oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Ahab dan Izebel dalam penderitaan.
Ahab memang tidak kekurangan makan, sebaliknya dalam hal makanan ia masih tetap berkelimpahan. Ini terlihat dari mampunya Izebel memberi makan nabi-nabinya yang berjumlah ratusan itu (ay 19). Tetapi toh Ahab juga mempunyai penderitaan (ay 5).
2. Sikap Ahab dan
Izebel dalam penderitaan:
Ada yang menghubungkan ini dengan kata-kata Yosua kepada Akhan dalam Yos 7:25, dan lalu mengatakan bahwa Ahab menganggap Elia seperti Akhan.
b. Ahab mencari Elia (ay 10).
Ay 13: ‘Tidakkah diberitahukan kepada tuanku’.
NIV: ‘Haven’t you heard, my lord’ (= Tidakkah engkau mendengar, tuanku).
Dari sini terlihat bahwa ada kemungkinan bahwa tindakan Izebel membunuhi nabi-nabi Tuhan terjadi setelah Elia sembunyi, karena kalau itu terjadi sebelum Elia bersembunyi, pasti Obaja tidak menanyakan pertanyaan seperti itu. Jadi mungkin sekali karena mengalami penderitaan gara-gara hukuman yang diberitakan oleh Elia, maka Izebel membalas dendam kepada agama Elia dengan membunuhi nabi-nabinya. Dan Ahab membiarkan Izebel bertindak semaunya.
Kalau saudara adalah keluarga nabi-nabi yang mati dibunuh, apakah saudara lalu mengecam / mengutuk Elia?
d. Kita melihat sikap Ahab dalam ay 5.
Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari sikap Ahab dalam ay 5 ini:
Penerapan: karena itu jangan heran kalau dalam krisis moneter di Indonesia ini ada pejabat-pejabat yang hanya mempedulikan bisnis / keuangan pribadinya sendiri, dan tidak mempedulikan rakyat!
Mengapa Ahab mengangkat Obaja, dan bukannya seorang penyembah Baal, untuk menjadi kepala istana? Mungkin karena ia tahu kejujuran Obaja, yang merupakan sesuatu yang penting bagi seorang kepala istana.
Pulpit Commentary: "It was not to Ahab’s interest to have a Baal-worshipper at the head of his retainers. Bad men do not care to be served by their kind" (= Ahab tidak berminat untuk mendapatkan seorang pemuja Baal sebagai kepala pelayan-pelayannya. Orang jahat tidak mau dilayani oleh golongan mereka) - hal 432.
Penerapan: andaikata saja semua orang kristen begitu jujur sehingga pemerintahan yang non kristen tetap lebih mau memakai orang kristen dari pada orang non kristen, maka hal itu betul-betul memuliakan Allah / Kristus.
b. Ia adalah orang yang takut akan Tuhan sejak kecil (ay 3b,12b).
RSV: ‘Obadiah revered the LORD greatly’ (= Obaja sangat takut / hormat kepada TUHAN).
KJV/NASB: ‘Obadiah feared the LORD greatly’ (= Obaja sangat takut kepada TUHAN).
Penerapan: Saya tidak ingin anak saya masuk sekolah yang pelajarannya terlalu berat / banyak, karena ini bisa menyebabkan ia tidak punya waktu untuk Tuhan. Sekalipun pendidikan secular penting, tetapi pendidikan rohani lebih penting!
b. Melihat nabi-nabi Tuhan dibunuhi, ia jelas juga sangat menderita.
c. Dampak dari kekeringan
dan kelaparan selama 3 1/2 tahun itu pasti juga mengenai dirinya. Kalau
Ahab sebagai raja saja terkena, sukar terhindar bahwa Obaja juga terkena.
Obaja menolong 100
nabi-nabi Tuhan dari pembunuhan oleh Izebel, menyembunyikan mereka di gua-gua,
dan mengurus makanan dan minuman mereka (ay 4,13).
c. Pergumulan Obaja.
Dari ay 7-14 terlihat bahwa Obaja bukan saja takut kepada Ahab, tetapi juga bahwa dalam dirinya ada sifat penakut.
Pulpit Commentary: "Faithful as Obadiah was, there was an element of timidity in his nature" (= Sekalipun Obaja adalah orang yang setia, ada sifat penakut dalam dirinya) - hal 450.
Obaja ingin menolong, tetapi jumlah nabi-nabi itu 100 orang (ay 4,13). Ini membuat misi Obaja menjadi sangat berbahaya dan sukar / berat. Kalau ia hanya menyembunyikan dan memelihara 1 orang, itu mungkin tidak terlalu sukar. Tetapi menyembunyikan 100 orang tentu besar kemungkinannya untuk ketahuan, dan kalau ketahuan ini pasti fatal. Ia bukan hanya akan kehilangan jabatannya, tetapi juga kehilangan kepalanya. Dan kalau ia mati, siapa yang memelihara keluarganya? Juga memelihara 100 orang dalam ‘masa krisis moneter’ seperti itu, tentu merupakan sesuatu yang berat. Jadi pasti pada saat itu ada godaan untuk membiarkan begitu saja nabi-nabi itu, atau ‘menyerahkan mereka dalam tangan Tuhan yang mahakuasa’. Tetapi Obaja juga takut kepada Allah (ay 3,12b). Dan Ia lebih takut kepada Allah dari pada kepada Ahab ataupun Izebel, dan karena itu ia tetap menolong nabi-nabi itu dengan menyembunyikan dan memelihara mereka. Ini jelas merupakan tindakan pengorbanan yang luar biasa. Obaja hidup sesuai dengan namanya, yaitu ‘servant of Yahweh’ (= pelayan Yahweh). Sekalipun ia memanggil Ahab dengan sebutan ‘tuan’ (ay 10), tetapi jelas bahwa tuannya yang sebenarnya adalah Tuhan.
d. Hal-hal yang harus ditiru dari Obaja:
Pulpit Commentary:
"Let us not murmur at our providential lot. God can change
it if he see fit. If He does not change it, then He has a purpose in it
which we should endeavour to fulfill" (= Baiklah kita tidak bersungut-sungut
mengenai nasib kita yang ditentukan oleh pengaturan Allah. Allah bisa mengubahnya
jika Ia menganggapnya pantas. Jika Ia tidak mengubahnya, maka Ia mempunyai
rencana / tujuan di dalamnya yang harus kita usahakan untuk memenuhinya)
- hal 441.
Kita sudah melihat
Ahab dan Izebel dalam penderitaan, dan kita juga sudah melihat Obaja dalam
penderitaan. Saya percaya bahwa setiap saudara mempunyai penderitaannya
sendiri-sendiri. Tetapi bagaimana saudara mau menghadapinya? Seperti Ahab
/ Izebel, atau seperti Obaja?