Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
FILIPI 4:2-3
I) Euodia & Sintikhe:
1) Mereka adalah orang perempuan.
Alasannya:
a) Nama-nama itu adalah nama-nama perempuan.
b) Ay 3: 'tolonglah mereka'.
Kata 'mereka' dalam bahasa Yunaninya adalah AUTAIS, yang berarti 'mereka' tetapi kata ini ada dalam bentuk feminine / perempuan (ingat bahwa dalam bahasa Yunani, setiap kata benda mempunyai 'jenis kelamin'!).
Karena itu NIV / NASB menterjemahkan 'help these women' (= tolong-lah
perempuan-perempuan ini).
2) Mereka adalah orang kristen yang sejati.
Ay 3 mengatakan bahwa nama mereka, bersama-sama dengan Klemens & kawan-kawan sekerja Paulus yang lain, tercantum dalam Kitab Kehi-dupan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a) Kitab Kehidupan:
b) Nama orang-orang yang tercantum dalam Kitab Kehidupan:
Ada yang menganggap ini adalah Clement of Rome, tetapi ini hanyalah
suatu spekulasi.
Penerapan:
Orang yang sering membanggakan dirinya karena dirinya adalah Pendiri,
Synode / Majelis / Pengurus, Pendeta / Penginjil dari suatu gereja, harus
belajar untuk rendah hati seperti Paulus!
Penerapan:
Apakah saudara mempersoalkan apakah nama saudara tercantum di gereja
(sebagai anggota gereja, majelis, pengurus dll) atau tidak? Ini tidak penting
untuk keselamatan saudara! Yang penting adalah apakah nama saudara tercantum
dalam Kitab Kehidupan atau tidak! Ada banyak orang yang namanya tercantum
di gereja, tetapi tidak dalam Kitab Kehidupan! Apa gunanya? Bukankah lebih
baik seperti kawan-kawan sekerja Paulus ini, dan juga seperti penjahat
yang bertobat di salib, yang namanya tidak tercantum dalam gereja, tetapi
tercantum dalam Kitab Kehidupan?
Tercantumnya nama mereka dalam Kitab Kehidupan jelas membuktikan bahwa mereka adalah orang pilihan dan orang kristen yang sejati!
Adanya keretakan di antara mereka, tidak membuktikan bahwa mereka adalah
orang kafir! Ingat bahwa Paulus dan Barnabas yang begitu rohanipun, bisa
mengalami perpecahan (Kis 15:35-39).
3) Mereka adalah orang kristen yang aktif (ay 3).
a) Sekalipun mereka adalah orang perempuan, tetapi mereka melayani / mengabarkan Injil!
Seringkali orang perempuan menganggap bahwa pelayanan adalah tugas orang
laki-laki, sedangkan diri mereka tidak perlu melayani, karena mereka adalah
orang yang lemah. Ini jelas merupakan ang-gapan yang salah. Bagi saudara
yang perempuan, tirulah 2 orang ini! Dan bagi saudara yang laki-laki, tidak
malukah saudara 'menganggur' padahal 2 perempuan ini melayani?
b) Dua perempuan ini betul-betul melayani mati-matian.
Ay 3: 'berjuang' (Lit: 'struggle').
Ini menunjukkan suatu perjuangan yang mati-matian, bahkan suatu pergumulan!
Memang pelayanan, apalagi Pekabaran Injil, tidak bisa dilakukan dengan santai, asal-asalan, setengah hati dsb!
Harus ada usaha maximal dalam:
Penerapan:
Apakah saudara sudah berjuang mati-matian dalam pelayanan / Pekabaran
Injil? Berapa hebatnya saudara berusaha dalam Pekabaran Injil / mengajak
orang ke gereja? Berapa banyak saudara berdoa untuk mendukung pelayanan
saudara / gereja saudara? Apakah saudara berusaha meningkatkan mutu pelayanan
saudara? Apakah saudara berusaha mati-matian dalam pengudusan diri?
II) Hubungan Euodia dan Sintikhe:
Dari ay 3, dimana dikatakan bahwa dahulu mereka berjuang bersama-sama
dengan Paulus dalam Pekabaran Injil, maka dapatlah disimpulkan bahwa dahulu
mereka mempunyai hubungan yang baik. Tetapi, sekarang hubungan mereka berubah.
Apa yang terjadi di antara mereka?
Dalam ay 2 dikatakan bahwa Paulus menasehati mereka supaya 'sehati sepikir dalam Tuhan'.
NASB: 'to live in harmony in the Lord' (= hidup dalam keharmonisan di dalam Tuhan).
NIV: 'to agree with each other in the Lord' (= setuju satu dengan yang lain di dalam Tuhan).
Lit: 'to think the same thing in the Lord' (= memikirkan hal
yang sama di dalam Tuhan).
Paulus tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi, saling mengampuni / memaafkan dsb.
Jadi, rupa-rupanya mereka bukan saling membenci, bermusuhan, gegeran
secara terbuka dsb. Di antara mereka mungkin hanya ada keretakan yang disebabkan
oleh ketidakcocokan dalam cara bekerja, dan ini mungkin sekali menyangkut
hal yang bukan prinsip, tetapi hanya perbedaan kebijaksanaan saja (kalau
soal prinsip, pasti Paulus menegur pihak yang salah!). Ini justru merupakan
sesuatu yang harus disayangkan! Kita harus berani mengorban-kan perdamaian,
kalau itu mempersoalkan sesuatu yang prinsip. Toleransi dalam hal yang
prinsip, sebetulnya bukanlah toleransi, tetapi kompromi, dan ini adalah
dosa! Tetapi, kalau hanya mengenai perbedaan cara kerja / kebijaksanaan
dsb, maka kita harus saling toleransi!
III) Sikap dan tindakan Paulus:
1) Dari apa yang Paulus lakukan dalam ay 2-3, terlihat bahwa ia
mengang-gap keretakan ini sebagai sesuatu yang serius. Ini disebabkan karena:
a) Ciri kekristenan / orang kristen bukanlah sekedar tidak benci / tidak
bermusuhan, tetapi kasih (Yoh 13:35).
b) Hubungan kita dengan sesama saling mempengaruhi dengan hubung-an
kita dengan Tuhan.
Dalam Kej 3, setelah dosa masuk dan merusak hubungan Allah dan
manusia, maka hubungan Adam dengan Hawa langsung ter-pengaruh (Kej 3:12),
dan sebentar lagi terjadi pembunuhan oleh Kain terhadap Habel (Kej 4).
Penerapan:
Jangan meremehkan hubungan saudara dengan Allah! Kalau saudara ingin
hubungan saudara dengan keluarga saudara baik, maka saudara dan keluarga
saudara harus sama-sama mendekat kepada Allah!
Keretakan antara Euodia dan Sintikhe sedikit banyak akan me-renggangkan
hubungan mereka dengan Allah!
c) Keretakan antara mereka berdua menyebabkan mereka sukar / tidak bisa
bekerja sama. Dan ini akan mempengaruhi pelayanan dari seluruh gereja Filipi!
d) Keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti
kebencian, pertengkaran yang terbuka dsb!
2) Paulus menasehati kedua-duanya (ay 2).
a) Ia tidak hanya menasehati salah satu saja.
Kalau si A merugikan / menyakiti si B sehingga si B menjadi jengkel
/ marah / membalas, maka tidak adil kalau kita hanya menegur si B saja.
Kita harus menegur si B supaya tetap sabar, tetapi kita juga harus menegur
si A supaya berhenti merugikan / menyakiti si B.
b) Paulus sendiri turun tangan untuk menasehati.
Apakah saudara hanya mau tugas yang enak saja dalam melayani Tuhan?
Kalau ya, ingatlah bahwa pelayanan tanpa pengorbanan, bukanlah pelayanan!
Apakah saudara sering mengoperkan pelayanan kepada orang lain?
c) Nasehatnya: supaya mereka sehati sepikir dalam Tuhan.
Paulus tidak menghendaki yang manapun dari 2 hal tersebut di atas. Ia
menghendaki supaya mereka sehati-sepikir dalam Tuhan.
Nasehat Paulus ini menunjukkan bahwa semua perpecahan bisa diperdamaikan di dalam Tuhan, asalkan kedua pihak mau. Karena itu dalam persoalan seperti ini, hati-hatilah dengan sikap:
Ini menyebabkan tidak bisanya terwujud perdamaian.
3) Paulus minta tolong orang lain untuk menolong Euodia dan Sintikhe (ay 3).
Ay 3 ini diterjemahkan secara beraneka ragam:
Kitab Suci Indonesia (TB): 'Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia, tolonglah mereka'.
Kitab Suci Indonesia (TL): 'Bahkan, kepada engkaupun, hai (Sinsigus) temanku yang benar, aku mintalah menolong kedua perempuan itu'.
NIV: 'Yes, and I ask you, loyal yoke-fellow, help these women' (= Ya, dan kuminta kepadamu, teman sekerja yang setia, tolonglah perempuan-perempuan ini).
Untuk kata-kata yang saya garisbawahi, NIV memberikan footnote 'loyal Syzyangus'.
Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris yang lain, tidak ada kata
Sunsugos / Sinsigus / Syzyangus.
Terjemahan-terjemahan itu bisa berbeda satu sama lain, karena kata Yunani yang diterjemahkan 'teman / yoke-fellow' adalah SUZUGE.
Ada beberapa penafsiran tentang kata ini:
a) Itu adalah nama orang.
Alasannya:
Kalau memang penafsiran ini benar, maka ay 3 itu seharusnya berbu-nyi:
'Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos yang setia, tolonglah mereka'
(kata 'teman' harus dihapuskan!).
b) Itu bukan nama orang.
Alasannya:
Kalau penafsiran ini yang benar, maka ay 3 itu seharusnya berbunyi: 'Bahkan, kuminta kepadamu juga, teman yang setia, tolonglah mereka' (kata 'Sunsugos' harus dihapuskan).
Kebanyakan penafsir mengambil pandangan ini!
c) Clement of Alexandria menganggap bahwa yang Paulus maksudkan dengan 'teman / yoke-fellow' adalah istri Paulus. (yoke = kuk; fellow = teman / sesama).
Tetapi ada 2 hal yang tidak memungkinkan pandangan ini:
Catatan: Paulus memang pernah punya istri. Alasannya: ia dulu
anggota Mahkamah Agama Yahudi, dan 'sudah kawin' merupakan persyaratan
keanggotaan. Tetapi mungkin istrinya mati atau mencerai-kannya ketika ia
menjadi orang kristen.
Kita tak tahu dengan pasti siapa orang itu. Yang penting adalah bahwa
setelah Paulus menasehati Euodia dan Sintikhe, Paulus masih minta tolong
lagi kepada seseorang untuk menolong Euodia dan Sintikhe. Ini menunjukkan
bahwa ia berusaha mati-matian untuk membereskan persoalan itu!
Penerapan:
Penutup:
Maukah saudara menjadi pembawa damai? Firman Tuhan berkata:
'Berba-hagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak
Allah' (Mat 5:9).
email us at : gkri_exodus@mailcity.com