Berikut ini adalah tulisan dari Imam SMK, yang walaupun
ditulis dalam masa revolusi dahulu namun tulsan beliau memiliki
muatan yang masih aktual.
Wassalam
Dalam kondisi hidup perjuangan yang sedang mengalami pasang
surut, Kartsoewirjo telah memberikan penjelasan yang sangat rinci
tentang bagaimana cara mengorganisir Negara untuk bekal para
pejuang Darul Islam. Di dalam sebuah penjelasan maklumatnya, ia
menerangkan: Soedah agak lama kita beladjar hidoep berorganisasi,
dan memang tiada manoesia, djiwa moedjahid, jang pandai berdiri
sendiri, jang tidak tergantoeng, tidak terpengaroeh atau tidak
memerloekan sesoeatoe diloear pribadinja. Moela pertama kita
merasa hidoep seorang diri. Lambat-laoen perasaan itoe meningkat
hingga mendjadi kesadaran dan keinsjafan selakoe anggauta
sesoeatoe keloearga. Dan selandjoetnja meningkat lagi, hingga
kita merasa dan menganggap diri kita, insjaf dan sadar
sepenoehnja, sebagai warga masjarakat dan negara, warga oemmat
dan bangsa. Dengan meningkatnja nilai perasaan dan anggapan, jang
kemoedian terrealisir dalam kelakoean dan perboeatan, maka makin
bertambah2 meningkat poela rasa tanggoeng djawab kita. Sebagai
seorang diri, kita hanja bertanggoeng djawab atas diri kita.
Sebagai warga sesoeatoe keloearga atau kelompok, tanggoeng djawab
kita meningkat mendjadi tanggoeng djawab terhadap keloearga dan
kelompok. Begitoelah selandjoetnja, sebagai warga sesoeatoe
oemmmat, bangsa atau Djama 'ah, maka pertanggoeng djawab kita
akan melipoeti seloeroeh oemmat, bangsa dan djama'ah itoe. Rasa
tanggoeng-djawab jang makin meningkat itoe, tidak hanja akan
menambah besarnja hak kita, melainkan djoega makin menambah besar
dan beratnja kewadjiban antar-warga, antar-kelompok dan
antar-oemmat Sjahdan, dengan sandaran Ma'loemat K.T. jang
mendjadi sendi-dasar hidoep dan perdjoeangan kita, hidoep dan
berdjoeang hanja oentoek melaksanakan toegas Ilahy moethlak,
merealisir dharma jang tertanam dalam djiwa setiap Moedjahid,
maka seloeroeh Barisan Moedjahidin tanpa kecoeali, dimanapoen
mereka berada dan bertoegas, terikat erat satoe sama lain
demikian roepa, baik oleh Bai'at Negara, Bai'at Djabatan, Bai 'at
Setia maoepoen Bai'at selakoe Moedjahid, sehingga mereka itoe
berwoedjoedkan satoe Djama'ah Besar, jang anggauta-anggautanja
terdiri daripada tiap-tiap Moedjahid dan Moedjahidah, tegasnja:
Djama 'ah Besar Moedjahidin. Selakoe warga Djama'ah Besar
Moedjahidin, maka tiap-tiap Moedjahid akan merasa makin
bertambah-tambah besar dan mendalamnja rasa-setiakawannja,
rasa-tanggoeng-djawabnja, rasa wadjibnja. dst. dst. dst.,
sampai-sampai achirnja melipoeti seloeroeh Oemmat dan Bangsa,
Negara dan Agama. Hendaklah semangat, kesadaran dan keinsjafan
seroepa itoe ditanam dalam-dalam dan dipoepoek baik-baik dalam
djiwa setiap Moedjahid, dan kemoedian diperkembangkan dan
diwoedjoedkan dalam bentoek amal dan djasa2, baik djasa terhadap
Oemmat dan Bangsa maoepoen terhadap Negara dan Agama. Djika
demikian halnja, maka cita-cita Baldatoen Thajibatoen wa Rabboe
Ghafoer boekan impian atau khajalan belaka. Daja
selamat-menjelamatkan, daja rahmat merahmati dst. dst. akan
samboeng menjamboeng tidak koendjoeng-poetoes, sehingga melipoeti
seloeroeh Oemmat dan bangsa, seloeroeh Negara dan Agama.
Demikianlah "dharmaning ksatrija soeci"
pentegak-Kalimatillah ! Harap direnoeng-resapkan sebaik-baik dan
sedalam-dalamnja, hingga terwoedjoed dalam bentoek
boekti-kenjataan jang sebenarnja.
Jika para pejuang belum insyaf terhadap kekeliruannya bahwa apa yang telah mereka lakukan sebelumnya hanyalah menguntungkan kaum kafir dan sangat melemahkan posisi keberadaan Negara Islam. Dan terlebih lagi mereka telah melupakan statemen Imam Negara Islam kartosoewirjo tentang hal tersebut di atas. Padahal kalau dibandingkan dengan Soekarno---yang menyandang gelar Paduka Yang Mulia---belumlah seberapa kemampuannya untuk menciptakan sebuah negara yang begitu kuat dan kokohnya, hanya karena dibelakang Kartosoewirjo para pejuang tidak siap untuk berjiwa militan maka mengalami kemunduran setelah meninggalnya Kartosoewirjo. Semoga dalam hal ini janji Allah untuk mendatangkan satu kaum yang lebih baik dan lebih siap melanjutkan misi-Nya segera hadir dengan segala kebenarannya sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran, Surah Al Maidah, ayat 54. Siapa saja diantara kalanganmu mengadakan program pemurtadan tentang din-Nya, maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah cinta kepada mereka, begitupun mereka cinta kepada-Nya. Padahal kalaulah mereka para pejuang mujahidin mau mengerti tentang situasi dan kondisi umat hari ini, yang mereka semua merindukan kehadiran " Juru Penyelamat untuk melepaskan dan mengeluarkan mereka dari kondisi keterjajahannya dari penguasa dzalim di bumi Indonesia. Maka tentulah mereka semua umat Islam siap dibelakang para pejuang untuk membela jihad suci baik berupa harta bendanya atau jiwanya sekalipun.Tetapi sangat disayangkan, risalatul haq kepada mereka untuk saat ini belum sampai, mungkin juga disebabkan para pejuang mujahid Darul Islam belum memberikan kontribusi apa-apa demi kemajuan Islam pada umumnya. Belumlah tampil untuk waktu sekarang sosok pejuang sejati pengganti para mujahidin terdahulu sebelum mereka.