oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Kitab
kehidupan
Luk 10:20
- “Namun
demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi
bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.
Fil 4:3 - “Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan
Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang
nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”.
Wah 20:12,15
- “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab.
Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. ... Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
Wah 21:27
- “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis,
atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya
tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.
Wah 3:5
- “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang
demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku
akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.
Kel 32:31-33 - “Lalu
kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -
dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah
Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa
yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam
kitabKu”.
Maz 69:29 - “Biarlah
mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama
dengan orang-orang yang benar!”.
Pdt.
Jusuf B. S.: “Buku kehidupan adalah catatan dari orang-orang
percaya yang masuk Surga, termasuk segala pahalanya, yang ditulis Allah. Buku
ini tidak berbentuk seperti buku catatan kita, juga bukan seperti disket-disket
komputer, tetapi jauh lebih canggih yaitu suatu catatan dengan cara Illahi yang
sempurna, tidak bisa salah / hilang dan betul-betul tercatat dengan rapi,
teliti, langkah (?) dan betul” -
“Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 55.
Pdt.
Jusuf B. S.: “Di mana terdapat buku ini? Terletak di hadapan
hadirat Tuhan, itu berarti ada di dalam Surga” -
“Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 56.
Kelihatannya
dia percaya bahwa betul-betul ada catatan seperti itu, sekalipun bentuknya
tidak ia ketahui. Pertanyaannya: apakah Allah yang
maha tahu itu membutuhkan catatan dalam bentuk apapun?
Pdt.
Jusuf B. S.: “Buku Kehidupan bukanlah catatan dari nama-nama orang
yang pernah lahir dan hidup di dunia. Tetapi setiap orang yang percaya, yang
mengakui nama Yesus, ia selamat dan menjadi putra Allah, baru namanya
ditulis di dalam buku hayat” - “Keselamatan tidak
bisa hilang?’, hal 60.
Jadi
ia percaya bahwa penulisan nama dalam kitab kehidupan
itu baru dilakukan pada saat orangnya percaya kepada Yesus.
Pdt.
Jusuf B. S.: “Nama di dalam Buku Kehidupan masih dapat
dihapus! Selama kita hidup di dunia ini, masih dapat terjadi perubahan. Bukan satu kali selamat tetap selamat. Sebab itu Tuhan
menyuruh kita memelihara keselamatan itu dengan hati-hati” -
“Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 63.
Pdt.
Jusuf B. S.: “Dalam Kel 32:33 nama-nama orang
Ia percaya bahwa nama seseorang bisa
dihapuskan dari kitab kehidupan. Dengan kata lain
orang itu kehilangan keselamatannya.
1) Memang benar bahwa
kitab kehidupan mencatat nama-nama orang yang percaya kepada Yesus dan
diselamatkan.
Luk 10:20 - “Namun demikian janganlah bersukacita
karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada
terdaftar di sorga.’”.
Fil 4:3
- “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang
setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam
pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab
kehidupan”.
Wah 20:12,15 - “Dan aku melihat orang-orang mati,
besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain,
yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab
itu. ... Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab
kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya
sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya
mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.
Jadi
jelas bahwa kitab kehidupan mencatat nama dari
orang-orang yang selamat, atau dengan kata lain, orang yang namanya tercatat
dalam Kitab Kehidupan itulah yang akan masuk surga (Wah 21:27).
Sebaliknya, orang yang namanya tidak tercatat dalam kitab kehidupan itu akan masuk ke neraka (Wah 20:15). Karena itu Tuhan
Yesus berkata: bersukacitalah karena namamu tercatat dalam kitab kehidupan (Luk
10:20).
John
Stott: “One day the books will be opened,
and the dead will be judged by what is written in the books, and everyone whose
name is not found written in the Book of Life will be ‘thrown into the
lake of fire’ (Rev. 20:11-15). Is your name written in the Lamb’s
book of life? You can have a name among men for being alive (like the
Karena
itu jangan puas / bersukacita kalau nama saudara
sekedar tercatat di gereja, bahkan tercatat sebagai orang yang menduduki
jabatan tertentu dalam gereja / donatur gereja. Ini tidak menjamin keselamatan
saudara! Tetapi kalau saudara percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, maka
nama saudara tercatat dalam kitab kehidupan, dan itu
yang menjamin keselamatan saudara!
2) Penulisan nama dalam
kitab kehidupan sudah dilakukan sejak dunia belum dijadikan!
Kalau
tadi kita sudah mendengar bahwa kitab kehidupan itu mencatat nama-nama
orang-orang yang percaya kepada Yesus, maka logikanya kita juga harus
beranggapan bahwa penulisan nama terjadi pada saat
seseorang percaya kepada Yesus (seperti yang diajarkan oleh Pdt. Jusuf B. S. di
atas).
Tetapi
ternyata tidak demikian! Kitab Suci mengajar bahwa Tuhan bukannya baru
menuliskan nama seseorang di dalam kitab itu pada
waktu orang itu bertobat / percaya kepada Yesus! Nama
seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan.
Ini
bisa terlihat dalam 2 ayat Kitab Suci yaitu Wah 13:8 dan Wah 17:8.
a) Wah 17:8 - “Dan mereka yang diam di bumi, yaitu
mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila ....”.
b) Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas
bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab
kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.
Hal
yang perlu kita ketahui tentang Wah 13:8 ini adalah bahwa dalam bahasa
Yunaninya, kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’
mempunyai 2 kemungkinan:
1. Dihubungkan dengan ‘penulisan
dalam kitab kehidupan’.
Ini sesuai dengan terjemahan Kitab Suci
2. Dihubungkan dengan ‘penyembelihan
Anak Domba’.
Ini
sesuai dengan KJV yang menterjemahkan: “... whose names are not
written in the book of life of the Lamb slain from the foundation of the
world” (= ...
yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang
disembelih sejak dunia dijadikan).
NIV dan NKJV menterjemahkan seperti KJV.
William
Barclay (lebih-lebih orang-orang Reformed) memilih
pandangan yang pertama, dengan berkata:
“We
have in these two translations two equally precious truths. But, if we must
choose, we must choose the first, because there is no doubt that is the way in
which John uses the phrase when he repeats it in Revelation 17:8” (= Dalam kedua terjemahan ini kita
mempunyai dua kebenaran yang sama berharga. Tetapi, jika kita harus memilih,
kita harus memilih yang pertama, karena tidak ada keraguan bahwa demikianlah
Yohanes menggunakan ungkapan itu ketika ia
mengulanginya dalam Wahyu 17:8) - hal 96.
Catatan:
perlu diingat bahwa andaikatapun yang benar dari dua kemungkinan ini adalah
yang kemungkinan yang kedua, tetap ada Wah 17:8 yang jelas-jelas berbicara
bahwa tertulisnya / tidak tertulisnya nama dalam kitab kehidupan itu sudah
dilakukan sejak dunia dijadikan!
Memang
kalau kita melihat Wah 13:8 dan Wah 17:8 di atas, kita melihat bahwa
kedua ayat itu berbicara tentang orang yang namanya tidak tertulis dalam
kitab kehidupan sejak dunia dijadikan. Tetapi bahwa
orang-orang tertentu namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia
belum dijadikan, secara implicit /
tidak langsung menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa orang yang namanya ada dalam
kitab kehidupan, juga sudah tercatat sejak dunia belum dijadikan.
Bahwa
nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis
dalam kitab kehidupan sebelum dunia dijadikan, jelas menunjukkan bahwa selamat
atau tidaknya seseorang sudah ditentukan sejak dunia belum dijadikan. Inilah
Predestinasi!
Calvin
(tentang Maz 69:29): “the
book of life being nothing else than the eternal purpose of God, by which he
has predestinated his own people to salvation” (= kitab
kehidupan bukan lain dari pada rencana kekal Allah, dengan mana Ia telah mempredestinasikan umatNya kepada keselamatan) -
hal 73.
Calvin
(tentang Kel 32:32): “By
‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be
understood, metaphorically, His decree” (= Dengan
kata ‘kitab’, dalam mana dikatakan Allah telah menuliskan
orang-orang pilihanNya, harus dimengerti, secara simbolis, ketetapanNya) -
hal 361-362.
Calvin
(tentang Luk 10:20): “As
it was the design of Christ to withdraw his disciples from a transitory joy,
that they might glory in eternal life, he leads them to its origin and source,
which is, that they were chosen by God and adopted as his children. ... The
metaphorical expression, ‘your names are written in heaven,’ means,
that they were acknowledged by God as His children and heirs, as if they
had been inscribed in a register” (= Karena
tujuan Kristus adalah untuk menarik murid-muridNya dari sukacita yang fana /
tidak kekal, supaya mereka bisa bermegah dalam kehidupan yang kekal, Ia
memimpin mereka kepada asal usul dan sumber dari keselamatan itu, yaitu bahwa
mereka telah dipilih oleh Allah dan diadopsi menjadi anak-anakNya. ... Ungkapan
yang bersifat simbolis ‘namamu tertulis di surga’ berarti
bahwa mereka diakui oleh Allah sebagai anak-anak dan pewaris-pewarisNya, seakan-akan
mereka telah dituliskan dalam sebuah daftar / catatan) -
hal 34-35.
B.
B. Warfield: “Book of life ..., which is certainly
a symbol of Divine appointment to eternal life revealed in and realized
through Christ” (= Kitab
kehidupan ..., yang merupakan simbol dari penetapan pada kehidupan kekal
yang dinyatakan dalam Kristus dan diwujudkan melalui Kristus) - ‘Biblical and Theological
Studies’, hal 306.
John
Owen: “This book of life is no other but
the roll of God’s elect, immutable designation of them unto grace and
glory” (= Kitab
Kehidupan ini bukan lain dari daftar nama orang-orang
pilihan Allah, penandaan yang kekal terhadap mereka kepada kasih karunia dan
kemuliaan) - ‘Hebrews’,
vol 7, hal 341.
Dengan mengatakan bahwa kitab kehidupan ini adalah suatu simbol,
kelihatannya baik Calvin maupun Warfield tidak mempercayai bahwa kitab seperti
itu betul-betul ada. Ini cuma suatu simbol yang
menunjukkan bahwa orang-orang pilihan itu sudah tertentu dan mereka pasti akan selamat. Tidak mungkin terjadi
kesalahan dalam hal ini, karena Allah itu maha tahu dan tidak mungkin salah.
Illustrasi:
Seorang wanita setengah baya terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah
sakit. Pada saat di meja operasi dan dekat dengan kematian, ia
melihat Allah. Ia bertanya: ‘Tuhan apakah ini memang sudah saatnya bagiku
untuk mati?’. Tuhan menjawab: ‘Tidak,
engkau masih punya waktu sekitar 30-40 tahun lagi untuk hidup’. Setelah
sembuh, dengan pemikiran bahwa ia masih punya waktu
beberapa puluh tahun untuk hidup, wanita itu melakukan operasi wajah, sedot
lemak dan sebagainya. Ia lalu juga pergi ke seorang
penata rambut, dan mengubah potongan rambut maupun warna rambutnya. Tetapi
beberapa hari setelah itu, ia mengalami kecelakaan dan
mati. Pada saat bertemu dengan Allah, ia lalu
bertanya: ‘Aku kira Engkau mengatakan bahwa aku masih punya waktu 30-40
tahun lagi untuk hidup. Mengapa aku mati sekarang?’.
‘Oh’, jawab Allah, ‘Aku tidak mengenalimu’.
Kalau
Allah memang seperti itu, maka Ia pasti betul-betul
membutuhkan suatu kitab supaya jangan sampai salah. Tetapi karena Allah itu
maha tahu, jelas bahwa Ia tidak membutuhkan semua itu.
Jadi kitab kehidupan hanya merupakan simbol, yaitu simbol
dari predestinasi.
Dalam
persoalan ini mungkin muncul suatu pertanyaan: bagaimana kita bisa diharuskan
percaya kepada Yesus kalau hal itu sudah ditetapkan oleh Tuhan? Kalau kita
ditentukan sebagai orang reprobate (= orang yang ditentukan untuk
binasa), bukankah kita tidak bisa percaya?
Jawab:
·
Rencana kekal Allah merupakan sesuatu
yang tidak kita ketahui. Kita tidak tahu siapa yang ditentukan binasa, dan hal
ini bukan merupakan pedoman hidup kita. Pedoman hidup kita adalah kehendak
Allah yang dinyatakan, yaitu Firman Tuhan (Ul 29:29), dan Firman Tuhan menyuruh
kita percaya.
·
Teologia Reformed memang menekankan
kedaulatan Allah / penentuan Allah maupun tanggung jawab manusia. Sekalipun
kedua hal itu rasanya tidak cocok, tetapi keduanya diajarkan oleh Kitab Suci,
dan karena itu keduanya harus diterima. Jadi, sekalipun ada penentuan Allah,
tetapi manusia tetap mempunyai tanggung jawab untuk percaya kepada Yesus.
3) Penghapusan nama dari
kitab kehidupan.
Maz 69:29
- “Biarlah
mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama
dengan orang-orang yang benar!”.
Kel 32:31-33
- “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata:
‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat
allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau
mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari
dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman
kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan
Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.
Ayat-ayat
di atas ini tidak boleh diartikan bahwa nama memang
bisa dihapus dari kitab kehidupan. Alasannya:
a) Predestinasi / rencana
Allah tidak mungkin gagal (Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27).
b) Kita tidak boleh
menafsirkan Maz 69:29 dan Kel 32:32-33 itu sehingga bertentangan dengan Wah 3:5
- “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang
demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan,
melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para
malaikatNya”.
John
Stott (hal 97,98) mengatakan bahwa kata-kata ‘tidak akan menghapus’
dalam bahasa Yunaninya menggunakan ‘double
negatives’ (2 x kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan
suatu penekanan bahwa Kristus tidak akan menghapus nama mereka dari kitab
kehidupan.
Tetapi
orang Arminian akan berkata: ‘Itu janji bagi
orang kristen yang menang. Tetapi orang kristen yang
kalah, namanya akan dihapuskan dari kitab kehidupan’.
Pdt.
Jusuf B. S.: “Juga di sini (dalam Wah 3:5) Tuhan
menjanjikan pada orang yang menang bahwa namanya akan jadi permanen di
dalam Buku Kehidupan, sebab mereka menang. Tetapi orang-orang
yang selalu jatuh bangun dalam dosa itu dalam bahaya. Kalau mereka terus
menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati, maka namanya yang sudah
tertulis di dalam Buku Kehidupan akan terhapus dari dalamnya dan itu berarti
tidak masuk dalam Kerajaan Surga” - “Keselamatan tidak bisa
hilang?’, hal 65.
Saya
menjawab argumentasi ini dengan 2 pertanyaan:
1. Orang kristen mana yang tidak jatuh bangun dalam dosa? Jatuh
bangun dalam dosa itu pasti terjadi pada diri orang kristen
manapun, termasuk Paulus (Ro 7:15-19 bdk. 1Yoh 1:10). Ini berbeda dengan
‘terus menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati’ yang jelas
menunjukkan bahwa orangnya adalah orang kristen KTP.
2. Apakah orang kristen yang sejati bisa kalah? Jelas
tidak mungkin. Bandingkan dengan:
·
Ro 8:35-37 - “Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.’ Tetapi
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita”.
Ini
masih ditambahi lagi dengan Ro 8:38-39 yang menjamin bahwa tidak ada apapun
yang bisa memisahkan kita (orang kristen) dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
·
Wah 17:14 - “Mereka
akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan
mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di
atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang,
yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.’”.
Catatan:
kata-kata ‘juga akan menang’ (yang saya cetak miring) sebetulnya
tidak ada, tetapi secara implicit itu ada.
·
1Kor 15:57 - “Tetapi
syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita”.
·
2Kor 2:14a - “Tetapi
syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan
kemenanganNya”.
Kalau
orang kristen sejati tidak mungkin kalah, maka jelas
bahwa Wah 3:5 itu berlaku untuk setiap orang kristen dan dengan demikian
penghapusan nama dari kitab kehidupan itu tidak mungkin terjadi.
Sekarang
mari kita membahas lebih teliti kedua text tersebut di
atas.
a) Maz 69:29 - “Biarlah
mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama
dengan orang-orang yang benar!”.
Beberapa
penafsir seperti Adam Clarke, Albert Barnes, dan Keil & Delitzsch,
menafsirkan bahwa ayat ini artinya adalah bahwa Daud berdoa supaya mereka
dibunuh, dan tidak mendapat kehidupan yang panjang yang dijanjikan Allah kepada
pengikut-pengikutNya.
Barnes’
Notes: “‘Let them be blotted out of
the book of the living.’ That is, Let them cease to live; let them not be
numbered among the living men; let them be cut off. ... The language has no
reference to the future world; it is not a prayer that they should not be
saved. ‘And not be written with the righteous.’ Let them not be
registered or numbered with the righteous. ... The language is evidently
derived from the idea so common in the Old Testament that length of days would
be the reward of a righteous life ..., and that the wicked would be cut off in
the midst of their days” (= ) -
hal 230.
Keil
& Delitzsch: “Let them be blotted out of
... that is to say, struck out of the list of the living, and that of the
living in this present world; for it is only in the New Testament that we meet
with the Book of Life as a list of the names of the heirs of the zwh aviwnioV” (= ) -
hal 285.
Catatan:
tetapi dalam tafsirannya tentang Kel 32:32-33 Keil & Delitzsch memberikan
kata-kata yang agak membingungkan artinya (lihat dalam bagian tentang Kel
32:32-33).
Calvin mengatakan bahwa kata-kata ini disesuaikan dengan kapasitas
pengertian manusia.
Calvin: “he
denounces against them eternal destruction, which is the obvious meaning of the
prayer, that they might be blotted out of the book of the living; for all those
must inevitably perish who are not found written or enrolled in the book of
life. This is indeed an improper manner of speaking; but it is one well adapted
to our limited capacity, the book of life being nothing else than the eternal
purpose of God, by which he has predestinated his own people to salvation. God,
it is certain, is absolutely immutable; and, farther, we know that those who
are adopted to the hope of salvation were written before the foundation of the
world, (Eph. 1:4;) but as God’s eternal purpose of election is
incomprehensible, it is said, in accommodation to the imperfection of the human
understanding, that those whom God openly, and by manifest signs, enrols among
his people, ‘are written.’ On the other hand, those whom God openly
rejects and casts out of his Church are, for the same reason, said ‘to be
blotted out.’” (= ) - hal 73-74.
Calvin: “Yet
I do not deny that the Spirit sometimes accommodates the utterance to the
measure of our understanding - for instance, when he says: ‘They shall
not be in the secret of my people, or be enrolled in the register of my
servants’ (Ezek. 13:9). It is as if God were beginning to write in the
book of life those whom he reckons among the number of His people, although we
know, as Christ bears witness (Luke 10:20), that the names of the children of God
have been written in the book of life from the beginning (Phil. 4:3). But these
words simply express the casting away of those who seemed the chief among the
elect, as the psalm had it: ‘Let them be blotted out of the book of life;
let them not be enrolled among the righteous’ (Ps. 69:28; cf. Rev.
3:5)” (= ) - ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book III, Chapter 24, no 9.
Catatan:
·
Luk 10:20 secara hurufiah
seharusnya adalah ‘your names have been written in
heaven’ (= namamu telah tertulis di surga).
·
sebetulnya
kalau mau menunjukkan bahwa nama sudah tertulis dalam kitab kehidupan sejak
semula, lebih baik menggunakan Wah 13:8 dan Wah 17:8.
Spurgeon
menafsirkan bahwa penghapusan nama dari kitab
kehidupan menunjukkan bahwa nama itu tidak pernah dituliskan dalam kitab
kehidupan itu.
C.
H. Spurgeon: “the inner meaning of being blotted
out from the book of life is to have it made evident that the name was never
written there at all. Man in his imperfect copy of God’s book of life
will have to make many emendations, both of insertion and erasure; but, as
before the Lord, the record is for ever fixed and unalterable” (= ) - ‘The Treasury of David’, vol 2, hal 184.
Matthew
Poole mengatakan bahwa nama seseorang dikatakan
ditulis dalam kitab kehidupan, atau dihapuskan dari kitab kehidupan, sesuai
dengan kelihatannya dari jalan kehidupan mereka. Tetapi bahwa penghapusan nama tidak bisa diartikan secara hurufiah, terlihat dengan
jelas dari bagian akhir dari Maz 69:29 itu.
Matthew
Poole: “In this book men may be said to be
written, either, 1. In reality, by God’s
election and predestination. Or, 2. In
appearance, when a man is called by God to the profession and practice of the
true religion, and into covenant with himself, and professeth to comply with
it; ... And when a man renounceth this profession and religion, he may be said
to be ‘blotted out of’ that ‘book’, because his
apostacy makes it evident that he was not written in it, as he seemed to be.
... men may be said to be ‘written
in’ or ‘blotted out of this book’, when they seem to be so by
the course of their lives and actions. But that this ‘blotting
out’ is not meant properly and positively, is clear from the last branch
of this verse; which, after the manner of these books, expounds the former,
wherein this doubtful phrase is explained by one which is evident and
unquestionable, even by his not being ‘written’ in it; for
it is impossible that a man’s name should be properly blotted out of that
book in which it was never written” (= ) - hal 110.
Psalm
69:28 (KJV): ‘Let them be blotted out of the book of the living, and
not be written with the righteous’ (= Biarlah mereka
dihapuskan dari kitab kehidupan, dan tidak ditulis dengan orang benar).
Kata Ibraninya bisa diartikan ‘menulis’ atau
‘mencatat’.
Kata-kata
W.
S. Plumer: “To ‘be blotted out of this
book’ is the same thing as not to ‘be written with the
righteous’. The clauses are parallel” (=
Dihapuskan dari kitab ini adalah sama dengan tidak
ditulis dengan orang benar. Kedua kalimat itu paralel) - ‘The
Psalms’, hal 684.
Pulpit Commentary memberikan penafsiran yang berbeda /
bertentangan. Ia berkata:
“‘And
not be written with the righteous;’ i.e. not remain written in the
book side by side with the names of the righteous” (=
‘Dan tidak ditulis dengan orang benar’; artinya tidak tetap
tertulis dalam kitab itu bersama-sama dengan nama-nama orang benar) - hal 55.
Tetapi
kata ‘remain’ (= tetap) ini sebetulnya tidak ada dalam ayat
itu, dan karena itu penafsiran ini tidak bisa diterima!
b) Kel 32:31-33 - “Lalu
kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -
dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah
Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa
yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam
kitabKu”.
Adam Clarke mengatakan bahwa kitab itu merupakan catatan dari
orang-orang
Keil
& Delitzsch: “To blot out of Jehovah’s
book, therefore, is to cut off from fellowship with the living God, or from the
kingdom of those who live before God, and to deliver over to death” (= ) - hal 231.
Pulpit Commentary mengatakan (hal 343) bahwa ada yang
mengartikan bahwa kata-kata Musa dalam Kel 32:32 ini hanya sekedar berarti
‘Bunuhlah aku’. Jadi, kitab itu
hanya diartikan sebagai kitab yang mencatat nama-nama orang-orang yang masih
hidup, dan tak berhubungan dengan keselamatan. Tetapi
Pulpit Commentary sendiri lebih setuju bahwa itu juga berhubungan dengan
keselamatan.
Sama
seperti dalam tafsirannya tentang Maz 69:29 di atas Calvin menganggap bahwa
istilah ‘penghapusan nama’ dipakai untuk
menyesuaikan dengan pengertian manusia (semacam bahasa antropomorphis). Tentu kita tidak bisa mengartikan bahwa bisa terjadi perubahan
dalam rencana kekal Allah. Istilah ‘penghapusan nama’
itu hanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan akhirnya menyatakan bahwa orang-orang
reprobate, yang untuk sementara kelihatannya terhitung bersama-sama dengan
orang-orang pilihan, sebetulnya sama sekali tidak termasuk di dalamnya.
Dalam
tafsirannya tentang Kel 32:32, Calvin berkata:
“By
‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be
understood, metaphorically, His decree. But the expression which Moses uses,
asking to be blotted out of the number of the pious, is an incorrect one, since
it cannot be that one who has been once elected should be ever reprobated; and
those lunatics who, on this ground, overturn, as far as they can, that prime
article of our faith concerning God’s eternal predestination, thereby
demonstrate their malice no less than their ignorance. David uses two
expressions in the same sense, ‘blotted out,’ and ‘not
written:’ ‘Let them be blotted out of the book of the living, and
not be written with the righteous.’ (Ps. 69:28.) We cannot hence infer
any change in the counsel of God; but this phrase is merely equivalent to
saying, that God will at length make it manifest that the reprobate, who for a
season are counted amongst the number of the elect, in no respect belong to the
body of the Church. Thus the secret catalogue, in which the elect are
written, is contrasted by Ezekiel (13:9) with that external profession, which
is often deceitful. Justly, therefore, does Christ bid His disciples rejoice,
‘because their names are written in heaven,’ (Luke 10:20;) for, albeit the counsel of God, whereby we are
predestinated to salvation, is incomprehensible to us, ‘nevertheless (as
Paul testifies) this seal standeth sure, The Lord knoweth them that are
his.’ (2Tim. 2:19)” (= ) -
hal 361-362.
Yeh 13:9
- “Aku akan mengacungkan tanganKu
melawan nabi-nabi yang melihat perkara-perkara yang menipu dan yang mengucapkan
tenungan-tenungan bohong; mereka tidak termasuk perkumpulan umatKu dan tidak
akan tercatat dalam daftar kaum
Dan
tentang Kel 32:33, Calvin berkata:
“In
these words God adapt Himself to the comprehension of the human mind, when He
says, ‘Him will I blot out;’ for hypocrites make such false
profession of His name, that they are not accounted aliens, until God openly
renounces them: and hence their manifest rejection is called erasure” (= Dalam
kata-kata ini Allah menyesuaikan diriNya sendiri dengan pengertian pikiran
manusia, pada saat Ia berkata ‘Aku tidak akan menghapuskannya’;
karena orang-orang munafik membuat pengakuan palsu tentang namaNya supaya
mereka tidak dianggap sebagai orang asing / non kristen, sampai Allah secara
terbuka menyangkal mereka sebagai anak: dan karena itu penolakan yang nyata ini
disebut penghapusan) - hal 362.
Juga
dalam Kel 32:33 itu, mungkin sekali Tuhan menggunakan kata-kata itu untuk
menyesuaikan dengan kata-kata Musa dalam Kel 32:32.
Kitab
kehidupan hanya merupakan simbol dari predestinasi.
Penghapusan nama dari kitab kehidupan tidak
benar-benar ada. Istilah itu digunakan hanya karena Allah menyesuaikan diri
dengan pengertian manusia yang terbatas, sehingga Ia
menggambarkan tindakanNya seperti tindakan manusia yang mencatat, menghapus dan
sebagainya. Orang yang ‘dihapus namanya’ adalah orang kristen KTP, yang sebetulnya tidak pernah tercatat di dalam
kitab kehidupan itu. Bagi orang percaya / pilihan, namanya sudah ada dalam
kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan dan tidak mungkin akan dihapuskan. Puji Tuhan.
-AMIN-