oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
I)
Keselamatan karena perbuatan baik.
Sebagian besar manusia di muka
bumi ini, dan juga semua agama-agama lain di luar kristen, percaya /
mengajarkan bahwa orang bisa selamat / masuk surga karena perbuatan baik.
Tetapi sebetulnya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena:
1) Manusia tidak bisa berbuat baik.
Ini dinyatakan secara jelas
oleh Kitab Suci.
·
Kej 6:5
- “Ketika dilihat TUHAN bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.
·
Kej 8:21b
- “Aku takkan mengutuk bumi
ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat
dari sejak kecilnya”.
·
Maz 58:4
- “Sejak lahir orang-orang
fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat”.
·
Titus
Apakah benar bahwa manusia
tidak bisa berbuat baik? Tidak bisakah seseorang, pada waktu melihat orang
miskin / menderita, lalu menolongnya tanpa pamrih? Tentu bisa! Lalu apakah itu
bisa disebut sebagai perbuatan baik? Dalam pandangan manusia, ya! Tetapi dalam
pandangan Tuhan, tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu
perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:
a) Perbuatan baik itu harus dilakukan
untuk kemuliaan Allah.
1Kor
b) Perbuatan baik itu harus dilakukan
karena cinta kepada Allah.
Yoh
Ingat bahwa 2 hal di atas ini
tak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk.
Ro 3:10,11,18 yang mengatakan bahwa tidak ada manusia (ini jelas menunjuk
kepada manusia di luar Kristus, tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya) yang
benar, yang berakal budi, yang mencari Allah, atau yang takut kepada Allah.
Manusia bisa saja berusaha
berbuat baik, berjuang bagi agamanya, ingin masuk surga, dsb. Tetapi ‘mengasihi
Allah’ dan ‘hidup untuk kemuliaan Allah’ adalah 2 hal yang tidak mungkin bisa
dilakukan oleh manusia di luar Kristus.
Kalau 2 hal di atas ini tidak
dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa perbuatan baik itu dilakukan tanpa
mempedulikan Allah! Bisakah itu disebut baik?
2) Andaikatapun manusia bisa
berbuat baik, bagaimana dengan dosa-dosa yang telah ia lakukan maupun yang akan
ia lakukan? Ingat bahwa perbuatan baik tidak bisa menghapus dosa!
Kitab Suci
dengan jelas menyatakan hal itu.
·
Gal 2:16a
- “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
·
Gal 2:21b
- “... sekiranya ada
kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Illustrasi: Misalnya suatu hari saudara
naik kendaraan bermotor dan melanggar rambu lalu lintas, dan lalu seorang
polisi menilang saudara. Saudara akan disidang 1 minggu yang akan datang.
Sementara menunggu saat persidangan, saudara lalu mau ‘menebus dosa’ saudara
dengan berbuat baik. Saudara menghibur tetangga yang kesusahan, membelikan obat
untuk tetangga yang sakit, dsb. Pada saat persidangan, hakim bertanya: Apakah
saudara, pada tanggal ini, di jalan ini, melanggar rambu lalu lintas ini?
Saudara lalu menjawab: Benar Pak Hakim, tetapi, saya sudah menebus dosa dengan
berbuat baik. Ini ada 3 saksi yang menerima kebaikan saya. Sekarang
pertanyaannya: kalau hakim itu waras,
apakah orang itu akan dibebaskan dari hukuman?
Illustrasi ini jelas
menunjukkan bahwa ditinjau dari sudut hukum dunia / negarapun, tidak mungkin
perbuatan baik bisa menutup dosa!
Allah tahu akan hal ini (yaitu
bahwa manusia tidak bisa selamat karena perbuatan baiknya), tetapi Ia mau
menyelamatkan manusia yang berdosa itu. Lalu bagaimana caranya? Memasukkan
manusia berdosa ke surga begitu saja? Memang ada agama yang percaya hal ini.
Mereka percaya bahwa Allah itu maha pengasih dan pengampun, sehingga Ia akan
memasukkan orang berdosa ke surga begitu saja, tanpa ada yang membayar
dosa-dosanya. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak bisa berbuat demikian karena
Ia adalah Allah yang suci, yang tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa, dan
Ia adalah Allah yang adil, yang tidak bisa tidak menghukum manusia yang
berdosa!
Jadi bagaimana? Ia harus
menjatuhkan hukuman tetapi Ia ingin manusia bisa terhindar dari hukuman
tersebut. Jadi, harus ada seseorang yang menjadi pengganti dalam menerima /
memikul hukuman dari Allah tersebut. Tetapi siapa? Seorang manusia biasa? Tidak
mungkin, karena semua manusia berdosa, sehingga tidak mungkin memikul hukuman
untuk orang lain. Seorang malaikat? Kalau demikian maka Allah menjadi tidak
adil, karena manusia yang berdosa, malaikat yang dihukum. Jadi satu-satunya
cara adalah Ia sendiri yang harus menebus dosa itu / membayar hutang dosa itu!
Dan karena ‘upah
dosa ialah maut’
(Ro 6:23), sedangkan sebagai Allah Ia tidak bisa mati, maka Allah harus menjadi
manusia, yaitu Yesus Kristus, supaya Ia bisa mati menebus dosa kita!
II) Kristus adalah substitute (= pengganti) kita.
Bahwa Kristus adalah substitute (= pengganti) kita terlihat
dari text khotbah hari ini, yaitu Yes 53:4-6 dan 2Kor
Yes 53:4-6 - “Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal
kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam
oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian”.
2Kor
Tetapi hal itu juga bisa
terlihat dari:
1) Fakta bahwa Kristus tidak berdosa
(2Kor
2) Jenis hukuman mati yang Ia alami
adalah salib, bukan penggal, rajam dsb. Mengapa harus salib? Karena salib
adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu,
Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Ul 21:23 Gal 3:10,13).
Karena Kristus ingin menebus
kita dari kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan
cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu
penyaliban!
Memang sebetulnya kalau Kristus
mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami kematian yang terkutuk.
Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan lain, yaitu kematianNya
haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus demikian? Karena type-type
tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal yang berdarah, seperti
binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi, satu-satunya kematian yang
bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi Penebus dan pemikul kutuk kita,
adalah kematian melalui salib.
Saya pernah menonton sebuah
film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus hidup pada abad 20,
maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib, tetapi sebuah kursi listrik
kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang tidak mengerti theologia!
Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal, dirajam, ditembak, melalui kamar
gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati melalui suatu kematian yang
terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia tidak memikul kutuk yang
seharusnya untuk kita!
3) Penderitaan yang luar biasa yang Ia
alami.
Kristus mengalami penderitaan
yang luar biasa hebatnya, seperti:
·
pencambukan.
Ingat bahwa Ia dicambuki dengan
cambuk Romawi, yaitu tali-tali kulit yang diberi besi-besi tajam, tulang-tulang
yang diruncingkan, sehingga pencambukan itu betul-betul menghancurkan
punggungNya.
·
penyaliban.
Bisakah saudara bayangkan
sakitnya kalau paku-paku menebus tangan dan kaki saudara? Dan bagaimana
penderitaan saudara kalau setelah itu saudara digantungkan selama berjam-jam
sampai saudara mati? Itulah yang Yesus alami bagi saudara!
Kristus memang harus mengalami
penderitaan yang luar biasa ini, karena penderitaan di neraka juga luar biasa
hebatnya!
4) Kristus menolak anggur bius (Mat
27:34).
Banyak penafsir beranggapan
bahwa Ia menolak anggur itu, karena anggur itu mengandung sejenis ramuan bius,
yang bisa mengurangi rasa sakit. Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang
menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa
sakitnya dikurangi. Seandainya Ia mau meminum anggur tersebut, dan rasa
sakitnya dikurangi 10 %, maka Ia hanya memikul 90 % hukuman dosa kita. Itu akan
berarti bahwa sekalipun kita percaya kepada Kristus, dosa kita hnaya diampuni
90 %, dan yang 10 % sisanya harus kita tanggung sendiri. Itu
memastikan kita masuk neraka selama-lamanya. Tetapi Kristus menolak minuman
itu, karena Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita! Karena itu kalau kita
percaya kepada Dia, kita diampuni dari seluruh dosa-dosa kita.
5) Kristus mengalami kehausan (Yoh
Ingat bahwa orang di neraka
pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang
kaya di neraka dalam Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman
itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan
kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada
Yesus!
6) Kristus mengalami keterpisahan
dengan Allah (Mat 27:46).
Keterpisahan dengan Allah
merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2
2Tes 1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan
karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya.
7) Kristus mati.
Upah dosa ialah maut (Ro
Karena itu, orang yang percaya
Yesus, sekalipun tetap mengalami kematian, tetapi tidak mengalami kematian itu
sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai pintu gerbang menuju surga!
III) Keselamatan karena iman.
Karena Kristus sudah menjadi substitute (= pengganti) kita, maka
sekarang untuk selamat / masuk surga kita tidak perlu melakukan apa-apa!
Hanya percaya / beriman kepada Yesus!
Ini terlihat dari ayat-ayat di
bawah ini:
·
Ro
·
Gal 2:16a
- “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
·
Ef 2:8-9
- “Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Banyak orang keberatan dengan
ajaran ini, karena seseorang bisa masuk surga dengan begitu mudah. Tetapi
keselamatan jadi mudah untuk kita krsn Kristus sudah berjerih payah dan bahkan
mati bagi kita.
Illustrasi: Seorang penginjil
memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa
diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan
saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu
bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di
bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali
bagi kamu untuk turun ke
Sudahkah saudara selamat /
percaya kepada Yesus? Kalau ya, saudara harus memenuhi 2 tanda ini:
1) Keyakinan akan keselamatan.
Adalah sesuatu yang tak masuk
akal bahwa ada banyak orang mengaku kalau mereka percaya bahwa Yesus sudah mati
memikul semua dosa-dosa mereka, tetapi pada saat yang sama mereka masih
ragu-ragu / tidak yakin bahwa mereka akan masuk ke surga! Ini adalah suatu
kontradiksi! Kalau memang saudara percaya bahwa Yesus sudah membayar semua dosa saudara, lalu dosa apalagi yang
menyebabkan saudara mengira masih bisa masuk neraka?
2)
Sekalipun perbuatan baik tidak
punya andil dalam menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik / perubahan hidup
ke arah positif pasti ada dalam diri orang yang betul-betul percaya kepada
Yesus! Mengapa? Karena orang yang percaya pasti menerima Roh Kudus (Yoh
Perubahan hidup itu harus ada:
a) Dalam hal rohani.
Misalnya: kerinduan akan Firman
Tuhan, doa, berbakti dsb.
b) Dalam hidup sehari-hari.
Misalnya: menjadi lebih sabar,
membuang perzinahan, dusta dan segala dosa-dosa lain.
Penutup
/ kesimpulan:
Apakah saudara sudah mempunyai keyakinan akan keselamatan
saudara dan perubahan hidup ke arah yang positif sebagai bukti iman saudara? Kalau
belum, saudara belum selamat! Percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan
Tuhan saudara saat ini juga, supaya saudara betul-betul diselamatkan!
-AMIN-