Apa itu De Britto ?

SMA Kolese De Britto, adalah sebuah Sekolah Menengah Atas Umum, dengan nafas pendidikan Katolik. Pengelolaan De Britto di bawah Yayasan De Britto, yang dikelola oleh Pastur-pastur/Frater-frater Serikat Jesus (SJ).

SMA De Britto menganut pendidikan homogen, dalam arti semua siswanya adalah putra. Hal ini, yang sedikit banyak memberikan ciri khas pada suasana dan hasil belajar mengajar De Britto.

De Britto terletak di Jalan Solo 161 Yogyakarta 55281, di tanah seluas 32.450 m2. Dari luas tanah itu, yang digunakan untuk kelas 1680 m2, laboratorium 648 m2, perpustakaan 324 m2, ruang guru 525 m2, dan untuk aula sebesar 1000 m2.

Jumlah tenaga pengajar tetap De Britto (pada tahun 1994) sebanyak 23 orang, guru tidak tetap sejumlah 15 orang, karyawan tetap 12, dan karyawan harian sejumlah 7 orang.

Pendidikan De Britto berlandaskan slogan Ad Maiorem Dei Gloriam, yang artinya demi kemuliaan nama Tuhan. Di De Britto, para siswa diberikan kebebasan, namun tetap dituntut untuk bertanggung jawab. Hal ini tampak dalam diberikannya kebebasan bagi para siswa untuk mengenakan baju bebas (di hari-hari tertentu) dan berambut panjang (tanpa batas), namun di balik kebebasan itu, kedisiplinan dalam bidang pengajaran sangat diperhatikan, misalnya dengan penetapan standar nilai yang tinggi.

Pendidikan (pendampingan siswa) di De Britto sendiri bertujuan :

  1. Iman yang terintegrasi dalam kehidupan : mengintegrasikan kesadaran imannya akan Allah dalam segenap sisi kehidupannya.
  2. Optimalisasi dan keseimbangan: mencoba memperkembangkan siswa baik kemampuan akademis, bakat, dan bidang minatnya secara optimal dan seimbang
  3. Disiplin, kerja keras, dan semangat untuk mau berusaha dengan gigih : mau menggunakan semua sarana yang ada dengan tepat dan bertanggung jawab, mengembangkan diri demi pelayanan kepada sesama dan memiliki ritme serta mekanisme hidup yang matang dan dewasa.
  4. Mandiri : mampu memiliki pandangan/prinsip yang dihayati dari hati nuraninya, mampu mengambil keputusan sendiri, mampu bertindak sesuai dengan apa yang dipandang baik walau mungkin itu malwan arus, mampu melepaskan diri dari pengaruh yang kurang menguntungkan dalam mencapai kematangan dan kedewasaan pribadi.
  5. Kreatif : mampu menemukan jalan-jalan baru yang inovatif dan makin mampu secara efektif menyelesaikan segala masalah yang dihadapi; tidak berhenti berkembang dan selalu mencari yang lebih baik lagi.
  6. Berjuang untuk sesama : memiliki motivasi tinggi untuk menggunakan segala bakat yang dimilikinya untuk melayani sesama, memupuk jiwa kepemimpinan untuk berjuang bagi sesama demi kebenaran, keadilan dan kebaikan.

SMA Kolese De Britto, bernaung di bawah Yayasan De Britto, yang diketuai oleh seorang Ketua Yayasan, yang sekarang di jabat oleh : Rm Y Subagya, SJ. Sedangkan Kepala Sekolah De Britto dibantu oleh tiga wakil, yang masing-masing menangani urusan kurikulum, keuangan, dan kesiswaan.

Di De Britto, tidak dikenal adanya Organisasi Siswa Intra Sekolah, tetapi digantikan oleh PRESIDIUM. Presidium adalah beberapa orang siswa yang dipilih secara demokrasi melalui Pemungutan Suara, untuk mengkoordinasikan segala kegiatan kesiswaan.

Di luar proses belajar mengajar yang resmi, ada pula kegiatan-kegiatan yang disebut dengan Ekstra Kurikuler. Ada beragam Ekskul yang dikembangkan di De Britto, antara lain :

Non olah raga:
  • Koran Dinding De Britto
  • De Britto Photography Club
  • Programer Club
  • Teater De Britto-Santa Maria
  • Kelompok Ilmiah Remaja
  • SAKSI
  • Pencinta Alam De Britto
  • Vocal Group
Olah raga :
  • Renang
  • Basket
  • Sepak Bola
  • Bulu Tangkis
  • Kempo
  • Atletik
  • Tenis
  • Tenis Meja
  • Voli

Siswa De Britto berjumlah lebih kurang 665 siswa, yang lebih dari 50%nya anak kost. Dari jumlah anak yang kost, sebagian besar siswa berasal dari daerah Jawa Tengah, Jabotabek, dan DIY sendiri. Sementara sisanya berasal tersebar di hampir seluruh Indonesia, al Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sampai Irian Jaya. Dari segi agama, mayoritas siswa De Britto menganut agama Katolik, namun ada juga siswa-siswa yang menganut agama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.

Setiap tahunnya, De Britto menerima siswa sekitar 200 orang, dari sekitar 500 pendaftar. Mengenai masalah kurikulum, meskipun kurikulum SMA tahun 1984 hanya mematok 38 jam per minggu, namun De Britto menetapkan standart 42 jam pelajaran setiap minggunya. Tradisi Kolese Jesuit yang menekankan pada kualiatas akademis memang dicoba diupayakan semaksimal mungkin di De Britto.

Kembali ke menu