oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Elia yang berkobar-kobar
I) Elia adalah orang yang sangat
berani dan berkobar-kobar bagi Tuhan.
Mari kita melihat beberapa hal
yang berhubungan dengan hal itu.
1) Elia memberitakan hukuman Tuhan kepada Ahab.
1Raja 17:1 - “Lalu
berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: ‘Demi
Tuhan yang hidup, Allah
a) Perhatikan bahwa Elia memberitakan
hukuman Tuhan kepada Ahab yang adalah seorang raja!
b) Elia memberitakan hukuman Tuhan
bukan demi nama Baal, tetapi demi Tuhan yang hidup Allah
Bandingkan dengan banyak orang
kristen / hamba Tuhan jaman sekarang yang kalau berada / berdoa / berkhotbah di
depan pejabat yang non kristen, tidak berani menggunakan nama Tuhan Yesus
Kristus! Lebih-lebih bandingkan dengan orang kristen yang untuk mengaburkan
identitas dirinya, lalu menggunakan ‘salam nasional’ Asalamualaikum!
c) Di sini Elia hanya memberitakan
hukuman, tetapi tidak menunjukkan dosanya.
Mungkin hal ini disebabkan
karena dosanya dianggap sudah terlalu jelas. Tetapi nanti dalam 1Raja
1Raja
Ini bukan hanya teguran /
penunjukan dosa, tetapi juga bantahan terhadap kata-kata Ahab yang menuduh Elia
sebagai orang yang mencelakakan
2) Hukuman itu datang karena doa Elia.
Satu hal
yang tidak diceritakan dalam kitab Raja-Raja adalah bahwa hukuman kekeringan
selama 3 ½ tahun itu datang karena doa Elia. Tetapi hal ini terlihat dalam
Yak 5:16b-18 yang berbunyi: “Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia
adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah sungguh-sungguh berdoa,
supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun
dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun
mengeluarkan buahnya”.
Ini menunjukkan bahwa orang
yang berkobar-kobar untuk Tuhan bisa berdoa supaya orang-orang brengsek dihajar
/ dihukum oleh Tuhan!
Penerapan:
Ini menunjukkan bahwa kita
boleh berdoa supaya para perusak gereja di
II)
Pemeliharaan Tuhan terhadap Elia.
Dalam 17:2-4 Firman Tuhan
datang kepada Elia, dan demikian juga dalam 17:8-9. Ketaatan Elia pada Firman
Tuhan ini menyebabkan ia terlindung dari Ahab dan terpelihara selama 3 ½ tahun
kekeringan / kelaparan.
Penerapan:
Teruslah mendengar Firman Tuhan
dan mentaatinya pada masa sukar seperti ini. Itu justru akan menyebabkan
saudara dipelihara oleh Tuhan.
1) Di tepi Sungai Kerit (17:2-6).
a) Tuhan menyuruh Elia pergi ke tepi
sungai Kerit (17:3), dan Elia taat (17:5).
Pulpit Commentary: “He that willfully stands
still to catch dangers, tempteth God instead of trusting him” (= Ia yang secara sengaja tinggal
di tempat untuk menghadapi bahaya, mencobai Allah dan bukannya mempercayai
Allah) - hal
392.
Bdk. Amsal 22:3 - “Kalau orang bijak melihat
malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan
terus, lalu kena celaka”.
b) Di tepi Sungai Kerit itu Elia minum
air sungai dan diberi makan oleh burung gagak (17:6).
2) Di Sarfat.
a) Setelah beberapa waktu Sungai Kerit
menjadi kering (17:7), dan Tuhan lalu menyuruh Elia untuk pergi ke Sarfat, dan
Tuhan mengatakan bahwa Ia telah ‘memerintahkan’ seorang janda untuk memelihara
Elia di sana (17:8-9).
1. Tuhan membiarkan Sungai Kerit
menjadi kering dan lalu menyuruh Elia pindah dari tepi Sungai Kerit ke Sarfat,
supaya Elia tidak bersandar kepada Sungai Kerit ataupun burung gagak, tetapi
kepada Tuhan.
Penerapan:
Kalau sumber pemeliharaan
saudara ditutup, misalnya saudara dipecat dari pekerjaan, atau suami saudara
meninggal dunia, tetaplah percaya kepada Tuhan. Ia akan memberikan ‘janda’
menggantikan ‘Sungai Kerit dan burung gagak’.
2. Perintah untuk pergi ke Sarfat merupakan ujian iman bagi
Elia.
Sarfat terletak di
Pulpit Commentary: “Elijah is perfectly safe
under the shield of Divine protection, as safe in the region of
Tetapi kalau kita berpikir
lebih jauh, maka mungkin Sarfat ini justru adalah tempat yang aman, karena Ahab
tidak akan pernah menyangka bahwa Elia berani bersembunyi di
Pulpit Commentary: “It might be a safer place
of retreat for the prophet than it seemed to be, for Ahab would scarcely dream
of following him there”
(= Ini mungkin merupakan tempat yang lebih aman untuk persembunyian sang nabi
dari kelihatannya, karena Ahab tidak akan bermimpi untuk mengejarnya ke sana) - hal 411.
Tetapi bagaimanapun perintah
untuk pergi ke Sarfat di
b) Elia mentaati perintah Tuhan dan
Tuhan menggunakan janda itu untuk memelihara Elia selama tahun-tahun kelaparan.
III)
Kejatuhan Elia.
Elia baru mengalami kemenangan,
dengan menurunkan api dari langit dan lalu membasmi nabi-nabi Baal. Lalu apa
yang terjadi?
1) Ahab menceritakan kepada Izebel apa
yang Elia lakukan (19:1).
2) Reaksi Izebel (19:2).
·
Izebel
tidak putus asa dengan kegagalan / kekalahan nabi-nabi Baal, tetapi ia bahkan
menjadi makin berkobar-kobar. Tetapi justru Elianyalah yang lalu menjadi putus
asa!
·
Izebel
mengirim seorang suruhan untuk memberitahu Elia. Ini menunjukkan keyakinannya
untuk bisa membunuh Elia. Tetapi ternyata ia gagal, dan ini menunjukkan bahwa
hidup atau mati ada di tangan Tuhan (bdk. Mat 10:28-30).
3) Reaksi Elia (19:3-4).
a) Elia takut?
Ay 3: ‘Maka takutlah ia, ...’.
KJV/ASV: ‘And when he saw’ (= Dan ketika ia melihat).
NIV: ‘Elijah was afraid’ (= Elia takut).
Footnote NIV: ‘Elijah saw’ (= Elia melihat).
b) Elia lari ke Bersyeba, dan lalu ke
·
Bersyeba
terletak pada batas selatan dari Palestina.
Ini terletak di luar wilayah
·
Kesalahan
Elia di sini adalah bahwa ia tidak minta petunjuk Tuhan! Baik pada waktu di
Yizreel maupun
c) Elia minta mati (19:4b).
1. Komentar tentang permintaan Elia untuk mati.
Pulpit Commentary: “How completely he is the
sport of circumstances; how full of contradictions his conduct. At one moment
he flees for his life; at the next he requests for himself that he may die.
‘Doth he wish to be rid of his life because he feared to lose it?’ (Hall)
Yesterday strong in faith, fearing neither man nor devil; today trembling
before a woman, wretched and despairing” [= Betapa sepenuhnya ia menjadi permainan dari keadaan; betapa
penuh dengan kontradiksinya tindakannya. Pada satu saat ia lari untuk nyawanya;
pada saat selanjutnya ia memohon supaya ia boleh mati. ‘Apakah ia ingin
membuang / kehilangan nyawanya karena ia takut kehilangan nyawanya?’ (Hall).
Kemarin kuat dalam iman, tidak takut kepada manusia maupun setan; hari ini
gemetar di hadapan seorang perempuan, sangat sedih dan putus asa] - hal 466.
Pulpit Commentary mengutip
kata-kata Kitto:
“Strange contradiction! Here the man who was destined not to
taste of death, flees from death on the one hand and seeks it on the other” (= Kontradiksi yang aneh! Di
sinilah seseorang yang ditakdirkan untuk tidak merasakan kematian, melarikan
diri dari kematian di satu pihak dan mencarinya di pihak yang lain) - hal 459.
Pulpit Commentary: “We are not fittest for
heaven when we are most tired of earth” (= Kita bukannya paling cocok untuk surga pada waktu kita
paling bosan terhadap dunia) - hal 480.
2. Ini menunjukkan bahwa Elia
mengalami depresi yang sangat dalam. Tetapi apa penyebab depresi Elia ini?
·
perasaan
gagal dalam pelayanan.
1Raja
·
kelelahan
/ kelemahan fisik.
Ia lari menempuh jarak Yizreel
- Bersyeba, yaitu sekitar 95 mil / lebih dari 150 km, dan masih ditambah lagi
sehari perjalanan ke padang gurun (ay 4a). Ini membuat ia mengalami
kelelahan yang luar biasa, ditambah lagi ia mengalami kelaparan (ini terlihat
dari ay 5-7 dimana Tuhan menanganinya bukan hanya dengan memberinya
istirahat / tidur, tetapi juga dengan memberinya makan). Kelelahan dan
kelemahan fisik ini bisa menyebabkan / menambah depresi.
Pulpit Commentary: “The relation that exists
between the state of the body and the state of the mind is very mysterious, but
very real. The elation or depression of our religious feeling depends far more
on mere physical conditions than we often imagine” (= Hubungan yang ada antara
keadaan tubuh dan keadaan jiwa adalah sangat misterius, tetapi sangat nyata.
Perasaan agamawi berupa kegembiraan atau depresi tergantung pada kondisi fisik
jauh lebih banyak dari yang sering kita bayangkan) - hal 474.
Karena itu dalam keadaan
depresi, sekalipun olah raga adalah sesuatu yang baik, tetapi jangan
melakukannya secara berlebihan, karena setelah itu bisa bahkan menambah depresi
itu.
Ini juga menunjukkan bahwa
orang kristen wajib memelihara kesehatan fisik, karena kalau kesehatan fisik
tidak baik, itu juga bisa menimbulkan / menambah depresi.
Pulpit Commentary: “The neglect of sanitary
laws is a sin”
(= Pengabaian hukum-hukum kesehatan adalah suatu dosa) - hal 477.
·
penderitaan
lain: kepanasan.
Ay 4: ‘lalu
duduk di bawah sebuah pohon arar’.
·
dosa,
dimana ia meninggalkan tempat / pelayanan tanpa ijin Tuhan.
Pulpit Commentary: “his despondency deepened
as he lost himself in the solitudes of wilderness. His was the inward
disquietude which will always be the penalty of a man’s having weakly or
wilfully deserted the path of duty. When good men place themselves in a false
position, they must expect the shadow of some morbid condition of feeling to
fall upon their spirit. When the hands of those who ought to be busy about some
work for God are idle, their hearts are left a prey to all sorts of evil
influences. Religious activity is one of the main secrets of religious health” (= keputusasaannya makin mendalam
pada waktu ia menyembunyikan dirinya sendiri dalam kesunyian
·
kesepian.
Mungkin depresi yang dialami
Elia juga disebabkan atau diperparah oleh kesepian / kesendirian. Bdk.
ay 10,14 - ‘hanya aku seorang dirilah yang masih hidup’.
3. Mengapa Tuhan membiarkan Elia jatuh seperti ini?
·
Untuk
menunjukkan bahwa manusia yang terhebatpun akan hancur kalau Tuhan tidak
menolongnya.
Pulpit Commentary: “So unstable are the
grandest forms of human virtue, and so weak are the noblest of men when God is
pleased for a while to leave them to themselves” (= Begitu tidak stabil bentuk
yang teragung dari kebaikan / sifat baik manusia, dan begitu lemah manusia yang
paling mulia pada waktu Allah berkenan untuk sementara waktu meninggalkan
mereka pada diri mereka sendiri) - hal 474.
Karena itu selalulah bersandar
kepada Tuhan!
·
Mungkin
supaya Elia tetap sadar akan kelemahannya dan tidak menjadi sombong (bdk.
2Kor 12:7-10). Atau bahkan mungkin untuk mempertobatkan Elia dari
kesombongannya, karena kata-katanya dalam ay 4b - ‘sebab
aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku’ - sudah menunjukkan
kesombongan karena tadinya ia menganggap dirinya lebih baik dari nenek
moyangnya.
IV)
Pengobatan Tuhan.
1) Memberi istirahat, makan, dan
minum, dan semua ini memberi Elia kekuatan (19:5-8).
a) Dalam ay 5-8 Tuhan memberi
tidur, makan dan minum kepada Elia.
Tuhan tahu bahwa salah satu penyebab
depresinya adalah kelelahan dan kelemahan fisik, karena lari dari Yizreel ke
Bersyeba dan lalu ke
b) Ini menunjukkan bahwa
ketidak-sabaran, ketidak-percayaan dan ketidak-setiaan Elia, tidak membuang /
mengurangi perhatian dan kasih Allah kepadanya! Bdk. Maz 103:14 - “Sebab
Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu”.
2) Pertemuan Elia dengan Tuhan (19:9-14).
a) Ay 9b,13b: ‘Apakah
kerjamu di sini, hai Elia?’.
NIV: “What are you doing here, Elijah?” (= Apa yang sedang engkau
lakukan di sini Elia?).
Ay 9b,13b ini sekalipun
lembut tetapi tetap merupakan teguran. Pertanyaan ini secara implicit juga
menunjukkan bahwa Elia bisa lebih berguna di tempat lain.
b) Ay 10,14 (NIV): “I have been very zealous for the LORD God
Almighty” (= Aku telah sangat bersemangat untuk TUHAN Allah yang
maha-kuasa).
Tuhan menanyakan apa yang sedang
ia lakukan saat itu, tetapi Elia menjawab tentang apa yang ia lakukan dahulu.
Banyak orang kristen yang kalau mendapat pertanyaan serupa, juga menjawab
seperti Elia: ‘Dulu aku guru sekolah minggu’, ‘Dulu aku majelis’, dsb.
Jawaban Elia dalam
ay 10,14 itu sudah menunjukkan bahwa ia salah karena pada saat itu tidak
melakukan apa-apa. Tetapi ada banyak jemaat / orang kristen yang bahkan
menjawab seperti Elia saja tidak dapat, karena mereka tidak pernah melakukan
pekerjaan / pelayanan apa-apa.
c) Ay 10,14: ‘orang
Ini menunjukkan bahwa Elia
merasa bahwa pelayanannya tidak berbuah.
Pulpit Commentary: “We know that no work,
really and truly done for God, can be wasted (Isa. 55:11); but we are often
tempted to think it is. ... it is for our comfort to remember, in times of
depression, that the greatest of the prophets saw little or no fruit of his
labours”
[= Kita tahu bahwa tidak ada pekerjaan, yang sungguh-sungguh dan betul-betul
dilakukan bagi Allah, bisa sia-sia (Yes 55:11); tetapi kita sering dicobai
untuk berpikir demikian. ... merupakan sesuatu yang menghibur kita untuk
mengingat pada masa depresi bahwa nabi yang terbesar melihat sedikit atau tidak
ada buah dari jerih-payahnya] - hal 391.
Yes 55:11 - “demikianlah
firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil
dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya”.
1Kor
d) Ay 11: “Lalu
firmanNya: ‘Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!’. Maka
TUHAN lalu!”.
NASB, KJV, RSV seperti Kitab
Suci
NIV: “The LORD said, ‘Go out and stand on the mountain in the presence of
the LORD, for the LORD is about to pass by’” (= TUHAN berkata:
‘Keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan TUHAN, karena TUHAN
akan lalu / lewat’).
e) Ay 11-12: Tuhan tidak ada
dalam angin besar dan kuat, gempa maupun api, tetapi ada dalam ‘angin
sepoi-sepoi basa’.
NIV: ‘a gentle whisper’ (= suatu bisikan yang
lembut).
Apa arti semua ini? Ada
penafsir-penafsir yang berpendapat bahwa maksud dari angin sepoi-sepoi ini
adalah untuk menunjukkan kepada Elia bahwa Tuhan tidak menghendaki reformasi
dengan cara keras yang ia gunakan. Tuhan ingin Elia menggunakan cara yang
lembut dalam mereformasi Israel.
Saya berpendapat bahwa
penafsiran ini salah. Alasan saya:
·
Ay 11-12
menunjukkan sikap Tuhan kepada Elia, bukan kepada
·
Ay 15-17
menunjukkan Tuhan akan menghukum
·
Dialog
Tuhan - Elia dalam ay 13-18 sedikitpun tidak menyinggung hal ini.
·
Pelayanan
/ sikap Elia sesudah ini tidak berubah dari sebelumnya, misalnya lihat 1Raja
Saya berpendapat bahwa angin
sepoi-sepoi ini menunjukkan sikap Allah terhadap Elia. Sekalipun Elia salah /
jatuh, tetapi Tuhan tetap tidak datang kepadanya dalam gempa, angin besar atau
api, yang semuanya merupakan simbol hukuman Tuhan (Maz 18:8-15), tetapi
Tuhan datang dalam kelembutan dan kasih.
Penerapan:
Ini juga berlaku bagi diri
saudara. Asal saudara betul-betul adalah seorang anak Allah, maka pada saat
saudara jatuh ke dalam dosa, janganlah membayangkan bahwa Allah murka kepada
saudara (kecuali kalau saudara dengan sikap tegar tengkuk tidak mau bertobat
dari dosa itu). Karena adanya penebusan Yesus Kristus, Tuhan selalu
menghadapi saudara dengan kasih dan kelembutan seorang Bapa kepada anakNya.
Bdk. Maz 103:8-14 - “TUHAN
adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak
selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak
dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada
kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi,
demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh
timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang
yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini
debu”.
3) Koreksi terhadap Elia (ay 15-18).
a) Ay 15: ‘Pergilah, kembalilah’.
Ini harus dilakukan oleh setiap
orang yang meninggalkan pelayanan tanpa ijin Tuhan!
Dalam Pulpit Commentary
(hal 469) diceritakan sebuah dongeng tentang rasul Tomas. Dikatakan bahwa
suatu hari Tomas kembali ragu-ragu akan kebangkitan Yesus. Ia lalu mencari
rasul-rasul yang lain, dan mulai menceritakan keragu-raguannya itu. Tetapi semua
rasul itu memandangnya dengan heran, dan lalu menjawab bahwa mereka menyesal
atas apa yang Tomas alami itu, tetapi mereka begitu sibuk dalam pelayanan
sehingga tidak punya waktu untuk mendengarkan cerita Tomas itu lebih lanjut.
Tomas lalu mencari perempuan-perempuan pengikut Yesus, dan lalu mulai
menceritakan keragu-raguannya kepada mereka. Tetapi perempuan-perempuan itu
bereaksi secara sama dengan rasul-rasul tadi. Akhirnya Tomas merenung, dan lalu
berpikir bahwa mungkin karena mereka begitu sibuk dalam pelayanan, maka mereka
bebas dari keragu-raguan itu. Ia lalu pegi ke Parthia dan menyibukkan dirinya
dengan pemberitaan Injil, dan sejak saat itu ia tidak pernah ragu-ragu lagi
tentang kebangkitan Yesus.
Ini mungkin cuma dongeng,
tetapi ada kebenarannya yaitu: ‘pelayanan’ menguatkan iman, sedangkan ‘tidak
melayani’ merusak iman!
Dan satu hal lain yang harus
diperhatikan adalah bahwa Tuhan mengobati orang yang depresi dengan menyuruhnya
melakukan pelayanan!
b) Ay 15-17 menunjukkan pelayanan
yang Tuhan kehendaki dari Elia.
Ay 15-17 dikatakan oleh
Tuhan bukan hanya untuk menunjukkan pelayanan yang Ia kehendaki dari Elia,
tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Ia akan menghukum
c) Ay 18:
·
Tense dari ay 18.
‘Aku akan
meninggalkan’ (= RSV/NASB).
NIV: Yet I reserve 7000 ... (= Tetapi Aku menyimpan / menjaga 7000 ...).
KJV: Yet I have left me ... (= Tetapi Aku telah meninggalkan
untukKu ...).
·
Ay 18
ini diucapkan Tuhan untuk menunjukkan bahwa pelayanan Elia tidak sia-sia, dan
bahwa kata-kata Elia dalam ay 10,14 tidak benar. Memang depresi membuat
segala sesuatu terlihat lebih gelap dari yang sebenarnya.
Penutup.
Elia taat kepada perintah Tuhan dan ia kembali melakukan
pelayanan (ay 19-21). Dan justru semua itu mengangkat dia dari
kejatuhannya / depresinya. Kiranya ini bisa menolong saudara kalau sedang
mengalami depresi / kejatuhan rohani seperti Elia!