HUBUNGAN ANTARA PERILAKU COPING DENGAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDA DI YOGYAKARTA |
Silas Henry Ismanto, Soemarno WS |
Lanjut
usia (lansia) dihadapkan pada perubahan-perubahan -baik itu berasal dari
dalam maupun dari luar dirinya- yang menuntut mereka untuk mampu menyesuaikan
diri secara tepat. Ketidakmampuan lansia dalam penyesuaian diri sering
menyebabkan lansia mempunyai problem-problem kesehatan mental yang serius,
terutama depresi.
Agar dapat tetap aktif, produktif, dan mandiri, serta mampu menghadapi situasi baru yang secara potensial mengancam, menimbulkan frustrasi, dan menantang, pada lansia dibutuhkan usaha oleh mereka sendiri untuk mengatasi situasi baru tersebut -yang disebut sebagai perilaku coping. Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya hubungan antara perilaku coping dan depresi pada lansia. Manfaat yang diharapkan dengan diketahuinya hubungan antara perilaku coping dengan depresi pada lansia ini ialah dapat dilakukannya prevensi depresi secara tepat dengan meningkatkan perilaku coping pada orang-orang yang akan memasuki masa lansia. Metoda: sampel adalah 38 lansia yang tinggal di Panti Wreda "Abiyoso" Yogyakarta. Perilaku coping diukur dengan Angket Pengukur Tingkah Laku Coping Lansia di Panti Wreda oleh Setyawati (1985). Depresi diukur dengan Hamilton Psychiatric Rating Scale for Depression. Sampel diambil dengan cara purposive random. Penelitian dilaksanakan selama bulan Februari-Maret 1997. Analisis data menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi; r test = -0,6453; r tabel = 0,413; r test > r tabel, dengan p = 0.01. Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan negatif antara perilaku coping dengan depresi, makin tinggi tingkat perilaku coping makin rendah tingkat depresi. Makin baik perilaku coping makin kecil kemungkinan mengalami depresi.
Kata kunci: perilaku coping - depresi
|
Laboratorium Psikiatri FK UGM/RSUP DR. Sardjito Jl. Kesehatan 1, Yogyakarta |