Bagaimana
gambaran pelaksanaan Hijrah?
Pelaksanaan hijrah cukup selektif dan penuh kewaspadaan sebab
orang tidak suka Islam maju apalagi menang. Mereka akan selalu
berusaha untuk menggagalkan usaha itu dengan segala daya dan upaya.
Itulah Sunatullah yang perlu diwaspadai. Jaga selektif orang-orangnya,
sebab tidak mustahil mereka berpura-pura semata. Dalai sirah Nabi
menceritakan adanya Muhajirin Ummu Qois yaitu seseorang yang hijrah
karena mengikuti tunangannya semata jadi bukan karena Allah. Rasulullah
cukup serius mengantisipasinya sehingga terkenal dengan sabdanya:
"Hangusnya amal itu tergantung pada nujat dan hangusnya
segala urusan itu tergantung apa yang dinujatkannya. Barang siapa
hijrahnya karena urusan dunia, maka akan memperoleh sebatas dunianya
saja. Bila hijrahnya karena wanita, maka ia hanya mendapat nikahnya
saja, sedangkan jika hujrah karena Allah dan Rasulnya, ia akan
mendapat pahala karena Allah dan Rasulnya, maka hijrah seseorang
tergantung apa yang ia tuhu".
Jadi petugas-petugas Madinah cukup selektif baik memilih ke Islamannya
(aqidahnya, pelaksanaan ibadahnya dan akhlaknya) maupun keamanan
dan kesemangatannya. Setelah cukup meyakinkan dan berjanji setia
untuk benar-benar akan mentaati aturan Islam dan siap berjuang
berjihad fisabilillah dengan harta dan jiwanya, maka jadilah ia
warga Madinah. Yang selanjutnya diatur oleh Ulil Amri Madinah,
agar menjadi masyarakat yang benar-benar diridhoi Allah SWT.