Home Kirim Tulisan Siapa Kami Search Kasih Tahu Teman Buah Hati

   

Artikel Baru

Kesehatan Anak
Perkembangan Anak
Pendidikan Anak
Perilaku Anak
Buku & Mainan Anak
Orangtua
Artikel Anda
Artikel Baru

 

 

eKilat Keris Emas

Situs ini telah mendapatkan penghargaan KERIS EMAS dari ekilat.com

 

 

 

 

Isi Artikel

Memberikan Rangsangan Kemajuan Pada Anak
Gambaran Umum Masa-Masa Penting Pertumbuhan Anak dan Kita-Kiatnya
Menjadi Orangtua Efektif Dalam Praktek
Membesarkan Anak Yang Kreatif
Sepuluh Perangkat Penting dalam Pengasuhan yang Positif

 

 

Memberikan Rangsangan Kemajuan Pada Anak

Dengan adanya kata-kata pertama, langkah-langkah pertama yang dapat dilakukan oleh anak, maka permainan belajar akan lebih menyenangkan. Beri kesempatan pada anak anda untuk menjelajahi dan belajar tenang dunia dan kemajuannya, dan bentuklah kemajuan fisik, sosial, intelektual dan emosionalnya dengan melakukan beberapa hal berikut :
 

Bahan-bahan untuk mengembangkan kreatifitas (Creative materials)
Mengambil dan meletakkan mainan (Putting and taking toys)
Memilih bentuk (Shape sorters)
Mainan untuk melatih ketrampilan tangan (Dexterity toys)
Mainan untuk di kamar mandi (Bath toys for water play)
Permainan mengikuti pemimpin (Follow the leader play)
Buku, majalah, dan segala sesuatu yang bergambar (Books, magazines, anything with pictures)
Bahan untuk bermain pura-pura (Materials for pretend play)
Tempat yang aman untuk belajar memanjat (Space safe for supervised climbing)
Lingkungan yang bervariasi (A varied environment)
Pujian (Applause)

Bahan-bahan untuk mengembangkan kreatifitas

Mencoret-coret dengan crayon adalah kegiatan yang sangat memuaskan bagi banyak anak. Rekatkan kertas pada alas meja, lantai, atau alas lainnya agar kertas tidak menggeser ketika dicoreti, dan singkirkan crayon segera setelah crayon disalah-gunakan untuk mencoret bagian yang tidak boleh dicoret atau jika bayi memasukkan crayon ke dalam mulutnya, hal ini akan membantu mereka untuk menggunakannya dengan benar. Jangan biarkan mereka menggunakan pensil dan pena, kecuali di bawah pengawasan yang ketat, karena ujung yang tajam dapat membahayakan. Melukis dengan menggunakan jari dapat menyenangkan bagi beberapa anak, tetapi ada juga anak yang merasa tidak senang dengan tangan yang ‘terkotori’ cat. Meskipun cuci tangan dapat menunjukkan pada anak bahwa kotor tersebut hanya bersifat sementara, beberapa anak tetap tidak mau menggunakan bahan tersebut. Mainan yang bermusik juga dapat menyenangkan. Bayi juga dapat belajar meningkatkan kemampuan musiknya, misalnya dengan memukulkan sendok kayu atau logam pada panci, jika anda memberi contoh terlebih dulu.

Mengambil dan meletakkan mainan

Bayi umumnya senang sekali mengeluarkan dan memasukkan mainan. Meskipun ketrampilan mengeluarkan barang akan terjadi lebih dulu daripada memasukkannya. Anda dapat membeli mainan khusus yang dapat dikeluarkan dan dimasukkan, tetapi anda juga dapat menggunakan kotak bekas yang kosong, sendok kayu, cangkir plastik atau kertas, dan lap. Isi sebuah keranjang dengan berbagai benda kecil (tetapi tidak terlalu kecil sehingga dapat masuk ke mulut bayi dan membuat bayi tersedak). Bersiaplah bahwa pada mulanya anda sendiri yang harus sering memasukkan kembali benda-benda tersebut, sampai bayi sudah lebih mahir. Anda juga dapat menggunakan pasir dan air untuk latihan menuang - bayi biasanya menyukai kedua bahan ini, tetapi diperlukan pengawasan yang ketat.

 

Memilih bentuk

Biasanya lama sebelum bayi dapat mengatakan lingkaran, segiempat atau segitiga, mereka sudah belajar mengenal bentuk-bentuk ini dan dapat meletakkan mereka ke tempat/lubang yang tepat pada mainan pemilihan bentuk. Mainan jenis ini juga melatih ketrampilan tangan, dan warna. Tetapi, perlu disadari bahwa bayi perlu banyak diajari dan diberi contoh sebelum ia dapat menguasai mainan pemilihan bentuk ini.

Mainan untuk melatih ketrampilan tangan

Mainan yang perlu diputar, ditekan, ditarik, didorong, akan membantu anak untuk menggunakan tangannya dalam berbagai cara. Orangtua perlu menunjukkan terlebih dulu sebelum anak dapat menangani mainan ini, tetapi sekali anak sudah dapat menguasainya, maka mainan jenis ini dapat mengasyikkan anak selama berjam-jam.

Mainan untuk di kamar mandi

Mainan ini mengajari banyak konsep dan membuat gembira dalam bermain air tanpa harus membasahi seluruh lantai atau meja-kursi. Bak mandi juga merupakan tempat yang baik untuk bermain gelembung, tetapi untuk sementara anda sendirilah yang harus membuatkan gelembung-gelembung ini.

Permainan mengikuti pemimpin

Ayah mulai bertepuk tangan, ibu mengikuti. Dan bayi diajak untuk mengikuti. Ibu melipat tangan, ayah juga mengikuti. Tidak lama kemudian, bayi akan mengikuti si pemimpin tanpa harus dipaksa dan akhirnya justru akan sanggup untuk memimpin permainan.

Buku, majalah, dan segala sesuatu yang bergambar

Anda tentu tidak dapat menghadirkan kuda, gajah dan singa hidup di ruang keluarga anda, tetapi anda dapat menghadirkan mereka semua melalui buku atau majalah. Baca dan lihatlah buku bersama bayi anda beberapa kali sehari. Setiap kali mungkin hanya sebentar saja, mungkin tidak lebih dari beberapa minit, karena kemampuan pemusatan perhatian anak anda masih singkat, tetapi hal ini akan membangun kegemarannya untuk membaca kelak.

Bahan untuk bermain pura-pura

Mainan piring, peralatan dapur, makanan, rumah, truk dan mobil, topi, sepatu, bantalan kursi, hampir segala sesuatu dapat secara ajaib diubah dalam imajinasi anak menjadi dunia menurut khayalnya. Permainan seperti ini dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, juga koordinasi otot motorik kecilnya (melepas dan mengenakan baju, mengocok telur atau memasak sop), kreatifitas dan imajinasinya.

Tempat yang aman untuk belajar memanjat

Bayi biasanya sangat senang menaiki tangga loteng rumah (jika anda tidak dapat mengawasinya, maka mutlak diperlukan pagar pengaman), menaik tangga luncuran (tetaplah berada di belakangnya), menaiki kursi atau tempat tidur. Biarkan mereka melakukannya, tetapi berdirilah di dekatnya dan selalu siap untuk menyelamatkan jika diperlukan.

Lingkungan yang bervariasi

Bayi yang tidak pernah melihat apapun kecuali suasana di dalam rumahnya, interior mobilnya atau toko yang sama, akan menjadi bayi yang sangat bosan. Ada dunia luas yang menakjubkan di luar pintu rumah, dan bayi anda harus melihatnya setiap hari. Bahkan pergi keluar pada saat hujan, dapat merupakan pengalaman belajar. Ajak bayi berkeliling taman bermain dan area yang sibuk di mana banyak orang untuk dilihat.

Pujian

Pujilah bayi anda ketika ia berhasil menguasai suatu ketrampilan. Keberhasilan, selain memuaskan, seringkali juga akan lebih berarti jika disertai pengakuan dari orangtuanya.

 

Sumber : Bayi pada Tahun Pertama. A. Eisenberg, H. Murkoff and S. Hathaway. 1997 Bahasa Indonesia edition, pages 463-466. 

[ kembali ke atas ]                                                                       (dicopy dari www.expat.or.id)

GAMBARAN UMUM MASA-MASA PENTING PERTUMBUHAN ANAK DAN KIAT-KIATNYA

 Oleh Emmy Soekresno, S.Pd.

 

Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia.

Dalam lima tahun pertama yang disebut ‘The Golden Years’ , seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Karena itu, di masa-masa inilah anak-anak seyogyanya mulai diarahkan. Karena saat-saat keemasan ini tidak akan terjadi dua kali, sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah.

Urgensi mendidik anak sejak dini juga banyak disebutkan dalam Al Qur'an dan Al Hadits antara lain :

1.  Terjemahan QS. At Tahrim (66) ayat 6

"Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang..."

Memelihara, menurut sayyidina Ali: didik dan ajarilah, sedangkan menurut sayyidina Umar: melarang mereka dari apa yang dilarang Allah dan memerintahkan mereka apayang diperintahkan Allah.

2.  Terjemahan Al Hadits

"Setiap yang dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi".

Hadits: seorang bayi mengencingi Rasulullah.

 

Di dalam buku "Pendidikan Anak Dalam Islam" karangan Abdullah Nashih Ulwan disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan tentang 7 (tujuh) segi dalam mendidik anak, yaitu :

1.  Segi Keimanan

-   menanamkan prinsip ketauhidan, mengokohkan fondasiiman ;

-   mencari teman yang baik ;

-   memperhatikan kegiatan anak.

2.  Segi Moral

-   kejujuran, tidak munafik ;

-   menjaga lisan dan berakhlak mulia

3.  Segi Mental dan Intelektual

-   mempelajari fardhu 'ain dan fardhu kifayah ;

-   mempelajari sejarah Islam ;

-   menyenangi bacaan bermutu yang dapat meningkatkan kualitas diri ;

-   menjaga diri dari hal-hal yang merusak jiwa dan akal

4.  Segi Jasmani

-   diberi nafkah wajib, kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, pakaian danpendidikan ;

-   latihan jasmani, berolahraga, menunggang kuda, berenang, memanah, dll ;

-   menghindarkan dari kebiasaan yang merusak jasmani

5.  Segi Psikologis

-   gejala malu, takut, minder, manja, egois dan pemarah

6.  Segi Sosial

-   menunaikan hak orang lain dan setiap yang berhak dalam kehidupan ;

-   etika sosial anak

7.  Segi Spiritual

-   Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa yang dirahasiakan ;

-   memperhatikan khusu', taqwa dan ibadah

 

Jika begitu banyak yang harus kita ajarkan pada anak, kapan waktu terbaik untuk memulai pendidikan kepadabuah hati ?

Simaklah beberapa hasil penelitian baru berikut ini :

1.  Fakta tentang otak :

a.   Saat lahir, bayi punya 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada usia 0-3 tahun terdapat 1000 triliun koneksi (sambungan antarsel). Pada saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara mengulang-ulang :

-   memperdengarkan bacaan Al Qur' an ;

-   Bahasa Asing seperti bahasa Inggris ;

-   memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermaindan menunjukkan gambar ;

-   memperkenalkan warna dengan menunjukkan kepadanya dalam bentuk benda yang dia kenal, warna-warna cerah di kamarnya dan gambar ;

-   memperkenalkan aroma buah melalui buku ;

-   membacakan cerita atau dongeng

Pada usia 6 tahun, koneksi yang terus diulang (mengalami pengulangan - pengulangan) akan menjadi permanen. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan

dipangkas alias dibuang. Oleh karenanya, usia sebelum 6 tahun adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan daya serap otak anak agar tidak terpangkas percuma.

b.   Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat merubah struktur fisik otak. Itulah mengapa kita harus menghindarkan diri dari memarahi anak atau memukulnya. Jika anak kita melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak sopan, sebaiknyalah kita mulai mengajarkannya mana yang betul dan sopan santun dengan cara yang arif serta penuh kesabaran. Kita dapat mencontoh bagaimana Rasulullah saw. bersikap sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anak.

c.    Otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda namun saling mendukung.

-   Pekerjaan otak kiri berhubungan dengan fungsi verbal, temporal, logis, analitis, rasional serta kegiatan berpola.

-   Pekerjaan otak kanan berhubungan dengan fungsi kreatif dan kemampuan bekerja dengan gambaran (visual) dan berfikir intuitif, abstrak dan non-verbal serta kemampuan taktil/motorik halus pada tangan, termasuk pembentukan akhlak dan moral.

Sistem pendidikan kita maupun ilmu pengetahuan pada umumnya cenderung kurang memperhatikan kepandaian yang tak terucapkan. Jadi, masyarakat modern cenderung menganaktirikan belahan otak kanan.

Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, "prestasi pikiran manusia memerlukan kerja yang terpadu antara belahan kiri dan otak kanan". Kalau tujuan kita adalah mengembangkan pribadi yang sehat dan jika kita ingin menumbuhkan kreativitas secara penuh, maka diperlukan pengajaran untuk menuju keseimbangan antara fungsi kedua belahan otak itu.

2.  Fakta tentang stress

a.   Anak yang mengalami stress pada usia kritis 0-3 tahun akan menjadi anak yang hiperaktif, cemas danbertingkah laku seenaknya.

b.   Anak dari lingkungan stress tinggi mengalami kesulitan konsentrasi dan kendali diri.

c.   Cara orang tua berinteraksi dengan anak di awal kehidupan akan membuat dampak pada perkembangan emosional, kemampuan belajar dan bagaimana berfungsi di kehidupan yang akan datang.

3.  Ciri-ciri anak pada milenium kedua :

-    mampu berpikir cepat ;

-    mampu beradaptasi dengan cepat dan benar ;

-    memiliki keimanan kuat sebagai filter ;

-    menguasai bahasa dunia ;

-    mampu menyelesaikan masalah dengan cepat ;

-    orang tua mempunyai 7 kebiasaan efektif.

 

Dilihat dari berbagai hasil penelitian di atas dapat diperoleh gambaran tentang waktu terbaik dalam memulai mendidik anak yaitu sedini mungkin. Juga bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi anak agar otaknya tidak mengalami trauma, serta dapat lebih meyakinkan kita lagi sebagai orang tua untuk terus menerus menambah ilmu agar dapat membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.

Satu pesan sederhana dalam mendidik anak, yang mungkin belum kita sadari sepenuhnya. Betapa banyak yang dapat kita ajarkan kepada anak kita tiap hari, hanya dengan berada di dekatnya. Dengan mengasuh, bermain dan bercakap-cakap dengan bayi kita yang mungil, kita bisa menjadi guru pertama bagi si kecil. Jangan lupa anak tumbuh dan berkembang sangat pesat, pakailah prinsip ‘ it's now or never ‘ (kalau tidak sekarang berarti tidak sama sekali) dalam mendidik anak.

 

Wallahu a'lam bi showwab.
Ya Allah berikanlah berkat dan kemampuan kepada kami untuk mendidik, merawat dan mengasuh anak-anak kami. Amiin.

 

Disampaikan pada

SEMINAR HARI ANAK NASIONAL
Jumat 28 Juli 2000
Auditorium Gedung B Lantai 2, Departemen Keuangan.
Jalan DR. Wahidin, Jakarta Pusat.

[ kembali ke atas ]                                                                             

 

MOE Menjadi Orangtua Efektif Dalam Praktek
Thomas Gordon bersama Judith Gordon Sands.

Metode Menjadi Orangtua yang Efektif (MOE) belum banyak dikenal. Ada pelatihan yang bisa diikuti oleh orangtua mengenai bagaimana menjadi orangtua yang efektif, yaitu pelatihan MOE. Pelatihan MOE membantu banyak orangtua mendapatkan perspektif baru dalam banyak hal. Pelatihan ini memberi para orangtua kemampuan yang dapat mereka gunakan untuk mengatasi masalah sehari-hari mereka dengan lebih efektif.

Jika orangtua ingin menjadi efektif dalam menggunakan metode-metode yang telah mereka dapatkan, mereka harus memahami dahulu model teoritis yang dijadikan dasar pelatihan MOE. Orangtua perlu mengetahui kapan menggunakannya dan mengapa. Kemampuan ini memerlukan dasar-dasar tertentu tentang hubungan antarmanusia.

Salah satu kepercayaan yang paling banyak dianut mengenai menjadi orangtua adalah bahwa orangtua harus konsisten. Namun, sesungguhnya orangtua tidak perlu menjaga/ bersikap supaya tetap karena ada satu konsep yang disebut "tingkat penerimaan". Dengan konsep ini orangtua bisa memahami bagaimana mereka mau tidak mau tidak dapat konsisten. Semua orangtua akan mengalami inkonsistensi dalam sikap dan perilaku kepada anak-anak mereka karena dipengaruhi 3 hal: suasana hati; karakteristik anak; dan lingkungan. Demikian halnya juga dengan prinsip bahwa kedua orangtua harus selalu menunjukkan perasaan dan tindakan yang sama kepada anak-anak mereka. Konsep ini lebih merupakan pengingkaran terhadap perasaan sendiri. Artinya jika Anda harus tidak menyetujui suatu perbuatan anak Anda karena ayahnya tidak suka padahal Anda dapat mentolerirnya, itu berarti Anda mengingkari perasaan Anda dan bersikap tidak jujur kepada Anak. Karena itu, biarkan si Ayah menangani kelakuan anak tersebut.

Konsep pokok dalam model MOE adalah prinsip kepemilikan masalah. Tingkat kepentingannya tidak boleh dilebih-lebihkan. Begitu banyak orangtua merasa bertanggungjawab untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Pada saat masalah sesungguhnya milik anak, orangtua sering tergoda untuk masuk dengan dalih ikut bertanggungjawab untuk memecahkannya, lalu menyalahkan diri sendiri ketika ternyata mereka tidak berhasil. Program pelatihan MOE menawarkan kepada orangtua sebuah alternatif untuk membantu anak-anak mereka: biarkan anak mempunyai masalahnya dan menemukan sendiri penyelesaiannya.

Apabila perilaku anak menyebabkan orangtua mendapatkan masalah, orangtua harus menggunakan seperangkat ketrampilan yang berbeda, yaitu: ketrampilan yang akan efektif dalam mengusahakan perubahan pada anak sehingga perilaku yang tidak dapat diterima itu ditinggalkannya.

Banyak orangtua yang menganggap bahwa berbicara kepada anak yang sedang menghadapi masalah adalah dengan mengatakan sesuatu kepada anak. Sesungguhnya, lebih tepat kalau orangtua belajar untuk tidak berbicara dan sebaliknya harus mulai belajar mendengar. Dalam hal ini, jika orangtua lebih banyak berbicara yang terjadi adalah orangtua melakukan hal-hal yang menjadi pembuntu komunikasi, yaitu memberi perintah, mengingatkan, sok moralis, memberi nasehat, menggurui, mengkritik, mengejek, menganalisis, memuji, membesarkan hati, mengusut, atau mengalihkan perhatian. Reaksi atau tanggapan tersebut sering menghalangi komunikasi lebih lanjut dengan anak. Reaksi ini juga bisa menimbulkan efek yang menjatuhkan harga diri anak, selain merusak hubungan antara orangtua dan anak sendiri. Namun demikian, tindakan atau pesan yang dapat membuntukan komunikasi tersebut tidak selalu menghalangi komunikasi, menjatuhkan harga diri anak atau merusak hubungan mereka karena adakalanya anak tidak merasakan hal tersebut sebagai suatu halangan atau karena mereka sedang mengalami kebersamaan yang menyenangkan. Sekali-kali pada kesempatan tertentu, ajukanlah pertanyaan yang "berujung terbuka". Pertanyaan jenis ini jarang menghambat komunikasi. Namun, sebaiknya pertanyaan yang diajukan jangan bersifat mengusut atau bertujuan menyalahkan anak karena jika demikian pertanyaan tersebut akan menjadi pembuntu komunikasi.

Banyak orangtua beranggapan bahwa ketika anak-anak mengalami kesulitan, kesal takut, bingung, sedih atau ada kebutuhan lain yang tidak terpenuhi, anak-anak membutuhkan informasi atau fakta yang berupa penjelasan dari orangtuanya. Namun, kadang kala ini dapat membuntukan komunikasi karena pada saat-saat demikian anak tidak siap menyerap logika, atau anak menolak mendengarkan sesuatu yang sudah mereka ketahui. Oleh karena itu, pada saat demikian sebaiknya orangtua menjadi pendengar yang baik. Biarkan anak mengungkapkan masalah atau perasaannya.

Ada 4 kecakapan mendengar, yaitu mendengar pasif (diam), tanggapan mengiyakan, pembuka pintu atau ajakan (untuk bercerita), dan mendengar aktif. Teknik yang paling efektif adalah mendengar aktif. Di sini, tanggapan verbal dari si pendengar merupakan pantulan-pantulan dari pesan anak yang sebelumnya. Mendengar aktif berarti tidak diam (mendengar pasif) melainkan memberi tanggapan yang merupakan pantulan balik pesan si pencerita (anak). Dengan didengarkan secara aktif, anak dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya sehingga ia merasa ringan. Selain itu, anak-anak akan belajar dari reaksi orangtua bahwa perasaan sungguh ramah, tidak jahat atau menakutkan. Merasa didengar dan dipahami oleh orang lain adalah sesuatu yang membahagiakan sehingga pada waktu anak mengungkapkan perasaannya anak merasakan bahwa orangtua menyayanginya. Dengan mendengar secara empati, seseorang dapat memahami orang lain dan menghayati keunikannya. Dengan demikian, mendengar melahirkan perasaan diperhatikan dan disayang. Hal ini akan mempunyai dampak positif, yaitu anak-anak akan lebih mendengarkan pesan orangtua mereka bila orangtua bersedia lebih dahulu mendengarkan mereka. Karena mendengar aktif akan membantu seorang anak berpikir sendiri dan menemukan pemecahannya maka anak lebih mampu mengusai diri, lebih bertanggungjawab, dan mandiri. Karena itu, orangtua akan belajar mempercayai anak dan menerima perasannya. Jika sudah terbiasa, orangtua bisa terlepas dari beban perasaan bahwa orangtua harus menyediakan solusi yang benar bagi anak. Keuntungan lainnya adalah orangtua dan anak akan menjadi pribadi yang terpisah dan orangtua tidak harus menjadi "orangtua super".

Teori MOE secara eksplisit mendukung sikap tegas orangtua kepada anak-anak apabila perilaku mereka menyebabkan orangtua bermasalah, tetapi juga menawarkan ketrampilan khusus, yang akan membantu mereka bersikap tegas secara jauh lebih efektif dan konstruktif. Dalam hal ini konsep "Pesan Kamu" dan "Pesan Aku" akan membantu orangtua berkomunikasi dengan anak. "Pesan Kamu" lebih mengacu ke anak ketimbang ke orangtua (biasanya menyalahkan, menegur, atau memarahi) sehingga semuanya merupakan pembuntu komunikasi. Pesan Kamu selalu berorientasi kepada anak, bukan kepada orangtua. Setiap kali orangtua melakukan "Pesan Kamu", selalu memberikan bobot yang berat pada "kamu" meskipun dengan kadar yang berbeda-beda. Dampak Pesan Kamu terhadap anak-anak yaitu: menolak mengubah perilaku apabila diperintah untuk melakukannya, anak merasa tidak dipercaya, merasa bersalah sesudah dipermalukan melalui penilaian, merasa ditolak, dll. Tentu saja kemudian Pesan Aku lebih positif buat anak karena orangtua lebih jujur dengan perasaannya dan tidak menyalahi atau memarahi anak. Yang harus diingat adalah sewaktu menyampaikan pesan ini harus lengkap, jelaskan kepada anak perilakunya tersebut mempunyai efek yang nyata. Karena itu sebuah Pesan Aku yang lengkap harus mengandung (1) uraian tentang perilaku yang tidak dapat diterima, (2) perasaan yang dialami orangtua, (3) efek nyata dan konkret (atau akibat) pada orangtua.

Konfrontasi dengan anak menggunakan Pesan Aku tentu saja tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku. Karena itu, jika menghadapi konflik dengan anak, orangtua perlu menggunakan Metode Anti Kalah. Metode ini memungkinkan orangtua dan anak bersama-sama mencari cara pemecahan yang akan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak tidak ada pihak yang kalah keduanya menang. Metode ini tidak bersifat memaksa. Metode ini mempengaruhi anak untuk meninggalkan perilaku mereka untuk peduli akan kebutuhan orang lain. Dengan metode ini orangtua tidak perlu lagi menerapkan disiplin (yang lebih menekankan kekuasaan orangtua atas anaknya) karena jika seseorang menggunakan kekuasaan dalam suatu hubungan, pengaruh orang tersebut akan berkurang.

Menjadi orangtua yang efektif itu tidak mudah. Oleh karena itu, orangtua perlu melatih dan membiasakan diri untuk menerapkan metode MOE ini. Pada akhirnya, orangtua perlu kembali mengingat tujuan metode MOE yaitu untuk meningkatkan efektivitas orangtua sebagai ibu atau ayah. Dalam hal ini, yang perlu diingat adalah bahwa anak-anak membutuhkan informasi dari orangtua yang akan memberitahu mereka tentang apakah perilaku mereka dapat diterima atau tidak. Jika tidak dapat diterima, anak-anak mungkin ingin mengusahakan suatu perubahan seperlunya sampai perilaku mereka dapat diterima mereka lebih suka membatasi sendiri perilaku mereka. Bilamana konflik terjadi, anak-anak ingin berperan serta dalam proses pemecahan masalah sehingga apa pun keputusan yang membatasi perilaku mereka dapat diterima oleh mereka sendiri.

[ kembali ke atas ]                                                                                          (dicopy dari situs YKAI)
 

Membesarkan Anak Yang Kreatif

Ibu dan ayah yang ingin membesarkan 'Michelangelo' baru mungkin perlu sedikit menahan diri. Riset baru mengatakan bahwa anak-anak yang orang tuanya benar-benar 'membiarkan mereka' akan menjadi lebih kreatif dibandingkan anak-anak yang orang tuanya lebih banyak terlibat dalam proses kreativitas mereka. Hasil temuan tersebut dipresentasikan oleh Dr. Dale Grubb dari Baldwin-Wallace College di Berea, Ohio, dalam pertemuan tahunan American Psychological Society.

Para orang tua yang suka mengajari berbagai hal kepada anak-anak mereka, cenderung mempunyai anak-anak yang kurang kreatif, demikian ia menjelaskan. Dan yang perlu digarisbawahi ialah kadang mereka terlalu berlebihan mencoba untuk terlibat dalam proses kreativitas si anak.

Biarkan kreativitas mereka berkembang
Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan berbagai metode pengujian untuk menilai kreativitas 29 orang anak yang berusia 3 - 6 tahun, dan kreativitas salah satu orang tua anak-anak tersebut. Grubb menjelaskan bahwa dalam satu tes mereka memberikan beberapa pertanyaan sederhana, seperti "bagaimana anda dapat menggunakan sepotong kertas?" atau "bagaimana anda dapat menggunakan sebuah kotak?", dan semakin banyak ataupun semakin 'asing' jawaban yang diberikan, maka mereka dianggap semakin kreatif.

Tidak mengherankan, orang tua yang lebih kreatif tampaknya mempunyai anak-anak yang lebih kreatif. Namun Grubb mengatakan bahwa mereka masih tidak jelas apakah hal ini terjadi karena faktor genetik atau cara mereka mendidik. Dengan memusatkan perhatian pada cara orang tua mendidik, para peneliti merekam interaksi antara orang tua dan anak mereka saat sedang bermain. Mereka membuat asumsi bahwa orang tua dengan cara mendidik yang paling mendukung dan 'memungkinkan', akan mempunyai anak-anak yang paling kreatif. "'Memungkinkan' berarti bersikap sangat fokus pada anak, bertanya kepada si anak tentang apa yang ingin ia lakukan, mengapa begini atau begitu serta hal-hal lain yang seperti itu," Grubb menjelaskan.

Tetapi asumsi yang mereka buat ternyata keliru. Gaya mendidik yang 'memungkinkan' bukan hanya tidak ada kaitannya dengan tingkat kreativitas tertentu dari anak, akan tetapi malah – meskipun tidak besar – cenderung menyebabkan berkurangnya kreativitas. "Malah gaya 'Memungkinkan' ini dapat dengan mudah berkembang menjadi apa yang disebut sebagai sikap 'memaksa', yang membuat orang tua sering berkata: "jangan begitu, lakukan seperti ini", dan tidak memberikan banyak pilihan kepada anaknya," kata Grubb.

Pesan yang dapat diambil, menurut Grubb, adalah bahwa kalau orang tua menghargai kreativitas si anak dan memberikan dukungan tanpa terlalu mengarahkan dan kalau mereka sendiri memang kreatif, maka mereka mungkin akan mempunyai anak-anak yang lebih kreatif.

Bagaimana hal ini dapat diterapkan ke dalam ruang bermain anak?
Pertama-tama, hindari alat-alat permainan yang memaksakan konsep struktur atau membatasi kreativitas si anak. Berikan kepada mereka kertas putih polos, bukan buku mewarnai (dengan gambar-gambar yang telah ditetapkan sebelumnya) dan biarkan mereka menemukan sendiri kemana mereka ingin pergi.

Pilih alat-alat permainan yang bentuknya lebih mudah diubah-ubah (seperti lilin mainan), ketimbang balok-balok yang saling disambung dan hanya dapat membentuk bangunan persegi yang terbatas.

Namun yang paling penting, selalu berikan pujian atas usaha yang telah mereka lakukan. Mereka mungkin saja menggambar sesuatu yang konyol atau tidak masuk akal, namun tetap berikan pujian karena mereka telah mencoba membuat sesuatu yang baru, demikian saran Grubb.

[ kembali ke atas ]                                                                                         (sumber : satumed.com)

Sepuluh Perangkat Penting dalam Pengasuhan yang Positif

MENENTUKAN BATASAN.

Perlu diyakini bahwa setiap anak itu memerlukan batasan. Anak benar-benar membutuhkan aturan yang lentur dan ia akan mengalami kebingungan tanpa peraturan. Dengan membuat batasan berarti kita telah menyediakan lingkungan fisik yang memberikannya rasa aman dan dapat dijadikan tempat belajar. Setiap usia akan mempunyai batasan tersendiri, dengan demikian kita sebagai orangtua juga harus siap untuk memperluas batasan kita sesuai dengan perkembangan usia anak.

Jika kita menentukan batasan tidak perlu banyak-banyak, paling banyak 5 atau 6 saja. Letakkan di tempat yang mudah dilihat mereka, sepertinya di pintu kulkas adalah tempat yang tepat.

4 petunjuk tepat bagi keluarga mengenai bagaimana memperlakukan dan diperlakukan anggota keluarga dengan baik:
Pergunakan bahasa yang tepat dan sesuai untuk memberitahu bagaimana perasaan kita terhadap mereka. Kita tidak mempergunakan bahasa yang kasar atau sebutan yang tidak menyenangkan bagi mereka.
Tidak akan melukai orang lain baik secara fisik maupun mental.
Tidak akan merusak barang orang lain maupun miliki kita sendiri.
Berusaha untuk menyelesaikan masalah yang melanda kita, bukan berkubang disana.

Jika masalah muncul, lihat kembali kepada petunjuk tadi, apakah ada yang tidak beres?

Anak-anak kadang-kadang akan mencoba mengetes batasan-batasan yang sudah diberikan, disini kita harus bersikap konsisten untuk mendorong mereka melakukan apa yang sudah digariskan. Ada batasan yang bisa dinegosiasikan ada yang tidak. Konsisten saja. Barangkali kita sering terlalu mudah untuk mengatakan tidak dan kemudian mengatakan ya. Oleh karena itu jangan takut untuk mengatakan "Saya perlu pikirkan lagi tentang hal itu". Perlu diingat bahwa batasan itu akan membuat anak kita merasa aman dan dapat menjadi orang yang penuh percaya diri. Terakhir yang harus diingat adalah penting orangtua bekerjasama dan sama-sama menyetujui aturan yang dibuat, jangan sampai terjadi pertentangan.

TIME OUT dan PENDINGINAN.

Kombinasi ini berlaku untuk orangtua dan anak. Ketika anak berbuat tidak benar, dia merasa kecil hati dan seringkali tidak bisa mengontrol diri. Time out akan memberikan tempat dimana dia bisa mengatur perasaannya dan mendinginkan suasana. Anak usia di bawah 3 tahun memerlukan diri kita untuk menenangkan, berada didekatnya dan menentukan berapa lama anak mengontrol dirinya. Anak di atas 3 tahun akan belajar berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk Time out dan akan belajar menentukan kapan mereka siap untuk kembali. Sikap positif dari orangtua dan cara melaksanakan Time out akan menentukan apakah hal itu merupakan hukuman atau cara positif untuk belajar mengontrol diri. Kitapun perlu mengenali kapan kitapun memerlukan Time out. Semua orangtua dapat menggunakan waktu pendinginan untuk meredakan kemarahan dan menghilangkan frustrasi akibat perbuatan anak. Ketika kita melakukan pendinginan maka kita akan menjaga diri dari berbicara atau berbuat sesuatu yang menyakitkan anak yang kemudian akan disesali, dan kita dapat menjadi model bagaimana mengontrol emosi diri sendiri bagi anak. Cara yang bisa kita lakukan adalah menarik nafas dalam-dalam dan menghitungkan sampai seputuh, meninggalkan anak dengan orang yang bisa dipercaya atau jalan-jalan atau mengunci pintu sejenak untuk memberikan ruang pribadi bagi kita. Biarkan anak tahu bahwa kita akan menemui mereka kembali setelah merasa reda atau anak-anak mau tenang. Jangan sampai mengesankan cara ini adalah suatu bentuk penolakan kita terhadap anak.

BERWAJAH DINGIN (POKER FACE).

Banyak ahli menggunakan istilah ini untuk mendefinisikan sikap tenang, bahasa tubuh yang santai. Ketika kita menjaga wajah kita lurus, hal itu memperlihatkan bahwa kita tidak terpengaruh dengan kekacauan yang terjadi dan tidak terpancing emosi. Jaga alis kita ke atas dan anda tidak akan merengut. Jika kita bicara, jaga suara kita tenang dan dingin. Hal ini merupakan cara yang sangat efektif ketika tidak ingin memberikan perhatian yang tidak pantas terhadap perilaku anak yang negatif tapi kita ingin tetap terlibat. Contohnya ada seorang ibu yang ingin mengajak anaknya Doni usia 2 tahun untuk tidur tapi selalu bangun lagi dan turun dari tempat tidur, dengan cara yang ramah dan tenang, dengan wajah dingin dan bicara beberapa patah kata. Pada hari pertama saya tetap tenang dan ramah dan menyuruh Doni kembali ke tempat tidur berulang kali sampai 35 kali (hal itu membantu saya untuk bisa menghitung apa yang saya lakukan). Akhirnya dia tertidur di tengah ruang di lantai. Pada hari berikutnya saya perlu mengajaknya sampai 15 kali, dan kembali ia tertidur di lantai. Hari ketiga ia menangis untuk 5 menit dan tidur di lantai dekat tempat tidurnya. Hari keempat ia menangis 5 menit dan tetap tinggal di tempat tidur. Setelah itu ia pergi tidur dengan senang hati dan tanpa disuruh. Hal ini merupakan sesuatu yang berat untuk dilakukan, memerlukan kesabaran yang sangat tinggi. Ketika Doni tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tidak ada kata-kata manis, tidak ada teguran dan peringatan, tingkah laku itu dihentikannya.

WAKTU UNTUK BERLATIH.

Banyak tingkah laku tidak sesuai yang kerap muncul dapat dicegah. Asalkan kita tahu cara menghindarinya. Kesalahan yang kerap terjadi adalah kita punya harapan bahwa anak kita tahu semua yang kita tahu padahal dalam kenyataanya tidak begitu. Dengan kita memberi kesempatan pada anak untuk belajar dan menjelaskan alasan-alasannya, anak dapat berbuat sesuatu dengan lebih baik. Jika kita punya masalah, coba ingat apakah kita sudah pernah mengajarinya tentang hal itu. Jika kita punya masalah dengan anak kita yang secara sembrono lari ke jalan raya, coba minta ia berdiri di pinggir jalan tentunya di awasi oleh orang dewasa lainnya dan mengawasi anda mengendarai mobil sambil melindas mobil-mobilannya atau sepotong semangka. Katakan "Coba lihat berat sekali mobil ini ya? Bisa menghancurkan sesuatu" Dari situ katakan mengapa kita harus berjalan di pinggir jalan. Walaupun kita sudah memberitahu anak, tentunya kita harus terus mengawasi anak kalau berada di jalan. Dan anakpun akan mempunyai pemahaman yang lain mengapa kita tetap mengawasi mereka. Alasan anda dekat dengan dia, bukan semata-mata karena mengkhawatirkan dirinya tapi untuk menunjukkan bahwa kita tahu bahwa anak kita sudah mampu dan bisa memahami aturan tersebut.

Kalau anak kita suka berbuat keonaran di toko mainan, luangkan waktu untuk mengajarinya dengan cara membuat 'perjalanan' ke toko sebagai latihan. Anak kita tidak akan menyadari bahwa itu latihan. Katakan kepadanya sebelum kita pergi ke toko apa yang akan kita lakukan jika ia menangis atau merengek. "Nina, kita akan pergi cari kado untuk adik Ari. Kita akan memilih kado terus ke kasir untuk membayar dan langsung pulang. Kalau kamu merengek dan menangis kita akan langsung kembali ke mobil tanpa beli kado". Lakukan seperti yang anda bicarakan. Latihan ini akan menghemat waktu anda di kemudian hari, karena anak anda akan yakin bahwa anda akan melakukan apa yang anda katakan akan anda lakukan .

Jika berpakaian jadi masalah, ingat jangan pernah melakukan sesuatu pada anak mengenai hal yang bisa dikerjakan anak sendiri. Kebanyakan anak usia 2,5 tahun bisa pakai baju sendiri asal dilatih. Luangkan waktu untuk membeli baju yang gampang dipakai, ajarkan bagaimana mengenakannya dan biarkan mereka mengenakanya sendiri.

Coba buat papan latihan. Cara ini akan mengajarkan anak untuk belajar tentang perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Hal ini bukan sistem hadiah. Anda hanya membantu anak memvisualisasikan metode monitoring perilakunya sendiri. Coba kita buat papan membereskan tempat tidur.

 
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
- - - - - - -

Setelah menjalankan hal itu pada akhir minggu, kita rayakan keberhasilan tersebut dengan pergi bersama atau aktifitas lain bersama yang menyenangkan.

BERBUAT TANPA BANYAK BICARA.

Anak-anak akan bosan dengan ceramah dan pengamatan yang terus menerus. Lama-lama anak akan 'menulikan' telinga terhadap omelan kita. Seringkali anak akan menuruti orangtua setelah ia tahu apa sebenarnya yang dimaksud oleh orangtua atau sampai melihat kita lepas kendali dan marah. Katakan apa yang ingin anda katakan 1 kali dengan pesan positif, dari pada kita bilang "jangan lari" Coba katakan "coba jalan dengan tenang" dan kemudian lakukan. Hentikan mengingatkan terus menerus. Jika anak tidak mau berhenti berlari, hentikan secara halus dan tegas.

PILIHAN.

Kalau ingin mendorong tumbuhnya tanggung jawab, tawarkan pilihan-pilihan yang masuk akal jangan menuntut. Memberdayakan pilihan memberikan rasa pada anak untuk mengontrol apa yang terjadi pada dirinya, hal ini penting untuk penghargaan terhadap diri sendiri. Ketika kita memberikan pilihan bukan untuk dinegosiasikan tapi untuk membawa kan wawasan anak dan menjadikan anak yang bertanggungjawab, mengembangkan kerjasama. Harus diingat pilihan yang diberikan harus dapat diterima anak.

WAKTU KHUSUS.

Anak kita membutuhkan waktu khusus dengan kita atau pengasuhnya dalam keseharian hidupnya. Kita tidak perlu memanjakan dengan aktivitas yang mahal. Kita bisa lakukan sesuatu yang murah tapi menyenangkan. Hanya main-main dirumah atau jalan-jalan keliling komplek ini juga bisa dilakukan. Waktu itu benar-benar khusus untuk anak tidak boleh diselingi kegiatan lain. Yang paling penting dalam kegiatan ini adalah anak tahu kapan hal ini akan diadakan. Selain itu adalah kita melakukan apa yang dipilih dan disukai anak. Hal ini akan terus diingat anak, merasa dicintai dan tidak akan mencari perhatian lewat perilaku buruk.

MEMBESARKAN HATI.

Merupakan sesuatu yang kita pergunakan untuk membuat perubahan yang positif, membantu anak untuk mengembangkan kepercayaan dirinya. Belajar memisahkan antara apa yang dilakukan anak dengan jati diri anak. Jangan menggunakan kata anak baik dan anak nakal. Berbuat kesalahan itu wajar karena itu merupakan proses belajar. Cinta itu tidak bersyarat. Berikan pesan positif dengan antusiasme secara tiba-tiba ketika anak tidak mengharapkan. Perhatikan pada perbuatan anak yang positif daripada perbuatan negatif. Temukan kebaikannya. Fokuskan pada proses yang terjadi bukan pada hasilnya. Pertahankan sikap yang positif dengan cara "melihat gelas separuh sebagai gelas penuh dari pada kosong" Coba melucu, hidup ini jangan terlalu serius. Dari pada menyalahkan, coba untuk mencari cara penyelesaikan masalah. Buat harapan yang sesuai dengan tingkat usia. Terlalu over protektif dan selalu menolong itu akan mengecilkan arti anak. Dari pada terus menerus memaksa, lebih baik memberdayakan mereka dengan meninggalkannya, misalnya: "Sita, ibu tinggalkan kamu di kamar mandi ya. Kalau kamu cepat sikat gigi saya akan ajak kamu membaca buku". Bersabarlah dan tunjukan minat akan proses dari diri anak. Gunakan "ya" daripada "tidak". Katakan "letakan kaki kamu dilantai" lebih baik daripada "jangan taruh kaki disofa, kotor!". Gunakan pertanyaan "apakah" "mengapa" atau "bagaimana" untuk melihat apakah persepsi anak kita sama dengan persepsi kita. Gunakan kata "tolong" dan "terima kasih".

PERTEMUAN KELUARGA.

Pertemuan keluarga merupakan pendekatan kelompok dan langsung antara orangtua dan anak untuk menghubungkan dan melatih ketrampilan yang dimiliki. Dan pertemuan keluarga anak bisa merasakan bahwa kontribusinya itu diperlukan.

MENYELESAIKAN MASALAH. Dengan berbicara dan mendengarkan anak akan membantu anak untuk mengembangkan ketrampilan membuat keputusan yang baik dan mendorong kerjasamanya. Sebelum anak mau mendengarkan kita, ia ingin kita mau mendengarkan mereka dahulu . Hal ini tidak akan berfungsi pada saat kita marah. Agar poses ini berhasil beberapa hal yang bisa dilakukan :
Sebutkan perasaannya. Tunjukan perhatian yang sungguh-sungguh, misalnya: "Susi, sepertinya kamu sedih sekali karena Tuti pindah rumah". Beri jeda dan dengarkan dan refleksikan.
Berempati
Ekspresikan perasaan anda
Solusi sumbang saran
Laksanakan, buat evaluasi

Kalau anda merasakan terlalu banyak chaos dan anda ingin anak menunjukan tanggung jawab. Coba buat batasan, pergunakan time out dan pendinginan dengan wajah dingin dan atau beraksi dangan menggunakan beberapa kata atau mungkin waktu untuk berlatih. Kalau anak mengabaikan kita, coba buat pertemuan keluarga dan selesaikan masalah dan ketika kita ingin membangun kepercayaan diri anak buat kegiatan khusus dan memberikan banyak dorongan. Peralatan ini harus dikombinasikan dengan kesabaran, konsistensi dan rasa cinta akan membantu anda menjadi orangtua yang positif.

(sumber, Positive Parenting from A to Z, karen Renshaw Joslin, 1994)

[ kembali ke atas ]                                                                                          (dicopy dari situs YKAI)
 

 

 

Kirimkan e- mail ke taufan untuk pertanyaan dan komentar mengenai situs ini.
Diedit pada : 24/10/00