Pembahasan mengenai ajaran Yesaya Pariadji dari GBI Tiberias
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Ul 13:1-5 - “(1) Apabila
di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan
kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang
dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah
lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah
engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu,
mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu,
harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada
perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan
berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia
telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar
dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud
untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu
untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari
tengah-tengahmu”.
Ul 18:20-22 - “(20) Tetapi
seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang
tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah
lain, nabi itu harus mati. (21) Jika sekiranya kamu berkata dalam
hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -
(22) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak
terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN;
dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar
kepadanya.’”.
1) Jangan
mendengarkan dia.
Nabi palsu yang ajarannya benar
tetapi hidupnya tidak benar, masih boleh / bisa didengarkan, dan masih harus
ditaati.
Mat 23:1-3 - “Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kataNya: ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah
menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang
mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”.
Tetapi nabi palsu yang
ajarannya sesat, tidak boleh didengarkan (Ul 13:3).
Kalau saudara pergi ke
kebaktian / persekutuan yang ia adakan, maka perlu saudara ingat bahwa itu
sudah merupakan suatu dukungan bagi dia, karena makin banyak yang hadir, makin
hal itu membesarkan hatinya!
2) Janganlah
gentar / takut kepadanya (Ul 18:22b).
Mungkin ia akan memberikan
ancaman kepada orang-orang yang tidak mau mendengarkan dia, atau mungkin ia
akan bernubuat tentang hal-hal yang mengerikan yang akan menimpa orang-orang
yang tidak mau mendengarkan / mempercayai dia, tetapi saudara tetap tidak perlu
takut!
3) Pada jaman Perjanjian Lama, nabi
palsu harus dihukum mati (Ul 13:5
Ul 18:20b).
Tentang hukuman mati dalam
Ul 13:5 ini, Pulpit Commentary mengatakan (hal 232) bahwa sekarang itu
sudah tidak berlaku, karena ini termasuk dalam civil law / undang-undang
negara / bangsa Israel pada saat itu, dan tidak bisa diterapkan di tempat lain
pada jaman lain, apalagi pada jaman Perjanjian Baru. Yesus sendiri tidak
menghukum mati para ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan orang-orang
Saduki, yang jelas-jelas adalah nabi-nabi palsu pada jaman itu. Lalu apa yang
harus kita lakukan?
a) Kalau seorang nabi palsu ada dalam
gereja saudara sendiri, maka yang harus dilakukan adalah siasat gerejani (Mat
18:15-17 1Kor 5:1-13).
Siasat gerejani tidak hanya
harus dilakukan kalau ada dosa menyolok di dalam gereja, tetapi juga kalau ada
kepercayaan / ajaran sesat di dalam gereja. Dengan demikian
kita menghapuskan yang jahat itu dari tengah-tengah kita (Ul 13:5b).
b) Kalau nabi palsu itu ada di luaran,
kita tidak boleh berteman / bersekutu dengan dia, kita tidak boleh menerima dia
di rumah kita, makan bersama-sama dengan dia (yang menandakan suatu persekutuan
dengan dia), dan bahkan kita tidak boleh memberi salam kepadanya.
2Kor 6:14-16 - “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran
dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan
apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama
orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah
dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman
Allah ini: ‘Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu”.
1Kor 5:11b - “dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan
bersama-sama”.
2Yoh 10-11 - “Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran
ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi
salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat
bagian dalam perbuatannya yang jahat”.
email us at : gkri_exodus@lycos.com