oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Tuhan menyuruh Elia menghadap Ahab.
‘Tahun yang ke tiga’ berarti maximum 3 tahun. Ini tidak bertentangan dengan Yak 5:17 dan Luk 4:25 yang mengatakan 3 1/2 tahun, karena ‘tahun yang ke tiga’ dalam 1Raja 18:1 ini adalah lamanya Elia di Sarfat, tetapi tidak mencakup saat Elia ada di tepi Sungai Kerit. Jadi, 3 1/2 tahun adalah jumlah waktu Elia berada di tepi Sungai Kerit dan di Sarfat.
b. Mengapa Tuhan mau memberi hujan, padahal Ahab dan Israel belum bertobat?
Ini baru pemberitahuan! Kalau saudara perhatikan cerita ini selan-jutnya, Tuhan baru betul-betul memberi hujan setelah Israel bertobat (ay 39-45).
Sekalipun dalam pertemuan
dengan Obaja, Obaja menceritakan bahwa Ahab mencari Elia dimana-mana (ay
10), Elia tetap tidak takut untuk bertemu dengan Ahab. Selain merupakan
suatu keberanian yang luar biasa, ini juga merupakan suatu ketundukan yang
luar biasa kepada Tuhan.
b. Elia lalu menyuruh Ahab mengumpulkan seluruh Israel dan nabi-nabi Baal dan Asyera di gunung Karmel (ay 19), dan Ahab mentaatinya (ay 20).
Mengapa Ahab mau menuruti kata-kata Elia? Karena situasi saat itu sudah sangat gawat gara-gara kekeringan dan kelaparan, dan disamping itu juga karena Tuhan bekerja dalam hatinya (bdk. Amsal 21:1). Tetapi kelihatannya yang dikumpulkan oleh Ahab hanya seluruh Israel dan nabi-nabi Baal saja (perhatikan bahwa ay 21,22,25,26,40 hanya menyebut ‘Baal’ tetapi tidak menyebut ‘Asyera’).
Adam Clarke mengatakan
bahwa raja dan pelayan-pelayannya menyembah dewa Baal dan mempunyai nabi-nabi
sendiri, sedangkan ratu dan pelayan-pelayannya menyembah dewi Asyera dan
mempunyai nabi-nabinya sendiri. Yang mendapat makan dari meja Izebel adalah
nabi-nabi Asyera (ay 19). Karena itu, sekalipun Elia menyuruh Ahab membawa
nabi-nabi Baal dan Asyera, tetapi, yang dibawa oleh Ahab dan lalu bertanding
dengan Elia di gunung Karmel hanya nabi-nabi Baal.
Beberapa hal yang perlu disoroti:
Catatan: lahmed - ayin - beth adalah 3 huruf dalam abjad Ibrani yang membentuk kata ‘Baal’ (dibaca dari kanan ke kiri).
Barnes’ Notes: "The Baal-worshippers were no doubt in the habit of attributing thunder and lightning to their god - the great Nature-power - and thus had no excuse for declining Elijah’s challenge" (= Tidak diragukan lagi bahwa para penyembah Baal itu mempunyai kebiasaan untuk menghubungkan guruh dan petir dengan dewa mereka - kuasa-alam yang besar - dan dengan demikian tidak punya alasan untuk menolak tantangan Elia).
Rakyat menyetujui usul Elia itu (ay 24b) dan pertandingan dilaksanakan.
KJV: ‘he is talking’ (= ia sedang berbicara).
Barnes’ Notes: "He is ‘talking,’ or ‘meditating;’ the word used has both senses, for the Hebrews regarded ‘meditation’ as ‘talking with oneself;’" (= Ia sedang ‘berbicara’ atau ‘bermeditasi’; kata yang digunakan itu mempunyai kedua arti, karena orang Ibrani menganggap ‘meditasi’ sebagai ‘berbicara dengan dirinya sendiri’).
Lit: ‘and they prophesied’ (= dan mereka bernubuat).
Adam Clarke mengatakan bahwa ‘bernubuat’ di sini tidak bisa diartikan bernubuat karena tidak sesuai dengan kontex. Harus diartikan berdoa / meminta sesuatu.
Di sini Allah mengekang,
tetapi tidak selalu Allah melakukan hal itu. Kalau Ia tidak mengekang,
maka setan bisa menurunkan api dari langit! Karena itu jangan terlalu cepat
percaya kepada seorang hamba Tuhan / nabi, hanya karena ia bisa melakukan
mujijat. Saudara harus mengecheck ajarannya (bdk. Ul 13:1-5).
2. Elia memerintahkan
untuk menghukum mati semua nabi-nabi Baal (ay 40).
b. Hukuman mati terhadap nabi-nabi palsu itu sesuai dengan Kel 22:20 Ul 13:1-18 Ul 17:2-7. Tetapi ingat bahwa pada jaman ini hukum ini, yang termasuk dalam civil law, sudah tidak berlaku lagi.
c. Ahab tidak melarang penghukuman mati terhadap nabi-nabinya! Rupanya iapun bertobat!
d. Charles Haddon
Spurgeon:
"Take the prophets of Baal; let not one
of them escape,’ is a voice which our cathedrals and parish churches might
be the better for hearing. Unholy compromises are the fashion of the day;
an infusion of honest blood is needed, greatly needed. Men are growing
utterly careless as to religious truth, because they see the servants of
God and the votaries of Baal associated in the same church and worshipping
at the same altars. Sincere loyalty to God brooks not this confederacy
with idolaters. Errors were suffered to remain in the national church for
peace sake, and now they have become dominant, and threaten to destroy
the lovers of the truth! It is now clear that every error of doctrines
or ordinance is as mischievous as a prophet of Baal, and should not be
endured. The world is wide, and men are only responsible to God for their
beliefs; but the church should not, within her borders, suffer falsehood
to propagate itself. Christians have no right to associate themselves with
any church which errs in its teaching. If we see that gross error is rampant
in a church, and we join it in membership, we are partakers of its sins,
and we shall have to share in its punishment in the day of visitation.
It is utterly false that it does not matter to what church we belong. It
matters to every man who has a conscience and loves his God. I dare not
associate in church fellowship with Ritualists and Rationalists; loyal
subjects will not join the society of traitors"
(= ‘Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, jangan biarkan seorangpun lolos’ adalah
suara yang harus didengar dengan lebih baik di gereja-gereja kita. Kompromi-kompromi
yang najis / tidak kudus merupakan mode jaman ini; suatu pemasukan darah
yang jujur dibutuhkan, sangat dibutuhkan. Manusia menjadi sama sekali tidak
peduli berkenaan dengan kebenaran agama, karena mereka melihat hamba-hamba
Allah dan penggemar-penggemar Baal bergabung dalam gereja yang sama, dan
berbakti di altar yang sama. Kesetiaan yang tulus / sungguh-sungguh kepada
Allah tidak membolehkan / membiarkan persekutuan dengan penyembah berhala
ini. Kesalahan dibiarkan ada dalam gereja nasional demi perdamaian, dan
sekarang kesalahan-kesalahan itu menjadi dominan, dan mengancam untuk menghancurkan
pecinta-pecinta kebenaran! Jelaslah sekarang bahwa setiap kesalahan doktrin
atau peraturan adalah sama jahatnya dengan seorang nabi Baal, dan tidak
boleh dibiarkan. Dunia ini luas, dan manusia hanya bertanggung jawab kepada
Allah untuk kepercayaan mereka; tetapi gereja tidak boleh membiarkan kesalahan
berkembang biak dalam daerahnya. Orang-orang kristen tidak mempunyai hak
untuk menggabungkan diri mereka sendiri dengan gereja apapun yang salah
pengajarannya. Jika kita melihat bahwa suatu kesalahan yang besar merajalela
dalam sebuah gereja, dan kita menggabungkan diri dengan gereja itu dalam
keanggotaan, kita ikut ambil bagian dalam dosanya, dan kita juga akan ikut
ambil bagian dalam hukumannya, pada hari Allah melawat kita. Adalah sesuatu
yang sangat salah bahwa tidak jadi soal kita termasuk gereja apa. Itu penting
bagi setiap orang yang mempunyai suara hati dan mencintai Allahnya. Saya
tidak berani bergaul dalam persekutuan gereja dengan Ritualists dan Rationalists;
warganegara yang setia tidak akan bergabung dalam perkumpulan pengkhianat)
- ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol XV, hal 124.
e. Spurgeon juga
menerapkan hal ini dalam pengudusan. Kita harus membasmi semua dosa!