Jahiliyah Modern

"Apakah mereka menghendaki hukum jahiliyah? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?"
Qs. al-Maidah : 50

Ada yang menarik dari ayat singkat di atas, berkenaan dengan ma'na jahiliyyah. Ternyata al-Qur'an tidak mendefinisikan kata ‘jahiliyah’ sebagai ‘kebodohan’, ‘keterbelakangan’ yang merupakan lawan-kata dari ‘berilmu pengetahuan’, ‘civilized’ atau ‘kemajuan material’; melainkan mendefinisikannya sebagai ‘suatu keadaan yang menolak hidayah Ilahi dan menolak hukum Allah’. Jadi sikap ‘jahiliyah’ merupakan lawan dari sikap bersedia menerima hidayah Ilahi; kebalikan dari keikhlasan menerima hukum dan aturan yang datang dari Allah.

Dengan kata lain, kejahiliyahan identik dengan hawa nafsu. Manusia yang hidup mengikuti dorongan hawa nafsu semata dan tidak mau mematuhi apa yang ditentukan Allah, mereka itulah manusia yang berada dalam kejahiliyahan. Tak perduli bila dan dimana ia berada, satu-satunya yang membuat seseorang menjadi manusia jahiliyah adalah penolakan mereka terhadap hidayah Ilahi. Dengan demikian, bukan hanya orang-orang Arab pra-Islam saja yang berada dalam suasana kejahiliyahan, melainkan juga setiap masyarakat yang hidupnya menyimpang dari tuntunan hidayah dan menuruti hawa nafsu saja.

Sama halnya dengan keimanan, kejahiliyahan memiliki sejarah yang sangat tua di muka bumi ini. Keduanya berpangkal pada tabiat manusia yaitu cenderung kepada kesesatan atau hidayah (baca Qs.91:8). Baik hidayah maupun jahiliyah, memperlihatkan bentuk dan coraknya masing-masing, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Dari jaman doeloe hingga kini, pertentangan antara keduanya selalu terjadi. Di abad ini, yang sering disebut sebagai abad modern, maka kejahiliyahan pun muncul dengan segala ke-modern-annya.

Menurut Muhammad Quthb dalam bukunya ‘Jahiliyatul Qarnil 'Isyrin’ (Jahiliyah Abad 20), jahiliyah modern merupakan ringkasan dari segala bentuk kejahiliyahan masa silam dengan tambahan aksesori di sana-sini sesuai dengan perkembangan jaman. Sikap jahiliyahan modern yang tidak timbul secara mendadak melainkan telah melalui kurun waktu panjang.

Malapetaka, lebih banyak terjadi akibat kejahiliyahan modern ini, karena kejahiliyahan ini mempunyai banyak ‘wajah’, mempunyai banyak kekuatan dan menciptakan kemudahan material bagi manusia.

Dengan kekuatan tersebut terkadang ‘kejahiliyahan’ tak tampak lagi sebagai sesuatu yang bathil, akibatnya jahiliyah modern ini jauh lebih berbahaya dibanding jahiliyah masa silam.

(tarbiyah - isnet)