Bagaimana
cara mendirikan negara Islam di zaman Rasulullah?
Keberhasilan Rasulullah SAW mendirikan Madinah Al Munawarah dilukiskan
oleh Allah SWT dalam Al Qur'an :
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwa mereka (mereka mendapatkan) derajat
yang paling mulia di sisi Allah dan menrekalah orang-orang yang
berbahagia.Allah meberi kabar gembira bahwa mereka mendapat rahmat
dari pada Nya, mendapat keridhoan dan syurga yang di dalamnya
penuh dengan kenikmatan yang kekal abadi, sesungguhnya Allah memiliki
pahaal yang besar (QS 9:20-22).
Dan orang-orang yang beriman serta berhijrah dan berjihad di
jalan Allah, juga orang-orang yang memeberi perlindungan dan bantuannya,
mereka itu adalah orang-orang yang benar-benar beriman. Bagi mereka
mapunan dan rizki yang mulia (QS 8:74).
Dari ketiga ayat tersebut
dia atas jelaslah bahwa dengan Iman, hijrah dan jihad mereka mendapat
kemenangan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Demikian juga dalam perjuangan Rasulullah dan ummatnya, keberhasilan
berMadinah itu ternyata melalui tiga phase.
1. Pembinaan keimanan
Selama Rasulullah berada di Mekah, beliau menempa keimanan para
sahabat dan ummatnya sehingga benar-benar membaja. Sejak menerima
wahyu beliau tidak henti-hentinya membina orang-orang yang telah
menerima cahaya Islam mulai secara rahasia di Daarul Arqom bin
Arqon sampai kepada terang-terangan yang cukup menimbuilkan reaksi
kepada pemboikotan.
Dengan bimbingan wahyu yang terus mengalir dan ditempa pula oleh
situasi lawan yang cukup garang ternyata keimanan mereka benar-benar
teguh dan tangguh laksana batu karang di tengah samudra.
2.Hijrah
Sikap hijrah telah mulai dikenalkan dengan adanya perintah :
Dan perbuatan-perbuatan dosa itu hendaklah tinggalkan Dengan bekal
iman mereka dengan mudah meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk
yang tidak pantar dimiliki seorang Mukmin. Sampai adanya ayat:
"Dan sabarlah atas apa yang mereka (kafis Quraisyi) katakan.
Dan tinggalkanlah mereka dengan cara hijrah yang baik (QS
73:10)
Rasulullah menjelaskan: "Orang yang hijrah adalah orang yang
meninggalkaan apa yang dilarang Allah."
Segala bentuk kebatilan mereka tinggalkan, mereka pindah menuju
kepada kehidupan yang haq. Mereka pertahankan yang haq, mereka
siap berjuang membela haq dengan harta dan jiwa mereka.Mereka
sudah tidak mengakui lagi pemerintahan Mekkah yang batil. Tetapi
dengan pimpinan Muhammad SAW mereka bangun Madinah Al Munawarah
do kota Yastrib. Kesanalah mereka berhijrah, sebab Madinah adalah
tempat yang haq dengan pemerintahan yang haq dan rakyatnya yang
sudah siap, bulat, membaja mempertahankan ajarqan yang haq dan
mengembangkannya ke seantero dunia.
3. Jihad fi sabilillah
Dengan dasar Iman dan Hijrah di Madinah mereka membentuk barisan
jihad fi sabilillah. Harta dan jiwa mereka dihimpun menjadi kekuatan
dahsyat yang menggentarkan musuh-musuh Islam. Perjuangan fisik
dan non fisik digelar dengan penataan yang rapih. Satu demi satu
ajaran Islam dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Mereka tunduk,
rukun, khusyu menata kehidupan dengan satu-satunya aturan hidup
yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta. Tidak ada aturan lain
yang mampu menandinginya. Disela-sela kehidupan yang aman, tertib
dan makmur, jika terompet jihad dikumandangkan, mereka siap meninggalkan
kehidupan menuju medan laga, mengadu otot menyambung nyawa, dengan
semboyan hidup mulia atau mati syahid. Dengan izin Allah akhirnya
penghalang-penghalang da'wah berguguran. Sampai akhirnya Mekkah,
sebagai tanah kelahiran Rasul, sebagai pusat ibadah ummat, dapat
ditaklukan dengan gemilang.
Berhala Lata, Uza dan Manat sebagai lambang kebesaran pemerintahan
Mekkah dihancurluluhkan, sehingga tidak ada lagi yang mengabdikan
dirinya kepada lambang peraturan hidup yang mereka ciptakan sendiri
itu.
Melihat kenyataan seperti itu, penduduk Mekkah tidak bisa berkutik,
terpaksa atau sadar akhirnya mereka menerima Islam dan bersatulah
Mekkah dan Madinah menjadi Negara Islam yang besar dan berwibawa
sehingga diakui dan disegani. Da'wah semakin mantap, akhlaq mereka
semakin mulia, negara menjadi subur makmur loh jinawi dengan penuh
ampunan Ilahi.
Sempurnalah perjuangan Rasul dan sampailah satnya beliau undur
diri, kembali kepangkuan Ilahi Rabbi.
Demikianlah Iman yang benar menimbulkan Hijrah dan hijrah yang
benar pasti mudah melaksanakan jihad fisabilillah. Sebaliknya
bicara jihad tanpa Hijrah merupakan akrobat yang berbahaya apalagi
tanpa dasar Iman, adalah fatamorgana semata.