Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
FILIPI 1:12-19
I) Paulus mengalami bencana:
1) Ia dipenjarakan (ay 12-13).
Tadinya Tuhan memakai Paulus untuk keliling memberitakan Injil, mendi-rikan
gereja-gereja, memberitakan Firman Tuhan untuk menguatkan orang-orang kristen
dll. Tetapi sekarang Paulus masuk penjara! Bahkan ada kemungkinan Paulus
akan dijatuhi hukuman mati! Kelihatannya setan menang, Tuhan kalah, gereja
rugi, Paulus rugi. Tetapi, benarkah demikian?
2) Ada orang-orang yang tidak senang pada Paulus (ay 15).
Orang-orang ini giat mengabarkan Injil dengan maksud untuk memper-berat
beban Paulus dalam penjara (ay 17).
II) Akibat dari bencana ini:
Bencana biasanya berakibat buruk. Tapi di sini, bencana berakibat lain! Lihat ay 12! Akibat bencana itu: Injil makin maju!
Kata 'kemajuan' dalam ay 12 itu, dalam bahasa Yunaninya adalah
PROKO-PEN yang menunjukkan kemajuan dari suatu expedisi atau pasukan tentara.
Bagaimana Injil bisa tambah maju?
1) Paulus dipenjara, tetapi ia terus mengabarkan Injil.
Ia mengabarkan Injil kepada penjaga penjara / tentara yang secara bergi-liran menjaga dia. Ini betul-betul persis seperti kata-kata Paulus dalam 2Tim 2:9 dimana ia berkata: '... aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu'.
Bandingkan dengan orang kristen jaman sekarang yang pada umumnya orangnya tidak terbelenggu, tetapi Firman Allah di dalam mereka terbe-lenggu!
Akibat Pekabaran Injil yang Paulus lakukan, ada orang-orang yang bertobat
(Fil 4:22). Sekarang terlihat tujuan Allah membiarkan Paulus masuk
penjara, yaitu untuk menyelamatkan orang-orang pilihan Allah di sana!
2) Orang lain juga banyak yang makin giat memberitakan Injil (ay 14).
a) Yang dimaksud dengan 'saudara' dalam ay 14 adalah orang-orang
kristen di Roma, tempat Paulus dipenjarakan.
b) 'Kebanyakan saudara' (ay 14) menunjukkan bahwa ada juga orang-orang yang lalu malah bertambah takut untuk memberitakan Injil, teta-pi kebanyakan menjadi bertambah berani dalam memberitakan Injil.
Penerapan:
Kalau saudara mendengar ada orang yang ditangkap / dianiaya karena memberitakan Injil, bagaimana sikap / tindakan saudara?
c) Mereka yang memberitakan Injil terbagi menjadi 2 golongan:
Mungkin mereka melihat penginjilan di dalam gereja menjadi ter-bengkalai
karena ditinggal oleh Paulus, maka mereka berusaha memberitakan Injil untuk
menggantikan Paulus.
Penerapan:
Kalau dalam gereja saudara ada seseorang yang karena satu hal tertentu
tidak bisa melayani, apakah saudara berusaha mengganti-kannya? Atau saudara
bersikap acuh tak acuh saja?
Ayat-ayat seperti 2Kor 11:4-5,13 Gal 1:6-9 Fil 3:2 menunjuk-kan
bahwa kalau menghadapi orang-orang yang ajarannya salah, Paulus tidak pernah
bersikap ramah, tetapi bersikap sangat keras. Bahwa terhadap golongan ke
2 ini Paulus bersikap ramah, membuktikan bahwa mereka adalah orang kristen
sungguh-sungguh, yang memberitakan ajaran yang benar (hanya motivasi mereka
saja yang salah).
Mungkin orang-orang kristen ini iri dengan kepopuleran Paulus sehingga
akhirnya tidak senang kepada Paulus. Dan semen-tara Paulus ada di penjara,
mereka beranggapan bahwa itu adalah saat yang baik bagi mereka untuk menaikkan
kepopu-leran mereka dengan giat memberitakan Injil.
Kesimpulan: orang-orang ini adalah orang yang pro Kristus, tetapi anti
Paulus!
Menghadapi kejadian seperti ini Paulus tetap bersukacita! Bagai-mana
mungkin? Karena ia menyoroti hal itu secara positif! Asal mereka memberitakan
Kristus, sekalipun dalam diri mereka ada dosa (motivasi yang salah), Tuhan
tetap bisa memakai mereka (Awas! Ini tentu tak berarti bahwa saudara boleh
membiarkan begitu saja dosa ada dalam diri saudara!).
Sekarang terlihat bahwa bencana itu ternyata membawa kebaikan! Kalau
saudara adalah orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, atau orang
kristen KTP, maka bencana memang bisa berakibat buruk bagi saudara. Tetapi
kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, bagi saudara berlaku janji
Tuhan dalam Ro 8:28 (perhatikan juga Ro 8:32) sehingga tidak
mungkin ada bencana yang betul-betul bisa merugikan saudara!
III) Sikap Paulus dalam bencana:
1) Ia yakin bahwa semua yang ia alami akan membawa kebaikan (ay 19).
Beberapa penjelasan tentang ay 19 ini:
Memang, dalam mengalami penderitaan, arahkan mata saudara ke depan,
bukan pada penderitaan saudara saat itu!
Penerapan:
Persoalan / bencana apa yang saat ini saudara hadapi? Percayakah saudara bahwa itu akan membawa kebaikan bagi saudara? Atau, adakah problem dalam gereja saudara? Percayakah saudara bahwa itupun akan membawa kebaikan bagi gereja saudara maupun diri saudara sendiri?
Keyakinan ini penting, karena akan menjadi dasar dari sikap-sikap lain
dalam menghadapi bencana / problem!
2) Ia bersukacita (ay 18-19).
Keyakinan bahwa segala sesuatu akan membawa kebaikan, menyebabkan ia bisa bersukacita dalam penderitaan yang berat sekalipun.
Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting! Kalau saudara bisa bersukacita
ditengah-tengah bencana, maka:
a) Semua akan terasa lebih ringan bagi diri saudara sendiri. Sebaliknya,
kalau saudara putus asa dsb, maka saudara akan makin celaka (bdk. Amsal
15:15 17:22 24:10).
b) Itu akan menjadi kesaksian yang luar biasa bagi orang-orang disekitar
saudara. Tetapi sebaliknya, kalau ditengah-tengah kesukaran saudara juga
menjadi sumpek, gelisah, marah, putus asa, dsb, lalu apa bedanya hidup
saudara dengan orang kafir?
3) Ia melupakan diri sendiri (menyangkal diri) dan ia hidup hanya untuk
kemuliaan Allah saja!
a) Ay 18: 'Tetapi tidak mengapa'.
Ini kelihatannya menunjukkan bahwa motivasi yang salah dalam memberitakan Injil itu tidak apa-apa. Tetapi dalam bagian ini Kitab Suci Indonesia terjemahannya kurang tepat!
NIV/NASB/KJV/RSV: 'What then?' (= 'Lalu apa?').
Jadi, ay 18 ini tidak menunjukkan bahwa Paulus menganggap bahwa
motivasi yang salah itu tidak apa-apa! Ay 18 ini hanya menunjukkan
bahwa sekalipun orang-orang itu berusaha merugikan dirinya, Paulus tidak
peduli dengan dirinya sendiri. Yang penting bagi dia adalah: Kristus diberitakan!
b) Ay 12 juga menunjukkan bahwa Paulus tidak peduli pada dirinya
sendiri, sekalipun pada saat itu ia ada dalam penjara. Yang ia pedulikan
bukanlah 'apa yang terjadi pada dirinya' tetapi 'apa yang terjadi pada
Injil'!
Penerapan:
Bagaimana dengan diri saudara? Sudahkah saudara menyangkal diri saudara
sendiri dan sudahkah saudara hidup hanya bagi kemuliaan Allah? Yang mana
yang lebih saudara perhatikan / pedulikan: apa yang terjadi pada diri saudara,
atau, apa yang terjadi pada Injil?
4) Ia berusaha maximal dimanapun dan dalam sikon apapun ia berada. Yakin pada Ro 8:28 tidak berarti bahwa kita boleh menjadi orang yang pasif dan 'berserah' pada keadaan dengan alasan 'toh semua akan membawa kebaikan'.
Paulus tetap berusaha secara maximal! Apa usahanya?
a) Paulus memberitakan Injil dalam penjara.
Kehebatan Paulus dalam memberitakan Injil bisa kita lihat dalam kitab Kisah Rasul. Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadah orang Yahudi. Kalau ditolak, ia lalu memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Kalau dianiaya / mau dibunuh di suatu kota, ia pindah ke kota lain dan memberitakan Injil di tempat yang baru. Pada saat ia dimasukkan penjara di Filipi (Kis 16) ia memberitakan Injil kepada kepala penjara sehingga kepala penjara bertobat dan terbentuk gereja di Filipi. Pada waktu ia ditangkap dan dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Waktu dihadapkan kepada penggede / raja seperti Festus, Felix, Agripa & Bernike, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Dan di sini, waktu ia masuk penjara di Roma, ia memberitakan Injil lagi sehingga mempertobatkan orang-orang dalam istana kaisar Nero! Biasanya orang kristen bingung karena serangan setan, tetapi mungkin sekali pada waktu menghadapi Paulus, setannya yang bingung, karena serangan apapun yang setan lakukan, Paulus tetap memberitakan Injil! Ia betul-betul melakukan apa yang ia sendiri katakan / perin-tahkan dalam 2Tim 4:2, yang berbunyi: 'Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya'!
Maukah saudara meniru Paulus?
b) Ia menghibur orang-orang Filipi dengan surat ini, supaya orang-orang
Filipi tidak mundur dalam pelayanan tetapi sebaliknya bisa mempu-nyai keyakinan
dan sukacita seperti dia. Biasanya orang yang ada di penjara dihibur oleh
yang di luar penjara. Tetapi disini justru orang yang sedang di dalam penjara
menghibur orang yang sedang bebas!
Kesimpulan: Paulus tetap berusaha maximal / melakukan yang terbaik dalam
situasi dan kondisi yang bagaimanapun tidak menyenangkannya!
Seseorang berkata:
"Never to allow ourselves to think that we could serve God better if our circumstances were other than they are" (=Jangan pernah beranggapan bahwa kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik, kalau keadaannya berbeda).
"Always try to do our best where we are, knowing that he can
bring good out of evil" (=. Kita harus selalu berusaha untuk melakukan
yang terbaik dimana kita berada, karena kita tahu bahwa Ia bisa mengubahkan
yang jelek menjadi baik).
Penerapan:
Kita sering berkhayal dengan menggunakan kata 'andaikata'!
Misalnya:
Semua pangandaian seperti ini tidak pada tempatnya! Ingat bahwa kalau Tuhan mengijinkan saudara mengalami hal-hal itu, pasti itulah yang ter-baik bagi saudara, dan Ia ingin saudara berusaha secara maximal dalam keadaan seperti itu!
Memang, kalau keadaan yang tidak menyenangkan itu bisa diubah, tentu saja saudara boleh mengubahnya; tetapi kalau tidak bisa, janganlah selalu berkhayal dengan kata 'andaikata' itu! Itu cuma akan menyebabkan saudara tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, dan itu menyebabkan saudara tidak berusaha secara maximal, karena saudara menantikan keadaan yang saudara khayalkan itu, yang mungkin tidak akan pernah muncul!
Jadi, maukah saudara berusaha secara maximal dalam situasi dan kondisi
dimana saudara berada sekarang ini? Berusahalah secara maximal dalam doa,
pelayanan / pemberitaan Injil, mengajak orang ke gereja, kehadiran saudara
sendiri (jangan mbolosan!), persembahan, ketaatan dsb. Maukah saudara?
Kesimpulan:
Apakah saudarapun menghadapi bencana / problem? Hadapilah semua itu de- ngan:
Maukah saudara?
email us at : gkri_exodus@mailcity.com