oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Kejatuhan Elia.
b. Reaksi Izebel (ay 2).
Ini kontras dengan bagian Kitab Suci yang menunjuk kepada Allah. Misalnya Kej 1:1 - ‘Allah menciptakan’. Untuk ‘Allah’ digunakan kata bentuk jamak ELOHIM, sedangkan untuk ‘menciptakan’ digunakan kata BARA, yang adalah kata kerja bentuk tunggal. Ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal.
Ahab dan Izebel merupakan
teladan jelek bagi suami istri. Istri, jangan tiru Izebel; suami, jangan
tiru Ahab (bdk. Ef 5:22-24).
Ay 3: ‘Maka takutlah ia, ...’.
KJV/ASV: ‘And when he saw’ (= Dan ketika ia melihat).
NIV: ‘Elijah was afraid’ (= Elia takut).
Footnote NIV: ‘Elijah saw’ (= Elia melihat).
Beberapa penafsir memilih terjemahan ‘melihat’ ini karena mereka tidak mau menerima bahwa Elia takut. Kalau ia memang takut mati, mengapa dalam ay 4 justru minta mati? Mereka menganggap bahwa Elia lari bukan karena takut tetapi karena merasa gagal.
Tetapi banyak penafsir yang menganggap Elia memang takut, dan karenanya ia lalu lari menyelamatkan nyawanya.
Kalau Elia memang takut, maka ini menunjukkan bahwa ia tidak belajar dari pengalamannya, karena selama 3 1/2 tahun ia dilindungi oleh Tuhan. Tetapi bukankah kita juga sering seperti itu? Selama ini kita dipelihara oleh Tuhan, tetapi terus kuatir pada saat krisis ekonomi!
Rasa takut Elia menunjukkan bahwa ia cuma manusia biasa seperti kita (bdk. Yak 5:17). Seharusnya Elia berkata seperti Nehemia dalam Neh 6:11.
b. Elia lari ke Bersyeba, dan lalu ke padang gurun (ay 3-4).
Pulpit Commentary mengutip kata-kata Kitto:
"Strange contradiction! Here the man who was destined not to taste of death, flees from death on the one hand and seeks it on the other" (= Kontradiksi yang aneh! Di sinilah seseorang yang ditakdirkan untuk tidak merasakan kematian, melarikan diri dari kematian di satu pihak dan mencarinya di pihak yang lain) - hal 459.
Pulpit Commentary: "We are not fittest for heaven when we are most tired of earth" (= Kita bukannya paling cocok untuk surga pada waktu kita paling bosan terhadap dunia) - hal 480.
Pulpit Commentary: "The relation that exists between the state of the body and the state of the mind is very mysterious, but very real. The elation or depression of our religious feeling depends far more on mere physical conditions than we often imagine" (= Hubungan yang ada antara keadaan tubuh dan keadaan jiwa adalah sangat misterius, tetapi sangat nyata. Perasaan agamawi berupa kegembiraan atau depresi tergantung pada kondisi fisik jauh lebih banyak dari yang sering kita bayangkan) - hal 474.
Karena itu dalam keadaan depresi, sekalipun olah raga adalah sesuatu yang baik, tetapi jangan melakukannya secara berlebihan, karena setelah itu bisa bahkan menambah depresi itu.
Ini juga menunjukkan bahwa orang kristen wajib memelihara kesehatan fisik, karena kalau kesehatan fisik tidak baik, itu juga bisa menimbulkan / menambah depresi.
Pulpit Commentary: "The neglect of sanitary laws is a sin" (= Pengabaian hukum-hukum kesehatan adalah suatu dosa) - hal 477.
Dalam Interlinear Greek - English diterjemahkan ‘broom-tree’ (= pohon sapu).
Pulpit Commentary: "His sitting under the ‘juniper’ is mentioned, not to suggest that he derived comfort from an ample shade, but rather to show how little shelter he could find. The word (mem-taw-resh) is construed as in the text by the Hebrews, by Jerome, and the Vulgate; yet it is rather the genista (broom), a shrub with yellow flowers which grows in the desert, and which has its name (from mem-taw-resh to bind) from the toughness or tenacity of its twigs, which were used for withes. Not only was he wayworn with his journey and exposure to the sun, ..." [= Duduknya ia di bawah ‘pohon arar’ disebutkan bukan untuk menunjukkan bahwa ia mendapatkan kesenangan / bantuan dari bayang-bayang yang cukup, tetapi sebaliknya untuk menunjukkan betapa sedikitnya naungan yang bisa ia dapatkan. Kata (mem-taw-resh) ditafsirkan seperti dalam text oleh orang-orang Ibrani, oleh Jerome, dan Vulgate; tetapi itu sebetulnya adalah genista (sapu), semak dengan bunga berwarna kuning yang tumbuh di gurun, dan yang mendapatkan namanya (dari mem-taw-resh mengikat) dari kekuatan atau keuletan dari ranting-rantingnya, yang digunakan untuk pengikat. Bukan saja ia sangat lelah karena perjalanannya dan kepanasan karena matahari, ...] - hal 471.
Karena itu selalulah bersandar kepada Tuhan!
Tuhan tahu bahwa salah satu penyebab depresinya adalah kelelahan dan kelemahan fisik, karena lari dari Yizreel ke Bersyeba dan lalu ke padang gurun, tanpa makanan ataupun minuman. Karena itu sekarang Tuhan menangani kelelahan fisik ini melalui pemberian istirahat, makanan dan minuman.
Pulpit Commentary: "The disease of the mind is to be cured by first removing the weakness of the body, which was one of its causes. It is a suggestive incident. Our physical nature is as truly an object of Divine thought and care as the spiritual" (= Penyakit pikiran disembuhkan dengan pertama-tama membuang kelemahan tubuh, yang merupakan salah satu penyebabnya. Ini merupakan peristiwa yang memberikan suatu gagasan. Tubuh / fisik kita merupakan obyek pemikiran dan pemeliharaan ilahi sama seperti rohani kita) - hal 475.
b. Ini menunjukkan bahwa ketidak-sabaran, ketidak-percayaan dan ke-tidak-setiaan Elia, tidak membuang / mengurangi perhatian dan kasih Allah kepadanya! Bdk. Maz 103:14.
c. Kitab Suci sering menceritakan pemberian makan secara mujijat.
NIV: "What are you doing here, Elijah?" (= Apa yang sedang engkau lakukan di sini Elia?).
Ay 9b,13b ini sekalipun lembut tetapi tetap merupakan teguran. Pertanyaan ini secara implicit juga menunjukkan bahwa Elia bisa lebih berguna di tempat lain.
Pulpit Commentary: "Wherever we are it behoves us to ask ourselves what business we have here. Everywhere our first business is to glorify God" (= Dimanapun kita berada kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri apa yang kita lakukan di sini. Dimanapun, urusan pertama kita adalah memuliakan Allah) - hal 471. Bdk. 1Kor 10:31.
b. Ay 10,14 (NIV): "I have been very zealous for the LORD God Almighty" (= Aku telah sangat bersemangat untuk TUHAN Allah yang maha-kuasa).
Tuhan menanyakan apa yang sedang ia lakukan saat itu, tetapi Elia menjawab tentang apa yang ia lakukan dahulu. Banyak orang kristen yang kalau mendapat pertanyaan serupa, juga menjawab seperti Elia: ‘Dulu aku guru sekolah minggu’. ‘Dulu aku majelis’. Dsb.
Jawaban Elia dalam ay 10,14 itu sudah menunjukkan bahwa ia salah karena pada saat itu tidak melakukan apa-apa. Tetapi ada banyak jemaat / orang kristen yang bahkan menjawab seperti Elia saja tidak dapat, karena mereka tidak pernah melakukan pekerjaan / pelayanan apa-apa.
c. Ay 10,14: ‘orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbahMu dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku’.
NIV: "The LORD said, ‘Go out and stand on the mountain in the presence of the LORD, for the LORD is about to pass by’" (= TUHAN berkata: ‘Keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan TUHAN, karena TUHAN akan lalu / lewat’).
NIV: ‘a gentle whisper’ (= suatu bisikan yang lembut).
Apa arti semua ini?
Keil & Delitzsch kutip Herder:
"The design of the vision was to show to the fiery zeal of the prophet, who wanted to reform everything by means of the tempest, the gentle way which God pursues, and to proclaim the long-suffering and mildness of His nature, ..." (= Tujuan dari penglihatan itu adalah menunjukkan kepada semangat yang berapi-api dari sang nabi, yang ingin mereformasi segala sesuatu dengan menggunakan badai, cara yang lembut yang ditempuh Allah, dan menyatakan sifatNya yang panjang sabar dan halus / lembut, ...) - hal 258.
Saya berpendapat bahwa penafsiran di atas ini sangat meragukan karena:
Penerapan:
ini juga berlaku bagi diri saudara. Asal saudara betul-betul adalah seorang
anak Allah, maka pada saat saudara jatuh ke dalam dosa, janganlah membayangkan
bahwa Allah murka kepada saudara (kecuali kalau saudara dengan sikap tegar
tengkuk tidak mau bertobat dari dosa itu). Karena adanya penebusan Yesus
Kristus, Tuhan selalu menghadapi saudara dengan kasih dan kelembutan
seorang Bapa kepada anakNya. Bdk. Maz 103:8-14 - "TUHAN adalah
penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak
selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak
dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya
kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas
bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan
Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran
kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada
orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat,
bahwa kita ini debu".
Ini harus dilakukan oleh setiap orang yang meninggalkan pelayanan tanpa ijin Tuhan!
Dalam Pulpit Commentary (hal 469) diceritakan sebuah dongeng tentang rasul Tomas. Dikatakan bahwa suatu hari Tomas kembali ragu-ragu akan kebangkitan Yesus. Ia lalu mencari rasul-rasul yang lain, dan mulai menceritakan keragu-raguannya itu. Tetapi semua rasul itu memandangnya dengan heran, dan lalu menjawab bahwa mereka menyesal atas apa yang Tomas alami itu, tetapi mereka begitu sibuk dalam pelayanan sehingga tidak punya waktu untuk mendengarkan cerita Tomas itu lebih lanjut. Tomas lalu mencari perempuan-perempuan pengikut Yesus, dan lalu mulai menceritakan keragu-raguannya kepada mereka. Tetapi perempuan-perempuan itu bereaksi secara sama dengan rasul-rasul tadi. Akhirnya Tomas merenung, dan lalu berpikir bahwa mungkin karena mereka begitu sibuk dalam pelayanan, maka mereka bebas dari keragu-raguan itu. Ia lalu pegi ke Parthia dan menyibukkan dirinya dengan pemberitaan Injil, dan sejak saat itu ia tidak pernah ragu-ragu lagi tentang kebangkitan Yesus.
Ini mungkin cuma dongeng, tetapi ada kebenarannya yaitu: pelayanan menguatkan iman, tidak melayani merusak iman!
Dan satu hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa Tuhan mengobati orang yang depresi dengan menyuruhnya melakukan pelayanan!
b. Ay 15-17 menunjukkan pelayanan yang Tuhan kehendaki dari Elia.
Ini merupakan ayat sukar, karena Elisa, Yehu dan Hazael tidak diurapi oleh Elia.
Alasan pandangan ini:
c. Ay 18:
NIV: Yet I reserve 7000 ... (= Tetapi Aku menyimpan / menjaga 7000 ...).
KJV: Yet I have left me ... (= Tetapi Aku telah meninggalkan untukKu ...).
Bandingkan dengan Ro 11:4 yang mengutip 1Raja 19:18 ini.
Ro 11:2b-4 - "Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: ‘Tuhan, nabi-nabiMu telah mereka bunuh, mezbah-mezbahMu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.’ Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? ‘Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu, yang tidak pernah sujud menyembah Baal.’".
Catatan: Untuk Ro 11:4 ini semua Kitab Suci bahasa Inggris menterjemahkan ke dalam past tense / bentuk lampau.
Sesuatu yang luar biasa dari Elia adalah bahwa ia lalu taat kepada perintah Tuhan dan ia kembali melakukan pelayanan (ay 19-21). Dan justru semua itu mengangkat dia dari kejatuhannya / depresinya.
Kiranya seluruh pelajaran ini bisa menolong saudara kalau sedang mengalami depresi / kejatuhan rohani seperti Elia!