oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Daniel 9:1-19
Berapa
pentingnya gereja bagi saudara? Kalau gereja ini musnah, kira-kira bagaimana perasaan
dan sikap saudara? Apakah saudara sedih dan merasa sangat kehilangan, atau
saudara bersikap: ‘ada EXODUS baik, tidak ada ya sudah’? Saya berpendapat bahwa
sebetulnya gereja harus mendapatkan tempat yang terpenting dalam hidup kita,
jauh di atas pekerjaan, study, mungkin bahkan di atas keluarga kita.
Beberapa
ahli theologia menekankan pentingnya gereja bagi orang kristen dengan
menggambarkan gereja sebagai ibu bagi orang kristen.
Gereja sebagai ibu kita.
Augustine: “He cannot have God for his father who refuses to have the
church for his mother” (= Ia tidak bisa mempunyai
Allah sebagai Bapanya yang menolak untuk mempunyai gereja sebagai ibunya) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 117.
Cyprian: “You cannot have God for your Father unless you have the church
for your Mother” (= Kamu tidak bisa
mempunyai Allah sebagai Bapamu kecuali kamu mempunyai gereja sebagai Ibumu) - ‘Institutes of
the Christian Religion’, Book IV, ch. 1, no 1, footnote.
Calvin
mendukung hal ini dan sebagai dasar ia menggunakan Gal 4:26 yang berbunyi:
“Tetapi Yerusalem sorgawi
adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita”.
Calvin
menekankan pentingnya gereja dan keharusan menghormati gereja dan membangun
gereja, dengan mengecam orang yang secara sembarangan dan dengan sikap angkuh
meninggalkan gereja / pindah gereja.
Calvin: “where the preaching of the gospel is reverently heard and the
sacraments are not neglected, there for a time being no deceitful or ambiguous
form of the church is seen; and no one is permitted to spurn its authority,
flout its warnings, resists its counsels, or make light of its chastisements -
much less to desert it and break its unity. For the Lord esteems the communion
of his church so highly that he counts as a traitor and apostate from
Christianity anyone who arrogantly leaves any Christian society, provided it
cherishes the true ministry of Word and sacraments. He so esteem the authority
of the church that when it is violated he believes his own diminished” (= dimana pemberitaan Injil didengarkan dengan hormat dan
sakramen tidak diabaikan, di sana untuk sementara tidak ada bentuk yang menipu
atau berarti ganda dari gereja terlihat; dan tidak seorangpun yang diijinkan
untuk menolak otoritasnya dengan angkuh, mencemoohkan peringatan-peringatannya,
menolak nasehat-nasehatnya, atau meremehkan hajaran-hajarannya - lebih-lebih
membelot / meninggalkannya dan menghancurkan kesatuannya. Karena Tuhan menilai
persekutuan gereja begitu tinggi sehingga Ia menganggap sebagai seorang
pengkhianat dan seorang murtad dari kekristenan siapapun yang dengan angkuh
meninggalkan perkumpulan kristen apapun, asalkan perkumpulan / gereja itu
menghargai / memelihara pelayanan yang benar dari Firman dan sakramen-sakramen.
Ia begitu menghargai otoritas dari gereja sehingga pada waktu otoritas gereja
itu dilanggar / dihina, Ia percaya bahwa otoritasNya sendiri berkurang) - ‘Institutes of
the Christian Religion’, Book IV, Chapter 1, No 10.
Pentingnya
gereja juga terlihat dari sikap Tuhan Yesus terhadap Bait Allah.
Sikap Yesus terhadap Bait Allah.
Yoh 2:17 - “Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk
rumahMu menghanguskan Aku’.”.
Sikap Daniel terhadap Bait Allah.
1) Daniel
berada jauh dari Israel dan mempunyai kedudukan tinggi (Dan 6:29), tetapi
ia tetap ingat dan terbeban pada Yerusalem dan Bait Allah.
C. H. Spurgeon: “A true hearted believer
does not live for himself. Where there is abundance of grace, and great
strength of mind in the service of God, there is sure to be a spirit of
unselfishness. It was so with Daniel, ...” (= Orang
percaya yang bersungguh hati tidak hidup untuk dirinya sendiri. Dimana ada
kasih karunia yang berlimpah-limpah, dan kekuatan pikiran yang besar dalam
pelayanan Allah, di sana pasti ada roh yang tidak egois. Demikianlah dengan
Daniel, ...) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 5, hal 21.
C. H. Spurgeon: “Patriotism is an instinct
which is found, I think, in every true Englishmen, and most of the other
nations of the earth can also boast of their patriots. Let it never be said
that the Church of God has no feeling of patriotism for the Holy City, for the
Heavenly Land, and for her glorious King enthroned above. To us, Christian
patriotism means love to the Church of God” (=
Patriotisme adalah suatu naluri yang ditemukan dalam setiap orang Inggris, dan
kebanyakan bangsa-bangsa lain di bumi ini juga bisa membanggakan
patriot-patriot mereka. Janganlah hendaknya dikatakan bahwa Gereja Allah tidak
mempunyai perasaan patriotisme untuk Kota Kudus, untuk Tanah / Negeri Surgawi,
dan untuk Rajanya yang mulia yang bertakhta di atas. Bagi kita, patriotisme
Kristen berarti kasih kepada Gereja Allah)
- ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’,
vol 5, hal 22.
2) Daniel berdoa untuk Bait Allah (ay
17).
Doa Daniel sangat tidak egois. Ia tidak berdoa: ‘Tuhan sinarilah aku dengan wajahMu’, tetapi ia berdoa: ‘sinarilah tempat kudusMu yang telah musnah
ini dengan wajahMu’ (ay 17).
Mengapa ia berdoa untuk Bait Allah?
Karena Bait Allah sudah musnah / dihancurkan. Mengapa itu terjadi? Karena
kemurkaan Tuhan kepada Israel / Yehuda. Karena itu Daniel berdoa supaya Tuhan
kembali menyinari Bait Allah itu dengan wajahNya. Artinya: kiranya Tuhan
kembali berkenan kepada Bait Allah tersebut.
C. H. Spurgeon: “The favour of God is not merely
something to his Church, but it is everything” (= Perkenan / kebaikan Allah bukanlah sekedar merupakan sesuatu
bagi GerejaNya, tetapi itu adalah segala sesuatu) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 5, hal 28.
Kita sering memikirkan jumlah jemaat, keuangan gereja,
tidak adanya orang yang melayani dan sebagainya. Tetapi sebetulnya ada satu
yang lebih mendasar dibandingkan semua itu, yaitu perkenan Tuhan. Kalau Tuhan
berkenan kepada sebuah gereja Ia pasti akan menyediakan semua itu.
Tetapi untuk bisa berdoa supaya Tuhan berkenan kepada
gereja kita, kita sendiri harus mempunyai perhatian dan beban untuk gereja
kita.
C. H. Spurgeon: “How can we expect the Lord
to cause his face to shine upon his sanctuary when his people have little or no
care about that sanctuary?” (= Bagaimana kita bisa
mengharapkan Tuhan membuat wajahNya bersinar pada tempat kudusNya jika umatNya
mempunyai perhatian hanya sedikit atau tidak sama sekali tentang tempat kudus
itu?) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 5, hal 30.
C. H. Spurgeon: “It is all very well for a
man to pray, but the value of his prayer very much depends upon its sincerity,
and that sincerity will be proved by his doing something that will help to
answer his own prayer” (= Merupakan sesuatu yang
sangat baik bagi seseorang untuk berdoa, tetapi nilai doanya sangat tergantung
pada kesungguhannya, dan kesungguhan itu akan dibuktikan dengan tindakannya
untuk melakukan sesuatu yang akan menolong untuk menjawab doanya sendiri) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 5, hal 30.
Hanya berdoa, tanpa mau melayani dan mendukungnya dalam
keuangan, hanya merupakan omong kosong belaka.
Penutup.
Kondisi
gereja kita tidaklah atau belumlah seburuk Bait Allah yang musnah pada jaman Daniel.
Tetapi yang jelas gereja kita memburuk dan menurun, baik secara kwantitas /
jumlah orang, maupun kwalitas. Kalau ini dibiarkan, maka nasib gereja kita akan
sama seperti Bait Allah pada jaman Daniel, dan saudara harus bersiap-siap untuk
mencari gereja lain.
Kalau
saudara tidak ingin hal itu terjadi, maka saudara harus banyak berdoa untuk
gereja ini, dan juga mendukungnya melalui keuangan dan pelayanan.
Saya sebagai pendeta. tidak
akan bisa memperbaiki gereja ini sendirian. Kitab Suci tidak pernah mengajar
bahwa pelayanan gereja dibebankan seluruhnya kepada pendeta. Sebaliknya gereja
digambarkan sebagai tubuh Kristus, yang anggota-anggotanya semuanya harus
berfungsi. Maukah saudara berdoa dan mendukung dengan sungguh-sungguh?
email us
at : gkri_exodus@lycos.com