oleh : Pdt. Budi
Asali M.Div.
Dalam Gereja Roma Katolik kita melihat
bahwa seluruh fokus kekristenan sudah bergeser. Yang mestinya adalah Yesus Kristus
lalu bergeser kepada Maria. Maria dijadikan pengantara, doa dinaikkan kepada Maria, dsb.
Tetapi dalam perayaan Natal, baik Katolik, Protestan,
maupun Pentakosta / Kharismatik, juga menggeser fokus Natal, dari Yesus Kristus
kepada hal-hal lain, khususnya kepada pohon Natal.
Mari kita membahas pohon
Seorang penulis di internet mengatakan:
Encyclopedia Britannica
2000 dengan topik ‘Christmas tree’:
“an evergreen, usually a balsam or douglas fir,
decorated with lights and ornaments as a part of Christmas festivities. The use
of evergreen trees, wreaths, and garlands as a symbol of eternal life was an ancient custom of the
Egyptians, Chinese, and Hebrews. Tree worship, common among the pagan
Europeans, survived after their conversion to Christianity in the Scandinavian
customs of decorating the house and barn with evergreens at the New Year to
scare away the devil and of setting up a tree for the birds during
Christmastime; it survived further in the custom, also observed in Germany, of
placing a Yule tree at an entrance or inside the house in the midwinter holidays.
The
modern Christmas tree, though, originated in western
Sekalipun tuduhan penulis di internet
di atas banyak yang merupakan tuduhan seenaknya sendiri, tetapi memang ada
kemungkinan bahwa asal usul pohon
Tetapi tetap ada hal-hal yang negatif tentang pohon
Apa bahayanya kalau pohon
Earl Riney: “The Christmas tree
has taken the place of the altar in too much of our modern Christmas
observance” (= Pohon Natal telah
mengambil tempat di altar dalam terlalu banyak dari perayaan
Illustrasi: round
girl yang terlalu cantik dan sexy menyebabkan kita tidak memperhatikan papan
bertuliskan ronde ke berapa yang sedang ia bawakan.
Saya tidak mengharuskan untuk membuang
pohon
Kalau kita membaca cerita
Karena itu mari kita kembali
kepada fokus yang sebenarnya dari
Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan,
di
1) Kata
‘Tuhan’ harus diartikan dalam arti setinggi-tingginya, dan jelas
menunjukkan Yesus sebagai Allah sendiri.
Bayi yang kelihatan lemah / tak
berdaya, yang lahir pada
a) Ayat-ayat
seperti:
·
Ro 9:5 - “Mereka adalah
keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai
manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia
adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.
·
1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita
tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada
kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di
dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang
kekal”.
b) Penyembahan
yang dilakukan oleh orang-orang Majus kepada Dia.
Mat 2:11 - “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak
itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka
tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas,
kemenyan dan mur”.
Orang-orang Majus itu bukan menyembah
Maria, atau Yesus dan Maria, tetapi hanya menyembah Yesus. Ini terlihat dari kata ‘Dia’ yang
merupakan kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki.
C. H. Spurgeon: The old Reformers used to
say, “Here is a bone that sticks in the throat of the Romanists, and they
can neither get it up nor down, for it does not say, ‘They saw Mary and
the young child’, the young child is put first, they came to see him; and
it does not say that ‘they fell down and worshipped them’” If
ever there was an opportunity for
Mariolatry, surely this was the one, when the child was as yet newly-born, and depended so much upon his mother. Why did not the magi
say “Ave Maria!” and commence at once their Mariolatry? Ay, but
these were wise men; they were not priests from Rome, else might they
have done it [= Tokoh-tokoh Reformasi
kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan
orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun
menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi
itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan
ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah
mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap
Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan,
dan sangat bergantung kepada ibuNya. Mengapa orang-orang
Majus itu tidak berkata ‘Salam Maria!’ dan langsung memulai
penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang
yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian
mereka mungkin sudah melakukannya] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ ,
vol 3, hal 34.
Catatan: Perlu
saudara ketahui bahwa dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang majus’ dalam Mat 2:1 diterjemahkan ‘wise men’ (= orang-orang yang bijaksana).
Siapapun yang tidak mempercayai Yesus sebagai Allah, dan
hidup sesuai dengan kepercayaan tersebut (menjadikan Dia Tuhan dalam kehidupan
saudara), bukan orang kristen yang sejati.
Bdk. Fil 2:9-11 - “Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus
adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
Ini merupakan suatu nubuat yang akan
digenapi pada akhir jaman / kedatangan Yesus yang keduakalinya. Kalau saat ini
saudara tidak mau menyembah Yesus dan mengakuiNya sebagai Tuhan / Allah, maka
nanti pada akhir jaman saudara akan melakukan itu
dengan terpaksa, dan tanpa ada gunanya. Dari pada mengalami hal itu pada akhir
jaman, lakukan hal itu sekarang dengan sukarela!
2) Kata
‘lahir’ menunjukkan bahwa Yesus yang adalah Allah itu telah
menjadi manusia, dan ini yang kita peringati dalam
Ia menjadi manusia yang sama dengan kita kecuali dalam hal dosa. Kalau
tadi pada saat berbicara tentang keilahianNya, saya menyatakan bahwa Ia betul-betul adalah Allah, maka sekarang pada saat
membicarakan kemanusiaanNya, saya menyatakan bahwa Ia betul-betul adalah
manusia. Jadi, sejak Yesus berinkarnasi, maka Ia
adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
Hampir semua ayat
3) Kata ‘Kristus’ artinya sama dengan ‘Mesias’, yaitu ‘yang diurapi’.
Yesus datang ke dalam dunia untuk
menggenapi janji Allah tentang Mesias, yang sudah ditunggu-tunggu selama ribuan
tahun oleh bangsa Yahudi. Sebetulnya janji tentang Yesus sudah ada dalam Kej 3:15 pada
saat Adam dan Hawa baru jatuh ke dalam dosa. Tetapi janji yang
betul-betul menyolok tentang Mesias baru ada pada jaman Abraham, yaitu dalam
Kej 12:3 - “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat.’”.
4) Kata ‘Juruselamat’.
KelahiranNya terjadi memang dengan
tujuan utama untuk menggenapi rencana Allah berkenaan dengan penyelamatan umat
manusia yang telah jatuh dalam dosa.
Yoh 12:27 - “Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku
dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang
ke dalam saat ini”.
Ini pergumulan yang mirip dengan yang di taman Getsemani, dan ini menunjukkan bahwa tujuan kedatangan
Yesus ke dunia menjadi manusia adalah: mati disalib untuk menebus dosa kita. Natal tidak boleh dipisahkan dari Jum’at Agung.
Manusia biasa, karena sudah lahir, maka
nanti harus mati. Tetapi
untuk Kristus terbalik.
Setiap saudara adalah manusia berdosa, bahkan manusia
yang sangat berdosa, dan setiap saudara membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat /
Penebus dosa saudara!
Subhadra Bhikshu (a Buddhist Catechism): “No one can be redeemed by another. No God and no saint is able to shield a man from conseqeunces of his evil
doings. Every one of us must become his own redeemer” (= Tidak seorangpun bisa
ditebus oleh orang lain. Tidak ada Allah dan tidak ada orang
suci yang bisa melindungi seorang manusia dari konsekwensi-konsekwensi dari
tindakan-tindakan jahatnya. Setiap orang dari kita harus menjadi
penebusnya sendiri) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 590.
Ini ajaran agama lain. Kitab Suci kita
mengajarkan sebaliknya, yaitu bahwa tidak ada orang yang bisa menebus /
membenarkan dirinya sendiri.
Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu,
bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat,
tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21)
Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum
Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has revealed to good men that
their goodness has not been good enough” (= Saliblah yang telah menyatakan kepada orang-orang yang baik
bahwa kebaikan mereka tidaklah cukup baik)
- ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145.
Yesus sudah datang dan sudah menderita
dan mati untuk menebus dosa kita. Ini inti dan makna dari
Seseorang mengatakan: “Christmas began in the heart of God. It is complete only
when it reaches the heart of man” (=
Jangan menggeser fokus dari
email us at : gkri_exodus@lycos.com