3 Golongan Manusia
oleh: Pdt.
Budi Asali, MDiv.
3 GOLONGAN MANUSIA
YESAYA 55:1-2
Pendahuluan:
Beberapa minggu yang lalu di koran diberitakan adanya ‘perusahaan’ yang mengajak
orang untuk menanamkan uang dengan keuntungan 300 % dalam beberapa hari. Kalau
saudara menerima ajakan seperti itu, apakah saudara tidak curiga? Saya yakin,
kalau saudara bukan orang bodoh, saudara pasti curiga. Mengapa? Karena itu
adalah cara mendapatkan uang / keuntungan yang terlalu enak / gampang, dan
kalau terlalu enak / gampang maka biasanya ada udang di balik batu. Kekristenan
juga sering dicurigai / tidak dipercaya karena jalannya dianggap terlalu enak /
gampang! Dalam hal apa terlalu enak / gampang? Dalam hal mendapatkan
keselamatan. Dalam persoalan ini, kristen bertentangan dengan semua agama lain
dan sekte. Tetapi sebelum saya membicarakan prinsip kristen dan agama-agama
lain dan sekte-sekte, saya ingin membahas adanya 3 golongan manusia.
1) Orang yang tidak
merasa butuh keselamatan.
Ay 1: ‘Ayo,
hai semua orang yang haus’.
KJV: ‘Ho, every one that thirsteth’ (= Hai / Ayo, setiap orang yang haus).
Calvin
memberikan alasan mengapa kata ‘Ho’ / ‘Ayo’ di gunakan.
Calvin: “for so great is the sluggishness of men that it is very
difficult to arouse them. They do not feel their wants, though they are hungry;
nor do they desire food, which they greatly need; and therefore that
indifference must be shaken off by loud and incessant cries” (= karena begitu besar kemalasan / kelambanan manusia sehingga
begitu sukar untuk membangunkan mereka. Mereka tidak merasakan kebutuhan
mereka, sekalipun mereka lapar; juga mereka tidak menginginkan makanan, yang
sangat mereka butuhkan; dan karena itu sikap acuh tak acuh itu harus
disingkirkan oleh teriakan yang keras dan tak henti-hentinya) - hal 156.
Saya tidak tahu apakah
penafsiran Calvin tentang kata ‘Ho’ /
‘Ayo’ ini bisa dibenarkan atau tidak, tetapi saya tahu / yakin bahwa memang ada
banyak orang yang tidak merasakan kebutuhan akan
keselamatan.
Mengapa
orang tidak merasa haus / merasa membutuhkan keselamatan?
a) Mereka mabuk oleh hal-hal duniawi, seperti
kesenangan, pesta, sex, pacaran, uang, hobby, dsb. Orang kaya lebih rawan terhadap
hal-hal ini, karena dengan uangnya ia bisa menikmati
banyak hal-hal duniawi, sehingga tidak merasakan kebutuhan rohaninya. Dan
karena itu Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk surga.
Mat 19:23-24
- “(23) Yesus berkata kepada murid-muriddNya: ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan
Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta
masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.
b) Mereka terobsesi
oleh problem / penderitaan duniawi, sehingga sama sekali tidak memikirkan
kebutuhan rohaninya. Orang miskin lebih rawan terhadap hal ini.
c) Mereka berpikir
bahwa kematian itu masih jauh, dan karenanya sekarang ini tidak perlu memikirkan
kehidupan setelah kematian. Orang muda rawan terhadap pemikiran ini.
2) Orang yang
merasa butuh keselamatan, tetapi merasa dirinya mampu mengusahakan keselamatan
itu (ay 2a).
Ay 2a:
“Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah
jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”.
Mereka
mengira bahwa dengan membeli sesuatu / makanan mereka bisa menjadi kenyang. Ini
merupakan gambaran dari orang-orang yang mengusahakan sendiri keselamatannya,
dengan berbuat baik dsb, dan mengira bahwa ini bisa menyelamatkan mereka.
Orang-orang
yang berusaha dengan kekuatannya sendiri ini memang bisa saja merasa
bahwa mereka berhasil.
Calvin: “They may, indeed, imagine that they are full, when they are swelled
with vain confidence, but are like persons who, in consequence of being swollen
with wind, do not perceive their hunger. Yet it would be better for them to be
sore pressed by hunger and thirst, that it might lead them to call on the Lord
with earnestness of heart” [= Mereka bisa saja berkhayal /
mengira bahwa mereka kenyang, pada waktu mereka membengkak / menggelembung /
dipenuhi kesombongan karena keyakinan yang sia-sia, tetapi mereka seperti orang
yang, karena dipenuhi oleh angin (kembung), tidak merasa lapar. Tetapi jauh
lebih baik bagi mereka untuk ditekan secara berat oleh rasa lapar dan haus,
supaya itu bisa memimpin mereka untuk berseru kepada Tuhan dengan kesungguhan
hati] - hal
158.
3) Orang yang merasa butuh keselamatan dan merasa
dirinya sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk
mengusahakan keselamatan.
Fritz Ridenour: “Many religions and cults admit the problem of sin, but their solution
is always different from Christianity’s. While Christianity says that the only
salvation from sin is faith in Jesus Christ and His atoning death on the cross,
other religions seek salvation through good works or keeping rules and laws” (= Banyak agama dan sekte mengakui problem dosa, tetapi cara
pemecahan / penyelesaian mereka selalu berbeda dengan cara pemecahan /
penyelesaian dari kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa
satu-satunya keselamatan dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan
kematianNya yang menebus di kayu salib, agama-agama lain mencari keselamatan
melalui perbuatan-perbuatan baik atau dengan memelihara / mentaati
peraturan-peraturan dan hukum-hukum) - ‘So What’s the
Difference?’,
hal 17.
Lihat ay 1-2a: “(1) Ayo, hai semua orang yang haus,
marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang,
marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur
dan susu tanpa bayaran! (2) Mengapakah kamu
belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu
untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”.
Calvin berpendapat bahwa ‘air’, ‘roti’, ‘anggur’ dan ‘susu’ menunjuk kepada segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan rohani. E. J. Young mengatakan bahwa
kata-kata itu menyimbolkan ‘berkat rohani’.
Bandingkan dengan ayat-ayat di
bawah ini:
Yang
manapun yang benar dari kedua penafsiran tersebut di atas, jelas bahwa
keselamatan tercakup dalam kata-kata itu.
Selanjutnya
ay 1-2a menunjukkan adanya 2 cara untuk mendapatkan keselamatan / berkat
rohani itu.
1) Dengan ‘uang
pembayaran’ (ay 2a).
Ay 2a:
“Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah
jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”.
‘Uang
pembayaran’ ini menunjuk pada usaha manusia /
perbuatan baik manusia. Ini merupakan prinsip semua agama lain / sekte.
Calvin: “by the word ‘money’ he denotes all the industry, study, or
labour which belongs to man. Not that God values a single farthings all our
idle attempts to worship him, but because labours foolishly undertaken are
reckoned valuable by the judgment of the flesh” (= dengan kata ‘uang’ ia menunjuk pada
semua kerajinan, tindakan belajar, atau jerih payah manusia. Bukan bahwa Allah
menghargai sepeserpun semua usaha yang tak berharga / sia-sia dari kita untuk
menyembahNya, tetapi karena jerih payah yang dilakukan secara bodoh dianggap
berharga oleh penilaian daging) - hal 158.
Di bawah ini
saya menunjukkan bahwa agama-agama lain di dunia ini memang menekankan
perbuatan baik / usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan. Untuk
menunjukkan hal itu, saya akan membahas secara singkat
prinsip keselamatan dari agama-agama besar dalam dunia:
a) Yudaisme / agama
Yahudi.
Fritz
Ridenour (tentang ajaran Yudaisme / agama Yahudi tentang ‘keselamatan’): “Anyone, Jew or not, may gain
salvation through commitment to the one God and moral living” (= Siapapun, orang Yahudi atau
bukan, bisa mendapatkan keselamatan melalui komitmen kepada satu Allah dan
hidup yang bermoral) - ‘So What’s
the Difference’, hal 63.
b) Agama Hindu.
Fritz
Ridenour (tentang keselamatan dalam agama Hindu): “Man is justified through devotion,
meditation, good works and self-control” (= Manusia dibenarkan melalui
pembaktian, meditasi, perbuatan baik dan penguasaan diri sendiri) - ‘So
What’s the Difference’, hal 822.
c) Agama Buddha.
Fritz
Ridenour (tentang keselamatan dalam agama Buddha): “Man is saved by self-effort only” (= Manusia diselamatkan hanya oleh usaha
sendiri) - ‘So What’s the Difference’,
hal 92.
Subhadra Bhiksu: A Buddhist
Catechism: “No one can be redeemed by another.
No God and no saint is able to shield a man from the
consequences of evil doings. Every one of us must become his own redeemer” (= Tak seorangpun bisa ditebus oleh orang lain. Tidak ada Allah dan tidak ada orang suci yang bisa membentengi
seorang manusia dari konsekwensi dari tindakan jahat. Setiap orang dari
kita harus menjadi penebusnya sendiri) - ‘The Encyclopedia of
Religious Quotations’, hal 590.
d) Agama Islam.
Fritz
Ridenour (tentang ajaran Islam tentang ‘keselamatan’): “Man earns his own salvation,
pays for his own sins” (= Manusia memperoleh keselamatannya sendiri, membayar
untuk dosa-dosanya sendiri) - ‘So What’s
the Difference’, hal 72.
Catatan:
kata ‘to earn’ sebetulnya berarti ‘memperoleh karena telah melakukan
sesuatu’.
e) Dalam
agama-agama lain secara umum.
Fritz
Ridenour: “Many religions and cults admit the problem of sin, but their solution
is always different from Christianity’s. While Christianity says that the only
salvation from sin is faith in Jesus Christ and His atoning death on the cross,
other religions seek salvation through good works or keeping rules and laws” (= Banyak agama dan sekte mengakui
problem dosa, tetapi solusi mereka selalu berbeda dengan solusi dari
kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya keselamatan
dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang menebus di
salib, agama-agama lain mencari keselamatan melalui perbuatan-perbuatan baik
atau pemeliharaan peraturan-peraturan dan hukum-hukum) - ‘So
What’s the Difference’, hal 177.
f) Agama Katolik.
Dalam
persoalan ini Roma Katolik termasuk dalam kategori agama lain,
karena dalam Roma Katolik:
1. Baptisan dianggap mutlak perlu untuk
keselamatan, padahal baptisan jelas termasuk perbuatan baik / ketaatan.
2. Dipercaya adanya
Mortal sin (= dosa besar / mematikan)
dan Venial sin (= dosa kecil /
remeh). Mortal sin dianggap bisa
menghancurkan keselamatan seseorang. Jadi, supaya tetap selamat seseorang harus
menjauhi mortal sin. Lagi-lagi
terlihat bahwa ketaatan seseorang punya andil dalam keselamatannya.
Bahwa Katolik menekankan pentingnya perbuatan baik untuk
keselamatan / masuk surga, juga bisa terlihat dari kutipan-kutipan di bawah
ini:
·
Fritz Ridenour: “Roman
Catholicism teaches that faith is just the beginning of salvation, so the
believer must constantly work throughout his life to complete the process” (=
Roma Katolik mengajar bahwa iman hanyalah permulaan dari keselamatan, sehingga
orang percaya harus terus menerus bekerja dalam sepanjang hidupnya untuk
melengkapi proses itu) - ‘So What’s
the Difference’, hal 411.
·
Fritz Ridenour: “The Catholic believes that good
works are necessary for salvation” (= Orang Katolik percaya bahwa perbuatan baik perlu
untuk keselamatan) - ‘So What’s
the Difference’, hal 45.
·
Fritz Ridenour (tentang keselamatan
dalam Roma Katolik): “Salvation is secured by faith plus
good works - as channeled through the Roman Catholic Church” (= Keselamatan dipastikan oleh iman
ditambah perbuatan baik - seperti yang disalurkan melalui Gereja Roma Katolik) - ‘So
What’s the Difference’, hal 45-46.
Dalam kristen (yang
Alkitabiah dan Injili), kita bisa selamat hanya karena iman / percaya kepada
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan sama sekali bukan karena
perbuatan baik kita. Jadi, dalam agama kristen,
sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan, tetapi perbuatan baik itu
sama sekali tidak punya andil dalam menyelamatkan kita / membawa kita ke surga.
Prinsip kristen ini sesuai dengan
Ef 2:8-9 - “(8) Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri”.
Cynddylan Jones mengomentari
Ef 2:8-9 sebagai berikut:
“You might as well try to cross the
Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good works” (= Kamu bisa mencoba menyeberangi Lautan Atlantik dalam sebuah
perahu kertas sama seperti kamu mau ke surga dengan perbuatan-perbuatan baikmu
sendiri).
Martin Luther: “The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the
mind of men was the idea that somehow he could make himself good enough to
deserve to live with an all-holy God” (= Ajaran sesat yang
paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah
gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik
sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci) - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal 31-32.
2) Dengan cuma-cuma / gratis (ay 1); ini
merupakan prinsip kekristenan.
Ay 1: “Ayo, hai semua orang yang haus,
marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang,
marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur
dan susu tanpa bayaran!”.
Wah 22:17b - “barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa
yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”.
John Henry Jowett tentang Yes
55:1-7: “The refreshing waters are offered
to ‘everyone’ that is thirsty. ... And the waters may be ours ‘without money
and without price.’ ... No, we are asked to pay
nothing, and for the simple reason that we ‘have nothing wherewith to pay.’ The
reviving grace is given to us ‘freely,’ and all that we have to present is our
thirst. And yet we spend and spend, we labour and labour, but we buy no bread
of contentment, and the waters of satisfaction are far away. The satisfying
bread cannot be bought; it can only be begged” (= Air yang menyegarkan ditawarkan kepada ‘setiap orang’ yang haus. ... Dan air
itu bisa menjadi milik kita ‘tanpa uang dan tanpa harga / pembayaran’. ...
Tidak, kita tidak diminta untuk membayar apa-apa, dan itu disebabkan karena
alasan yang sederhana yaitu bahwa kita ‘tidak mempunyai apapun dengan mana kita
bisa membayar’. Kasih karunia yang menghidupkan diberikan kepada kita ‘dengan
cuma-cuma’, dan semua yang harus kita berikan adalah kehausan kita. Tetapi kita
terus menghabiskan uang dan kita terus berjerih payah, tetapi kita tidak
membeli roti kepuasan, dan air kepuasan berada jauh dari kita. Roti yang
memuaskan tidak bisa dibeli; itu hanya bisa diminta / diterima melalui
pengemisan) - ‘Springs
of Living Water’, August 6.
Archbishop William Temple,
yang dikutip oleh John Stott, berkata sebagai berikut:
“All is of God. The only thing of my
very own which I contribute to my redemption is the sin from which I need to be
redeemed” (= Semua dari Allah. Satu-satunya
hal dari diriku sendiri yang aku sumbangkan pada penebusanku adalah dosa dari
mana aku perlu ditebus) - ‘The Preacher’s
Portrait’, hal 44-45.
Mengapa keselamatan bisa cuma-cuma? Ro 3:23-24 - “(23) Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia Allah
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus”.
Juga perhatikan, bahwa sebelum Yes 55:1 yang berbicara tentang
keselamatan yang cuma-cuma ini, terdapat Yes 53, yang menubuatkan
penderitaan dan kematian Kristus untuk menebus dosa umat manusia. Memang,
andaikata tidak ada Yes 53, tidak bisa ada Yes 55:1. Dengan kata lain,
andaikata tidak ada penebusan yang dilakukan oleh Kristus di atas kayu salib,
maka tidak mungkin bisa ada keselamatan yang diberikan secara gratis /
cuma-cuma.
Anonymous: “Salvation is free for you because someone else paid” (= Keselamatan itu gratis bagimu karena seorang lain telah
membayarnya)
- ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal 587.
Donald Lester: “We are saved by someone doing for us what we cannot do for
ourselves” (= Kita diselamatkan oleh seseorang
yang melakukan bagi kita apa yang tidak bisa kita
lakukan untuk diri kita sendiri) - ‘The Encyclopedia of
Religious Quotations’, hal 589.
Ini yang menyebabkan orang
sering berkata dengan sinis: Kok enak, kita yang dosa, Yesus yang memikul
dosanya. Jalan yang terlalu gampang / enak ini dicurigai! Kalau manusia
menawarkan apa yang terlalu enak / gampang, maka itu
mungkin sekali perlu dicurigai. Tetapi kalau Tuhan menawarkan apa yang terlalu enak / gampang, saudara tidak perlu curiga.
Mengapa? Karena Tuhan itu memang baik dan penuh kasih
/ kasih karunia! Adanya kasih karunia ini menyebabkan Ia
mau memberikan yang baik kepada orang-orang yang tidak layak menerimanya!
Illustrasi: Seorang penginjil
memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang
itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya
perlu percaya kepada Yesus, ia berkata: ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab:
‘Puluhan atau bahkan
ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu
untuk turun ke
1) Orang yang termasuk golongan 1, mungkin tidak akan beragama. Kalaupun mereka beragama, mereka tidak akan
bersikap serius dengan agamanya. Kalau saudara adalah orang seperti ini, saya
ingin memberitahu beberapa hal:
a) Saudara
adalah orang berdosa.
Ro 3:23 - “Karena semua orang telah berbuat dosaa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
b) Allah itu
suci sehingga membenci dosa, dan juga adil sehingga pasti menghukum orang
berdosa.
Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar
kuaasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang
bersalah”.
c) Lambat atau
cepat, saudara akan mati, dan harus mempertanggung-jawabkan dosa-dosa saudara
di hadapan Allah.
Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan
uuntuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.
2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.
Karena itu:
·
Kalau saudara adalah orang kaya yang
mabuk oleh kesenangan-kesenangan duniawi sehingga tidak mempedulikan
keselamatan, maka nasib saudara akan menjadi seperti orang kaya dalam Luk
16:19-26 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah
ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan
ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring
dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan
apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan
menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu
dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas,
dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu
ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia
mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku
sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak,
ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau
sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat
menyeberang”.
·
Kalau saudara adalah orang miskin /
menderita, yang hanya memikirkan penderitaan duniawi saudara, maka kalau
dibandingkan dengan cerita dalam Luk 16:19-26 tadi, maka nasib saudara
akan lebih buruk, baik dari Lazarusnya maupun dari orang kayanya, karena di
dunia saudara mengalami nasib dari Lazarus, sedangkan setelah mati saudara akan
mengalami nasib dari orang kaya.
·
Kalau saudara adalah orang yang masih
muda, jangan berpikir bahwa kematian itu masih lama. Tidak kurang orang yang
mendadak mati pada waktu masih muda, baik karena kecelakaan, pembunuhan,
bencana alam, penyakit, dsb. Karena itu janganlah mengabaikan keselamatan
sekalipun saudara masih muda.
Calvin: “there is no
man who is not in want of those ‘waters,’ and to whom Christ is not necessary;
and therefore he invites all indiscriminately, without any respect of persons” (= tidak ada manusia yang tidak berada
dalam keadaan butuh akan ‘air’ itu, dan bagi siapa Kristus itu tidak
diperlukan; dan karenanya Ia mengundang semua orang tanpa membeda-bedakan,
tanpa memandang orang) - hal 156.
2) Orang yang
termasuk golongan 2 mungkin sekali akan masuk dalam agama-agama lain di luar
kristen atau sekte-sekte, yang semuanya menekankan perbuatan baik untuk bisa
selamat.
Kalau saudara termasuk golongan ini, maka perhatikan ay 2 dimana
Yesaya / Tuhan menegur orang yang menolak pemberian cuma-cuma dari Allah tetapi
berjerih-payah untuk hal-hal yang tidak berguna (dalam soal rohani /
keselamatan).
Ay 2a: “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk
sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak
mengenyangkan?”.
E. J. Young: “By means of
a question the prophet, or rather God through the prophet, causes men to see
the vanity of rejecting the free gift of salvation and seeking to labour to
obtain it by their own efforts” (= Dengan menggunakan suatu pertanyaan, sang nabi, atau lebih tepat
Allah melalui sang nabi, membuat manusia melihat kesia-siaan dari penolakan
pemberian keselamatan secara cuma-cuma dan berusaha untuk bekerja untuk
mendapatkannya dengan usaha mereka sendiri) - hal
375.
Perhatikan juga kata-kata ‘sesuatu yang bukan roti’ dan ‘sesuatu yang tidak mengenyangkan’ dalam ay 2 itu, yang menunjukkan bahwa orang-orang ini tertipu.
E. J. Young: “In seeking to purchase bread they are deceived, for what they
obtain is not bread” (= Dalam berusaha membeli roti
mereka tertipu, karena apa yang mereka dapatkan
bukanlah roti)
- hal 376.
Bdk. Amsal 14:12
mengatakan: “
3) Orang yang termasuk golongan ke 3 mempunyai kemungkinan
besar untuk menjadi kristen / percaya kepada
Kristus.
Mengapa saya katakan ‘kemungkinan besar’ dan bukannya ‘pasti’ menjadi kristen
/ percaya kepada Kristus? Karena bisa saja seseorang sadar dirinya berdosa,
membutuhkan keselamatan, dan ia tidak mampu
mengusahakannya sendiri, tetapi karena ia tidak pernah mendengar Injil, maka ia
cuma bisa putus asa dalam keadaannya yang tanpa harapan itu.
Karena itu, kalau dalam
ruangan ini ada orang yang seperti itu, saya ingin memberi tahu saudara 3 hal:
a) Pada saat Kristus menderita dan mati di kayu
salib, Ia sudah memikul hukuman dari semua dosa
saudara, baik yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Karena itulah maka
di kayu salib Ia bisa berkata ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30).
b) Dalam Luk 5:31b-32 Kristus sendiri
berkata: “(31b) Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit; (32) Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat”.
Kata-kata
ini tidak berarti bahwa di dunia ini ada orang benar. Bdk. Ro 3:10-12,23 - “(10)
seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada
seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12)
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang
berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
Jadi,
yang dimaksud dengan ‘orang benar’ dalam
Luk 5:32 itu adalah adalah orang berdosa yang mengira dirinya adalah orang
benar. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘orang berdosa’
adalah orang berdosa yang sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa.
c) Dalam
Yoh 6:37b Yesus berkata: “barangsiapa
datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.
Karena
itu, saudara tidak perlu putus asa dengan keadaan saudara. Di dalam diri
saudara sendiri tidak ada harapan. Di dalam usaha saudara sendiri juga tidak
ada harapan. Tetapi dalam Kristus ada pengharapan! Karena itu datanglah kepada
Kristus, percayalah dan terimalah Dia sebagai Juruselamat saudara, maka saudara
akan menerima pengampunan dosa dan keselamatan / hidup yang kekal. Maukah
saudara?
-o0o-