Khotbah Hari Raya Kristen
oleh: Pdt. Budi Asali, MDiv.
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal”.
KJV: “For
God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever
believeth in him should not perish, but have everlasting life” (= Karena Allah begitu
mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang Tunggal, supaya
siapapun yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi mempunyai hidup yang
kekal).
Ada orang yang menambahinya dengan
kata-kata tertentu sehingga menjadi seperti ini:
“For God so loved the world, that he
gave his only begotten Son, as a Christmas gift to every one, that
whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life” (= Karena Allah begitu
mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang Tunggal, sebagai
hadiah Natal bagi setiap orang, supaya siapapun yang percaya kepadaNya
tidak binasa, tetapi mempunyai hidup yang kekal).
Streams in the
Desert, vol 2, January 15: “God (the greatest lover) so loved
(the greatest degree) the world (the greatest number) that He gave (the
greatest act) His only begotten Son (the greatest gift) that whosoever (the
greatest invitation) believeth (the greatest simplicity) in Him (the greatest
person) should not perish (the greatest deliverance), but (the greatest difference)
have (the greatest certainty) everlasting life (the greatest possession)” [= Allah (pecinta terbesar)
begitu mengasihi (tingkat terbesar) dunia (jumlah terbesar) sehingga Ia
memberikan (tindakan terbesar) AnakNya yang tunggal (pemberian / hadiah terbesar)
supaya barangsiapa (undangan terbesar) percaya (kesederhanaan terbesar) kepada
Dia (pribadi terbesar) tidak binasa (pembebasan terbesar), tetapi (perbedaan
terbesar) mempunyai (kepastian terbesar) hidup yang kekal (milik yang
terbesar)] - John 3:16.
1) Allah (pecinta terbesar / pribadi dengan
cinta yang terbesar).
Semua kita tentu
lebih senang dicintai dari pada dicuekin apalagi dibenci. Tetapi siapa orang
yang mencintai itu jelas juga penting. Kalau kita dicintai oleh walikota, kita
pasti akan bangga sekali. Apalagi kalau yang mencintai itu gubernur atau
presiden. Tetapi ayat ini tidak mengatakan bahwa walikota / gubernur / presiden
mencintai kita. Ayat ini mengatakan bahwa Allah mencintai kita! Walikota /
gubernur / presiden itu orang besar, tetapi semua mereka tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan Allah, yang adalah Pencipta / pemilik seluruh alam semesta
dengan segala isinya!
2) Bukti bahwa Allah adalah pecinta
terbesar adalah bahwa Ia memberikan AnakNya yang Tunggal.
a) Anak Allah.
Jangan berpikir
mula-mula ada Allah, lalu suatu waktu Dia beranak, dan muncul Anak Allah. Kalau
diartikan demikian, Anak Allah itu tidak kekal, dan Dia bukan Allah.
Kita harus
menafsirkan istilah ‘Anak Allah’ itu sesuai dengan pengertian orang-orang di sana pada
jaman itu, dan itu bisa terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang
Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan
hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya
sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya (seharusnya
‘menyetarakan diriNya’) dengan Allah”.
Karena itu, tidak
salah menyebut Yesus sebagai ‘the greatest person’ (= pribadi yang
terbesar).
b) Tunggal.
Ini ditambahkan
untuk membedakan istilah ‘Anak Allah’ yang digunakan terhadap Yesus, dan
istilah ‘anak
Allah’ pada waktu
itu diterapkan kepada kita. Kalau kita percaya kepada Yesus, kita juga disebut ‘anak Allah’ (Yoh 1:12), tetapi
itu tidak berarti bahwa kita setara dengan Allah! Mengapa? Karena Yesus adalah
Anak Allah yang sesungguhnya / kekal, sedangkan kita menjadi anak Allah karena
diadopsi. Yang seperti Yesus itu hanya satu, dan karena itu lalu ditambahkan
kata ‘Tunggal’ / ‘satu-satunya’.
c) Allah memberikan /
mengaruniakan AnakNya yang Tunggal.
Ini dilakukan
dengan mengutus AnakNya datang ke dalam dunia, menjadi manusia sama seperti
kita (kecuali dalam hal dosa), menderita dan mati disalib untuk memikul hukuman
dosa kita. Jadi, ada hubungan yang sangat erat / tak bisa dipisahkan antara
Natal dan Jum’at Agung. Natal harus ada supaya Jum’at Agung bisa ada!
Yesus dilahirkan
pada Natal, supaya bisa menderita dan mati pada Jum’at Agung. Menderita dan
mati dengan cara bagaimana? Dengan cara yang paling mengerikan, menyakitkan,
hina, dan terkutuk. Penyaliban, yang didahului dengan pencambukan!
Bagi saudara yang
mempunyai banyak anak, saya tanya: bolehkah saya minta anak saudara untuk
disembelih lalu disate? Sekalipun saudara mempunyai banyak anak, saudara tidak
akan ijinkan anak saudara disembelih lalu disate, apalagi kalau punya anak
tunggal!
Sebetulnya
jangankan anak, tetapi bahkan kalau saudara punya banyak anjing, saya minta
satu saja untuk dibuat masakan ‘RW’, saudara pasti akan menolak! Tetapi Allah,
yang hanya mempunyai satu Anak, rela memberikanNya untuk kita.
Ini membuat Dia
memang layak disebut sebagai ‘the greatest lover’ (= pecinta yang
terbesar)! KasihNya layak dianggap kasih yang mempunyai ‘the greatest
degree’ (= tingkat terbesar), dan tindakanNya dalam memberikan AnakNya
itu disebut sebagai ‘the greatest act’ (= tindakan terbesar). Dan
ini juga menyebabkan hadiahNya itu layak disebut sebagai ‘the greatest
gift’ (= hadiah terbesar)!
1) Siapa yang disebut dengan istilah ‘dunia’ di sini?
Tentu bukan dunia
dalam arti alam semesta atau bumi ini, tetapi manusianya. Tetapi manusia yang
mana? Yahudi saja? Terus terang, dulu orang-orang Yahudi mempunyai pandangan
bahwa yang bisa selamat itu hanya orang-orang Yahudi saja, dan Allah
menciptakan orang-orang non Yahudi hanya untuk menjadi bahan bakar di neraka.
Karena itu, ada yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ ini digunakan
dalam Yoh 3:16 ini untuk menentang pandangan Yahudi bahwa hanya orang-orang
Yahudi saja yang bisa selamat. Jadi, kata ‘dunia’ ini diartikan
sebagai ‘Yahudi + non Yahudi’! Dengan kata lain, ‘segala bangsa’!
Mari kita
bandingkan dengan ayat-ayat Kitab Suci yang lain:
a) Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
b) Luk 24:47 - “dan lagi: dalam namaNya
berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem”.
c) Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.
d) Dalam Injil Lukas yang datang
kepada Yesus pada Natal adalah para gembala (Luk 2:8-20). Ini adalah orang-orang
Yahudi. Tetapi dalam Injil Matius yang datang kepada Yesus dalam Natal adalah
orang-orang Majus (Mat 2:1-12), yang adalah orang-orang non Yahudi! Apakah
yang terakhir ini ditolak? Tidak mungkin ditolak, karena Allah sendiri yang
memimpin mereka dengan menggunakan petunjuk bintang!
Catatan: Awas, ini bukan
dasar untuk menyetujui / mempercayai horoscope! Bintang dalam Mat 2 itu
bersifat mujijat!
Dari semua ini
jelas bahwa Yesus adalah hadiah Natal dari Allah kepada segala bangsa, termasuk
saudara dan saya, tidak peduli dari bangsa atau suku bangsa apapun kita
berasal! Ini cocok disebut sebagai ‘the greatest number’ (= jumlah
terbesar).
Dan kebalikannya
juga berlaku, yaitu: segala bangsa / suku bangsa hanya mempunyai satu
Juruselamat / Penebus, yaitu Yesus Kristus!
2) Dunia ini adalah dunia yang berdosa.
Sekarang bagaimana
keadaan manusia-manusia di dunia ini kok Allah tahu-tahu mau memberikan AnakNya
yang Tunggal kepada dunia? Apakah dunia ini begitu baik, suci, mengasihi Allah,
selalu menyenangkan dan memuliakan Dia, sehingga Dia lalu mau memberikan
AnakNya yang Tunggal kepada dunia?
Ro 3:10-18 - “(10) seperti ada tertulis:
‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal
budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah
mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut mereka penuh
dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. (16)
Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan
damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang
itu.’”.
Melihat dunia yang
seperti ini, lalu Allah itu masih mau memberikan AnakNya yang Tunggal kepada
dunia, itu betul-betul luar biasa! Tak terbayangkan! Itu sebabnya Ia memang
layak disebut sebagai Pecinta terbesar! Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
·
Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya
sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia
tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
·
1Yoh 4:10 - “Inilah kasih itu: Bukan kita yang
telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah
mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”.
·
Ro 5:6-8 - “(6) Karena waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan
oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang
benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. (8)
Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”.
Kata-kata ‘tidak mudah’ oleh KJV diterjemahkan ‘scarcely’, oleh NIV diterjemahkan ‘rarely’,
dan oleh RSV/NASB diterjemahkan ‘hardly’. Semua artinya kurang lebih
sama, yaitu ‘jarang’ atau ‘sangat jarang’.
Dengan kata lain,
mengapa Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia pada Natal, lalu menderita
dan mati pada Jum’at Agung? Jawabannya: Yoh 3:16b - “... supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Jadi, Ia memberikan
AnakNya yang Tunggal itu supaya kita tidak binasa, atau, untuk menyelamatkan /
memberikan hidup kekal kepada kita!
Mungkin ada orang
yang bertanya: Tidak bisakah Allah menggunakan cara lain untuk menyelamatkan
manusia? Jawabannya: tidak ada! Kalau memang ada, Dia akan pakai cara itu,
bukan dengan memberikan AnakNya yang Tunggal!
Mengapa tidak
bisa? Karena Allah itu adil. Ini menyebabkan Ia HARUS menghukum setiap orang
atas setiap dosa yang diperbuatnya. Kalau Allah tak menghukum apakah Ia baik?
Untuk menjawab
ini, mari kita pikirkan suatu analogi: kalau saudara ditangkap polisi karena
melanggar peraturan lalu lintas, lalu saudara merayu-rayu polisi itu, dan
akhirnya polisi itu membebaskan saudara, apakah polisi itu baik? Bagaimana
kalau ada pencopet tertangkap, lalu merayu polisi itu dan lalu dibebaskan?
Apakah polisi itu baik? Bagaimana kalau penjual narkoba, perampok, pembunuh,
pemerkosa, dsb?
Sekarang kita
terapkan kepada Tuhan / Allah sendiri. Kalau Ia tidak menghukum manusia
berdosa, Ia bukan Allah yang suci, benar ataupun adil! Kalau ada satu dosa
saja, bagaimanapun kecilnya, tidak dihukum selama-lamanya oleh Allah, maka
Allah kehilangan keadilanNya! Yang bisa Ia lakukan, adalah menyediakan seorang
pengganti untuk memikul hukuman dosa itu. Karena itu, Ia mengutus Yesus menjadi
manusia pada Natal pertama, lalu mengorbankanNya pada Jum’at Agung, untuk
memikul hukuman dosa umat manusia. Dengan demikian Yesus menjadi pengganti bagi
kita.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira
dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh
karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan
kepadanya kejahatan kita sekalian”.
2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Setelah Yesus
menderita dan mati untuk menggantikan kita, maka tersedia jalan keselamatan
bagi kita. Ingat: seandainya Yesus tidak lahir, menderita dan mati bagi kita,
maka tidak ada jalan keselamatan bagi manusia, dan semua manusia mulai Adam dan
Hawa sampai kiamat, termasuk saudara dan saya, akan masuk ke neraka
selama-lamanya!
Tetapi faktanya
adalah Yesus sudah lahir pada Natal yang pertama, lalu menderita dan mati untuk
menebus dosa kita, dan sekarang telah tersedia jalan untuk selamat bagi kita.
Ingat hal ini
sekali lagi: Ia adalah hadiah untuk seluruh dunia / segala bangsa, dan bagi seluruh
dunia / segala bangsa hanya ada satu hadiah ini. Tidak ada banyak hadiah, tidak
ada banyak Penebus / Juruselamat, hanya satu, yaitu Yesus Kristus!
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.
1Yoh 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah
telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam
AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa
tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku”.
Calvin: “our salvation must not be sought any where else than in
Christ” (= keselamatan kita tidak
boleh dicari di tempat lain manapun juga selain dalam Kristus).
Calvin juga
mengatakan kebalikannya:
“not the least drop of
salvation can be found out of Christ” (= tidak satu tetes terkecilpun
dari keselamatan bisa ditemukan di luar Kristus).
Terimalah hadiah
itu, dengan menerima / percaya kepada Kristus. Maka saudara tidak akan binasa,
tetapi memiliki hidup kekal.
“God (the greatest lover) so
loved (the greatest degree) the world (the greatest number) that He gave (the
greatest act) His only begotten Son (the greatest gift) that whosoever (the
greatest invitation) believeth (the greatest simplicity) in Him (the greatest
person) should not perish (the greatest deliverance), but (the greatest
difference) have (the greatest certainty) everlasting life (the greatest
possession)” [= Allah (pecinta terbesar) begitu mengasihi (tingkat terbesar) dunia
(jumlah terbesar) sehingga Ia memberikan (tindakan terbesar) AnakNya yang
tunggal (pemberian / hadiah terbesar) supaya barangsiapa (undangan terbesar)
percaya (kesederhanaan terbesar) kepada Dia (pribadi terbesar) tidak binasa
(pembebasan terbesar), tetapi (perbedaan terbesar) mempunyai (kepastian
terbesar) hidup yang kekal (milik yang terbesar)] - John 3:16.
1) Tidak binasa.
Kata ‘binasa’ bukan
hanya menunjuk pada kematian, tetapi pada perpisahan kekal dengan Allah dan
pada hukuman kekal di neraka.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman
kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan
kekuatanNya”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut,
orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh,
orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian
yang kedua.’”.
‘Tidak binasa’ disebut sebagai ‘the
greatest deliverance’ (= pembebasan terbesar)! Memang kalau kita
dibebaskan dari problem, penyakit dsb, kita senang juga. Tetapi apa gunanya
kaya, sehat, hidup tanpa problem di dunia ini, kalau nanti harus masuk neraka
selama-lamanya? Kalau harus memilih, enak jadi Lazarus atau orang kayanya?
Jadi, ‘tidak
binasa’ ini yang
terpenting; ini adalah pembebasan terbesar!
2) Hidup yang kekal.
a) Kata ‘hidup’ kontras dengan ‘binasa’, dan
kontras itu juga ditunjukkan oleh kata ‘tetapi’.
Dan kata ‘tetapi’ ini
mengkontraskan sedemikian rupa sehingga disebut sebagai ‘the greatest
difference’ (= perbedaan terbesar).
Pada saat mereka
masih hidup di dunia, maka ada kontras yang besar antara Lazarus dan orang
kaya. Tetapi setelah mereka mati, keadaan terbalik, dan kontrasnya jauh lebih
besar lagi. Memang antara surga dan neraka ada perbedaan yang layak disebut
sebagai ‘the greatest difference’ (= perbedaan terbesar).
b) Kata ‘kekal’ berarti
selama-lamanya. Kalau bisa berhenti / hilang itu namanya tidak kekal.
Bdk. Yoh 10:28-29
- “(28) dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak
akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka
dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari
pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.
Ini jelas
menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang!
c) Ini disebut sebagai ‘the
greatest possession’ (= milik yang terbesar).
Lenski: “Not to perish is to have; not to
have is to perish” [= Tidak binasa artinya mempunyai (hidup
kekal);
tidak mempunyai (hidup kekal) artinya binasa] - hal 265.
Apapun yang
saudara punyai, itu tidak ada artinya sama sekali kalau saudara tidak mempunyai
hidup yang kekal ini!
Mat 16:26 - “Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
d) Siapapun yang percaya kepada
Yesus dikatakan ‘mempunyai’ hidup yang kekal.
Ini disebut ‘the
greatest certainty’ (= kepastian terbesar). Jadi, keselamatan / hidup kekal
itu bukan hanya mungkin / kemungkinan besar diterima, tetapi pasti diterima!
3) Percaya kepada Dia (Yesus Kristus).
Cara / jalan
supaya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal adalah dengan percaya kepada
Yesus Kristus.
Karena sudah
adanya korban Yesus Kristus, maka jalan untuk selamat itu menjadi begitui
sederhana dan mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Cara / jalan ini disebut sebagai ‘the greatest
simplicity’ (= kesederhanaan terbesar).
Kita tidak
mempercayai keselamatan karena perbuatan baik ataupun karena iman + perbuatan
baik! Ini merupakan cara / jalan yang ruwet! Semboyan Reformasi adalah SOLA FIDE (= hanya iman).
Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri”.
Tetapi karena
begitu sederhana, banyak orang lalu meremehkan cara / jalan ini. Tetapi kalau
saudara tidak mau jalan yang sederhana ini, tidak ada jalan untuk selamat!
Dan satu hal lagi:
ini ditawarkan kepada ‘whosoever’ (= siapapun). Dan ini disebut sebagai ‘the
greatest invitation’ (= tawaran / undangan terbesar). Jangan sia-siakan
undangan ini! Mari kita merayakan Natal tahun ini dengan menerima ‘the
greatest gift’ (= hadiah terbesar) dari Allah itu, dengan percaya dan
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, dan bahkan dengan
membagikannya / menceritakannya kepada orang-orang lain. Maukah saudara?
Selamat hari Natal, Tuhan memberkati saudara semua.
-AMIN-