Eksposisi Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Yesus turun dari bukit. Dalam Mat 5:1
Ia naik ke bukit lalu memberikan khotbah di bukit (Mat 5-7), lalu sekarang Ia
turun dari bukit.
1) Bagian ini pararel dengan Mark
1:40-45 dan Luk 5:12-16.
2) Orang kusta:
a) Penafsiran populer yang salah:
·
kusta =
hukuman dosa. Sekalipun hal ini bisa terjadi (Bil 12:1-10 2Raja 5:26-27) tetapi
tak selalu demikian.
·
mengalegorikan
bagian ini. Bagian ini sebetulnya merupakan bagian yang bersifat hurufiah,
bukan lambang. Tetapi banyak orang mengalegorikan bagian ini dengan mengatakan
bahwa orang kusta adalah lambang dari orang yang berdosa. Ia datang kepada
Yesus dan kustanya disembuhkan. Itu lambang dari orang berdosa yang datang
kepada Kristus, lalu dosanya diampuni/disucikan. Sekalipun ajaran ini injili,
tapi dasar dan penafsirannya salah.
·
Roma
Katolik juga mengalegorikan bagian ini. Mereka mengatakan orang kusta adalah
lambang orang berdosa dan Yesus menyuruh orang itu pergi kepada imam yang
adalah lambang dari pastor (priest). Ini mereka jadikan dasar dari ajaran
mereka tentang sakramen pengakuan/pengampunan dosa. Tetapi ini jelas tak masuk
akal, karena orang kusta itu sudah sembuh sebelum ia datang kepada imam, dan
tujuan pergi kepada imam hanya untuk mendapat pernyataan tahir saja (bdk. Im
14:1 dan seterusnya).
b) Kusta dalam Kitab Suci belum tentu
sama dengan kusta jaman ini. Dalam NIV diberikan footnote yang berbunyi: ‘The Greek word was used for various
diseases affecting the skin not necessarily leprosy’ (= Kata Yunaninya
digunakan untuk bermacam-macam penyakit kulit, tidak harus kusta).
c) orang kusta:
·
sangat
menderita lahir maupun batin.
·
tidak
bisa disembuhkan kecuali oleh mujijat. Im 13-14 tak ada cara penyembuhan kusta
karena memang tak bisa disembuhkan. Reaksi raja Israel dalam 2Raja 5:7 menunjukkan
bahwa memang kusta tak bisa disembuhkan kecuali oleh mujijat.
·
selalu
diasingkan supaya tak menulari / menajiskan orang lain. Bahkan kalau ia adalah
raja sekalipun, ia akan tetap diasingkan (Im 13:45,46 Bil 5:1,2
2Raja 15:5 2Taw
26:21).
William Barclay mengatakan
bahwa kalau orang kusta memasukkan kepalanya ke dalam sebuah rumah, maka
seluruh rumah dianggap najis. Dan jarak minimum antara orang kusta dan orang
sehat adalah 4 hasta (± 180 cm). Kalau angin bertiup dari orang kusta ke arah
orang sehat maka jarak minimum adalah 100 hasta (± 45 meter).
·
Orang
kusta dalam bacaan kita sudah mencapai stadium lanjut. Ini bisa terlihat dari
kata-kata ‘penuh kusta’ dalam Luk 5:12. Jadi, ia sudah lama
sangat menderita.
3) Apa yang dilakukan oleh orang kusta
itu?
a) Datang kepada Yesus (ay 2).
Berbeda dengan 10 orang
kusta dalam Luk 17:12 yang berdiri agak jauh, maka orang ini datang mendekat.
Pasti ia tak akan berani datang seperti itu kepada orang lain, siapapun juga
adanya orang itu. Tetapi mungkin ia sudah mendengar tentang kuasa dan kasih
Tuhan Yesus sehingga ia berani datang kepada Yesus.
b) Menyembah Yesus (ay 2).
Ini jelas adalah sikap
hormat. Tetapi tidak jelas apakah ia menghormati Yesus sebagai Allah atau
sekedar sebagai nabi. Tetapi kata ‘sujud menyembah’ dalam ay 2 ini dalam bahasa
Yunaninya sama dengan kata ‘sujud menyembah’ dalam Mat 4:9-10. Dalam Mat 4:9-10
Yesus melarang menyembah siapapun kecuali Allah, tetapi dalam bagian ini Ia
menerima sembah dari orang kusta itu. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.
Penerapan:
Yesus
= Allah. Sudahkah saudara menyembah Dia?
c) Ia berkata: ‘Tuan, jika Tuan mau,
Tuan dapat mentahirkan aku’ (ay 2). Ini adalah pandangan/kepercayaan yang
benar! Orang itu yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia (beda sekali dengan
orang dalam Mark 9:22), tetapi ia tak yakin apakah Yesus mau menyembuhkannya.
Ia tidak yakin karena memang Yesus tidak pernah berjanji untuk menyembuhkannya.
Banyak orang yakin dan ‘beriman’ bahwa Tuhan akan menyembuhkan dirinya sendiri
/ orang lain yang sakit, padahal Yesus tidak pernah berjanji untuk melakukan
hal itu. ‘Iman’ seperti itu tak punya dasar Kitab Suci sehingga tidak bisa
disebut sebagai iman!
4) Reaksi Tuhan Yesus:
a) Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah
orang itu (ay 3).
·
biasanya
orang yang menjamah orang kusta lalu menjadi najis. Tetapi waktu Yesus menjamah
orang kusta itu, orang kustanya yang menjadi tahir.
·
Yesus
menjamah orang itu karena ia berbelas kasihan kepada orang itu.
Ini tidak berarti bahwa
hamba Tuhan harus menjamah yang mempunyai penyakit yang menular. Tidak pernah
ada janji bahwa hamba Tuhan tidak akan ketularan kalau ia menjamah orang yang
mempunyai penyakit yang menular!
·
Yesus
tidak selalu menjamah orang yang sakit. Dalam Mat 8:5-13 Yesus
menyembuhkan seseorang dari jarak jauh! Jadi, jelaslah bahwa ‘menjamah’
bukanlah suatu rumus yang harus selalu dilakukan waktu mendoakan orang sakit.
Tetapi jaman sekarang hal itu menjadi semacam rumus!
b) Yesus mau menyembuhkan orang itu
(ay 3).
1. Ia menyembuhkan hanya dengan
menggunakan kata-kataNya / firmanNya!
2. Ini suatu mujijat / kesembuhan
ilahi! Dua ciri kesembuhan ilahi:
·
Kesembuhannya
terjadi seketika, tidak secara bertahap. Semua kesembuhan ilahi / mujijat dalam
Kitab Suci terjadi seketika! Dalam Mark 8:22-25 sekalipun kelihatannya
kesembuhan terjadi secara bertahap, tetapi dalam jangka waktu yang sangat
singkat, sehingga itupun harus dianggap seketika.
Jaman sekarang banyak orang
yang bersaksi bahwa mereka mengalami mujijat / kesembuhan ilahi tetapi secara
bertahap. Ini bukan kesembuhan Ilahi. Memang kesembuhan itu tetap berasal dari
Tuhan, tetapi itu bukan kesembuhan ilahi!
·
Kesembuhannya
terjadi secara sempurna / total. Semua kusta orang itu hilang, tidak tertinggal
sedikitpun. Semua kesembuhan ilahi dalam Kitab Suci terjadi secara sempurna!
Tetapi jaman sekarang banyak orang yang bersaksi bahwa mereka mendapatkan
kesembuhan ilahi yang tidak sempurna. Misalnya: orang lumpuh disembuhkan
sehingga bisa berjalan, tetapi masih pincang. Orang sakit jantung disembuhkan
tetapi masih tidak bisa olah raga. Ini semua bukan kesembuhan ilahi!
3. Penyembuhan orang sakit kusta yang
dilakukan Yesus ini adalah ciri dari Mesias (Mat 11:2-5 Yes 35:5-6).
c) Yesus memberi larangan dan perintah (ay 4).
1. Larangannya: Jangan memberi tahu
siapapun.
·
Larangan
seperti ini sering terjadi misalnya dalam Mat 9:30 12:16 17:9 Mark 5:43 7:36, tetapi tidak selalu Yesus memberikan larangan seperti
itu (bdk. Mark 9:19-20).
·
Larangan
ini aneh! Bukankah waktu itu banyak orang yang melihat hal itu? (bdk.
ay 1). Belum tentu, karena ay 1 dan ay 2 belum tentu
berhubungan. Dalam Injil Matius khotbah di bukit (Mat 5-7) mendahului peristiwa
penyembuhan orang kusta ini, tetapi dalam Injil Lukas peristiwa penyembuhan
orang kusta ini (Luk 5:12-16) mendahului khotbah di bukit (Luk 6:17-dst). Andaikatapun
Matiuslah yang menulis sesuai dengan urutan-urutan waktu, tetap ada kemungkinan
bahwa antara ay 1 dan ay 2 ada selang waktu, sehingga waktu Yesus
menyembuhkan orang kusta itu peristiwa itu tidak disaksikan oleh banyak orang
dalam ay 1 itu.
·
Mengapa
Yesus melarang orang itu memberi tahu orang lain? Untuk ini ada bermacam-macam
jawaban / penafsiran:
*
Orang itu
dilarang hanya sampai ia menunjukkan diri kepada imam. Jadi, maksud Yesus
adalah jangan menunda untuk menunjukkan diri kepada imam.
*
Yesus
tahu bahwa kalau banyak orang tahu bahwa Ia bisa melakukan mujijat, mereka akan
menjadikanNya raja atas mereka (bdk. Yoh 6:15). Yesus melarang supaya hal
itu tidak terjadi.
*
Yesus
melarang karena orang itu harus belajar dulu. Setelah itu baru boleh
memberitakan. Jadi, dengan kata lain Ia berkata: jangan tergesa-gesa menjadi
pengkhotbah, belajarlah lebih dulu supaya nanti bisa menjadi pengkhotbah yang
baik. Mungkin ini harus diperhatikan oleh orang-orang Islam yang menjadi
Kristen dan langsung menjadi pengkhotbah tanpa belajar / sekolah theologia!
*
Yesus
tidak mau dikenal sebagai pembuat mujijat tetapi sebagai Juruselamat.
*
Itu
adalah saat perendahan yang dialami oleh Yesus sehingga tidak pantas Ia
dipuji-puji karena mujijat yang Ia lakukan.
*
Yesus
ingin menghindari iri hati dan permusuhan yang akan timbul kalau Ia dikenal
sebagai orang yang bisa melakukan mujijat.
*
Supaya Ia
terus punya kebebasan dalam memberitakan Firman Tuhan (Mark 1:45). Ini yang
paling sesuai konteks! Akhirnya setelah orang itu tidak mentaati larangan Yesus
itu dan menyebarkan peristiwa itu (Mark 1:45), maka Yesus tidak bebas lagi
memberitakan Firman Tuhan.
Jelas bahwa Yesus lebih
mementingkan pemberitaan Firman Tuhan dari pada penyembuhan orang sakit!
2. PerintahNya: Tunjukkan dirimu
kepada imam dan seterusnya.
·
Ini
menunjukkan bahwa Yesus menghormati / mentaati / menghendaki orang mentaati
Perjanjian Lama (bdk. Im 14:1 dan seterusnya - itu jelas perintah
Perjanjian Lama / Hukum Taurat).
Sejak kematian Yesus
Im 13-14 memang tidak perlu dilakukan lagi karena ini termasuk ceremonial law / hukum yang berhubungan
dengan upacara keagamaan (Ef 2:15). Bagian Perjanjian Lama yang termasuk moral law / hukum moral, seperti 10
hukum Tuhan, terus berlaku sampai akhir jaman (Mat 5:17-19).
·
‘sebagai
bukti bagi mereka’ (ay 4).
NASB: ‘as a testimony to them’ (= sebagai suatu kesaksian bagi mereka).
Apa artinya? Lagi-lagi ada
macam-macam penafsiran:
*
‘mereka’
= orang-orang Yahudi. Jadi, artinya: supaya mereka tahu bahwa ia sudah sembuh
dari kustanya karena imamlah yang berhak untuk menyatakan bahwa seorang kusta
sudah sembuh.
*
‘mereka’
= imam-imam. Artinya: sebagai bukti kepada imam-imam bahwa Yesus adalah hamba
Allah yang mentaati Taurat. Tetapi ini berarti orang itu harus memberi tahu
imam-imam bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Ini bertentangan dengan larangan
Yesus di atas tadi.
*
‘mereka’
= imam-imam. Arti: supaya imam-imam tahu bahwa Yesus mempunyai kuasa ilahi. Ini
juga berarti bahwa orang itu harus memberitahu imam bahwa Yesuslah yang
menyembuhkannya. Ini bertentangan dengan larangan Yesus.
*
‘mereka’
= imam-imam. Arti: supaya mereka tahu engkau sudah sembuh. Mereka tak perlu
tahu siapa yang menyembuhkan engkau.
5) Reaksi orang itu (Mark 1:45 Luk
5:15-16).
a) Sekalipun tidak dikatakan bahwa
orang itu pergi kepada imam, bisa dipastikan ia pergi kepada imam, karena tanpa
pernyataan sembuh dari imam ia akan tetap dianggap najis.
b) Orang itu memberitahu banyak orang
bahwa Yesus menyembuhkannya. Ia melanggar larangan Yesus.
·
mungkin
motivasinya baik tetapi ia tetap berdosa dengan melanggar larangan itu.
·
mungkin
ia merenungkan larangan itu lalu menganggapnya tidak bijaksana sehingga ia
langgar.
Penerapan:
Perintah / larangan Tuhan
bukan untuk direnungkan betul / tidaknya. Semua pasti betul! Harus ditaati!
·
orang itu
mungkin berkobar-kobar semangatnya dalam melayani Tuhan, tetapi ia berdosa
karena semangatnya tidak disalurkan sesuai kehendak Tuhan.
c) Orang ini baru menerima berkat
Tuhan, tetapi ia langsung menyakiti hati Tuhan.
Penerapan:
Banyak orang melakukan hal
yang serupa, misalnya:
·
diberi
Tuhan berkat berupa mobil, lalu digunakan untuk piknik pada hari minggu dan
tidak ke gereja.
·
lulus
ujian, lalu pesta pora dan melupakan Tuhan.
·
dapat
pekerjaan yang enak, lalu mendewakan uang dan melupakan Tuhan.
6) Akibat ketidak-taatan orang itu
(Mark 1:45 Luk 5:15-16).
a) Pelayanan Yesus menjadi terhalang.
b) Banyak orang datang kepada Yesus,
tetapi sebagian untuk mendengar Firman Tuhan dan sebagian untuk mendapat
kesembuhan (Luk 5:15). Bisa dipastikan bahwa yang mencari kesembuhan jauh lebih
banyak dari yang mencari Firman Tuhan!
7) Apa tindakan Yesus selanjutnya?
a) Yesus menghindari mereka (Luk
5:16)!
Luk 5:16 versi NIV
mengandung kata ‘often’ (= sering).
NIV: ‘But Jesus often withdrew to lonely places dan prayed’ (=
Tetapi Yesus sering mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan
berdoa).
NASB juga memberi tambahan
seperti itu.
Tetapi sebetulnya kata ‘often’ itu tidak ada. Kalau kata itu
ditambahkan, maka Luk 5:15 kelihatannya terputus dari Luk 5:16. Padahal Luk
5:16 adalah akibat Luk 5:15. Yesus sengaja menghindari orang banyak itu!
Mengapa?
Calvin: “He
avoided a crowd of men because He saw that He would not satisfy the wishes of
the people without doing so many miracles as to prevent them from thinking
properly about His doctrine” (= Ia menghindari kerumunan banyak orang karena Ia
melihat bahwa Ia tidak bisa memuaskan keinginan dari orang-orang itu tanpa
melakukan begitu banyak mujijat sehingga membuat mereka tidak bisa berpikir
benar tentang ajaranNya).
Terlalu banyak orang yang
minta kesembuhan. Kalau Yesus menuruti semua itu maka semua itu akan
menyebabkan orang-orang itu tak bisa berpikir secara benar tentang apa yang Ia
ajarkan. Karena itulah Yesus menghindar!
Dari sini bisa kita lihat:
·
Yesus
mengutamakan pengajaran Firman Tuhan.
·
Yesus
tidak selalu menyembuhkan orang sakit yang datang kepadaNya! Alangkah
berbedanya ini dengan kepercayaan banyak orang saat ini yang menganggap Yesus
selalu mau menyembuhkan!
b) Yesus berdoa di tempat yang sunyi.
·
ini tidak
berarti kita tidak boleh berdoa kalau sedang ramai.
·
kalau
bisa, usahakanlah untuk membuat sunyi tempat saudara berdoa (misalnya: matikan
TV / tape dan sebagainya) atau pergilah ke tempat yang sunyi untuk berdoa.
·
alangkah
bertentangannya cara Yesus dalam berdoa ini dengan praktek-praktek jaman
sekarang seperti:
*
doa
diiringi musik / band.
*
doa
bersuara.
*
sebagian
jemaat berdoa, sebagian lainnya menyanyi.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com