TENTANG ILMU
[ Dipersiapkan oleh Team Mu'allim LPMI ]

Disalin dari hp nya Mas Hamzah


DEFINISI ILMU

1. Lughoh/Bahasa

2. Istilah 3. Syar'iy DISYARIATKANNYA MENCARI ILMU

1. Firman Allah :

2. Hadits Rasululloh 3. Perkataan Salaf LARANGAN BERKATA TANPA ILMU

Allah Ta'ala telah mengharamkan perkataan tanpa ilmu, terutama pada permasalahan  yang berkenaan tentang Allah, urusan haram dan halal tanpa hujjah syar'iyyah.

1. Al-Qur-an

2. Hadits Rasululloh 3. Perkataan Salaf FUNGSI ILMU

Diantara fungsi ilmu yang terpenting adalah :

1. Sebagai alat ma'rifatulloh.

2. Menunjukkan jalan yang benar (haqq) dan meninggalkan kebodohan 3. Syarat diterimanya amal dan dasar dari seluruh perkataan dan perbuatan. MACAM-MACAM ILMU

Rasululloh  bersabda :

Artinya : Dari Anas, dari 'Aisyah radliyallaahu 'anha berkata : bersabda Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam,

Perlu dicatat disini hadist ini asbabul khurujnya berkenan dengan masalah penyerbukan bunga korma, yang merupakan pengetahuan tentang pertanian yang kurang dipahami oleh Rasulullah SAW yang berasal dari Mekkah, sehingga urusan dunia di sini sebenarnya yang dimaksudkan adalah berkenaan dengan natural science.

Ada dua klasifikasi pokok dalam pembagian ilmu :

  1. Ilmu Dien / Ilmu Syar'iy
    1. Fardlu 'Ain

    2. Ilmu-ilmu yang 'aqidah dan 'ibadah tidak benar dan sah kecuali dengannya seperti rukun iman dan rukun Islam.
    3. Fardlu Kifayah

    4. Ilmu-ilmu yang membahas cabang ilmu dien secara detail dan rinci seperti ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu faroidh, dll.
  2. Ilmu Dunia/ ilmu Kaun

  3. Segala ilmu yang dengan ilmu tersebut  tegaklah mashlahat dunia, yakni science dan teknologi. Hukumnya fardlu kifayah.
METODE MENCARI ILMU SYAR'IY

1. Tiga perangkat alat untuk mencari ilmu.

2.  Metode Tholabul ilmi Syar'i Adapun bagi Tholibul ilmy syar'i, cara terbaik dalam mempelajari ilmu dien adalah sebagaimana Syeikh Utsaimin berkata: [Fatawa 'Utsaimin III]:
    1. Kitabullah beserta tafsirnya (seperti tafsir Ibnu katsir)
    2. Sunnah Rosulullah yang shohih (seperti Shohih Bukhori. Muslim dan Sunan Arba'ah) beserta Syarhnya (seperti Fathul Bary dan Nailul Authar)
    3. Kitab-kitab Fiqh (seperti  al-Majmu' karangan  Imam Nawawiy, al Mughny karangan  Ibnu Qudamah)
    4. Kitab-kitab para Ulama yang memilki otoritas keilmuan yang tinggi, seperti Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyim
    5. Kitab-kitab Ma'ashir karangan para Ulama yang merujuk pada Ulama Salaf.
FADHILAH ILMU (THOLABUL ILMI, THOLIBUL ILMI DAN 'ALIM 'ULAMA)
  1. Ilmu mengangkat derajat pemiliknya
  2. Allah Ta'aala berfirman :

    Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-rang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al Mujaadilah:11] 

  3. Sebagai tanda bahwa pemiliknya berada di atas kebaikan.
  4. Rasululloh bersabda :

    man yuriidillahu bihi khairan yufaqqihu fiid diin
    Barang siapa dikehendaki Allah padanya kebaikan, maka Allah akan memahamkan dien kepadanya. [Muttafaqun Alaih] 

  5. Dimudahkan jalannya menuju jannah.
  6. Rasululloh bersabda :

    man salaka thariiqan yaltamisu fiihi 'ilman sahallallahu lahu thariiqan ilaal jannah
    Barang siapa menempuh suatu perjalanan dalam tholabul-ilmi, maka Allah akan melapangkan jalannya ke jannah. [HR Muslim, Tirmidzi 2646, Abu Dawud 3643]
     

  7. Dinaungi para malaikat dan dido'akan olehnya serta seluruh penghuni langit dan bumi bahkan semut dan ikan di lautan.
  8. Rasulullah bersabda :

    Innal malaaikata latadha'u ajnihatahaa lithaalibil 'ilmi ridhan bimaa yuthlabu
    Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya orang yang mencari ilmu, dikarenakan ridlo kepada apa yang dicari.[Hasan, HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Jami'ush Shoghir 2123]

    Innallaha wa malaaikatahu wa ahlus samawaati wal ardhi wa hattan namlatu fii hujrihaa wal huutu layushalluuna man yu'allimun naasal khairan
    Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, sampai semut diliangnya dan ikan mendo'akan kebaikan kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. [HR Tirmidzi 2685, Thobroni dan Al Bazar]

  9. Tholibul-ilmi berada di jalan Allah.
  10. Rasululloh bersabda :

    man kharaja fii thalabil 'ilmi fahuwa fii sabiilillahi hatta yarjiu
    Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali. (Hasan, HR. Tirmidzi, 2647, Ibnu Majah, 227)

  11. Seorang 'Alim lebih afdlol dari pada seoran 'Abid.
  12. Fadhlul 'aalimi alaal 'aabidi kafadhlil qamari alaal saairil kawaakibi
    Sesungguhnya keutamaan seorang 'Alim atas seorang 'Abid seperti kelebihan cahaya rembulan dari seluruh Bintang-bintang. [HR Tirmidzi 2682]

    Abi Umamah meriwayatkan :

    Fadhlul 'aalimi alaal 'aabidi kafadhlii 'alaa adnaakum
    Fadlilah seorang 'Alim atas seorang 'Abid seperti kelebihanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. (HR. Tirmidzi , Jami'ush Shoghir : 5859)

  13. Mendapatkan pahala seperti pahala amalan orang yang kepadanya diajarkan ilmu tersebut.
  14. Rasululloh bersabda :

    Man dalla alaal khairi falahu mitslu ajru faa 'ilihi
    Barang siapa menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya. [Shohih, HR Tirmidzi 2671]

  15. Pahala 'Alim yang bermanfaat ilmunya tidak terputus setelah wafatnya.
  16. Diriwayatkan dari Abu Huroyroh bahwa Rasululloh bersabda :

    Apabila seseorang meninggal maka terputuslah segala amalannya kecuali dari tiga perkara : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendo'akan-nya. [HR Muslim 2674, Tirmidzi 1376, Abu Dawud 2880]

KARASTERISTIK SEORANG ‘ALIM
  1. Khosyatullah
  2. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman :

    Sesunggunya yang paling takut kepada Alloh,diantara hamba-hamba-Nya adalah Ulama. [Faatir:28]

    Ibnu Mas'ud berkata : Ilmu itu bukan karena banyaknya perkataan, tetapi karena khosyatulloh (takut kepada Allah). [HR Thobroni, Majma' Zawaid, Haitsami X/235]

    Imam Ahmad berkata : Pokok ilmu adalah khosyah (kepada Allah). [Dzamul Jahl, Muhammad Ruslan, 187]
     

  3. Barokah ilmu dengan amal dan barokahnya waktu dalam thoah dan hal-hal yang bermanfaat.
  4. Ali bin Abi Thalib Rodliyallaahu 'Anhu berkata : Bahwasanya 'alim  itu yang beramal dengan ilmunya dan ilmunya sesuai dengan amalnya. [At Tibyan fii Adabil Hamlatil Qur'an, An Nawawy 17]

    Ibnu Mas'ud Rodliyallaahu 'Anhu berkata, Sungguh saya sangat membenci seseorang yang saya lihat kosong dari pekerjaan dunia dan amalan akherat. [Musnad Imam Ahmad]

    Al-Mahdi berkata, Seandainya dikatakan pada Hammad bin Salamah, 'Besok anda akan meninggal', maka ia tidak akan mampu menambah sedikitpun dari amalannya (karena penuh waktunya dengan amal sholih). [Siyarul Alam An Nubula, Adz Dzahabi 7/447]

  5. Mendakwahkan ilmunya dan tidak menyembunyikannya
  6. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman :

    Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang dien dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri. [At Taubah 122]

    Rosulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa sallam bersabda :

    Ballighuu 'anni wallau ayata
    Sampaikanlah apa -apa yang datang dariku walaupun satu ayat. [Shohih HR Bukhori IV/207]

    Abu Dzar Al Ghifari Radliyallaahu 'anhu  berkata, Seandainya kalian (para raja) meletakkan sebilah pedang di mulut ini agar aku menyembunyikan satu perkara yang aku dengar dari Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa sallam maka pasti aku sampaikan urusan itu walau tidak kalian izinkan. [Shohih, HR Bukhori I/170]

    Hal ini karena mereka faham benar laknat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang akan menimpa orang yang menyembunyikan ilmunya, sebagaimana firman-Nya :

    Sesungguhnya  orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan -keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang dapat melaknati. [Al Baqarah 109]

    Rosulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa sallam bersabda :

    Man suila 'an 'ilmin fakatamahu aljamahullahu yaumal qiyaamati bilijaamin minan naari
    Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu dia sembunyikannya, Maka pada hari kiamat Allah akan memasang padanya kekang dari api neraka. [Shohih, HR Ashabus Sunan, Ahmad dan Hakim, Jami'ush Shoghir 8732] 

  7. Selalu berfikir dan men-tadabburi tanda-tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla yang berakhir dengan kesimpulan dan keyakinan bahwa ayat-ayat Allah adalah haq dan tidak ada sedikitpun kebatilan di dalamnya.
  8. Allah Azza Wa Jalla berfirman :

    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal [Ali Imraan 19]

    Dan orang-orang yang mendalami ilmunya berkata, "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semua itu dari sisi Rab kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. [Ali Imraan 7] 

  9. Selalu mengikuti yang terbaik dan paling mendekati kebenaran.
  10. Allah SWT berfirman:

    Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal. [Az Zumar 17-18]

    Imam Malik berkata, Tiap orang diambil dan ditolak perkataannya, kecuali pemilik kubur ini. (Rosulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa sallam) [Bidayah wan Nihayah, 14/140]

    Umar radliyallaahu 'anhu pernah melarang mahar yang berlebihan dalam nikah, tiba-tiba berdiri seorang wanita dan berkata, "Apakah engkau akan melarang sesuatu yang diperbolehkan Allah Azza wa Jalla." dalam firman-Nya

    Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang  diantara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali darinya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata. [An Nisaa 20]

    Maka umar  berkata: Benar perkataan wanita itu dan salahlah pendapat Umar. [Al Qur'anul Adhim, Ibnu Katsir 1/442]

 
Back to List of Articles