Pharmaceutical Journal

Majalah Farmaseutik Volume 1, (1997), Number: 1

----------------------------------------------------

Article 1. (number of pages: 8; original language: indonesian)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU TENTANG CARA PEMAKAIAN OBAT DI WILAYAH KOTATIP PURWOKERTO*

THE LEVEL OF THE HOUSEWIVES’ KNOWLEDGE ON THE USAGE OF MEDICINE IN PURWOKERTO REGION

by Zullies Ikawati (Fakultas Farmasi UGM)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu-ibu di wilayah Kotatip Purwokerto tentang cara pemakaian obat yang benar. Penelitian ini bersifat eksploratif dan menggunakan analisa deskriptif. Penentuan sampel dilakukan secara Pengambilan Sampel Gugus Bertahap (Multistage Sampling Design), dengan mengambil secara acak masing-masing satu kelurahan di empat kecamatan yang ada di Kotatip Purwokerto. Sebagai sampel adalah ibu-ibu di kelurahan Bancarkemabar, Berkoh, Tanjung, dan Kober. Terkumpul 213 responden yang terpilih secara acak. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan kuesioner dengan pengarahan pada pertemuan ibu-ibu. Data diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi, tabel distribusi silang, dan uji chi-square. Diperoleh hasil : sebanyak 40,85 % responden tidak tahu tentang cara pemakaian obat yang benar, 49,29 % responden cukup tahu, dan 9,96 % tahu benar. Secara statistik, ada hubungan bermakna, masing-masing antara tingkat pendidikan dan status pekerjaan, sedangkan aktivitas sosial (tanpa memperhatikan macamnya) tidak memiliki hubungan signifikan terhadap tingkat pengetahuan responden tersebut (p<0.05). Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan dan status pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden tentang cara pemakaian obat, sedangkan tingkat aktivitas (tanpa memperhatikan macamnya) tidak berpengaruh. Pengetahuan yang kurang dimiliki oleh sebagian besar responden adalah tentang : zat aktif obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek samping obat. Apoteker sebagai konsultan obat hanya memperoleh porsi 9,86 % sebagai sumber informasi obat bagi responden.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, pemakaian obat.

----------------------------------------------------

Article 2. (number of pages: 9; original language: indonesian)

SIFAT FISIK TABLET KUNYAH ASETOSAL DENGAN BAHAN PENGISI KOMBINASI MANITOL - LAKTOSA*

PHYSICAL CHARACTERISTIC OF ACETOSAL CHEWING TABLET USING MANNITOL-LACTOSE COMBINATION AS BINDER

by Akhmad Kharis. Nugroho dan Siti Oemi Alifah (Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM)

ABSTRAK

Untuk meneliti kemungkinan pengembangan formulasi tablet kunyah asetosal secara lebih ekonomis, telah dilakukan penelitian dengan memodifikasi formula tablet kunyah asetosal menggunakan kombinasi manitol dan laktosa sebagai bahan pengisi dalam perbandingan tertentu menjadi 5 formula.Agar penilaian terhadap kemampuan kombinasi bahan pengisi tersebut dalam menutup rasa bahan obat yang tidak enak dapat lebih obyektif, maka penggunaan flavor-inq agent dalam formulasi ditiadakan. Sebelum pentabletan dilakukan uji sifat alir campur-an granul yang meliputi waktu alir, sudut diam dan penge-tapan. Setelah campuran granul tersebut dikempa dengan tekanan tertentu, tablet kunyah asetosal yang diperoleh dievaluasi sifat fisiknya yanq meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan keseragaman kadar. Di samping itu dilakukan penelitian angket tentang pendapat responden mengenai rasa tablet kunyah yang diperoleh. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji anava satu jalan (P=0,05) dan dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil uji sifat alir campuran granul menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan sebagai campuran granul yang baik. Sedangkan hasil uji sifat fisik tablet kunyah asetosal, untuk parameter keseragaman bobot, kerapuhan, dan kekerasan tablet semua formula memenuhi persyaratan sebagai tablet yang baik. Untuk parameter keseragaman kadar dan waktu hancur semua formula tidak memenuhi persyaratan sebagai tablet yang baik. Pengujian tanggapan rasa secara angket dari responden menunjukkan bahwa formula tablet kunyah asetosal dapat dikembanqkan dengan jumlah manitol yang hanya 50% dari jumlah bahan pengisi yang digunakan.

Kata kunci: sifat fisik, tablet kunyah, manitol, laktosa

----------------------------------------------------

Article 3. (number of pages: 17; original language: indonesian)

AMPAS TAHU SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TABLET PARASETAMOL*

WASTE OF SOYA TOFU AS PARACETAMOL TABLET DESINTEGRANT

by Mufrod dan Siti Sundari (Fakultas Farmasi UGM)

ABSTRAK

Ampas tahu merupakan bahan buangan dalam proses pembuatan tahu yang dapat mengganggu lingkungan karena baunya dan belum banyak dimanfaatkan. Agar dapat berfungsi sebagai penghancur tablet, bahan tersebut antara lain harus mudah dibasahi atau mudah menyerap air. Sifat ini juga dimiliki ampas tahu. Untuk mengetahui kemampuan ampas tahu sebagai bahan penghancur tablet perlu dilakukan penelitian ini. Ampas tahu hasil buangan dari industri rumah tangga pembuatan tahu dilakukan proses pencucian , penyaringan lemak, dan pengeringan, diserbuk dan diayak. Serbuk ampas tahu denngan kadar 5%, 7,5% dan 10% digunakan sebagai bahan penghancur tablet parasetamol sebagai fase ekstern dan intern dengan metode granulasi dan dilakukan uji sifat fisika granulnya. Tablet yang dihasilkan diuji sifat fisika dan pelepasan obatnya dibandingkan terhadap amilum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa granul maupun tablet dengan bahan penghancur ampas tahu dan amilum mempunyai sifat fisika granul dan tablet yang baik. Tablet dengan bahan penghancur ampas tahu pada umumnya mempunyai disolusi efisiensi (DE60) yang lebih besar dibandingkan dengan amilum, baik sebagai fase ekstern maupun intern.

Kata kunci: tahu, tablet parasetamol, bahan penghancur tablet