Dosa
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
I) Manusia pertama, kejatuhan ke dalam
dosa dan akibatnya.
Manusia
pertama diciptakan dalam keadaan suci, tetapi manusia pertama itu jatuh ke
dalam dosa.
Apa akibatnya?
1) Semua manusia menjadi manusia berdosa.
Ro 5:18a,19a - “Sebab
itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
... Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah
menjadi orang berdosa, ...”.
Jelas bahwa
yang dimaksud dengan ‘satu
pelanggaran’ dan ‘ketidak-taatan satu
orang’ adalah dosa pertama Adam. Jadi, ayat
ini mengatakan bahwa gara-gara dosa pertama Adam, maka semua manusia menjadi
orang berdosa di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena
Adam, yang adalah manusia pertama, dianggap sebagai wakil dari seluruh umat
manusia oleh Allah.
·
Maz 51:7 - “Sesungguhnya, dalam kesalahan
aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”.
·
Ayub 25:4 - “Bagaimana manusia
benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu
bersih?”.
·
Maz 58:4 - “Sejak lahir
orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta
telah sesat”.
·
Yes 48:8b - “orang menyebutkan engkau: pemberontak sejak dari
kandungan”.
2) Semua manusia condong / lebih senang pada
dosa, dan tidak bisa berbuat baik.
a) Kecondongan kepada dosa.
Karena kita
lahir sebagai orang yang berdosa, maka kita mempunyai kecenderungan untuk
berbuat dosa.
Ini bisa terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di
bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata-mata, ...”.
Kej 8:21b - “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia,
sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya”.
Illustrasi: Makhluk yang lahir sebagai
monyet akan secara otomatis melakukan hal-hal yang
biasa dilakukan oleh monyet. Demikian juga makhluk yang dilahirkan sebagai
orang berdosa akan secara otomatis melakukan hal-hal
yang biasa dilakukan oleh orang berdosa.
Contoh:
·
kalau ada guru tidak masuk karena sakit, murid-muridnya malah senang.
·
kalau dipukul, kita cenderung membalas daripada mengampuni.
·
kalau mendengar Firman Tuhan selama 1 jam sudah merasa capai, tetapi
kalau nonton film 3 jam tidak apa-apa.
·
kalau membaca Kitab Suci merasa mengantuk, tetapi kalau membaca
novel, buku silat, majalah dsb, tahan berjam-jam.
·
anak kecil diajar mengasihi, hidup disiplin, dsb, sukar sekali.
Tetapi kalau diajar untuk mencaci-maki orang, gampang sekali.
b) Kecondongan kepada dosa ini menyebabkan
manusia menjadi sangat berdosa.
Contoh: dusta, pikiran cabul
(Mat 5:28), tidak hormat orang tua, tidak mengasihi Allah dengan segenap
hati, pikiran. Berapa banyak dosa kita?
c) Tidak bisa berbuat baik sama sekali.
Sebetulnya, manusia berdosa
itu bukan hanya cenderung kepada dosa, tetapi bahkan sama
sekali tidak bisa berbuat baik, dan selalu berbuat dosa saja. Ini sebetulnya
sudah terlihat dari Kej 6:5 di atas, tetapi lebih terlihat lagi dari
Tit 1:15 yang berbunyi: “Bagi
orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun
tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Ini
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan orang yang tidak beriman adalah
dosa. Jadi, tindakan-tindakan yang kelihatannya baik sekalipun (seperti
menolong orang miskin, dsb) tetap dianggap dosa. Mengapa?
1. Karena tindakan itu tidak dilakukan
berdasarkan kasih kepada Allah / Yesus.
Yoh 14:15
- “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintahKu”.
2. Karena tindakan itu tidak dilakukan untuk memuliakan Allah.
1Kor 10:31: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika
engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan
Allah”.
Suatu
‘ketaatan / perbuatan baik’, yang dilakukan oleh orang yang tidak
percaya kepada Yesus, dan dilakukan bukan karena hati yang mengasihi Tuhan, dan
dilakukan bukan untuk kemuliaan Allah, pada dasarnya adalah ‘ketaatan /
perbuatan baik’ yang dilakukan tanpa mempedulikan Allah. Sekarang pikirkan sendiri, bisakah perbuatan demikian disebut baik?
Kalau saudara sudah bisa
mempunyai kerinduan untuk pergi ke gereja, mendengar Firman Tuhan, dsb, maka
itu bisa terjadi karena Roh Kudus sudah bekerja dalam diri saudara (melahirbarukan
dan mengubahkan saudara). Tanpa pekerjaan Roh Kudus, saudara tidak akan senang / rindu pada apa yang baik (1Kor 2:14).
II)
Manusia berdosa ini membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa.
Mengapa?
1) Karena Allah itu suci dan adil.
a) Kesucian Allah menyebabkan Ia tak bisa bersatu dengan dosa begitu saja.
b) Keadilan Allah menyebabkan Ia tidak bisa tidak menghukum dosa.
Seandainya
Allah itu tidak suci dan tidak adil, maka mungkin kita tidak butuh Yesus
sebagai Juruselamat. Tetapi faktanya, Allah itu suci dan adil,
sehingga kita semua membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat.
2) Semua manusia berdosa dan tidak bisa berbuat baik.
3) Seandainya manusia bisa berbuat baik,
maka perbuatan baik tidak bisa menghapuskan dosa.
Bahwa dosa tidak bisa ditebus
dengan perbuatan baik, dinyatakan oleh Gal 2:16,21
yang berbunyi: “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus ... sekiranya ada kebenaran oleh hukum
Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi
karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap
ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu
banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong
tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan
kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara
melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu
menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk
menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang
pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan
membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat
bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus
dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!
4) Yesus adalah satu-satunya Juruselamat / Penebus dosa.
Tak ada agama lain yang punya Juruselamat / Penebus dosa. Dan dalam
kekristenan, tak ada Juruselamat lain selain Yesus. Allah jadi manusia, yang lalu memikul hukuman dosa-dosa kita.
Mengapa harus demikian? Tidak bisakah dengan cara lain? Tidak! Kalau ada cara
lain, Allah pasti akan tempuh cara lain. Allah itu adil,
harus menghukum dosa. Sekarang hanya ada 2 pilihan:
a) Hukuman itu ditanggung oleh seorang
Pengganti / Penebus.
b) Hukuman itu ditanggung oleh orang yang
berbuat dosa itu. Ini menyebabkan orang tersebut masuk neraka
selama-lamanya.
Kalau
saudara mau percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat saudara, maka hukuman
saudara ditanggung oleh Dia, sehingga saudara tidak mungkin dihukum lagi (Ro
8:1). Tetapi kalau saudara mengabaikan Yesus, saudara sendiri yang harus
menanggung hukuman setiap dosa saudara selama-lamanya di dalam neraka. Sudahkah saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat /
Penebus?
-AMIN-