Khotbah
Hari Raya Kristen
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Hari ini adalah
hari Pentakosta, hari dimana kita memperingati turunnya Roh Kudus. Dalam ay 16 Roh Kudus disebut dengan istilah ‘Penolong’,
dalam bahasa Yunaninya adalah PARAKLETOS.
I) Sebutan PARAKLETOS.
1) Sebutan PARAKLETOS ini juga
digunakan untuk Kristus dalam 1Yoh 2:1.
Di sini Kitab Suci
2) Roh Kudus disebut ‘Penolong (PARAKLETOS) yang lain’ (ay 16).
W. E. Vine dalam
bukunya yang berjudul ‘An
Expository Dictionary of New Testament Words’ mengatakan sebagai
berikut:
“ALLOS ... denotes another of
the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort” (= ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama;
HETEROS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda).
Illustrasi: Di sini ada 1
gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua ‘yang lain’, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan
kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki 1 gelas ‘yang lain’, yang berbeda
dengan yang ada di sini, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata
HETEROS, bukan ALLOS.
Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukanlah HETEROS,
tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETEROS, maka
itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus,
sehingga bisa saja Yesusnya sabar sedangkan Roh Kudusnya tidak, atau Yesus
adalah Allah dan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan.
Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa
Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
Karena itu dalam
komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen mengatakan tentang Roh Kudus
sebagai berikut:
“He is another Helper,
not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus
is a person, the Holy Spirit must also be a person” (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan
Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang
seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku,
melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus
juga adalah seorang pribadi).
William Hendriksen
melanjutkan dengan berkata:
“For the same reason, if Jesus
is divine, the Spirit, too, must be divine” (= Dengan alasan yang sama, jika Yesus
bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).
Kesimpulan: sama seperti Yesus, Roh Kudus adalah Allah, dan Roh Kudus
adalah seorang pribadi. Ini penting untuk saudara camkan khususnya pada waktu
menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa, yang menganggap Roh Kudus hanya sebagai
‘kuasa Allah’, dan dengan demikian tidak mempercayai keilahian
maupun kepribadian Roh Kudus
3) Arti dari kata PARAKLETOS.
Kata PARAKLETOS
muncul 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 14:16 Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7 1Yoh 2:1, dan diterjemahkan secara
berbeda-beda oleh versi Kitab Suci yang berbeda.
Yoh 14:16 Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7 1Yoh 2:1
KS
NASB Helper Helper Helper Helper Advocate
NKJV Helper Helper Helper Helper Advocate
KJV Comforter Comforter Comforter Comforter Advocate
RSV Counselor Counselor Counselor Counselor Advocate
NIV Counselor Counselor Counselor Counselor One who speaks in
our defense
Keterangan /
terjemahan:
Helper = Penolong.
Comforter = Penghibur.
Counselor = Penasehat.
Advocate = Pengacara / Penasehat hukum.
One who speaks in our defense = Seseorang yang
berbicara untuk membela kita.
Arti
kata PARAKLETOS sebenarnya adalah ‘orang yang dipanggil untuk membantu kita’. Dalam hal hukum, ini menunjuk pada ‘pengacara / penasehat hukum / pembela’,
dan dalam hal sehari-hari ini menunjuk pada ‘penasehat
/ penghibur / penolong’.
II) Roh Kudus sebagai
Pengacara dan Penghibur.
A)
1) Perlu diketahui bahwa sekalipun Roh
Kudus disebut sebagai Pengacara / Pembela kita, tetapi Roh Kudus tidak menjadi
Pengacara / Pembela bagi kita terhadap tuduhan dari Allah / hukum Tuhan. Untuk tuduhan ini, Yesuslah Pengacara / Pembelanya.
1Yoh 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu
jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara (= PARAKLETOS) pada Bapa, yaitu
Yesus Kristus yang adil”.
Jadi, setiap kali
Allah melihat kita berdosa, dan menuduh / menganggap kita melanggar hukum, maka
Yesus akan berkata: ‘Bapa, Aku telah mati disalib untuk
menebus dosa itu’. Ini menyebabkan Bapa tidak bisa lagi menuduh kita /
orang percaya!
Catatan: awas, jangan
menjadikan ini sebagai alasan untuk sembarangan berbuat dosa (mentang-mentang
mempunyai Yesus sebagai Pengacara). Baca 1Yoh 2:1 itu sekali lagi, maka
saudara akan melihat bahwa pada bagian awalnya rasul Yohanes melarang kita
berbuat dosa, dan baru setelah itu ia mengatakan bahwa kalau kita (toh) berbuat
dosa / jatuh ke dalam dosa, kita mempunyai Yesus sebagai Pengacara / Pembela.
2) Roh Kudus menjadi Pengacara /
Pembela bagi kita terhadap dunia, yaitu pada saat kita diejek, diserang,
dianiaya dsb.
3) Roh
Kudus menjadi Pengacara di dalam diri kita menghadapi tuduhan setan.
Salah satu nama dari Setan dalam Kitab Suci adalah DIABOLOS.
Catatan: Dari kata
DIABOLOS itulah diturunkan kata bahasa Inggris ‘devil’, yang berarti ‘an accuser’ (= penuduh, pendakwa) atau ‘a slanderer’ (= pemfitnah).
Setan memberikan
bermacam-macam dakwaan:
a) Setan mendakwa manusia di hadapan
Allah (Ayub 1:6-11
2:1-5
Wah 12:9-10
Zakh 3:1-dst).
b) Setan mendakwa Allah di depan manusia (Kej 3:1-5).
Karena
itu kalau dalam hati / pikiran saudara muncul suatu pemikiran yang jelek
tentang Allah (misalnya bahwa Allah tidak peduli kepada saudara, Allah tidak
kasih, Allah benci kepada saudara, dsb), sadarilah bahwa setan sedang mendakwa
Allah dalam pikiran saudara. Maukah saudara percaya kepada
setan, yang adalah bapa segala dusta?
c) Setan mendakwa manusia di dalam
hatinya sendiri.
Memang
‘tuduhan berdosa’ dalam hati kita bisa datang dari Allah. Tetapi bisa juga datang dari setan. Bagaimana
membedakannya? Kalau datang dari Allah, pasti akan
hilang begitu kita bertobat dan mengakui dosa dengan sungguh-sungguh, karena
tujuan Tuhan menuduh kita adalah untuk mempertobatkan kita. Tetapi kalau datang
dari setan, maka hal ini tidak akan hilang sekalipun
kita sudah menyesali dosa / bertobat, karena tujuan setan adalah untuk
menghancurkan kita.
Tuduhan setan ini
menyebabkan orang yang sudah betul-betul menyesali / bertobat dari dosanya,
tetap merasa sedih, dan bahkan bisa ‘binasa dalam kesedihan’ (bdk.
2Kor 2:5-11
2Kor 7:10 Mat
27:3-5).
Warren W. Wiersbe
mengatakan:
“See how subtle and merciless
Satan really is. Before we sin - while he is tempting us - he whispers,
‘You can get away with this!’
Then after we sin, he shouts at us, ‘You will never get away with
this!’” (= Lihatlah betapa licik dan
tak-berbelas-kasihannya setan itu. Sebelum kita berbuat dosa - pada saat ia
masih mencobai kita - ia berbisik, ‘Kamu bisa meloloskan diri dengan ini!’. Lalu setelah kita berbuat dosa, ia
berteriak pada kita, ‘Kamu tidak akan pernah lolos dengan ini!’).
Tuduhan / dakwaan
setan terhadap orang yang sudah mengakui dan menyesali dosanya ini menyebabkan
orang itu merasakan ‘guilty
feeling’ (= perasaan bersalah) yang tidak semestinya. Ini khususnya
sering muncul pada saat:
·
berdoa / bersaat teduh.
·
mau mengikuti
Perjamuan Kudus!
·
melayani Tuhan.
Setan akan mendakwa kita sedemikian rupa sehingga sekalipun kita
sudah mengakui dosa dan menyesalinya dengan sungguh-sungguh, kita lalu merasa
tidak layak untuk berdoa / bersekutu dengan Tuhan, ikut Perjamuan Kudus, maupun
melayani Tuhan. Dakwaan seperti ini bisa membuat kita sangat
menderita / putus asa, dsb.
Terhadap
dakwaan semacam inilah Roh Kudus berperan sebagai Pembela / Pengacara. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang menyebabkanNya
selalu mau mengampuni kita dan akan penebusan yang sempurna yang dilakukan oleh
Kristus bagi kita. Pembelaan dari Pengacara kita ini membuat
kita bisa mengatasi tuduhan setan.
B)
Ini terlihat dari
kontex Yoh 14:16-18
Yoh 15:18-27
Yoh 16:6-7 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus diberikan kepada mereka
dalam penderitaan dan kesedihan mereka.
Roh Kudus
menghibur kita dari apa?
1) Dari kesukaran / penderitaan.
a) Bahwa Roh Kudus diutus untuk
menjadi Penghibur bagi kita, secara implicit
menunjukkan bahwa hidup orang kristen pasti banyak
problem, penderitaan, dan kesedihan.
Karena itu
jelaslah bahwa ajaran populer jaman sekarang yang mengatakan bahwa kalau kita
ikut Tuhan segala sesuatu akan beres, segala penyakit
akan sembuh, kita akan kaya dan sukses, dsb, adalah omong kosong! Kalau ajaran
ini benar, maka kita tidak membutuhkan Roh Kudus sebagai Penghibur!
b) Penghiburan dari Roh Kudus ini
tidak tergantung pada sikon.
Ini bisa kita
alami dalam keadaan sakit, susah, miskin, menderita,
mengalami problem, kegagalan, kesepian, patah hati, dsb. Ini memungkinkan orang
kristen tetap bersukacita dan mempunyai damai di
tengah-tengah penderitaan / kesukaran.
c) Tujuan Roh Kudus dalam menghibur
kita.
Kalau
kita mengalami penderitaan / problem, lalu Roh Kudus menghibur kita, tujuannya
bukan sekedar untuk kita. Seperti dikatakan seseorang:
“God does not
comfort us to make us comfortable, but to make us comforters” (= Allah tidak menghibur kita untuk membuat kita merasa nyaman,
tetapi supaya kita menjadi penghibur). Bdk. 2Kor 1:3-6.
Karena
itu kalau kita menerima penghiburan, kita harus membagikan / men-sharing-kan penghiburan itu.
2) Dari dosa yang sudah kita akui /
sesali.
Ini
berhubungan dengan tuduhan setan yang sudah di bahas di atas. Roh Kudus bukan hanya membela secara hukum tetapi juga menghibur
kita untuk mengatasi semua itu dan kembali pada sukacita dan damai yang semula.
3) Tetapi bagaimana dengan dosa yang
masih kita pegangi dengan sadar dan dengan sikap tegar tengkuk?
Dalam hal ini, Roh
Kudus tidak menghibur kita dengan:
a) Menutup-nutupi dosa, atau dengan
memberikan alasan untuk membenarkan dosa itu.
Karena itu, kalau
saudara berbuat dosa, dan lalu dalam pikiran saudara muncul berbagai macam
alasan untuk membenarkan dosa itu, sehingga saudara lalu merasa
‘terhibur’, sadarilah bahwa ini bukan hiburan dari Roh Kudus! Ini
pasti datang dari setan!
Misalnya:
·
saudara marah kepada
seseorang, lalu saudara merasa bahwa kemarahan itu adalah dosa. Tetapi lalu
muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi aku marah karena dia
kurang ajar’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara.
·
saudara berzinah, lalu
merasakan adanya perasaan bersalah. Tetapi lalu muncul suara dalam hati /
pikiran saudara yang berkata: ‘Yang salah adalah istriku. Dia tidak menjaga badan / penampilan
sehingga aku tidak berminat kepadanya dan terpaksa berzinah’, dan suara ini
‘menghibur’ saudara.
·
saudara berdusta kepada
seseorang, lalu saudara merasakan adanya perasaan bersalah. Tetapi lalu muncul
suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi kamu
·
saudara tidak memberikan
persembahan persepuluhan, dan saudara lalu merasa bersalah. Tetapi lalu muncul
suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi penghasilanku tidak cukup. Kalau
aku memberikan persembahan persepuluhan, akan lebih
tidak cukup lagi. Tuhan toh tak mau aku hutang atau jadi pengemis, bukan?’, dan suara ini
‘menghibur’ saudara.
‘Penghiburan’
semacam ini bukan datang dari Roh Kudus tetapi dari setan! Tujuannya
supaya saudara tidak bertobat dari dosa itu.
b) Memberikan kambing hitam, seperti
roh marah, roh dusta, dsb.
Jaman
ini banyak orang yang berkata bahwa kalau kita marah itu karena adanya roh
kemarahan, kalau kita berzinah itu karena adanya roh perzinahan, dsb. Sekalipun saya
percaya bahwa setan memang selalu menggoda kita untuk berbuat dosa, tetapi saya
juga percaya bahwa kalau kita jatuh ke dalam dosa, kita tetap bertanggung
jawab! Kita tidak boleh melemparkan tanggung jawab itu kepada
setan seakan-akan hanya dia yang salah sedangkan kita tidak.
Memang kalau kita
bisa mendapatkan kambing hitam, kita akan merasa
‘terhibur’. Tetapi lagi-lagi kita perlu tahu bahwa hiburan seperti
itu pasti bukan dari Roh Kudus tetapi dari setan!
c) Meremehkan dosa.
‘Hiburan’
yang lain adalah dengan meremehkan dosa yang baru kita
lakukan. Hiburan seperti ini juga bukan datang dari Roh Kudus, tetapi dari
setan! Memang dosa itu ada tingkat-tingkatnya, ada yang berat
(seperti berzinah, membunuh, menyembah berhala, dsb) dan ada yang ringan
(seperti berdusta, iri hati, dsb), tetapi ingat bahwa dosa yang ringanpun
upahnya adalah maut (Ro 6:23), sehingga tidak pernah boleh diremehkan.
Juga
ingat bahwa kesengajaan memperberat dosa (Luk 12:47-48). Karena itu dosa
ringan, yang dilakukan dengan sengaja, akan
diperhitungkan lebih berat.
d) Menyembunyikan kebenaran yang
‘mengganggu’ kita.
Saudara mungkin
pernah mendengar kata-kata ‘truth
hurts’ (= kebenaran menyakitkan). Kalau ada dosa
dalam hidup saudara dan lalu saudara mendengar Firman Tuhan yang membahas dosa
itu, maka saudara bisa merasa ‘sakit’. Saudara akan lebih ‘terhibur’ kalau saudara melupakan
Firman Tuhan yang ‘mengganggu’ itu.
Inipun bukan
penghiburan dari Roh Kudus!
Apa alasannya untuk
beranggapan bahwa hal-hal di atas tidak mungkin datang dari Roh Kudus? Karena
Roh Kudus juga mempunyai tugas-tugas lain, yaitu:
·
mengajar kebenaran (Yoh
14:26).
·
menginsafkan dosa (Yoh 16:8).
·
memimpin ke dalam seluruh
kebenaran (Yoh 16:13).
Pikirkan
apakah hal-hal ini bisa sesuai dengan point a-d di atas?
Charles Haddon
Spurgeon:
¨ “The Spirit of God never
comforted a man in his sin. Disobedient Christians must not expect
consolation; the Holy Spirit sanctifies, and then consoles” (= Roh Allah tidak pernah menghibur seseorang di dalam dosanya. Orang
Kristen yang tidak taat tidak boleh mengharapkan penghiburan; Roh Kudus
menguduskan, dan baru setelah itu menghibur) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol IX, hal 29-30.
Jadi
selama dosa dipertahankan dengan sikap tegar tengkuk, tidak bisa diharapkan
adanya penghiburan yang sejati. Kalau ada penghiburan, itu
pasti palsu, dan bukan dari Roh Kudus.
¨ “He does not comfort us as a
fond mother may please her wayward child by yielding to its foolish
wishes” (= Ia tidak menghibur kita seperti
seorang ibu yang terlalu mengasihi, yang ingin menyenangkan anaknya yang tidak
patuh / suka melawan, dengan menyerah / menuruti keinginannya yang bodoh) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’ , vol IX, hal 30.
Jadi jangan
saudara berharap bahwa Roh Kudus ‘mengubah’ Firman Tuhan dan
menyesuaikannya dengan keinginan saudara yang bodoh, sehingga Ia lalu membiarkan
saudara untuk terus hidup di dalam dosa.
¨ “Do not expect to get comfort
by merely running to sweet texts, or listening to pleasing preachers who give
you nothing but cups of sugared doctrine, but expect to find comfort
through the holy, reproving, humbling, strengthening, sanctifying
processes which are the operation of the Divine Paraclete” (= Jangan mengharapkan untuk mendapatkan penghiburan semata-mata dengan
berlari kepada text-text yang manis, atau dengan mendengarkan
pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak memberimu apa-apa selain doktrin yang
dimaniskan, tetapi berharaplah untuk menemukan penghiburan melalui
proses-proses yang kudus, yang menegur / memarahi, yang merendahkan, yang
menguatkan, yang menguduskan, yang merupakan pekerjaan dari Parakletos ilahi) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’ , vol IX, hal 30.
Perhatikan
kata-kata ini! Ayat-ayat Kitab Sucipun bisa saudara
salah-gunakan untuk menghibur diri saudara di dalam dosa. Misalnya:
saudara berbuat suatu dosa, lalu dalam Saat Teduh / Kebaktian saudara
mendapatkan Firman Tuhan yang menunjukkan penyertaan Tuhan seperti Maz 23
atau Ibr 13:5 dsb, dan saudara lalu merasa bahwa Tuhan tidak apa-apa
dengan dosa saudara.
Kalau
ayat-ayat Kitab Suci saja bisa disalah-gunakan seperti itu, lebih-lebih
khotbah-khotbah yang dibuat oleh nabi-nabi palsu memang untuk menyenangkan
pendengarnya (bdk. 2Tim 4:3-4).
Kesimpulan / Penutup.
Roh Kudus begitu penting bagi
kita, dan karena itu, pada hari Pentakosta ini mari
kita bersyukur dan memuji Tuhan atas karuniaNya yang begitu hebat bagi kita,
yaitu Roh Kudus.
-AMIN-