oleh : Pdt. Budi
Asali M.Div.
1) Orang-orang
Yahudi tidak mengenali Yesus, dan mereka menjatuhkan hukuman mati atas Dia.
Ay 27:
“Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui
Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan
nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat”.
a) Orang-orang Yahudi tidak mengenali Yesus.
Ay 27a:
“Sebab penduduk
Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus”.
Kata ‘mengakui’ ini menurut saya salah terjemahan.
KJV: ‘knew’ (=
mengenali).
RSV/NASB: ‘recognize’
(= mengenali).
NIV: ‘recognizing’
(= mengenali).
A. T. Robertson mengatakan bahwa
kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak mengenali’ adalah AGNOESANTES, yang berasal
dari kata Yunani AGNOEO, yang berarti ‘not to know’ (= tidak
mengenal).
A. T. Robertson: “Peter gives ‘ignorance’
agnoia as the excuse of the Jews
in the death of Christ (Acts 3:17) and Paul does the same about his conduct
before his conversion (1 Tim. 1:13). This ignorance mitigated the degree of
their guilt, but it did not remove it, for it was willing ignorance and
prejudice” [=
Petrus memberikan ‘ketidak-tahuan’, AGNOIA, sebagai alasan dari
orang-orang Yahudi dalam kematian Kristus (Kis 3:17) dan Paulus melakukan hal
yang sama tentang tingkah lakunya sebelum
pertobatannya (1Tim 1:13). Ketidak-tahuan ini mengurangi
tingkat kesalahan mereka, tetapi itu tidak menghilangkannya, karena itu adalah
ketidak-tahuan dan prasangka yang disengaja].
Kis 3:17 - “Hai saudara-saudara,
aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama
seperti semua pemimpin kamu”.
1Tim 1:13 - “aku yang tadinya
seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah
dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan
yaitu di luar iman”.
1Kor 2:8 - “Tidak ada dari
penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya,
mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”.
Tetapi bagaimana mungkin mereka tidak
mengenali Yesus? Bukankah
kedatangan Yesus didahului dan dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, yang mereka
akui sebagai nabi?
Ay 24-25:
“Menjelang
kedatanganNya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa
Jawabannya sederhana. Karena mereka tidak peduli pada Firman
Tuhan yang diberikan oleh Yohanes Pembaptis (padahal mereka mengakui Yohanes
Pembaptis sebagai nabi).
b) Dengan menjatuhkan
hukuman mati atas Yesus mereka menggenapi Firman Tuhan.
Ay 27b:
“Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi
perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat”.
Walaupun mereka mendengar Firman Tuhan,
dan Firman Tuhan itu berbicara tentang penderitaan dan kematian Mesias, tapi
mereka tidak mengertinya.
Contoh ayat Perjanjian Lama yang
berbicara tentang hal itu adalah Dan 9:26 - “Sesudah keenam puluh
dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang
yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka
datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat
kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada
akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah
ditetapkan”.
Kata-kata ‘seorang yang telah diurapi’ dalam KJV diterjemahkan ‘Messiah’ (=
Mesias).
Barnes’ Notes:
“They
expected a prince and a conqueror, but did not expect a Messiah that was poor
and despised; that was a man of sorrows and that was to die on a cross” (= Mereka mengharapkan
seorang raja / pangeran dan seorang pemenang, tetapi tidak mengharapkan seorang
Mesias yang miskin dan hina; yang adalah seorang yang penuh dengan kesedihan /
penderitaan dan yang harus mati di salib).
Barnes’ Notes:
“Though
the Scriptures were read so constantly, yet they were ignorant of their true
meaning. They were blinded by pride, and prejudice, and preconceived opinions.
People may often in this way read the Bible a good part of their lives and
never understand it” (= Sekalipun Kitab Suci dibacakan terus menerus, tetapi mereka
tidak tahu tentang artinya yang benar. Mereka dibutakan oleh kesombongan, dan
prasangka, dan pandangan-pandangan yang sudah lebih dulu ada dalam pikiran
mereka. Orang-orang bisa sering membaca Alkitab dengan cara
ini dalam bagian yang baik dari kehidupan mereka dan tidak pernah mengertinya).
2) Mereka
tetap menuntut supaya Yesus dibunuh sekalipun mereka tidak menemukan alasan
untuk menjatuhkan hukuman mati tersebut.
Ay 28:
“Dan meskipun
mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati
itu, namun mereka telah meminta kepada
Bandingkan ay 28 ini dengan kata-kata ‘padahal tidak ada
salahnya apa-apa’ dalam Dan 9:26
di atas.
Ketidak-bersalahan Yesus ini penting karena ini
menunjukkan bahwa Ia mengalami penderitaan dan
kematian itu, bukan sebagai hukuman atas dosaNya sendiri, tetapi untuk menebus
dosa umat manusia.
Dalam tafsirannya tentang Yoh 19:16, dimana untuk
ketiga-kalinya Pontius Pilatus memberikan pernyataan tentang ketidak-bersalahan
Yesus, Calvin memberikan komentar sebagai berikut:
Calvin: “his innocence is
frequently attested by the testimony of the judge, in order to assure us that
he was free from all sin, and that he was substituted as a guilty person
in the room of others, and bore the punishment due to the sins of others” (= ketidak-bersalahanNya
ditegaskan berulang kali oleh kesaksian dari sang hakim, untuk meyakinkan kita
bahwa Ia bebas dari segala dosa, dan bahwa Ia menggantikan sebagai
seorang yang bersalah di tempat orang-orang lain, dan memikul hukuman yang
disebabkan dosa-dosa orang-orang lain) -
hal 214.
Calvin: “he had several times
acquitted him with his own mouth, in order that we may learn from it, that it was
for our sins that he was condemned, and not on his own account” (= ia telah beberapa kali membebaskanNya dari tuduhan dengan
mulutnya sendiri, supaya kita bisa mengertinya dari sini, bahwa untuk dosa-dosa
kitalah Ia dihukum, dan bukan karena dosa-dosaNya sendiri) - hal 223.
Perhatikan bahwa Kristus adalah ‘substitute’
(= pengganti) kita.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam
oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.
2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah
mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”.
Dengan Dia menggantikan kita, maka
kalau kita percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita
betul-betul dibebaskan dari segala hukuman dosa. Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
3) Mereka
menggenapi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama tentang
penderitaan dan kematian Yesus, dan lalu mereka menguburkan Dia.
Ay 29:
“Dan setelah
mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka
menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur”.
Problem:
Ay 29b: ‘mereka
menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur’. Kontex menunjukkan bahwa kata ‘mereka’ menunjuk
kepada tokoh-tokoh Yahudi yang memusuhi Yesus. Ini tidak cocok dengan
Yoh 19:38-42 yang mengatakan Yusuf dan Nikodemuslah yang menurunkan mayat
Yesus dan lalu menguburkannya.
Penjelasan:
·
tujuan Paulus bukanlah menceritakan kematian / penguburan Yesus
secara mendetail, tetapi hanya
menunjukkan bahwa kematian Yesus sesuai dengan Kitab Suci.
·
Yusuf dan Nikodemus
juga adalah pemimpin Yahudi, sehingga mereka semua dijadikan 1 grup bersama
dengan orang yang menolak / membunuh Yesus.
Ay
30: “Tetapi
Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati”.
1) Kalau saudara menganggap
bahwa tidak mungkin orang mati bisa bangkit, maka perhatikan dan renungkan Kis 26:8 - “Mengapa
kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”.
2) Kebangkitan Yesus berbeda dengan kebangkitan
dari orang-orang lain dalam Kitab Suci.
Matthew Henry: “He rose to die no
more; so it is expressed, Rom. 6:9 ... Lazarus came out of the grave with his
grave-clothes on, because he was to use them again; but Christ, having no more
occasion for them, left them behind” (= Ia bangkit dan tidak
mati lagi; begitulah dinyatakan hal itu, Ro 6:9 ... Lazarus keluar dari kubur
dengan tetap memakai pakaian kubur / kain kapan, karena ia akan memakainya
lagi; tetapi Kristus, karena tidak membutuhkannya lagi, meninggalkannya di
belakang).
Ro 6:9 - “Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut
tidak berkuasa lagi atas Dia”.
3) Setelah
menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, lalu
Paulus memberikan argumentasi-argumentasi sebagai berikut:
a) Selama
beberapa waktu (40 hari) Kristus menampakkan diri kepada banyak orang yang lalu
menjadi saksi-saksi tentang kebangkitan Kristus ini.
Ay
31: “Dan
selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari
Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi
saksiNya bagi umat ini”.
b)
Ay 32-33:
“(32) Dan kami
sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang
diberikan kepada nenek moyang kita, (33) telah digenapi Allah kepada kita,
keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis
dalam mazmur kedua: AnakKu Engkau! Aku telah memperanakkan
Engkau pada hari ini”.
Salah satu dari penafsir yang berpandangan seperti ini
adalah Matthew Henry yang mengatakan bahwa ay 33 menunjukkan bahwa
kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Anak
Allah. Bdk. Ro 1:4 - “dan
menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati,
bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.
Penafsir-penafsir lain yang juga
beranggapan seperti itu adalah Albert Barnes dan Jamieson, Fausset & Brown.
Barnes’ Notes:
“‘This
day have I begotten thee.’ It is evident that Paul uses the expression
here as implying that the Lord Jesus is called the Son of God because he raised
him up from the dead, and that he means to imply that it was for this reason
that he is so called. This interpretation of an inspired apostle fixes the
meaning of this passage in the psalm, and proves that ... he is called his Son because he was raised
from the dead. And this interpretation accords with the scope of the psalm. In vers. 1-3 the psalmist records the combination of the
rulers of the earth against the Messiah, and their efforts to cast off his
reign. This was done, and the Messiah was rejected. All this pertains, not to his
previous existence, but to the Messiah on the earth. In vers.
4-5, the psalmist shows that their efforts would not be successful; that God
would laugh at their designs; that is, that their plans should not succeed. In vers. 6-7, he shows that the Messiah would be established
as a king; that this was the fixed decree, and that he had been begotten for
this. All this is represented as subsequent to the raging of the pagan, and to
the counsel of the kings against him, and must, therefore, refer, not to his
eternal generation or his incarnation, but to something succeeding his death;
that is, to his resurrection, and his establishment as King at the right hand
of God. This interpretation by the apostle Paul proves, therefore, that this
passage is not to be used to establish the doctrine of the eternal generation
of Christ. Christ is called the Son of God for various reasons. In Luke 1:35, because he was begotten by the Holy Spirit. In this place, on account of his resurrection. In Rom. 1:4
it is also said that he was declared to be the Son of God by the resurrection
from the dead. See the notes on that place. The resurrection from the dead is
represented as in some sense the beginning of life, and it is with reference to
this that the terms ‘Son,’ and ‘begotten from the
dead,’ are used, as the birth of a child is the beginning of life. Thus,
Christ is said, Col. 1:18, to be ‘the first-born from the dead’;
and thus, in Rev. 1:5; he is called ‘the firstbegotten of the
dead’; and with reference to this renewal or beginning of life he is
called a Son. In whatever other senses he is called a Son in the New Testament,
yet it is here proved: (1) That he is called a Son from his resurrection; and
(2) That this is the sense in which the expression in the psalm is to be used” (= ).
Jamieson, Fausset & Brown: “Augustine,
with some moderns, apply this to Christ’s
eternal generations from the Father. ... This, however, is a forced way of
interpreting the words, and not at all consistent with the context, which
clearly connects the Sonship with the resurrection of Christ” (=
Agustinus, dengan beberapa penafsir modern, menerapkan ini pada diperanakkannya
Kristus secara kekal dari Bapa. ... Tetapi ini merupakan penafsiran kata-kata
yang dipaksakan, dan sama sekali tidak konsisten
dengan kontextnya, yang dengan jelas menghubungkan keAnakan dengan kebangkitan
Kristus).
Jamieson, Fausset & Brown: “Does
the apostle, then; mean to say that Christ became God’s Son - for the
first time and in the only sense in which He was the Son of God - by His
resurrection from the dead? That cannot be; for, besides that it would
contradict the whole, strain of the New Testament regarding Christ’s
relation to the Father, it is in direct contradiction to the apostle’s
own statements in Rom. 8:32, where he reasons on the Sonship of Christ as one
of eternal essence; and even still more in Rom. 1:4, where he says of the
resurrection of Christ, that he was thereby only ‘declared (defined or
determined) to be the Son of God with power’ - in other words, the
resurrection of Christ was merely the manifestation of a Sonship which existed
before, but was only then ‘declared with power.’ Are we not
warranted, then, on the apostle’s own authority, in understanding his
meaning here to be the same - ‘Today,’ meaning that memorable day
of His resurrection from the dead, when God, by an act not to be misunderstood,
proclaimed that He whom men killed, by hanging Him on a tree, was none other
than His own Son. As Meyer happily expresses, it ‘it was the divine
legitimation of His Sonship;’” (= ).
Tetapi ada penafsir-penafsir yang menentang penafsiran
ini karena mereka berpendapat bahwa kata ‘membangkitkan’ dalam ay 33 tidak berarti ‘menghidupkan
kembali’. Kata ‘membangkitkan’ di sini artinya ‘memunculkan dalam sejarah’, sama seperti dalam ayat-ayat seperti Kis 3:22,26 Kis 7:37 Ro 9:17 dsb.
Alasannya:
·
Maz 2:7 yang
dikutip dalam ay 33 itu tidak mungkin berhubungan dengan kebangkitan Yesus
dari antara orang mati, tetapi berhubungan dengan penggenapan jabatan Mesias
oleh Yesus.
·
Tidak ada kata-kata ‘dari antara orang
mati’ dalam ay 33. Bandingkan
dengan ay 30,34 yang menggunakan kata-kata ‘dari antara orang
mati’.
Wycliffe Bible Commentary: “‘Thou art my Son’ (Ps 2:7) does not refer
to Jesus’ deity so much as to his Messiahship. Part of this quotation
was heard at Jesus’ baptism (Mk 1:11) and indicated the entrance of Jesus
into his Messianic mission. ‘Sonship’ in Biblical thought is a
many-sided concept and can designate Messiahship without in any way minimizing
the reality of Christ’s deity” (= ).
c) Ay 34-37:
“(34) Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia
tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh
Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu
janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud.
(35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau
tidak akan membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. (36) Sebab Daud
melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia
mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan
kepada kebinasaan. (37) Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak
demikian”.
Dalam bagian ini Paulus menggunakan 2 bagian dari Perjanjian
Lama, yaitu:
1. Pada
bagian akhir dari ay 34 ia mengutip Yes 55:3
- “Sendengkanlah
telingamu dan datanglah kepadaKu; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku
hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh
yang Kujanjikan kepada Daud”.
Jamieson, Fausset & Brown: “‘I
will give you the sure mercies of David,’ ... - literally, ‘the
sure sanctities of David.’ The word, however, is sometimes used in the
sense of ‘mercies’ in the Old Testament. The whole riches of the
everlasting covenant - its varied ‘grace’ or ‘mercies’
- are here meant; and they are characterized in the prophecy, first, as
‘sanctities,’ to signify that, as they quite transcend the sphere
of things seen and temporal, so they separate to a holy character all such as
receive them; but they are further characterized as ‘sure,’ to
denote the certainty with which they would at length, through David’s
Seed, be all substantiated ... But how do these words prove the resurrection of
Christ? ‘They presuppose it (as Olshausen says); for since an eternal
kingdom was promised to David, the Ruler of this kingdom could not remain under
the power of death” (= ).
Barnes’ Notes:
“‘The
sure mercies of David.’ The word ‘mercies’ here refers to the
promise made to David; the mercy or favor shown to him by promising to him a
successor that should not fail to sit on his throne, 2 Sam. 7:16; Ps. 89:4-5;
132:11-12. These mercies and promises are called ‘sure,’ as being
true or unfailing; they would certainly be accomplished. Compare 2 Cor. 1:20.
The word ‘David’ here does not refer, as many have supposed, to the
Messiah, but to the King of
2. Pada
ay 35, Paulus mengutip Maz 16:10.
a. Ay 35: ‘kebinasaan’. Ini salah terjemahan.
KJV/RSV: ‘corruption’
(= pembusukan).
NIV/NASB: ‘decay’
(= pembusukan).
Memang Yesus bukannya tidak melihat / mengalami
kebinasaan / kematian, tetapi tidak mengalami pembusukan, karena setelah mati Ia bangkit pada hari ke 3. Bahkan sejak
kematian sampai pada hari ke 3 itu tubuh Yesus terhindar dari pembusukan.
Matthew Henry: “He rose so soon
after he was dead that his body did not see corruption; for it is not till the
third day that the body begins to change” (= Ia
bangkit begitu cepat setelah Ia mati sehingga tubuhNya tidak mengalami
pembusukan; karena pada hari ketiga barulah tubuh / mayat mulai berubah /
membusuk).
Saya tak setuju dengan kata-kata ini. Dalam cuaca panas seperti di
Palestina, mayat pasti sudah mulai membusuk pada hari ketiga (biarpun Yesus
mati hanya sekitar 38 jam). Saya berpendapat bahwa
tidak membusuknya mayat Yesus disebabkan karena rempah-rempah yang diberikan
oleh Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea (Yoh 19:38-42), dan / atau karena Allah
menjaganya secara mujijat.
b. Ay 36-37:
·
Kata ‘kebinasaan’ pada ay 36 sebetulnya juga adalah ‘pembusukan’.
·
Jadi di sini Paulus
menunjukkan bahwa Maz 16:10 jelas tidak cocok untuk Daud, karena ia mati dan mengalami pembusukan. Tetapi Maz 16:10 ini
cocok untuk Yesus!
Jamieson, Fausset & Brown: “to
strengthen the indefinite prediction by one more definite, the apostle adduces
Ps. 16:10, of which Peter had given the same explanation ...; both apostles
denying the possibility of its proper reference to David” (=
untuk menguatkan ramalan yang tak terlalu jelas dengan ramalan yang lebih
jelas, sang rasul mengemukakan Maz 16:10, tentang mana Petrus telah memberikan
penjelasan yang sama ...; kedua rasul menyangkal kemungkinan bahwa itu
mempunyai hubungan yang benar dengan Daud).
·
Kata-kata ‘pada zamannya’ seharusnya adalah ‘in his own generation’
(= dalam generasinya sendiri).
Wycliffe Bible Commentary: “David’s career
was limited to his own generation, for he died and saw corruption; the career
of Jesus cannot be limited to any one time but belongs to all ages” (= Karir Daud dibatasi
pada generasinya sendiri, karena ia mati dan melihat / mengalami pembusukan;
karir dari Yesus tidak bisa dibatasi pada jaman manapun tetapi merupakan milik
dari semua jaman).
Kematian dan kebangkitan Yesus ini
menyebabkan adanya Injil / kabar baik atau kabar keselamatan.
Ay 26:
“Hai
saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan
kepada kita”.
Ay 32:
“Dan kami sekarang
memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, ...”.
Kabar keselamatan atau kabar baik apa?
Bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi kita.
Ay 23:
“Dan dari
keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikanNya, Allah telah
membangkitkan Juruselamat bagi orang
1) Kata-kata
‘Juruselamat
bagi orang
Yoh 1:29
- “Pada
keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia
berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”.
Yoh
4:42 - “dan
mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.
1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan
bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”.
1Yoh 2:2 - “Dan Ia adalah pendamaian untuk
segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia”.
Kalau demikian, mengapa dalam ayat ini
dikatakan ‘bagi
orang
Kis 3:26 - “Dan bagi kamulah pertama-tama
Allah membangkitkan HambaNya dan mengutusNya kepada kamu, supaya Ia memberkati
kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala
kejahatanmu.’”.
Ro 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan
yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.
2) Juruselamat
dari apa? Dari dosa.
Perhatikan bahwa dalam ay 23 ditambahkan nama
‘Yesus’.
Bdk. Mat 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari
dosa mereka.’”.
Bdk. Ay 38-39: “(38) Jadi
ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada
kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang
percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat
kamu peroleh dari hukum Musa”.
a) Pengampunan
dosa tidak bisa didapatkan dari Hukum Musa.
·
moral law
(= hukum moral): ini hanya bisa menunjukkan dosa dan menghakimi / mengutuk
(bdk. Ro 3:20).
·
ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan): ini
hanya merupakan bayangan / type
dari Kristus (bdk. Ibr 10:1-4).
Ibr 9:7-14 - “(7) tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar
saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan
karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh
umatnya dengan tidak sadar. (8) Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke
tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang
pertama itu masih ada. (9) Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai
dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat
menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, (10)
karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan,
hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai
tibanya waktu pembaharuan. (11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam
Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang
lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -
artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, - (12) dan Ia telah masuk satu kali
untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah
domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu
lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara
lahiriah, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak
bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,
supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.
Ibr 10:1-4 - “(1) Di dalam hukum Taurat hanya
terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat
dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama,
yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (2) Sebab jika
hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka
yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa
setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (3) Tetapi justru oleh
korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan
adanya dosa. (4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan
atau darah domba jantan menghapuskan dosa”.
Ibr 10:11 - “Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari
pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama,
yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa”.
Sebetulnya memang orang-orang
Dengan ini Paulus menghancurkan doktrin Salvation by works (= keselamatan karena
perbuatan baik).
b) Pengampunan
dosa dalam Kristus.
Ay 38-39: “(38) Jadi
ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada
kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap
orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang
tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.
Perhatikan:
·
‘dari segala dosa’ (ay 39). Lit: ‘from
all things’ (= dari segala hal).
·
ada syarat untuk mendapat pengampunan dosa: percaya kepada
Yesus (ay 39: ‘setiap
orang yang percaya’)!
Dengan ini Paulus menekankan doktrin Salvation by faith alone (= keselamatan karena iman saja).
Kekristenan
yang benar tidak pernah mengajarkan bahwa saudara bisa diampuni karena
perbuatan baik saudara. Saudara bisa diampuni hanya karena jasa penebusan Yesus
Kristus, dan itu saudara terima kalau saudara percaya kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat saudara!
Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has revealed to good men that
their goodness has not been good enough” (= Saliblah yang telah menyatakan kepada orang-orang yang baik
bahwa kebaikan mereka tidak cukup baik)
- ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal 145.
Ay 40-41: “(40) Karena itu,
waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang
telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: (41) Ingatlah, hai kamu
penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu
pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika
diceriterakan kepadamu’”.
Peringatan bagi orang yang tidak mau
percaya (ay 40-41). Ay 41 dikutip
dari Hab 1:5 versi LXX / Septuaginta.
Adam Clarke: “‘Beware, therefore,
lest that come upon you, which is spoken of in the prophets:’ If you
reject these benefits, now freely offered to you in this preaching of Christ
crucified, you may expect such judgments from the hand of God as your
forefathers experienced, when, for their rebellion and their contempt of his
benefits, their city was taken, their temple destroyed, and themselves either
slain by the sword, or carried into captivity. It is evident that Paul refers
to Hab. 1:5-10; and in those verses the desolation by the Chaldeans is
foretold. Never was there a prophecy more correctly and pointedly applied.
These Jews did continue to slight the benefits offered to them by the Lord; and
they persevered in their rebellion: what was the consequence? The Romans came,
took their city, burnt their temple, slew upwards of a million of them, and
either carried or sold the rest into captivity. How exactly was the prophecy in
both cases fulfilled!” (= ‘Karena itu,
berhati-hatilah, supaya jangan datang kepadamu, yang dikatakan dalam kitab
nabi-nabi’: Jika kamu menolak kebaikan ini, yang sekarang dengan
cuma-cuma ditawarkan kepadamu dalam pemberitaan tentang Kristus yang disalibkan
ini, kamu bisa mengharapkan suatu penghakiman sedemikian rupa dari tangan Allah
seperti yang dialami nenek moyangmu, ketika karena pemberontakan mereka dan
kejijikan / sikap memandang rendah mereka terhadap kebaikan-kebaikanNya, kota
mereka diambil, Bait Suci mereka dihancurkan, dan mereka sendiri dibunuh dengan
pedang atau dibawa sebagai tawanan. Jelas bahwa Paulus menunjuk pada
Hab 1:5-10; dan dalam ayat-ayat itu penghancuran oleh orang-orang Kasdim
diramalkan. Tidak pernah ada suatu nubuat yang diterapkan
dengan lebih benar dan lebih tajam. Orang-orang Yahudi ini terus
mengabaikan kebaikan-kebaikan yang ditawarkan kepada mereka oleh Tuhan; dan
mereka bertekun dalam pemberontakan mereka: apa
akibatnya? Orang-orang Romawi datang, mengambil
Hab 1:5-10 - “(5) Lihatlah di antara bangsa-bangsa
dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan
suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika
diceriterakan. (6) Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang
Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi
untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. (7) Bangsa itu
dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya
sendiri. (8) Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari
pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh
mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa. (9) Seluruh
bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti
angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir. (10)
Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya.
Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan direbutnya tempat
itu”.
Barnes’ Notes:
“‘Ye
will not believe, when it shall be told you.’ So it ever is. Man never
believes that God is in earnest until His judgments come. So it was before the
flood, and with Sodom, and with Lot’s sons-in-law; so it was with Ahab
and Jezebel; so with this destruction of Jerusalem by the Chaldaeans, and what
is shadowed forth, by the Romans” (= ‘Engkau tidak
akan percaya, ketika itu diceritakan kepadamu’. Begitulah
selalu. Manusia tidak pernah percaya bahwa Allah
bersungguh-sungguh sampai penghakimannya tiba. Demikianlah sebelum air
bah, dan dengan Sodom, dan dengan menantu-menantu
Penginjilan bukan hanya menjanjikan keselamatan bagi
orang yang percaya, tetapi juga memberikan ancaman hukuman bagi yang menolak /
tidak percaya. Kalau saudara mau
percaya kepada Kristus, saudara akan diampuni dan
masuk ke surga. Tetapi kalau saudara mengabaikan, menolak, tidak mau percaya
kepada Kristus, maka saudara akan masuk ke neraka
selama-lamanya. Pada saat itu saudara akan sadar bahwa
semua ini benar, tetapi sudah terlambat. Karena itu, percayalah sekarang,
sebelum terlambat!
email us at : gkri_exodus@lycos.com