MAHAPARINIBBANA - SANG BUDDHA MENINGGALKAN DUNIA MENCAPAI PARINIBANA-PEMBEBASAN PENUH ; DAN DONA SEORANG BRAHMANA MEMBAGI RELIK SANG BUDDHA.
Sang Buddha membaringkan dirinya sendiri diantara dua pohon sala dengan kepala-Nya menghadap ke utara. Sebelum berparinibbana, Sang Buddha meninggalkan pesannya yang terakhir :
Handa "dani bhikkhave amantayamivo : 'Vayadhamma sankhara, appamadena sampadetha !!' "
"Karena itu, O Bikkhu, dengarlah baik-baik nasehat-Ku : 'Segala sesuatu yang terdiri dari paduan unsur-unsur akan hancur, terurai kembali. Karena itu berjuanglah dengan sungguh-sungguh!!' "
Ini adalah ucapan terakhir dari Sang Thatagata.
Pada saat Sang Buddha parinibbana, gempa bumi terjadi dan kilat menyambar-nyambar
Brahma Sahampati mengucapkan sebait syair :
Semua mahluk di semesta ini akan meninggalkan bentuknya,
bahkan seorang Guru Agung seperti Ia yang tiada bandingannya di alam ini,
Tathagata dengan kekuatan berlimpah Yang Telah Terang, parinibbana sudah.
Sakka, raja para Deva berkata :
Tidak kekal, oh celaka, semua yang terbentuk;
mereka muncul dan lenyap
Setelah terbentuk mereka terurai
dan akhir dari ini sungguh merupakan kebahagiaan
Saudara tua Anuruddha melantunkan syair berikut :
Tiada nafas yang masuk maupun keluar,
dari Ia yang hatinya telah tetap.
Pertapa Agung memasuki kedamaian
bebas dari semua nafsu meninggalkan dunia ini.
Kemudian Ia dengan hati yang tidak melekat
mengendalikan dan mengatasi penderitaan.
Seperti padamnya api,
demikian juga hatiNya bebas.
Ananda mengucapkan bait syair berikut :
Kemudian terjadilah kedahsyatan yang menakutkan
Kemudian terjadilah kegentaran yang mengancam
Di saat Ia yang memiliki semua ciri(sempurna)
Yang telah cerah, parinibbana sudah
Kemudian raga Sang Buddha disempurnakan, relik-Nya dibagi menjadi delapan oleh Brahmana Dona untuk disimpan di delapan stupa di berbagai daerah sebagai tanda penghormatan kepada Sang Buddha.Sedangkan Brahmana Dona sendiri menyimpan jambangan emas yang dipergunakan untuk menyimpan relik Sang Buddha dan abu dari sisa pembakaran.
Dengan demikian stupa ke sembilan dipergunakan untuk menyimpan jambangan tersebut dan stupa kesepuluh untuk menyimpan abunya.
Demikianlah kisah yang diceritakan sejak jaman dahulu.
Dibagi delapan relik dari Sang Bhagava
Yang Maha Tahu, Manusi Yang Termulia
Tujuh dipuja di Jambu-dipa
Satu di Ramagama oleh Raja dari suku Naga
Satu gigi dipuja di sorga Tavatimsa
Satu di wilayah Kalinga,
Dan satu lagi di kerajaan suku Naga
Dengan sinar terang menerangi dunia ini
Dan memberinya berkah yang baik sekali
Relik-relik dari Sang Bhagava paling tepat di puja
Oleh mereka yang berharga mendapat pujaan,
Oleh para deva dan Naga dan
Oleh manusia bijaksana yang terkemuka.
Sumber : | - Vihara Mahindarama |
- Riwayat Hidup Buddha Gotama, oleh Pandita S. Widyadharma | |
- Riwayat Hidup Buddha Gautama, oleh E.Swarnasanti, Penerbit Karaniya | |
- Buku Paritta |
Ucapan terimakasih ditujukan kepada Vihara Mahindarama atas gambar-gambar serta ijin yang diberikan untuk menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Anumodana atas dana yang diberikan
saddhu...saddhu...saddhu...