oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Penjahat-penjahat itu ‘digantung’ (ay 39).
Dari istilah ‘digantung’ ini Adam Clarke menafsirkan bahwa berbeda dengan Kristus
yang betul-betul disalibkan (dipaku pada kayu salib), maka penjahat-penjahat
itu hanya diikatkan pada kayu salib, dan karena itu Kristus mati lebih cepat
dari mereka (Yoh 19:31-33).
Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran
Adam Clarke ini karena:
·
Mat 27:44 mengatakan
penjahat-penjahat itu ‘disalibkan’.
·
Dalam Luk 23:33, kata
kerja ‘menyalibkan’ digunakan baik untuk Yesus, maupun untuk kedua penjahat
tersebut.
·
Dalam Yoh 19:31, kata ‘tergantung’ digunakan untuk ketiga orang tersebut.
Kesimpulannya: kata ‘disalibkan’ dan ‘digantung’ digunakan
secara interchangeable (= bisa
dibolak balik).
2) ‘Menghujat’
(ay 39).
Mat 27:44 dan Mark 15:32
menggunakan kata ‘mencela’, tetapi Luk 23:39 menggunakan kata yang
jauh lebih keras yaitu ‘menghujat’. Ini
menunjukkan:
·
Lukas tidak menceritakan
bagian yang persis sama dengan yang diceritakan oleh Matius dan Markus.
·
Penjahat ini betul-betul
orang yang keterlaluan. Sudah mau mati masih menghujat orang lain. Andaikatapun
Yesus memang adalah seorang penipu / penjahat, apa perlunya ia menghujat Yesus?
Ini adalah contoh orang yang bertekun dalam dosa sampai mati! Apakah saudara
adalah orang yang bertekun dalam dosa seperti penjahat ini?
3) Hujatannya (ay 39).
·
‘Bukankah Engkau adalah Kristus?’.
Ini jelas diucapkan dengan nada mengejek,
dan karena itu justru menunjukkan ketidakpercayaannya bahwa Yesus adalah
Kristus / Mesias.
·
‘Selamatkanlah diriMu dan kami’.
Sekalipun ini juga bisa diucapkan sebagai
ejekan, tetapi mungkin sekali dalam dirinya ada keinginan untuk betul-betul
diselamatkan oleh Yesus.
Dua pernyataan tersebut di atas adalah dua
pernyataan yang kontradiksi! Ia tidak percaya Yesus, tetapi ia ingin
diselamatkan. Itu mustahil bisa terjadi, karena Yesus sendiri berkata: ‘Jikalau kamu tidak percaya
bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu’ (Yoh 8:24b). Mengapa demikian? Karena tanpa memiliki
Yesus sebagai Penebus / Juruselamat dosa saudara, maka saudara sendirilah yang
harus membayar hutang dosa saudara!
Penerapan:
Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus,
jangan berharap saudara bisa selamat! Kalau saudara ingin selamat, percayalah
dan datanglah kepada Yesus! Ia adalah satu-satunya jalan ke surga
(Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12).
1) Dalam Mat 27:44 /
Mark 15:32 dikatakan bahwa kedua penjahat itu mencela Yesus, tetapi dalam
Luk 23:39-42 dikatakan bahwa hanya satu penjahat yang menghujat Yesus,
sedangkan yang satunya justru menegur temannya itu, dan lalu menyatakan imannya
kepada Yesus.
Bagaimana cara mengharmoniskan
Mat 27:44 / Mark 15:32 dengan Luk 23:39-42? Ada beberapa cara:
·
Calvin menganggap bahwa
Matius dan Markus menggunakan gaya bahasa synechdoche,
dimana sekalipun mereka menuliskan seluruhnya (kedua penjahat), tetapi yang dimaksud
adalah sebagian (salah satu penjahat).
Gaya bahasa seperti ini sering dipakai
bahkan dalam pembicaraan sehari-hari, misalnya: kalau kesebelasan sepak bola
Indonesia kalah, maka orang berkata ‘Indonesia kalah’.
·
Dalam Kitab Suci
kadang-kadang bentuk plural / jamak
bisa diartikan sebagai bentuk singular
/ tunggal.
Contoh: kata ‘mereka’ dalam Mat 2:20 jelas menunjuk pada satu orang,
yaitu Herodes (Mat 2:19).
·
Matius dan Markus hanya
menceritakan bagian awalnya, sedangkan Lukas hanya menceritakan bagian akhirnya.
Jadi, mula-mula kedua penjahat itu mencela
Yesus (Mat 27:44 / Mark 15:32), tetapi akhirnya salah satu bertobat,
dan yang satunya bahkan menjadi bertambah jahat sehingga lalu menghujat Yesus, dan ini menyebabkan penjahat
yang bertobat itu menegur dia (Luk23:39-41).
Saya sangat condong
pada penafsiran yang ke 3 ini.
2) Faktor-faktor yang menghalangi dan
mendukung pertobatan penjahat tersebut.
a) Faktor yang menghalangi
pertobatannya:
Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah, Mesias,
Raja, dan Juruselamat itu, pada saat itu sedang tergantung dengan tak berdaya
di atas kayu salib. Menurut logika duniawi, ini tentu hal yang menggelikan!
b) Faktor-faktor yang mendukung
pertobatannya:
·
rasa takut kepada Allah
pada saat ia mau mati (ay 40).
Ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan
Injil kita juga perlu memberitakan tentang keadilan Allah, hukuman Allah,
kengerian neraka dsb, supaya orang yang kita injili itu menjadi takut dan
bertobat.
·
Sikap dan kesucian Yesus
yang terlihat mulai saat Ia dicambuki, digiring, disalibkan dsb (ay 41b).
*
Yesus diejek, dihina tetapi
tidak membalas.
*
pada waktu paku menembus
tangan dan kaki, orang hukuman itu biasanya melontarkan segala macam kutukan, sumpah
serapah dan cacian. Tetapi untuk Yesus, mungkin pada saat itu Ia justru
berkata: ‘Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’ (Luk 23:34a).
*
dalam mengalami semua
penderitaanNya, Yesus tidak takut tetapi tetap tenang dan berserah kepada
BapaNya.
Kalau saja kita bisa mempunyai sikap dan
kesucian seperti ini, maka pasti kitapun akan menarik banyak orang datang
kepada Yesus! Maukah saudara berusaha meneladani sikap dan kehidupan Yesus?
·
Firman yang pernah ia
dengar, baik secara langsung atau tak langsung, dari Yesus (ay 42 bdk. Mat
24:30 25:31). Pada saat ia mendengarnya, ia tidak bertobat. Tetapi sekarang
pada saat ia mau mati, ia menanggapinya dan bertobat!
Ini suatu hal yang harus selalu kita
pikirkan pada saat kita memberitakan Injil dan ditolak. Sekalipun pada saat itu
orang yang kita injili itu menolak, tetapi tetap ada kemungkinan bahwa
dikemudian hari ia bertobat. Jadi jangan kecewa, putus asa, apalagi berhenti
memberitakan Injil, pada waktu saudara mengalami penolakan.
·
pekerjaan Roh Kudus dalam
dirinya.
Ini jelas harus ada, karena tanpa ini tak
seorangpun bisa datang kepada Yesus (bdk. Yoh 6:44,65 1Kor 12:3).
3) Imannya.
a) Imannya terlihat dari:
·
ia sadar bahwa kematian
bukan akhir dari segala-galanya (ay 40,42).
Apakah saudara juga menyadari hal ini?
·
ia sadar bahwa Allah itu
adil dan akan menghukum orang berdosa (ay 40).
Ada banyak orang hanya menyoroti kasih
Allah saja, sehingga mereka mengabaikan keadilan dan penghukuman Allah!
Bagaimana dengan saudara?
·
Ia sadar dirinya adalah
orang yang berdosa dan patut dihukum (ay 41a).
Apakah saudara menganggap diri saudara baik
dan layak masuk surga? Kalau ya, saudara justru pasti akan masuk neraka!
·
ia percaya bahwa Yesus
adalah orang benar (ay 41b).
Dengan demikian ia pasti juga percaya bahwa
claim Yesus, yang menyatakan diriNya sebagai Mesias dan Anak Allah,
pasti juga benar.
Apakah saudara percaya akan hal-hal ini?
·
ia percaya bahwa Yesus akan
datang sebagai Raja pada kedatanganNya yang keduakalinya (ay 42).
Mengomentari ayat ini Calvin berkata: kalau
penjahat itu bisa menerima Yesus sebagai Raja pada saat Yesus sedang terpaku di
atas kayu salib, maka celakalah kita kalau sekarang setelah Yesus bangkit, naik
ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, kita tidak menerimaNya sebagai Raja
dalam kehidupan kita.
·
ia menyerahkan keselamatan
jiwanya kepada Yesus (ay 42).
Perhatikan bahwa ia tidak mempersoalkan
keselamatan jasmaninya seperti penjahat yang pertama (ay 39), tetapi
mempersoalkan jiwanya setelah ia mati!
Jaman sekarang ada begitu banyak gereja /
hamba Tuhan, orang kristen yang hanya menekankan manfaat Yesus bagi hidup
sekarang ini, seperti memberikan kesembuhan, memberikan berkat / kekayaan,
menolong dari problem dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka renungkan
kata-kata Paulus dalam 1Kor15:19 yang berbunyi: ‘Jikalau kita hanya
dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah
orang-orang yang paling malang dari segala manusia’.
Renungkanlah: apakah saudara sudah percaya kepada
Yesus demi keselamatan jiwa saudara pada hidup yang akan datang?
b) Bukti imannya.
Sekalipun hidup penjahat ini sudah tinggal
sangat singkat, tetapi tetap saja ada pengudusan yang membuktikan kesejatian
imannya.
·
Tadi, bersama-sama penjahat
yang satunya, ia mencela Yesus (Mat 27:44 Mark 15:32). Tetapi sekarang,
pada waktu penjahat satunya itu menghujat Yesus, ia bukan saja tidak ikut
menghujat, tetapi ia bahkan berani menegur temannya itu (ay 39-41).
Ada banyak orang yang tidak berani menegur
anaknya yang melakukan kesalahan yang dulu ia sendiri juga lakukan (misalnya
tidak jujur dalam ulangan). Tetapi penjahat ini, baru saja mencela Yesus,
tetapi sekarang berani menegur temannya yang menghujat Yesus. Ini sesuatu yang
luar biasa!
·
Ia adalah orang yang tahu
diri dan rendah hati! Berbeda dengan Yakobus dan Yohanes yang minta duduk di
kiri dan kanan Yesus (Mark 10:35-37), penjahat ini hanya minta ‘diingat’ oleh Yesus (ay 42).
Ini harus kita tiru, bahkan kalau dalam
hidup ini kita sudah banyak melakukan banyak hal untuk Tuhan (bdk. Luk
17:7-10).
Penerapan:
Adanya pengudusan menunjukkan kesejatian
iman penjahat itu (bdk. Yak 2:17,26).
Bagaimana dengan iman saudara? Apakah juga
disertai dengan pengudusan / perbuatan baik / ketaatan yang membuktikan kesejatiannya?
Kalau tidak, jangan pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan!
1) Yesus tidak menjawab ketika dicela
/ dihujat, tetapi pada waktu Ia melihat ada penjahat yang membutuhkan firman
Tuhan, bimbingan dan hiburan, Ia menjawabnya! Kalau kita mungkin terbalik! Pada
saat ada orang mencela, kita menjawabnya, tetapi pada waktu ada orang
membutuhkan firman Tuhan, hiburan dan bimbingan, kita bungkam seribu bahasa!
Juga perlu saudara perhatikan bahwa
kata-kata Yesus ini bukan sekedar hiburan kosong yang tidak benar! Ini adalah
kebenaran, yang pasti melegakan sekali bagi penjahat itu.
Penerapan:
Berusahalah untuk menghibur orang, tetapi
jangan memberikan hiburan kosong yang tidak benar. Itu sama dengan dusta!
2) Perhatikan bahwa dalam penderitaan
yang luar biasa hebatnya, dan dalam detik-detik terakhir hidupNya, Yesus tetap
melayani BapaNya dan sesama manusiaNya.
Berbeda dengan penjahat yang pertama, yang
bertekun dalam dosa sampai pada akhir hidupnya, maka Yesus tekun dalam berbuat
baik / melayani sampai pada akhir hidupNya!
Penerapan:
Apakah saudara bertekun dalam berbuat baik
/ melayani, atau dalam berbuat dosa?
3) Firdaus adalah surga, bukan tempat
penantian.
Dasarnya:
Kata ‘Firdaus’
berasal dari kata bahasa Yunani PARADEISOS, yang dalam bahasa Inggris
diterjemahkan paradise.
Kata Yunani itu muncul hanya 3 x dalam
Perjanjian Baru, yaitu dalam Luk 23:43 ini, dalam 2Kor 12:4 dan dalam
Wah 2:7.
·
dalam 2Kor 12:4, kalau
kita membandingkannya dengan 2Kor 12:2, maka jelas bisa kita dapatkan
bahwa Firdaus = surga.
·
dalam Wah 2:7
dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sedangkan
dari Wah 22:2,14,19 terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga.
Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus = surga!
Kalau dalam 2 ayat itu Firdaus menunjuk
pada surga, maka jelas bahwa dalam Luk 23:43 juga harus diartikan sebagai
surga! Juga Yesus pada saat mati menyerahkan rohNya kepada BapaNya, dan ini
menunjukkan bahwa roh manusia Yesus pasti pergi ke surga. Kalau ternyata
penjahat itu masuk Firdaus, yang bukan surga, maka itu berarti janji Yesus
kepadanya untuk bersama-sama dalam Firdaus, tidak tergenapi.
Kalau Firdaus menunjuk pada surga, maka ini
menunjukkan bahwa:
a) Pada saat Yesus mati, Ia langsung
pergi ke surga (bdk. Luk 23:46).
Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus tidak
turun kemana-mana, baik ke neraka ataupun kerajaan maut atau tempat penantian!
Kalau demikian, apa artinya kata-kata
‘turun ke neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli? Calvin
mengatakan bahwa kalimat ini menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh
Yesus, pada saat Ia masih hidup / terpancang di atas kayu salib, tepatnya pada
saat Ia berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’. Ingat bahwa di neraka orang
terpisah dari Allah (bdk. 2Tes 1:9). Karena itu, pada saat Yesus terpisah dari
Allah, Ia dikatakan ‘turun ke neraka’.
Jadi Calvin beranggapan bahwa 12 Pengakuan
Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Yesus secara jasmani yang
terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius
Pilatus, mati dan dikuburkan’. Setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu
menunjukkan penderitaan Yesus secara rohani yang tidak terlihat oleh mata
manusia, yaitu ‘turun ke neraka’.
Keberatan: kalau memang Yesus langsung
kesurga pada saat mati, mengapa setelah Ia bangkit Ia mengatakan bahwa Ia belum
pergi kepada Bapa (Yoh 20:17)?
Jawab:
Kata-kata ‘janganlah
engkau memegang Aku’ dalam Yoh 20:17
tidak mungkin berarti bahwa Ia tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena, karena
Ia membiarkan murid-murid dan perempuan-perempuan yang lain menyentuhNya
setelah Ia bangkit (Mat 28:9b Luk
24:39-40 Yoh 20:27). Jadi
kata-kata itu maksudnya adalah ‘jangan menahan / nggandoli Aku’.
Sedangkan kata-kata ‘belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang (antara kematian dan
kebangkitan), tetapi menunjuk ke depan, pada kenaikanNya ke surga (perhatikan
Yoh 20:17b yang jelas berbicara tentang kenaikanNya ke surga).
Jadi Yesus, yang tahu bahwa Maria Magdalena
itu bermaksud menahan Dia selama-lamanya di dunia ini, berkata ‘jangan menahan / nggandoli
Aku, karena Aku harus naik ke surga / pergi kepada Bapa!’.
Dengan demikian, Yoh 20:17 ini tidak menunjukkan
bahwa antara kematian dan kebangkitan, Yesus tidak pergi ke surga!
b) Pada saat mati, penjahat yang
bertobat itu (dan juga semua orang yang betul-betul percaya kepada Yesus)
langsung masuk ke surga (hanya roh / jiwanya, sedangkan tubuhnya menunggu
kedatangan Kristus yang keduakalinya).
Ini menunjukkan bahwa:
·
api pencucian itu tidak
ada!
*
doktrin tentang api
pencucian sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci!
*
kalau memang api pencucian
itu ada, maka pasti penjahat ini harus lama sekali berada di situ!
*
doktrin api pencucian
menghina penebusan Kristus yang sudah membereskan semua dosa-dosa kita!
·
doktrin yang mengajarkan
bahwa antara kita mati sampai Kristus datang kembali jiwa / roh kita tidur,
adalah doktrin yang salah! Perhatikan bahwa baik Lazarus maupun orang kaya
dalam Luk16:19-31 sama-sama sadar dan tidak tidur! Juga mereka tidak ada di
kuburan tetapi sudah ada di surga / neraka!
·
doktrin yang mengajarkan
adanya tempat penantian, juga adalah ajaran yang salah.
Kalau memang Firdaus berarti tempat
penantian, dan penjahat itu masuk tempat penantian lebih dulu, itu berarti
bahwa Kristus juga pergi ke tempat penantian. Apa gerangan yang Ia lakukan
disana?
Perhatikan juga bahwa penjahat itu hanya
minta supaya Kristus mengingat Dia. Kapan? Pada saat Kristus datang kembali!
Tetapi bagaimana jawaban Yesus? ‘Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!’ Kapan? ‘Hari ini!’.
c) Penjahat itu selamat / masuk surga
sekalipun ia bertobat pada saat terakhir hidupnya.
Memang, selama saudara masih hidup, saudara
bisa bertobat dan datang kepada Yesus, dan saudara akan diselamatkan. Tetapi,
jangan secara sengaja menunda pertobatan saudara sampai pada detik terakhir
hidup saudara! Ingat bahwa:
·
Saudara tidak tahu apa yang
akan terjadi besok (Amsal 27:1).
Bagaimana kalau saudara mati secara
mendadak dan tidak sempat bertobat? Saudara akan masuk ke neraka sekali dan
selama-lamanya, dan pada saat itu, segala penyesalan / pertobatan tidak ada
gunanya.
·
Allah tidak membiarkan
dirinya dipermainkan (Gal 6:7).
Kalau saudara sengaja menunda pertobatan
saudara dengan maksud supaya saudara bisa menikmati dosa dalam dunia, dan tetap
masuk surga, maka ingatlah dan renungkan baik-baik Gal 6:7 ini!
Karena itu, kalau pada saat ini saudara belum
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara,
datanglah dan percayalah kepada Dia sekarang juga! Sama seperti Yesus mau
menerima penjahat yang bertobat itu, Ia pasti juga mau menerima saudara,
bagaimanapun jahatnya dan berdosanya hidup saudara selama ini!
email us at : gkri_exodus@lycos.com