K A M M I
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
Jaringan Wilayah Eropa
Perwakilan Jerman


Republika, 02 May 1998
Ibu itu Menangis di Mimbar Aksi Keprihatinan

YOGYAKARTA -- Ny Hj Gozali tak dapat menahan tangisnya ketika tampil berbicara dalam aksi keprihatinan di halaman Masjid Agung Yogyakarta, usai shalat Jumat, kemarin. Ia tidak bicara reformasi politik dan ekonomi ataupun hukum. Ia hanya bercerita bagaimana krisis ekonomi telah memberati kehidupan ibu-ibu di wilayah Kauman, di kota Gudeg itu.

 Satu permintaan Ny Gozali: pemerintah agar menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Ia juga mohon pemerintah tanggap terhadap tuntutan masyarakat yang menginginkan perubahan.

 Khusus untuk para menteri, Ny Gozali berpesan, ''Membagi-bagi nasi bungkus itu bukan tugas para menteri. Kalau sekadar itu, kami ibu-ibu dari Kauman sudah sejak dulu melakukannya.''

 Saat Ny Gozali berbicara, puluhan ibu-ibu dan remaja putri membagi-bagikan teh manis yang dibungkus kantong plastik. Anak-anak usia SD sampai SLTP ikut larut dalam pengajian akbar yang berlangsung saat hujan rintik-rintik itu.

 Sekitar 3.000 warga Yogya kemarin berkumpul di halaman Masjid Agung, menghadiri aksi keprihatinan yang diadakan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah cabang setempat. Dalam aksi itu, bergiliran para wakil masyarakat tampil ke mimbar, di antaranya, Imam Masjid Agung Yogyakarta KH Haiban Hadjid, Ridaya Laode Ngkowe dari Sema UGM, putra tokoh Muhammadiyah, dr Fauzi AR Fachruddin, dan wakil Ikatan Remaja Masjid Yogyakarta.

 Tuntunan mereka sama: reformasi di segala bidang, mulai politik, ekonomi, hukum, sampai moral. Mereka juga meminta praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme dihilangkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Ridaya Laode menyatakan bahwa aski di Masjid Agung ini menunjukkan tuntutan reformasi bukan lagi hanya kehendak mahasiswa. ''Masyarakat dari semua elemen sudah satu kata dengan mahasiswa, yakni menuntut reformasi,'' tegasnya.

 Menurut dia, aksi di halaman masjid tertua dan bersejarah di Yogya ini adalah tanda tonggak kebangkitan warga Yogya. Imam Masjid Agung KH Haiban mendukung pendapat Ridaya. ''Pahlawan Ampera Aris Munandar juga mengawali perjuangannya dari halaman masjid ini,'' kata sang kiai.

 Selain di Masjid Agung, unjuk rasa juga digelar di Kampus Tamansiswo Universitas Islam Indonesia, di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di kampus Universitas Widya Mataram.

 Unjuk rasa mahasiswa yang telah berlangsung sejak tiga bulan ini hingga kemarin masih juga berlangsung di kota besar lainnya, di Jakarta, Medan, Palembang, Lampung, Pasuruan, Bandung, dan Padang.

 Tak seperti di Yogya, niat sekelompok aktivis yang ingin menggelar aksi di halaman Masjid Istiqomah, Bandung, usai shalat Jumat, berhasil dicegah pengurus masjid.

 Pengurus DKM keberatan masjid tersebut dijadikan tempat untuk berdemo. Atas permintaan DKM, petugas mengusir sekitar 50 pendemo itu. ''Mereka mengatasnamakan tablig akbar untuk memperingati 1 Muharam. Dalam undangan merencanakan mengundang ulama-ulama top di Bandung. Tapi, kegiatan itu tidak seizin DKM,'' ujar Lukman Nurhakim, aktivis Forum Studi Islam, Yayasan Istiqomah.

 Kemarin, demo mahasiswa di Bandung juga digelar di kampus ITB dan Universitas Pasundan. Tidak seperti aksi sebelumnya, kali ini mahasiswa ITB hanya beraksi diam di pintu gerbang kampus mereka.

 Di Solo, hujan deras tidak menghentikan niat sekitar 2.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota itu untuk berkumpul di kampus Kentingan, UNS Solo.

 Selain itu, Solo kemarin dibanjiri spanduk. Spanduk-spanduk itu, warna hijau pupus dengan tanda DPC PPP Kodya Solo, di antaranya, terpasang di depan kampus UNS, UMS, Unisri, Stasiun Solo-Balapan, terminal Induk Tirtonadi.

 Spanduk-spanduk itu bertuliskan, Dukung Aksi Mahasiswa Menuntut Reformasi Ekonomi dan Politik, Rakyat Resah, DPR Dimana Kau Berada? Tunda Reformasi = Menyengsarakan Rakyat. Di UNS, tampil berbicara H Moedrik Setiawan M Sangidoe, ketua PPP Solo. ''Kalau rakyat mendukung gerakan mahasiswa, pasti akan mengikuti pasang spanduk. Saya harap begitu,'' katanya.

 Ihwal pemasangan spanduk cepat sampai ditelinga warga. Menjelang magrib, kemarin, seorang warga bersedia menyumbang 3.000 meter kain untuk spanduk serupa. ''Biar spanduk itu dipasang di gang-gang kampung,'' kata donatur yang enggan disebut identitasnya itu.

 ''Sampai kapan ini berakhir,'' kata seorang ibu yang tinggal dan berjualan di kampus USU, menanggapi unjuk rasa di Medan. Kemarin, aksi menuntut reformasi digelar kampus USU, IKIP, IAIN, UISU, UMA, Unika, dan HKBP Nommensen.

 Bentrokan dengan petugas pun tetap tak terhindari, saat mahasiswa berusaha turun ke jalan. Sejumlah mahasiswa dilaporkan hilang dan cedera, sementara satu sepeda motor dibakar.

 Kadispen Polda Sumut, Letkol Pol Amrin Karim, mengatakan sejumlah petugas keamanan juga cedera terkena batu. Ketua SMPT UISU Syamsul Bahri Pane melaporkan ihwal hilangnya para mahasiswa itu ke LBH Medan. Sementara SMPT Unika juga merisaukan puluhan mahasiswanya yang belum pulang, setelah dibawa petugas pada aksi 30 April lalu.

 Seperti aksi sebelumnya, mahasiswa kembali meneriakkan tuntutannya: reformasi ekonomi, politik, hukum. ''Kami tidak akan berhenti sebelum reformasi menjadi kenyataan,'' teriak mahasiswa.

 ''Islam yes, politik yes, Reformasi yes, tegakkan moral,'' demikian yel-yel yang diteriakkan para hadirian pada Rapat Akbar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di alun-alun Kecamatan Bangil, Pasuruan.

 Aksi moral yang berlangsung selepas shalat Jumat ini mengundang simpati masyarakat Bangil, yang selesai shalat Jumat di Masjid Raya. Ribuan massa berkumpul di alun-alun masjid: para mahasiswa, santri pondok pesantren, serta masyarakat setempat.

 Di luar alun-alun, ratusan aparat keamanan dari Kodim dan Polres Pasuruan berjaga-jaga. Sejumlah peserta aksi mendatangi Dandim Pasuruan Letkol Nugraha dan Kapolres Letkol Pol Drs Wisnu AS, memberi mereka masing-masing setangkai bunga.

 Koordinator KAMMI Pasuruan, Badarudin mengatakan aksi itu merupakan upaya untuk terus mendorong perubahan di negeri ini. ''Aksi moral ini merupakan rangkaian dari aksi yang akan dilakukan di 27 provinsi. KAMMI menegaskan bahwa aksi mahasiswa tidak boleh berhenti,'' kata dia.

 Di hadapan massa, Ketua KAMMI Fari Hamzah membacakan penyataan sikap yang isinya menegaskan kembali 10 sikap moral organisasi itu yang menentang ''kemunafikan kolektif yang kini terjadi di segala sektor''.

 Reformasi, kata Fari, bisa terjadi kalau pemerintah benar-benar punya kemauan politik yang jujur. KAMMI juga menyinggung soal keberadaan kekuatan politik Golkar yang harus berpikir maju.

 Orsospol itu, katanya, harus merespon keinginan masyarakat untuk direvisinya lima Undang-Undang Politik. ''Tidak ada alasan untuk menolak. Menolak revisi itu, sama dengan menolak reformasi dan kehidupan politik yang lebih baik,'' katanya.

 KAMMI juga menilai ABRI seharusnya berperan sebagai katalisator reformasi. Satu sisi, kata Fari, ABRI hendaknya berupaya memahami aspirasi masyarakat dan berusaha membantu melalui jaminan keamanan. ABRI, lanjutnya, harus meyakinkan pemerintah untuk segera melakukan upaya-upaya reformasi. ''Perlu ditegaskan, ABRI memiliki tanggung jawab moral atas semua kondisi bangsa ini.''

 ''Golkar harus bertanggung jawab atas krisis yang melanda kini.'' Demikian di antara tuntutan mahasiswa yang kemarin berunjuk rasa di kampus STIE Bina Darma, Palembang. Mereka berasal dari IAIN, Universitas Sriwijaya, Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Tridinanti, Universitas IBA, dan STIE Bina Darma.

 Sekitar 1.000 lebih mahasiswa Palembang ini sempat bentrok dengan petugas, saat mereka mencoba turun ke jalan. Petugas memukul dan mahasiswa melempar. Bentrokan itu berhenti setelah sejumlah dosen turun tangan menenangkan massa.

 ''Wahai pahlawan bangsaku, beginilah kami kini, dicabik-cabik oleh pisau ketidakadilan.'' Diawali dengan pembacaan surat Al-Baqoroh ayat 84-86, 1.000 mahasiswa Padang, kemarin, berunjuk rasa keluar kampus, mendatangi makam pahlawan di kota itu.

 Dimotori oleh mahasiswa IKIP Padang, para mahasiswa ini sebelumnya berjalan dari kampus Airtawar IKIP menuju Makam Pahlawan Kusuma Bangsa di Lolong. Di tengah jalan, mereka mampir di gedung DPRD I Sumbar. Di situ, mereka menurunkan bendera hingga setengah tiang. Seletah itu mereka melanjutkan perjalanan.

 Di depan makam pahlawan, mereka lesehan di atas aspal, sehingga lalu lintas macet total. Kepada para pahlawan yang terkubur di situ, mahasiswa tadi mengadukan nasib. Bak anak mengadu pada bapaknya. Masing-masing pimpinan aktivis, tampil ke depan membacakan orasi, puisi, dan koreksi mereka terhadap pemerintahan Orde Baru. Acara ditutup dengan doa bersama tabur bunga dan berjalan kembali ke kampus IKIP.

Masih di Padang, ratusan mahasiswa IAIN Imam Bonjol menggelar aksi serupa di kampusnya, Lubuklintah. ''Reformasi itu halal, makanya ABRI harus memihak mahasiswa,'' kata seorang pembicara.

 Di Bandarlampung, setelah dua pekan adem-ayem sejak bentrokan mahasiswa peserta aksi damai dengan polisi di Kampus Universitas Lampung, kemarin, unjuk rasa kembali digelar mahasiswa.

 Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi -- Universitas Bandarlampung (UBL) dan Universitas Muhammadiyah Lampung -- ikut dalam aksi tersebut. Mereka menggelar berbagai spanduk ukuran raksasa, di antaranya, bertuliskan cabut lima paket UU Politik.

 ''Tuntutan kami tetap sama dengan yang lalu. Kami bertekad, sebelum terlihat hasilnya, aksi seperti ini akan terus kami dilakukan,'' kata Hanri Basel, ketua senat mahasiswa IKIP Jakarta, yang tampil sebagai pembicara pada unjuk rasa di kampusnya, kemarin.

 Ratusan calon pendidik kemarin berhasil ke luar kampus. Akibatnya, arus kendaraan yang melintas di sana macet selama dua jam. ''Kami minta jalan Pak Polisi. Kami ingin ke kampus B,'' teriak mahasiswa serempak. ''Jalan-jalan. Kami minta jalan ...!'' sambut yang lain.

 Namun, permintaan mahasiswa tersebut tidak dipenuhi. Petugas keamanan tetap meminta agar mereka balik kembali ke kampus semula.

 Suasana aksi pada siang itu sempat memanas, karena mahasiswa merasa selalu ditolak permintaannya. Para mahasiswa dan petugas berkali-kali melakukan aksi saling dorong. Beberapa bongkah batu dan ranting pohon waktu itu juga ikut melayang.  bsu/afa/nin/uba/rul/jok/eds/rid