Nomor :
Istimewa
Cianjur, 1 Nopember 2004
Lampiran : 1 (satu) Bendel
Perihal : Permohonan Pengajuan
Gelar Pahlawan Nasional
Untuk Sultan Ibrahim
Chaliluddin
Kepada
Yth. Presiden Republik Indonesia
Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di
J a k a r t a
Dengah
hormat,
Sehubungan dengan akan datangnya Hari Pahlawan 10
November 2004, dan sebagai mana tahun-tahun
sebelumnya di mana seluruh rakyat Indonesia akan selalu
merayakannya, sebagai bukti dari rasa dan ungkapan
terima kasih pada para pahlawan yang telah berjuang demi
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelbagai
kegiatan dilakukan untuk mengisi Hari Pahlawan tersebut,
namun dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan dalam
perayaan tersebut, salah satu diantaranya adalah
pengumuman dan penganugerahan gelar pahlawan pada
satu atau beberapa orang Indonesia terpilih yang berhak
dan pantas untuk mendapatkannya dari pemerintah
Indonesia.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, saya Pangeran
Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin, atas
nama dari salah seorang keturunan Sultan Ibrahim
Chaliluddin (Raja Pasir / Sadurangas – Kalimantan Timur,
berkuasa : 1899-1912) memohon kepada Bapak Presiden Dr.
H. Susilo Bambang Yudhoyono untuk sudi kiranya
mempertimbangkan pemberian gelar atau anugerah
Pahlawan Nasional kepada Sultan Ibrahim Chaliluddin
mengingat jasa-jasanya mempertahankan wilayah nusantara,
khususnya daerah Pasir – Kalimantan Timur (sejarah
tentang kelahirannya, bukti-bukti keberadaannya, dan
perjuangannya terlampir dalam surat ini).
Perjuangan rakyat Indonesia dalam revolusi phisik
1945-1949 membela Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
yang bergelora di seluruh wilayah nusantara sehingga
negara kesatuan Republik Indonesia hingga saat ini masih
kokoh dan tegak berdiri tidak terlepas dari rentetan
perjuangan rakyat Indonesia yang dilakukan di pelbagai
daerah di Indonesia yang terjadi sebelum negara ini
(Indonesia) lahir.
Salah satu perjuangan rakyat Indonesia sebelum
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Pasir,
Tanah Grogot (Kalimantan Timur) adalah perjuangan atau
peperangan terhebat yang terjadi pada tahun 1915-1916.
Hanya kurang dari satu abad yang lalu peristiwanya
terjadi, akan tetapi hal ini cukup membuktikan bahwa di
mana-mana penjajahan Belanda itu selalu ditentang oleh
bangsa Indonesia yang mencintai kemerdekaannya.
Seorang tokoh yang bernama Sultan Ibrahim Chaliluddin
(Adjie Medje), seorang Raja dari
Kerajaan Pasir (dahulu bernama Sadurangas) –
Kalimantan Timur, mempunyai hubungan erat riwayat
hidupnya dengan peristiwa tersebut. Meskipun kejadiannya
ini jauh sebelum terjadinya revolusi phisik (1945-1949),
namun demikian mereka itu (yang salah satunya adalah
Sultan Ibrahim Chaliluddin) telah meletakan dasar bagi
perjuangan kita belakangan, yang kini telah memiliki
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka.
Demikianlah surat ini saya sampaikan, dengan harapan
Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono berkenan
untuk mempertimbang penganugerahan gelar tersebut,
mengingat akan jasa-jasa yang telah diberikan oleh
Sultan Ibrahim Chaliluddin semasa perjuangannya pada
tahun 1915-1916 di Pasir, Kalimantan Timur.
Atas perhatian dan pertimbangan yang Bapak Presiden
berikan, sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan banyak
terima kasih. Saya percaya bahwa “Negara yang
besar adalah negara yang menghormati jasa-jasa para
pahlawannya”.
Hormat saya,
Atas Nama Keturunan Sultan Ibrahim Chaliluddin
Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah
Chaliluddin, A.Md.
Tembusan Yth. disampaikan kepada :
1.
Bapak Ketua MPR Republik Indonesia
2.
Bapak Ketua DPR Republik Indonesia
3.
Bapak Ketua DPD Republik Indonesia
4.
Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia
5.
Bapak Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia
6.
Bapak Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik
Indonesia
7.
Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
8.
Bapak Menteri Sosial Republik Indonesia
9.
Bapak Gubernur Propinsi Kalimantan Timur
10.
Bapak Gubernur Propinsi Jawa Barat
11.
Bapak Bupati Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur
12.
Bapak Bupati Kabupaten Paser Penajam Utara, Kalimantan
Timur
13.
Bapak Bupati Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
14.
Yang dianggap perlu
15.
Pertinggal (Arsip).
|