oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Dosa Israel / Ahab.
Sejak jaman Yerobeam
sampai dengan Ahab, Israel selalu dipimpin oleh raja-raja yang brengsek,
yang membawa Israel makin lama makin jauh dari Tuhan. Inilah daftar raja-raja
itu dan ayat-ayat yang menunjukkan kebrengsekan mereka:
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 12:25-14:20.
b. Nadab (1Raja 15:25).
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 15:26.
c. Baesa (1Raja 15:28,33).
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 15:34.
d. Ela (1Raja 16:6,8).
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:34.
e. Zimri (1Raja 16:9-10,15).
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:19.
f. Omri (1Raja 16:23).
Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:25-26.
1Raja 16:25 - "Omri melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan ia melakukan kejahatan lebih dari pada segala orang yang mendahuluinya".
Ini menunjukkan bahwa Omri adalah pemegang rekor kejahatan di antara raja-raja mulai Yerobeam sampai Omri.
g. Ahab (1Raja 16:29).
Kebrengsekannya akan
kita lihat pada point no 2) di bawah ini.
Yang dimaksud dengan dosa Yerobeam adalah penyembahan terhadap patung anak lembu emas dalam 1Raja 12:25-33.
b. Ahab mengambil Izebel, anak Etbaal (perhatikan bahwa nama ini mengandung nama dewa ‘Baal’), raja orang Sidon, menjadi istrinya (16:31b). Padahal sejak belum masuk Kanaan, Tuhan sudah melarang pernikahan campuran seperti itu, karena Tuhan tahu bahwa pernikahan dengan perbedaan agama seperti itu akan menyebabkan bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala (Kel 34:15-16 Ul 7:1-4).
Dari 1Raja 18:4,13, terlihat bahwa Izebel bukan hanya kafir / menyembah berhala, tetapi juga ‘anti kristen’ dan ini ia wujudkan dengan membunuhi nabi-nabi Tuhan. Jadi ia ingin memusnahkan agama yang menyembah Tuhan yang benar supaya agama kafirnya itu yang berkuasa. Pikirkan: ini mirip dengan siapa di negara kita pada tahun 1997-1998 ini? Dan melihat terjadinya hal itu Ahab tidak bertindak apapun untuk mencegah Izebel, dan ini sama dengan merestui tindakan Izebel itu. Pikirkan lagi: ini mirip dengan siapa di negara kita ini pada tahun 1997-1998 ini?
Dari semua ini bisa kita simpulkan bahwa Allah memang bisa membiarkan pemerintahan yang jahat yang menindas kekristenan atau membiarkan kekristenan ditindas. Jangan beranggapan bahwa kalau kita berdoa meminta suatu pemerintahan yang setidaknya tidak anti kristen, Tuhan pasti mengabulkan doa kita. Saudara kira bahwa pada jaman itu orang benar tidak berdoa untuk hal itu? Tetapi kenyataannya, Tuhan tetap membiarkan munculnya suatu pemerintahan yang menentang mereka. Ini penting kita ketahui, supaya kita berjaga-jaga, misalnya dengan banyak belajar Firman Tuhan, berdoa, dsb, supaya kalau hal buruk itu terjadi, kita tetap bisa bertahan. Sebaliknya kalau kita beranggapan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, maka kita tidak akan berjaga-jaga, sehingga pada saat hal itu betul-betul terjadi, kita tidak bisa bertahan.
c. Ahab beribadah dan sujud menyembah Baal (16:31c).
d. Ahab membuat mezbah dan kuil untuk Baal (16:32).
e. Ahab membuat patung Asyera (16:33a).
Satu hal yang perlu ditambahkan adalah bahwa Kitab
Suci memakai nama Omri, Ahab dan Izebel sebagai contoh buruk
(Mikha 6:16 Wah 2:20). Ini menunjukkan betapa bejatnya mereka bertiga.
Pada waktu Yosua mengalahkan Yerikho, ia mengeluarkan suatu kutukan bagi orang yang membangun Yerikho kembali (Yos 6:26). Tetapi orang yang bernama Hiel ini menunjukkan kebejatannya dengan tidak menghiraukan kutukan itu, dan ia membangun Yerikho kembali.
Ada 2 penafsiran
tentang arti 16:34 ini:
b. Ia membangun Yerikho
tanpa mempedulikan kutukan itu, dan Tuhan memenuhi kutukan itu dengan bertindak
membunuh anak sulung dan anak bungsu dari Hiel.
b. Elia memberitakan hukuman Tuhan bukan demi nama Baal, tetapi demi Tuhan yang hidup Allah Israel.
Beraninya ia melakukan hal itu di tengah-tengah kerajaan yang sudah tunduk kepada Baal / Asyera, dan di hadapan raja seperti Ahab yang mempunyai istri seperti Izebel, menunjukkan keberanian yang luar biasa. Bandingkan dengan banyak orang kristen / hamba Tuhan jaman sekarang yang kalau berada / berdoa / berkhotbah di depan pejabat yang non kristen, tidak berani menggunakan nama Tuhan Yesus Kristus! Lebih-lebih bandingkan dengan orang kristen yang untuk mengaburkan identitas dirinya, lalu menggunakan ‘salam nasional’ Asalamualaikum!
c. Di sini Elia hanya memberitakan hukuman, tetapi tidak menunjukkan dosanya.
Mungkin hal ini disebabkan karena dosanya dianggap sudah terlalu jelas. Tetapi nanti dalam 1Raja 18:18 ia berkata kepada Ahab bahwa hukuman itu disebabkan karena penyembahan berhala yang dilakukan oleh Ahab dan keluarganya.
d. Tidak ada embun ataupun hujan tentunya akan menyebabkan kekeringan, dan kekeringan itu pasti mengakibatkan kelaparan (bdk. Luk 4:25).
Firman Tuhan memang sudah mengancam akan terjadinya hukuman seperti ini bila Israel menyembah berhala (Ul 11:16-17 Ul 28:23 Im 26:19-20).
e. ‘kecuali kalau kukatakan’ (17:1 akhir).
Bandingkan dengan Wah 11:6b - ‘setiap kali mereka menghendakinya’.
Ini tentu tidak menunjukkan bahwa Elia bisa menghukum Israel sesukanya sendiri. Elia tetap tergantung kepada Allah.
Pulpit Commentary:
"If the rain should only come ‘according to his word’, it
was because his word was God’s word" (= Jika hujan hanya datang ‘menurut
perkataannya’, itu disebabkan karena perkataannya adalah perkataan Allah)
- hal 390.
Pulpit Commentary: "If his prayer for the drought had been answered (James 5:17), it had first been inspired" [= Jika doanya untuk kekeringan telah dijawab (Yak 5:17), itu karena hal itu telah lebih dulu diilhamkan] - hal 390.
Bagi saya tidak terlalu jelas apa yang dimaksud oleh Pulpit Commentary di sini. Apa yang dimaksud dengan ‘diilhamkan’? Kalau yang dimaksud adalah bahwa Tuhan sudah memberitahukan kepada Elia bahwa akan terjadi kekeringan selama 3 1/2 tahun, lalu untuk apa Elia berdoa? Jadi saya lebih condong untuk menganggap bahwa yang dimaksud dengan ‘diilhamkan’ di sini adalah ‘diberi dorongan untuk berdoa supaya terjadi kekeringan selama 3 1/2 tahun’.
Penerapan: teruslah mendengar Firman Tuhan dan mentaatinya pada masa sukar seperti ini. Itu justru akan menyebabkan saudara dipelihara oleh Tuhan.
b. Tuhan menyuruh Elia pergi ke tepi sungai Kerit (17:3).
Pulpit Commentary: "Cherith. The word means ‘separation’, a name which may possibly indicate that it was extremely secluded" (= Kerit. Kata ini artinya adalah ‘pemisahan’, suatu nama yang mungkin menunjukkan bahwa itu adalah tempat yang sangat terpencil) - hal 382.
Ini sebabnya Ahab tidak bisa menemukan Elia sekalipun mencarinya mati-matian (bdk. 18:10).
c. Elia taat kepada Firman Tuhan yang menyuruhnya untuk pergi ke tepi Sungai Kerit (17:5).
Bdk. Amsal 22:3 - "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersem-bunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka".
d. Di tepi Sungai Kerit itu Elia minum air sungai dan diberi makan oleh burung gagak (17:6).
Benarkah ia diberi makan oleh burung gagak? Hal ini banyak diperdebatkan.
Pulpit Commentary: "Despite the practical unanimity of the versions, the interpretation ‘ravens’ has been disputed from very early times. St. Jerome among Christians, Rabbi Judah Hakkodesh and Kimchi amongst Jews - these are but some of those who have repudiated this rendering" (= Sekalipun ada kebulatan suara dari semua versi Kitab Suci, penafsiran ‘burung gagak’ telah diperdebatkan sejak waktu yang sangat awal. Jerome di antara orang kristen, rabi Judah Hakkodesh dan Kimchi di antara orang Yahudi - ini adalah beberapa dari mereka yang tidak mau mengakui terjemahan ini) - hal 383.
Banyak penafsir menolak
‘burung gagak’ ini, dengan alasan:
2. Dari mana burung gagaknya mendapatkan roti dan daging?
3. Elia mendapat air dari Sungai Kerit dan ini bukan mujijat. Jadi ia mendapat roti dan daging juga dengan cara biasa. Karena itu Elia bukan diberi makan oleh burung gagak.
4. Perjanjian Baru tidak pernah menyebut-nyebut mujijat ini, padahal Perjanjian Baru sering menggunakan cerita tentang Elia (Luk 4:25-26 Yak 5:17-18 Wah 11:5-6a). Bahkan waktu Yesus mengajarkan Luk 12:22-dst, yang mestinya merupakan saat yang cocok untuk menggunakan cerita burung gagak ini, Ia tidak berbicara apa-apa tentang burung gagak ini.
5. Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘burung gagak’ adalah OREBIM / OREVIM, yang sekalipun bisa diartikan burung gagak, tetapi juga bisa berarti:
Catatan: kutipan ini saya berikan hanya untuk menunjukkan bahwa penafsir ini percaya pada mujijat. Tetapi saya tidak setuju dengan kata-kata ini, karena saya berpendapat bahwa sekalipun pemberian makan oleh orang Arab / penduduk Oreb / Orbo merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi saya berpendapat bahwa itu bukanlah mujijat.
Saya lebih setuju
untuk tetap mempertahankan terjemahan ‘burung gagak’, dengan alasan:
b. Burung gagak mendapatkan roti dan daging dari mana? Pertanyaan yang sama bisa dilontarkan kepada orang yang ‘anti burung gagak’. Dari mana orang Arab / pedagang / penduduk Orbo itu mendapatkan roti dan daging setiap hari padahal saat itu ada kekeringan dan kelaparan?
c. Bahwa Elia mendapat air dengan cara biasa, tidak berarti bahwa ia juga harus mendapat roti dan daging dengan cara biasa.
d. Tidak adanya cerita ini dalam Perjanjian Baru tidak membuktikan cerita ini tidak ada. Juga perlu diingat oleh para penafsir yang ‘anti burung gagak’ itu, bahwa serangan mereka ini juga bisa menyerang posisi mereka sendiri, karena Perjanjian Baru juga tidak pernah menceritakan peristiwa Elia diberi makan oleh pedagang / orang Arab / penduduk Orbo!
e. Sekalipun kata
OREBIM bisa diartikan ‘orang Arab’, ‘penduduk Orbo’, ‘pedagang’,
tetapi juga bisa berarti ‘burung gagak’ seperti dalam Kej 8:7 Im 11:15.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pulpit Commentary: "Elijah is perfectly safe under the shield of Divine protection, as safe in the region of Sidon as he was by the brook Cherith" (= Elia sangat aman di bawah perlindungan Ilahi, sama amannya di daerah Sidon seperti waktu ia ada di tepi Sungai Kerit) - hal 412.
Pulpit Commentary: "It might be a safer place of retreat for the prophet than it seemed to be, for Ahab would scarcely dream of following him there" (= Ini mungkin merupakan tempat yang lebih aman untuk persembunyian sang nabi dari kelihatannya, karena Ahab tidak akan bermimpi untuk mengejarnya ke sana) - hal 411.
Tetapi bagaimanapun perintah untuk pergi ke Sarfat di Sidon ini jelas merupakan ujian iman bagi Elia.
c. Janda itu mau memberi air, tetapi waktu Elia minta roti janda itu menjawab dalam ay 12: "Demi TUHAN, Allahmu yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati".
Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari bagian ini:
Ini jelas adalah ujian iman bagi janda itu. Ia harus mendahulukan Elia / Tuhan. Bdk. Mat 6:33 - "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu".
Penerapan:
Sebetulnya janda itu berpikir: Kalau nabi ini bisa melipat-gandakan tepung / minyak, mengapa mesti minta roti kepadanya? Juga ada terlalu banyak alasan baginya untuk menolak kata-kata Elia. Tetapi ternyata ia mentaati Elia / Firman Tuhan.
f. Akibatnya terjadi mujijat yang mencukupi kebutuhan Elia dan janda itu beserta anaknya (17:15b-16). Perintah dalam 17:13-14 tadi memang merupakan perintah yang tidak masuk akal, demikian juga 17:9, tetapi pada waktu Elia dan janda itu mentaati, maka terjadilah mujijat melalui mana mereka dipelihara oleh Tuhan.
Ini jelas merupakan penafsiran liberal. Kita harus menerima hal ini sebagai suatu mujijat dan tidak menafsirkannya sedemikian rupa sehingga bisa diterima akal.
Penerapan:
Kalau saudara berani melakukan tindakan iman seperti yang dilakukan janda
itu, yaitu mendahulukan Tuhan dan kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
Tuhan bisa melakukan hal-hal yang di luar dugaan, bahkan yang tidak masuk
akal, untuk mencukupi kebutuhan saudara!
Masa sukar yang dialami
Indonesia ini mungkin sekali adalah hukuman Tuhan. Tetapi baik dahulu maupun
sekarang, kalau Tuhan menghukum, Ia bisa tetap memelihara anak-anakNya
/ hamba-hambaNya yang hidup dan melayani sesuai kehendakNya. Karena itu
dalam masa sukar ini, janganlah kuatir atau takut, dan jangan menjauh dari
Tuhan. Sebaliknya mendekatlah dan taatilah / layanilah Dia sesuai dengan
kehendakNya, bahkan dahulukan Dia lebih dari apapun. Maka Ia pasti akan
memelihara saudara melalui masa sukar ini!