Tuhan, tolonglah aku !!

    Setelah Yesus memberi makan lima ribu orang lebih sampai kenyang dan bahkan berkelimpahan (Mat. 14: 13-21)  yang tentu semakin membuat para muridNya terperangah keheranan. Bagaimana hanya dengan lima roti dan dua ikan dapat mengenyangkan lima ribu sampai lima belas ribu orang (karena Matius tidak menulis berapa jumlah wanita dan anak-anak yang ikut) dan bahkan masih bersisa dua belas bakul penuh. Tentu para rasul yang juga berjumlah dua belas itu merasa sangat beruntung, karena selama mereka berdekatan dengan Yesus maka mereka percaya bahwa seluruh kebutuhan jasmaninya akan terpenuhi.
    Setelah pesta usai, maka Yesus memerintahkan para murid berperahu dan mendahuluiNya ke seberang, sementara Ia naik ke atas bukit dan berdoa seorang diri. Di tengah danau yang gelap, perahu para murid terombang-ambing karena serangan angin sakal. Di perahu tidak ada Yesus yang dengan mudah dapat memerintahkan angin reda (Mat. 8: 23-27) sehingga para murid berjuang sendiri tanpa bantuan Yesus.
    Kita saat ini juga sering bertindak seperti para murid itu. Sering kita tidak peka akan kehadiran Yesus melalui Roh Kudus yang selalu mendampingi hidup kita. Di tengah badai kehidupan yang mengombang-ambingkan bahtera rumah tangga, meluluh-lantakkan hidup ekonomi, menghempaskan kesehatan kita, kita lebih sering berkutat mengendalikan perahu kita dengan kekuatan diri kita sendiri. Kita sering lupa berseru kepadaNya, bahkan di kala Ia datang untuk menolong dan menyelamatkan kita, kita sering tidak dapat menerima. Mengapa ? Karena pertolonganNya sering tidak seperti yang kita bayangkan....Dia datang berjalan di atas air di tengah malam yang gelap .....
    Sadar bahwa Dia datang menolong kita, kita pun masih sering menguji kuasaNya, kita masih sering berdalih mencobai Dia. Bahkan ketika Ia memanggil kita untuk datang, kita pun datang dengn ragu-ragu dan bimbang... kita kurang percaya akan kasih pertolonganNya. Tetapi Dia tetap Allah yang maha kasih, Dia akan segera mengulurkan tanganNya dan tak akan membiarkan kita tenggelam dalam persoalan kita asalkan kita mau berseru seperti Petrus... :"Tuhan, tolonglah aku !"

Sie. Pewarta: fxis