FOBIA SOSIAL PADA KELOMPOK EKSEKUTIF PADA BEBERAPA PERUSAHAAN/INSTANSI DI JAKARTA

Ayub Sani Ibrahim

Fobia Sosial merupakan gangguan Neurosis Cemas yang ditandai dengan perasaan takut yang tidak rasional, serta bersebab pada prediksi akan timbulnya perasaan malu, bila menghadapi suatu objek, situasi atau kondisi tertentu. Perasaan takut yang sedemikian itu bukan disebabkan oleh gangguan organik.

Prevalensi Fobia Sosial 9.6 - 16%, dimana kelompok wanita menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pria. Penelitian epidemiologi, dengan latar belakang budaya yang lebih bervariasi angka prevalensinya 00.5 - 22.6%.

Perubahan gaya hidup, disertai konsumsi serta ketergantungan pada alkohol memperlihatkan kecenderungan kenaikan prevalensi Fobia Sosial. Kelompok masyarakat yang mengkonsumsi alkohol menunjukkan prevalensi dua kali lebih besar, dibanding kelompok yang tidak mengkonsumsi alkohol. Kelompok ketergantungan alkohol, menderita Fobia Sosial sembilan kali lebih besar. Perilaku dan gaya hidup modern, termasuk konsumsi minuman yang mengandung alkohol, terutama di-kota2 besar seperti Jakarta merupakan bagian dari kehidupan sekelompok masyarakat khususnya kelompok eksekutif.

Penelitian Fobia Sosial pada 200 orang eksekutif (100 pria dan 100 wanita), usia 25-45 tahun, bekerja pada 11 perusahaan/Instansi Pemerintah dan Semi Pemerintah, serta pada 11 perusahaan Instansi Swasta.

Hasil penelitian menunjukkan Fobia Sosial 12% di antaranya terdapat pada kelompok pria (4% bekerja di Instansi Pemerintah/Semi Pemerintah dan 8% lainnya bekerja pada Instansi Swasta). Kelompok wanita dengan Fobia Sosial sebesar 18% (6% bekerja pada Instansi Pemerintah/Semi Pemerintah dan 12% lainnya bekerja pada Instansi Swasta).

Dikaitkan dengan kelompok umur antara 25-35 tahun Fobia Sosial pada kelompok Pria 3%, dan Wanita 7%. Sedangkan pada Kelompok umur 36-45 tahun kelompok Pria 9% dan Wanita 11%.

 Tingkat pendidikan memperlihatkan angka-angka yang cukup berbeda dan bermakna dimana untuk tingkat pendidikan sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada Pria sebesar 6%, dan Wanita sebesar 7%. Tingkat pendidikan sampai dengan Strata I: Pria sebesar 4%, Wanita sebesar 8%, sedangkan tingkat pendidikan di atas Strata II: Pria sebesar 2% dan Wanita sebesar 3%.

Status perkawinan, yaitu yang menikah: Pria sebesar 4%, Wanita 6%, sedangkan mereka yang tidak menikah: Pria sebesar 8% dan Wanita 12%.

Pada tingkat jabatan menengah: Pria sebesar 8% dan Wanita 12%, sedangkan pada tingkat jabatan atas: Pria sebesar 4% dan Wanita 6%.

Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta