Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
FILIPI 4:6-7
Pendahuluan:
Orang dunia melakukan segala hal untuk bisa mendapatkan kebahagiaan,
tetapi yang mereka dapatkan hanyalah kebahagiaan / kesenangan yang semu,
yang bersifat lahiriah (ada di luar saja) dan sementara. Kitab Suci dengan
jelas menunjukkan bahwa damai hilang karena masuknya dosa ke dalam dunia
(Kej 3:6-10) dan bahwa orang berdosa / fasik tidak mungkin bisa mempunyai
damai / kebahagiaan yang sejati (Yes 48:22 Amsal 28:1a).
Tetapi Yesus mengundang semua orang berdosa untuk datang kepadaNya dengan
janji bahwa orang yang mau datang kepadaNya akan mendapatkan damai (Mat 11:28-29),
dan Ia juga berkata bahwa damai yang Ia berikan tidak sama dengan damai
yang diberikan oleh dunia (Yoh 14:27), dan itu menunjukkan bahwa damai
yang Ia berikan adalah damai yang sejati, yang ada di dalam hati dan yang
bersifat kekal!
Tetapi, adalah suatu fakta bahwa damai yang ada pada diri kita sebagai
orang-orang kristenpun sering mengalami pasang surut, bahkan kadang-kadang
hilang sama sekali, dan digantikan dengan rasa sedih, takut, kuatir, gelisah,
sumpek, putus asa, depresi dsb! Mengapa demikian?
1) Karena damai terjadi di dalam diri kita kalau ada persekutuan yang baik antara kita dengan Allah.
Pada waktu kita percaya Yesus, kita diperdamaikan dengan Allah, dan
karena itu kita mengalami damai. Tetapi dalam hidup kristen kita, kalau
kita berbuat dosa, apalagi kalau kita dengan sengaja memegangi dosa-dosa
ter-tentu, maka sekalipun kita tetap adalah anak Allah dan kita tidak kehilangan
keselamatan kita, tetapi persekutuan kita dengan Allah menjadi rusak. Dan
ini menyebabkan surutnya / hilangnya damai di dalam diri kita itu! (bdk.
Yes 48:18).
2) Damai adalah salah satu dari buah Roh Kudus (Gal 5:22).
Disebut 'buah' menunjukkan bahwa damai itu membutuhkan waktu untuk bisa
bertumbuh menjadi besar dan matang sehingga menjadi damai yang tidak tergoyahkan
oleh situasi dan kondisi apapun. Dan jelas juga ada hal-hal yang harus
kita lakukan untuk menumbuhkan damai sehingga mencapai tingkat seperti
itu.
Bacaan Kitab Suci hari ini menunjukkan adanya hal-hal yang harus kita
lakukan sehingga bisa mempunyai damai yang tak tergoyahkan.
I) Jangan kuatir tentang apapun juga (ay 6a):
1) Takut / kuatir jelas merupakan dosa, karena takut / kuatir menunjukkan
ketidakpercayaan kepada Allah (bdk. Mat 6:25-34 8:26). Disamping itu, takut
/ kuatir jelas bertentangan sekali dengan damai. Dimana ada rasa takut
/ kekuatiran, pasti tidak ada damai.
2) Ada juga orang-orang yang tidak takut / kuatir, tetapi ini disebabkan
karena mereka bergantung / berharap pada harta mereka, diri mereka sendiri
/ orang lain. Ini justru adalah hal yang dikecam oleh Tuhan. Tuhan ingin
kita tidak takut / kuatir karena kita percaya kepada Dia (bdk. Yes
31:1 Yer 17:5-8 bdk. Maz 23:4).
3) Supaya kita bisa tidak takut / kuatir, maka kita harus mengenal Tuhan
dengan benar, khususnya kasihNya, kesetiaanNya, kemahakuasaanNya, kebijaksanaanNya
dan kedaulatanNya. Karena itu maulah mendengar / belajar pelajaran doktrinal
tentang sifat-sifat Allah, dan jangan mengang-gap itu sekedar sebagai pelajaran
teoritis yang tidak berguna dalam hidup sehari-hari.
II) Berdoa dengan ucapan syukur (ay 6b):
Saya akan membahas ay 6b ini bagian per bagian:
1) 'Tetapi nyatakanlah ... kepada Allah dalam doa dan permohonan' (ay 6).
Kata 'tetapi' selalu mengkontraskan bagian yang sebelumnya dan bagian
yang sesudahnya. Jadi, dalam ay 6 ini, kata 'tetapi' itu mengkontraskan
'kuatir' (ay 6a) dengan 'doa' (ay 6b)!
Tyndale Commentary:
'Anxiety and prayer are more opposed to each other than fire and
water' (= kekuatiran dan doa lebih bertentangan satu dengan yang lain
dibandingkan dengan api dan air).
Banyak berdoa membuat kita kuat menghadapi problem / bahaya, dan sebaliknya,
jarang / tidak berdoa membuat kita semakin lemah dan semakin mudah kuatir.
Seseorang mengatakan:
'Seven days without prayer makes one weak' (= tujuh hari tanpa
doa membuat seseorang jadi lemah).
Ini adalah permainan kata yang indah, karena 7 hari sebetulnya adalah
one week (= satu minggu), tetapi 7 hari tanpa doa membuat seseorang
menjadi weak (= lemah).
Karena itu, setiap kali dalam diri saudara timbul rasa takut / kuatir karena timbulnya suatu problem / bahaya, maka ceritakanlah semuanya kepada Allah dalam doa! (bdk. 1Pet 5:7 - 'Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu').
Dalam Kitab Suci kita melihat banyak orang yang melakukan hal ini, dan mereka menang!
Maukah saudara meniru apa yang mereka lakukan?
2) 'Segala hal' (ay 6).
a) Kita harus membawa segala hal dalam doa kepada Tuhan. Itu berarti
bahwa kita harus / boleh membawa baik hal yang besar maupun kecil kepada
Tuhan!
William Barclay:
'There is nothing too great for God's power; and nothing too small
for his fatherly care' (= tidak ada yang terlalu besar untuk kuasa
Allah, dan tidak ada yang terlalu kecil untuk kasih / perhatian kebapaanNya).
b) Kita tidak boleh takut / sungkan untuk meminta sesuatu yang besar
kepada Allah! Sebetulnya dengan kita berani meminta sesuatu yang besar
kepada Allah, maka kita menghargai / mengakui kebesaran Allah yang sanggup
memberikan hal yang bagaimanapun besarnya.
Illustrasi:
Pada jaman Alexander yang Agung ada seorang ahli filsafat. Suatu hari ahli filsafat ini mengalami problem keuangan, dan Alexander yang Agung menyatakan akan memberikan apapun yang ia minta. Ahli filsafat itu lalu meminta 10.000 pounds! Bendahara kaget melihat jumlah sebesar itu, dan meminta pertimbangan dari Alexander yang Agung. Tetapi Alexander yang Agung berkata: "Bayarkanlah jumlah itu dengan segera. Aku senang dengan cara berpikir dari ahli filsafat itu, karena dengan meminta jumlah sebesar itu, terlihat bahwa ia mempunyai pemikiran yang tinggi tentang kebesaran dan kekayaanku".
Seringkali orang kristen tak berani meminta sesuatu yang besar kepada
Tuhan, bukan karena mereka tidak tamak, tetapi karena mereka tidak percaya
akan kemahakuasaan Tuhan!
c) Juga, kalau Tuhan menyuruh kita untuk membawa segala hal dalam doa
kepadaNya, maka itu memberikan jaminan kepada kita bahwa Ia tidak mungkin
bosan dengan permintaan / doa kita. Karena itu, di dalam berdoa kepada
Tuhan, jangan sekali-kali berpikir bahwa Tuhan bisa bosan mendengar doa
saudara!
Tyndale Commentary:
'The whole burden of the whole life of every man may be rolled on to God and not weary him, though it has wearied the man' (= seluruh beban dari seluruh kehidupan dari setiap orang boleh dibawa kepada Allah dan tidak akan membosankan Dia, sekalipun hal itu membosankan orang itu).
Penerapan:
Adakah hal yang sudah lama sekali saudara doakan, sampai saudara sendiri
sudah bosan mendoakannya sehingga saudara ingin berhenti mendoakan hal
itu? Teruskanlah mendoakan hal itu (asal itu bukanlah permintaan yang bertentangan
dengan Firman Tuhan) dengan perca-ya bahwa sekalipun saudara sendiri sudah
bosan mendoakannya, Allah tidak akan bosan mendengarnya!
d) Kalau kita betul-betul membawa 'segala hal' kepada Tuhan, maka kita pasti harus menggunakan banyak sekali waktu untuk berdoa. Kalau saudara hanya berdoa kurang dari 5 menit setiap hari, maka saudara pasti tak mungkin bisa mentaati ay 6 ini!
Tetapi kebanyakan orang kristen bukannya menggunakan banyak waktu untuk
berdoa, tetapi untuk bersungut-sungut!
Seseorang mengatakan:
"If christians spent so much time praying as they do grumbling,
they would soon have nothing to grumble about" (= kalau orang-orang
kristen mengguna-kan begitu banyak waktu untuk berdoa sama seperti yang
mereka gunakan untuk bersungut-sungut, maka dalam waktu singkat tidak ada
lagi hal untuk mana mereka perlu bersungut-sungut).
3) 'Keinginanmu' (ay 6). Ini terjemahan yang kurang tepat!
NIV / NASB / Lit: 'requests' (= permintaan-permintaanmu).
Kata ini ada dalam bentuk jamak, dan lagi-lagi menunjukkan bahwa kita
harus banyak berdoa / meminta.
4) 'Dengan ucapan syukur' (ay 6).
Ada orang-orang yang banyak berdoa kepada Tuhan, tetapi mereka memenuhi doa mereka dengan keluhan-keluhan dan sungut-sungut, seakan-akan mereka punya alasan untuk menuduh dan menyalahkan Tuhan. Ini adalah doa yang dinaikkan tanpa iman / trust kepada Tuhan!
Kalau dalam diri kita ada iman / trust pada Tuhan (pada kasih,
kesetiaan, kebijaksanaan Tuhan, juga pada Ro 8:28), dan kalau dalam
diri kita ada ketundukan pada kehendak Allah, maka kita bisa berdoa dengan
mengucap syukur, tidak peduli apapun jawaban Tuhan atas doa kita.
III) Damai (ay 7):
Kalau kita mau dan bisa melaksanakan seluruh ay 6, maka akibatnya
adalah ay 7!
1) 'Damai sejahtera Allah' (ay 7).
2) 'Melampaui segala akal' (ay 7).
Damai yang dari Allah itu dikatakan melampaui segala akal, karena itu tidak akan bisa dimengerti, khususnya oleh orang dunia! Dalam situasi dimana orang seharusnya takut / kuatir, maka orang kristen yang mau dan bisa melakukan ay 6 itu bisa tetap damai dan sukacita!
Contoh: Mat 8:24b Kis 5:41 12:6 16:25.
Kalau kita bisa mempunyai damai yang seperti ini, maka ini akan menjadi
kesaksian tersendiri bagi orang-orang kafir di sekitar kita, dan bahkan
mungkin bisa menarik mereka untuk datang kepada Kristus!
3) 'Akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus' (ay 7).
KJV / RSV: 'keep' (= menjaga / memelihara).
NIV / NASB: 'guard' (= menjaga / mengawal).
Terjemahan NIV / NASB lebih tepat karena kata Yunaninya merupakan suatu istilah militer.
Jadi, kalau kita mau dan bisa melakukan ay 6, maka damai sejahtera
Allah itu akan mengawal hati dan pikiran kita sama seperti sepasukan tentara
mengawal sebuah benteng, sehingga kita akan tetap mempunyai damai dalam
situasi dan kondisi apapun!
Penutup:
Artinya, sekalipun keadaan sebetulnya tenang-tenang saja, tetapi mereka tetap gelisah / takut / kuatir dsb (bdk. Amsal 28:1 - 'orang fasik lari sekalipun tidak ada yang mengejar').
Ini adalah orang kristen yang hatinya tergantung situasi dan kondisi. Kalau keadaan baik-baik saja, maka mereka mengalami damai. Tetapi begitu keadaan menjadi buruk, maka mereka menjadi kuatir / gelisah / takut dsb.
email us at : gkri_exodus@mailcity.com