalam dirinya
sendiri, tidak mempunyai kecenderungan lain selain menghancurkan dia. Jika
dibiarkan pada akibat yang alamiah / wajar dari satu bencana itu, maka
ia akan mati dalam sumur itu; tetapi bersama-sama dengan bencana besar
yang lain - dijualnya ia sebagai budak kepada orang Midian - itu ditempa
bersama-sama dengan hal-hal lain, yang dalam diri mereka hanya merupakan
bencana dalam kecenderungan masing-masing, menjadi kebaikan besar yang
diakibatkan oleh jadinya Yusuf sebagai tuan dari seluruh tanah Mesir. Setiap
bencana adalah mata rantai dalam rantai yang memimpinnya kepada keadaan
terhormat dan berguna yang begitu tinggi. Inilah kemenangan dari hikmat
dan kuasa dari providensia ilahi. Manusia mendapatkan bahwa adalah sukar
untuk membuat satu hal, yang bersifat bencana, untuk menghasilkan kebaikan.
Allah membuat bencana-bencana yang sangat banyak begitu memodifikasi /
mengubah satu sama lain, sehingga dari semua itu Ia menghasilkan suatu
kebaikan) - hal 248.
Calvin: "Though the elect and the reprobate are indiscriminately exposed to similar evils, there is yet a great difference; for God trains up the faithful by afflictions, and thereby promotes their salvation" (= Sekalipun orang pilihan dan orang yang ditentukan untuk binasa tanpa pandang bulu terbuka terhadap bencana yang sama, tetapi ada perbedaan yang besar; karena Allah melatih / mendidik orang setia / percaya menggunakan penderitaan-penderitaan, dan dengan demikian memajukan keselamatan mereka) - hal 315.
Perlu diperhatikan beberapa hal:
1. Kebaikan ini adalah kebaikan dari sudut pandang Allah.
Pertumbuhan iman, kekudusan, pelayanan di atas pasti akan menghasilkan pahala yang lebih besar di surga (Mat 5:19 Wah 22:12).
Misalnya waktu Paulus tahu bahwa ia mau dibunuh, ia bukannya 'berserah', dengan berkata / berpikir: 'Kalau Tuhan menghendaki aku dibunuh itu toh untuk kebaikanku. Jadi aku berserah'. Tidak, ia tidak berpikir / berkata seperti itu, tetapi ia lari menyelamatkan dirinya (Kis 9:23-25).
Kalau saudara sudah berusaha maximal, dan ternyata tidak membawa hasil, maka baru pada saat itu saudara boleh / harus berserah kepada Tuhan sambil percaya bahwa Tuhan mengerjakan semua itu untuk kebaikan saudara.
3. Ini tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak menolong orang kristen yang menderita.
Pada waktu melihat ada orang kristen menderita, jangan berdasarkan Ro 8:28 ini, saudara lalu berpikir: 'Dia sedang menderita, tetapi itu kan untuk kebaikannya? Jadi buat apa aku menolongnya? Kalau aku menolongnya dan ia bebas dari penderitaan itu, bukankah ia justru tidak mendapat kebaikan yang akan ditimbulkan oleh penderitaan itu?'. Ro 8:28 tidak pernah boleh digunakan dengan cara seperti itu, karena:
Calvin mengomentari
kata-kata 'mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah' ini sebagai
berikut:
"This clause seems to have
been added as a modification, lest any one should think that the faithful,
because they love God, obtain by their own merit the advantage of deriving
such fruit from their adversities. We indeed know that when salvation is
the subject, men are disposed to begin with themselves, and to imagine
certain preparations by which they would anticipate the favour of God.
Hence Paul teaches us, that those whom he had spoken of as loving God,
had been previously chosen by him. For it is certain that the order is
thus pointed out, that we may know that it proceeds from the gratuitous
adoption of God, as from the first cause, that all things happen to the
saints for their salvation" (=
Anak kalimat ini kelihatannya ditambahkan sebagai suatu modifikasi / perubahan,
supaya tidak seorangpun yang berpikir bahwa orang yang setia / percaya,
karena mereka mengasihi Allah, mendapatkan oleh jasa mereka sendiri keuntungan
dimana mereka mendapatkan buah seperti itu dari kesengsaraan-kesengsaraan
mereka. Kita memang tahu bahwa pada waktu keselamatan merupakan subyek
/ pokok, manusia cenderung untuk mulai dengan diri mereka sendiri, dan
membayangkan persiapan-persiapan tertentu dengan mana mereka mengantisipasi
perkenan Allah. Karena itu, Paulus mengajar kita bahwa mereka yang telah
ia bicarakan sebagai orang yang mengasihi Allah, telah lebih dulu dipilih
oleh Allah. Karena adalah pasti bahwa dengan demikian urut-urutannya ditunjukkan,
supaya kita tahu bahwa itu mulai dari pemilihan yang bersifat kasih karunia
/ tanpa syarat dari Allah, sebagai penyebab pertama, sehingga segala hal
terjadi pada orang-orang kudus untuk keselamatan mereka)
- hal 315.
Yohanes Pembaptis mengalami kebingungan pada saat segala sesuatu tampaknya tidak masuk akal, sehingga ia mengirim pesan kepada Yesus (Mat 11:3), tetapi kepada dia juga tidak dijelaskan mengapa ia harus mengalami semua itu.
b. Murid-murid Yesus.
Dr. James Dobson: "He claimed to be the Son of God, yet they had heard Him cry in His last hours, 'My God, My God, why have you forsaken me?' (Matthew 27:46). The disciples couldn't have been more confused. What was the meaning of the time they had spent with this man who called Himself the Messiah?" [= Ia mengaku sebagai Anak Allah, tetapi mereka telah mendengarNya berteriak pada saat-saat terakhirNya, 'Allahku, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' (Mat 27:46). Murid - murid tidak bisa lebih bingung dari itu. Apa arti dari saat yang mereka habiskan / lewatkan dengan orang ini yang menyebut diriNya sendiri Mesias?] - 'When God does not make sense', hal 48.
c. Yusuf.
Dr. James
Dobson: "There is no indication that God explained to
Joseph what He was doing through those many years of heartache, or how
the pieces would eventually fit together. He was expected, like you and
me, to live out his days one at a time in something less than complete
understanding. What pleased God was Joseph's faithfulness when nothing
made sense" (= Tidak ada petunjuk bahwa Allah
menjelaskan kepada Yusuf apa yang sedang Ia kerjakan melalui masa bertahun-tahun
yang penuh penderitaan / dukacita itu, atau bagaimana potongan-potongan
itu akhirnya akan cocok. Ia diharapkan, seperti engkau dan saya, untuk
hidup setiap hari dengan sesuatu yang kurang dari pengertian yang sempurna
/ lengkap. Apa yang menyenangkan Allah adalah kesetiaan Yusuf pada saat
tidak ada apapun yang masuk akal)
- 'When God does not make sense', hal 36.
KJV: 'Though he slay me, yet will I trust in him' (= Sekalipun Ia membunuh aku, tetapi aku akan percaya kepadaNya).
NIV: 'Though he slay me, yet will I hope in him' (= Sekalipun Ia membunuh aku, tetapi aku akan berharap kepadaNya).
NASB: 'Though he slay me, I will hope in him' (= Sekalipun Ia membunuh aku, aku akan berharap kepadaNya).
2Kor 5:7 - "sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat".
NIV: 'We live by faith, not by sight' (= Kita hidup dengan iman, bukan dengan penglihatan).
NASB: 'for we walk by faith, not by sight' (= karena kita berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan).
5. Syair dan cerita sebagai illustrasi.
Buku Saat Teduh 'Streams in the Desert', tgl 12 Februari, memberikan syair sebagai berikut:
No Chance hath brought this ill to me; (= bukan kebetulan yang telah membawa hal yang buruk ini kepadaku,)
'Tis God's own hand, so let it be, (= Ini adalah tangan Allah sendiri, jadi biarlah demikian,)
He seeth what I cannot see. (= Ia melihat apa yang saya tidak bisa lihat).
There is a need-be for each pain, (= setiap rasa sakit ada perlunya,)
And He one day will make it plain (= Dan suatu hari Ia akan membuatnya jelas)
That earthly loss is heavenly gain. (= Bahwa kehilangan duniawi adalah keuntungan surgawi.)
Like as a piece of tapestry (= Seperti sepotong kain sulaman)
Viewed from the back appears to be (= Dilihat dari belakang kelihatannya seperti)
Naught but threads tangled hopelessly; (= Tidak ada apapun kecuali benang-benang yang sangat kusut / kacau;)
But in the front a picture fair (= Tetapi di bagian depan ada gambar yang indah / jelas)
Rewards the worker for his care, (= Memberi upah kepada pekerja untuk perhatiannya,)
Proving his skill and patience rare. (= Membuktikan keahlian dan kesabarannya yang jarang)
Thou art the Workman, I the frame. (= Engkau adalah pekerja / penyulam, saya bingkainya.)
Lord, for the glory of Thy Name, (= Tuhan, untuk kemuliaan NamaMu,)
Perfect Thine image on the same". [=
Sempurnakanlah gambarMu pada bingkai yang sama (?).]
Footprints.
One night a man had a dream. He dreamed he was walking along the beach with the Lord. Across the sky flashed scenes from his life. For each scene, he noticed two sets of footprints in the sand: one belonging to him and the other to the Lord. When the last scene of his life flashed before him, he looked back at the footprints in the sand. He noticed that many times along the path of his life there was only one set of footprints. He also noticed that it happened at the very lowest and saddest times of his life.
This really bothered him and he questioned the Lord about it. "Lord, you said that once I decided to follow you, you'd walk with me all the way. But I have noticed that during the most troublesome times of my life, there was only one set of footprints. I don't understand why when I needed you most you would leave me".
The Lord replied, "My son, my precious child, I love you and would never leave you. During your times of trial and suffering, when you see only one set of footprints, it was then that I carried you".
Terjemahannya:
Jejak kaki.
Pada suatu malam ada seseorang bermimpi. Ia bermimpi bahwa ia sedang berjalan di sepanjang pantai bersama dengan Tuhan. Di langit terlihat adegan-adegan dalam hidupnya. Untuk setiap adegan, ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di pasir: satu pasang adalah miliknya dan yang lain adalah milik Tuhan. Ketika adegan terakhir dari hidupnya terlihat di hadapannya, ia melihat kembali pada jejak kaki di pasir. Ia memperhatikan bahwa seringkali di sepanjang jalan hidupnya hanya ada satu pasang jejak kaki. Ia juga memperhatikan bahwa itu terjadi pada waktu-waktu yang paling rendah dan paling menyedihkan dari hidupnya.
Ini betul-betul menyusahkan dia dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal itu. "Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dengan aku di sepanjang jalan. Tetapi aku telah memperhatikan bahwa pada waktu-waktu yang paling menyusahkan dari hidupku, di sana hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku tidak mengerti mengapa pada saat aku paling membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku".
Tuhan menjawab: "AnakKu, anakKu yang berharga, Aku mencintai engkau dan tidak akan pernah meninggalkan engkau. Pada saat-saat ujian dan penderitaan, ketika engkau melihat hanya ada satu pasang jejak kaki, pada saat itulah Aku sedang menggendong engkau".