oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Apa yang paling saudara hargai / inginkan dalam hidup
ini? Uang, kedudukan, pekerjaan dengan gaji tinggi, cewek yang cantik, mobil
mewah, rumah yang indah, keluarga yang harmonis? Firman Tuhan menghendaki kita
mengutamakan / paling menghargai hikmat!
Amsal 3:13-15 - “(13) Berbahagialah orang yang mendapat
hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, (14) karena keuntungannya melebihi
keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. (15) Ia lebih berharga dari pada
permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya”.
Amsal 8:10-11,19 - “(10) Terimalah didikanku, lebih dari pada
perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. (11) Karena hikmat lebih
berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat
menyamainya. ... (19) Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada
emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan”.
Ayub 28:15-19 - “(15) Untuk gantinya tidak dapat diberikan
emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. (16) Ia tidak
dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal
atau dengan permata lazurit; (17) tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca,
ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. (18) Baik gewang, baik hablur,
tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. (19)
Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai
dengan emas murni”.
Amsal 16:16 - “Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi
memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat
perak”.
1) Karena
hikmat itu sangat / paling berharga, maka kita harus mencarinya, dan kita harus
mencarinya dengan sungguh-sungguh, dengan mengorbankan segala sesuatu.
Amsal 2:1-4 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima
perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu
memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, (3)
ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada
kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan
mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, ...”.
Di gereja ini ada sesuatu yang aneh / tak masuk akal. Ada
banyak jemaat yang bisa mengatakan bahwa kelebihan gereja ini adalah dalam hal
Firman Tuhan, dsb, tetapi lucunya orang-orang itu tidak datang dalam Pemahaman
Alkitab. Apa gunanya omong kosong seperti itu? Saudara cuma secara intelektual
saja menganggap Firman Tuhan di sini bagus, tetapi secara rohani saudara tidak
merindukannya!
Adam Clarke: “‘If thou seekest her as
silver.’ How do men seek money? What will they not do to get rich? Reader, seek
the salvation of thy soul as earnestly as the covetous man seeks wealth; and be
ashamed of thyself, if thou be less in earnest after the true riches than he is
after perishing wealth” (= ‘Jika engkau mencarinya seperti mencari perak’. Bagaimana
manusia mencari uang? Apa yang mereka tidak lakukan untuk menjadi kaya?
Pembaca, carilah keselamatan jiwamu sama sungguh-sungguhnya seperti orang yang
tamak mencari kekayaan; dan jadilah malu tentang dirimu sendiri, jika engkau
kurang sungguh-sungguh mengejar kekayaan yang sejati dari pada ia mengejar
kekayaan yang akan binasa).
Jamieson, Fausset & Brown: “‘If
thou seekest her as silver, and searchest for her as (for) hid treasures’ ...
Treasures anciently, when there were no banks, were often hidden in the earth.
True knowledge lies deep as in a mine; and they alone will get the precious ore
who dig down into it, not grudging time, delays, pains, expense. ... Not merely
scrape the surface, and get a few superficial scraps of knowledge, but dig
deep, and far, and wide. The ‘treasures’ are ‘hidden’ by God, not in order to
keep them back from us, but to stimulate our faith and patient perseverance in
searching for them” (= ‘Jika engkau mencarinya seperti
mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam’ ... Harta
pada jaman dulu, pada waktu tidak ada bank, sering disembunyikan dalam tanah.
Pengetahuan yang sejati terletak di dalam seperti dalam tambang; dan hanya
mereka saja yang akan mendapatkan biji yang berharga yang menggali dalam ke
dalamnya, tidak menyayangkan waktu, penundaan, rasa sakit, ongkos / biaya. ...
Bukan semata-mata mengeruk permukaan, dan mendapatkan sedikit potongan
pengetahuan yang dangkal, tetapi menggali dalam, dan jauh dan lebar. Harta itu
disembunyikan oleh Allah, bukan untuk mencegah kita mendapatkannya, tetapi
untuk merangsang iman kita dan ketekunan yang sabar dalam mencarinya).
Bdk. Amsal 4:7 - “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan
segala yang kauperoleh perolehlah pengertian”.
KJV: ‘Wisdom is the principal
thing; therefore get wisdom: and with all thy getting get understanding’
(= Hikmat adalah hal yang terpenting / terutama; karena itu dapatkanlah
hikmat: dan dengan semua yang engkau peroleh, dapatkanlah pengertian).
NIV:
‘Wisdom is supreme; therefore get wisdom. Though it cost
all you have, get understanding’ (= Hikmat adalah yang tertinggi; karena itu
dapatkanlah hikmat. Sekalipun itu menghabiskan semua yang kaumiliki,
dapatkanlah pengertian).
Jamieson, Fausset & Brown: “The
world’s maxim, on the contrary, is, - Money is the principal thing; therefore
get money: and with all thy getting get more. ... ‘You begin to be wise when you
begin to love and seek wisdom: as Seneca says, It is a great part of goodness
to wish to be good’” [= Pepatah dunia sebaliknya adalah - Uang
adalah hal yang terpenting / terutama; karena itu dapatkanlah uang; dan dengan
semua yang kauperoleh dapatkanlah (uang) lebih banyak lagi. ... ‘Kamu
mulai menjadi bijaksana pada waktu kamu mulai mengasihi dan mencari hikmat:
seperti yang dikatakan oleh Seneca, Menginginkan untuk menjadi baik merupakan
sebagian dari kebaikan’].
Keil & Delitzsch:
“it contains
all that is necessary in order to becoming wise. ... give all for wisdom (Matt.
13:46,44); no price is too high, no sacrifice too great for it” [= membutuhkan semua yang
diperlukan untuk menjadi bijaksana. ... berikanlah semua untuk hikmat (Mat 13:46,44);
tak ada harga yang terlalu tinggi, tak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk
itu].
Bdk. Amsal 23:23 - “Belilah kebenaran dan jangan
menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian”.
Matthew Henry tentang Amsal 23:23:
“‘We must buy it,’ that is,
be willing to part with any thing for it. ... whatever it costs us, we shall
not repent the bargain. ... Riches should be employed for the getting of
knowledge, rather than knowledge for the getting of riches. ... ‘we must not
sell it.’ Do not part with it for pleasures, honours, riches, any things in
this world. Do not neglect the study of it, nor throw off the profession of it,
nor revolt from under the dominion of it, for the getting or saving of any
secular interest whatsoever” (= ‘Kita harus membelinya’, yaitu, mau berpisah dengan apapun
untuk itu. ... apapun ongkosnya, kita tidak akan menyesali harganya. ...
Kekayaan harus digunakan untuk mendapatkan pengetahuan, dan bukannya
pengetahuan digunakan untuk mendapatkan kekayaan. ... ‘kita tidak boleh
menjualnya’. Jangan berpisah dengannya untuk kesenangan, kehormatan, kekayaan,
apapun di dunia ini. Jangan mengabaikan pelajaran tentangnya, atau melepaskan
diri dari pengakuan tentangnya, atau memberontak dari penguasaannya, untuk
mendapatkan atau mempertahankan kesenangan sekuler apapun).
Pemazmur tahu akan hal ini sehingga ia berdoa seperti
dalam Maz 119:36 - “Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatanMu, dan jangan
kepada laba”. Pernahkah saudara berdoa
seperti ini?
2) Kalau
kita betul-betul mengasihi hikmat dan mencarinya dengan sungguh-sungguh, maka
Tuhan berjanji bahwa kita akan mendapatkannya.
Amsal 8:17 - “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun
mencari aku akan mendapatkan daku.
Bagian yang saya garis bawahi itu diterjemahkan
berbeda-beda.
KJV: ‘those that seek me early’
(= mereka yang mencari aku pada awal / pagi).
RSV: ‘those
who seek me diligently’ (= mereka yang dengan rajin mencari
aku).
NIV: ‘those who seek me’ (= mereka yang mencari aku).
NASB: ‘those who diligently seek me’ (= mereka yang mencari aku dengan
rajin).
Adam Clarke menggunakan KJV dan mengatakan bahwa kata ‘early’
tidak menunjuk pada ‘pagi hari’ tetapi pada ‘usia muda’, dan menekankan supaya
orang mencari hikmat sejak muda.
Tetapi Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa ‘early’
menunjuk pada pagi hari (bdk. Maz 119:147-148), dan menekankan bahwa kita
harus mendahulukan untuk mencari hikmat dari pada hal-hal lain.
1) Hikmat
bukan ada pada orang tua, tetapi pada Allah.
Ayub 12:12-13 - “(12) Konon hikmat ada pada orang yang tua,
dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. (13) Tetapi pada Allahlah hikmat
dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian”.
Ayub 28:12,20,23 - “(12) Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh,
di mana tempat akal budi? ... (20) Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau
akal budi, di manakah tempatnya? ... (23) Allah mengetahui jalan ke sana, Ia
juga mengenal tempat kediamannya”.
2) Kalau
kita mempelajari dan mengerti Firman Tuhan, kita akan mendapatkan hikmat.
a) Ini
terlihat dari text kita yang mencampur-adukkan ‘hikmat’ dengan ‘pengertian’ /
‘kepandaian’ / ‘pengetahuan’ / ‘perkataan’ / ‘perintah’.
Amsal 2:1-6 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku
dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu
memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
(3) ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu
kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak,
dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan
memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan
Allah. (6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan
dan kepandaian”.
b) Ini
juga bisa terlihat dalam banyak ayat Kitab Suci, misalnya:
·
Maz 119:98-100 - “(98) PerintahMu membuat
aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada
padaku. (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab
peringatan-peringatanMu kurenungkan. (100) Aku lebih mengerti dari pada
orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titahMu”.
·
Maz 119:130 - “Bila tersingkap,
firman-firmanMu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh”.
·
Maz 19:8 - “Taurat TUHAN itu sempurna,
menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada
orang yang tak berpengalaman”.
Problem di GKRI EXODUS ini mungkin adalah ‘terlalu banyak
Firman Tuhan’ sehingga akhirnya Firman Tuhan diremehkan!
Bdk. Amsal 27:7 - “Orang yang kenyang menginjak-injak madu,
tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis”.
Memang sebetulnya
Amsal 27:7 ini bicara tentang makanan jasmani (bdk. Luk 15:16-17 - anak bungsu itu ingin makanan
babi), tetapi
dalam hal makanan rohanipun orang bisa berbuat yang sama. Gereja yang sedikit
Firman Tuhan, orang-orangnya rindu Firman Tuhan, tetapi gereja yang terlalu
banyak Firman Tuhan, orang-orangnya meremehkan Firman Tuhan.
Jamieson, Fausset & Brown: “So those who are ‘full’ of
spiritual privileges often ‘loathe’ or make light of them, because of their commonness,
while ‘hungering souls’ relish as sweet the Gospel feast, ... Fulness of bread
begets bad appetite, especially in spiritual things” (=
Demikianlah mereka yang ‘kenyang’ dalam hak-hak rohani seringkali ‘benci /
jijik’ atau meremehkannya, karena lazimnya / banyaknya hal itu, sementara
‘jiwa-jiwa yang lapar’ menikmati pesta Injil sebagai sesuatu yang manis, ...
Kenyang roti / makanan menyebabkan nafsu makan yang buruk, khususnya dalam
hal-hal rohani).
Keil & Delitzsch: “‘Hunger is the best cook,’ according to a German
proverb; ... Let the man whom God has richly satisfied with good things guard
himself against ingratitude towards the Giver, and against an undervaluing of
the gifts received; and if they are spiritual blessings, let him guard himself
against self-satisfaction and self-contentment, which is, in truth, the worst
poverty, Rev. 3:17; ... in spiritual life, a satiety which supposes itself to
be full of life, but which is nothing else than the decay of life, than the
changing of life into death” (= ‘rasa lapar adalah koki
yang terbaik’, menurut suatu pepatah Jerman; ... Hendaklah orang yang oleh
Allah dipuaskan secara kaya / berlimpah-limpah dengan hal-hal yang baik menjaga
dirinya sendiri terhadap rasa tidak tahu terima kasih terhadap sang Pemberi,
dan terhadap peremehan terhadap pemberian-pemberian yang diterimanya; dan jika
itu adalah hal-hal rohani, hendaklah ia menjaga dirinya sendiri terhadap rasa
puas diri, yang sebenarnya merupakan kemiskinan yang terburuk, Wah 3:17; ...
dalam kehidupan rohani, suatu kekenyangan yang menganggap dirinya sendiri penuh
kehidupan, sebetulnya tidak lain dari pada pembusukan kehidupan, dan perubahan
kehidupan menjadi kematian).
Kalau
saudara berpikir: ‘Toh tiap Rabu ada Pemahaman Alkitab, dan tiap Minggu ada
Firman Tuhan, jadi membolospun tak apa-apa, karena toh minggu depan bisa
mendapatkan Firman Tuhan lagi’, maka saudara termasuk orang seperti ini!
Itu
sebetulnya sama dengan bosan. Bandingkan dengan kalau saudara sedang jatuh
cinta, apakah berpikir demikian tentang pertemuan dengan sang kekasih? Tuhan
memberi peringatan tentang kebosanan terhadap Firman Tuhan.
Amsal 3:11
- “Hai
anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan
akan peringatanNya”.
Tuhan
juga mengatakan bahwa sekalipun seseorang sudah bijaksana, jadi sudah mengerti
Firman Tuhan. ia tetap harus belajar supaya makin bertambah dalam pengertian /
hikmat.
Amsal 1:5-7
- “(5) baiklah
orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan - (6) untuk mengerti amsal dan ibarat,
perkataan dan teka-teki orang bijak. (7) Takut akan TUHAN adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
Apa bahaya
dari sikap meremehkan Firman Tuhan ini? Kalau Firman Tuhan terus diremehkan,
maka Tuhan bisa mencabut Firman Tuhan itu dari diri saudara.
Yoh 8:31-32
- “(31)
Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu
tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.
Kalau
kita ‘tetap
dalam firman’,
artinya bukan cuma mendengar tetapi juga melaksanakannya, maka kita akan
mengetahui kebenaran. Artinya Tuhan akan menambah pengetahuan kita, sehingga
setiap belajar Firman Tuhan kita mendapat sesuatu. Tetapi kalau kita tidak
tetap dalam firman, kita tidak mendapatkan tambahan pengertian. Tuhan bisa
melakukan itu dengan tetap membiarkan kita di gereja yang memberitakan Firman
Tuhan tetapi tidak memberkati diri kita sehingga kita tidak mendapat apa-apa,
tetapi Tuhan juga bisa mencabut Firman Tuhan itu dari kita sehingga kita tidak
bisa mendengar Firman Tuhan yang baik.
Amos 8:11-12 - “(11) ‘Sesungguhnya, waktu akan datang,’
demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini,
bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN. (12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah
dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya”.
Matthew
Henry: “When Amos prophesied, and for a considerable time after,
they had great plenty of prophets, abundant opportunities of hearing the word of
God, ...; and it is probable that they surfeited upon it, as Israel on the
manna, and therefore God threatens that hereafter he will deprive them of this
privilege. ... What the judgment itself is that is threatened. It is a famine,
a scarcity, not of bread and water ..., but a much sorer judgment than that,
even a famine of hearing the words of the Lord. There shall be no congregations
for ministers to preach to, nor any ministers to preach, nor any instructions
and abilities given to those that do set up for preachers, to fit them for
their work. The word of the Lord shall be precious and scarce; there shall be
no vision, 1 Sam. 3:1. They shall have the written word, Bibles to read, but no
ministers to explain and apply it to them, the water in the well, but nothing
to draw with” (= Pada waktu Amos bernubuat, dan untuk waktu yang
cukup lama setelahnya, mereka mempunyai banyak nabi-nabi, kesempatan yang
berlimpah-limpah untuk mendengar firman Allah, ... ; dan adalah mungkin bahwa
mereka kekenyangan terhadapnya, seperti Israel terhadap manna, dan karena itu
Allah mengancam bahwa setelah ini Ia akan mencabut hak itu dari mereka. ... Apa
penghakiman yang diancamkan. Itu adalah kelaparan, suatu kekurangan /
kejarangan, bukan tentang roti dan air ..., tetapi suatu penghakiman yang jauh
lebih menyedihkan dari pada itu, yaitu suatu kelaparan tentang mendengar firman
Tuhan. Di sana akan tidak ada jemaat bagi pendeta untuk berkhotbah, ataupun
pendeta yang berkhotbah, atau instruksi dan kemampuan yang diberikan kepada
mereka yang diangkat menjadi pengkhotbah-pengkhotbah supaya mereka cocok dengan
pekerjaan mereka. Firman Tuhan akan menjadi mahal dan jarang; tidak akan ada
penglihatan, 1Sam 3:1. Mereka akan mempunyai firman tertulis, Alkitab, untuk
dibaca, tetapi tidak ada pendeta untuk menjelaskan dan menerapkannya kepada
mereka; air ada dalam sumur, tetapi tidak ada apapun dengan mana kita bisa
mengambilnya).
Tentang
Amos 8:12, Matthew Henry berkata:
“They
shall wander from sea to sea, from the sea of Tiberias to the Great Sea, from
one border of the country to another, to see if God will send them prophets,
either by sea or land, from other countries; since they have none among
themselves, they shall go from the north to the east; when they are
disappointed in one place they shall try another, and shall run to and fro, as
men at a loss, and in a hot pursuit to seek the word of the Lord, to enquire if
there be any prophets, any prophecy, any message from God, but they shall not
find it. ... even those that slighted prophets when they had them shall wish
for them as Saul did for Samuel, when they are deprived of them. Many never
know the worth of mercies till they feel the want of them” (= Mereka akan mengembara dari
laut ke laut, dari laut Tiberias ke laut Besar, dari satu tepi negeri ke tepi
yang lain, untuk melihat jika Allah mengirim kepada mereka nabi-nabi, melalui
laut atau darat, dari negara-negara lain; karena mereka tidak mempunyainya di
antara mereka sendiri, mereka akan pergi dari utara ke timur; pada waktu mereka
kecewa di tempat satu mereka akan mencoba tempat yang lain, dan akan berlari
kesana kemari, seperti orang-orang yang bingung, dan dalam pencarian yang panas
/ sungguh-sungguh terhadap firman Tuhan, menanyakan jika ada nabi, nubuat,
pesan dari Allah, tetapi mereka tidak akan menemukannya. ... bahkan mereka yang
mengabaikan nabi-nabi pada waktu mereka mempunyainya akan menginginkan mereka,
seperti Saul terhadap Samuel, pada waktu nabi-nabi itu dicabut dari mereka.
Banyak orang tak pernah tahu nilai dari belas kasihan / kemurahan sampai mereka
merasakan kekurangan / ketidak-adaan hal-hal itu).
Barnes’
Notes: “Even the profane, when they see no help, will have
recourse to God. Saul, in his extremity, ‘inquired of the Lord and He answered
him not, neither by dreams, nor by Urim, nor by prophets’ (1 Sam. 28:6). They
sought for temporal relief only, and therefore found it not” [= Bahkan orang duniawi, pada
waktu mereka tidak melihat pertolongan, akan mencari jalan kepada Allah. Saul,
dalam kebutuhan yang sangat, ‘bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak
menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para
nabi’ (1Sam 28:6). Mereka hanya mencari untuk pertolongan sementara saja, dan
karena itu tidak mendapatkannya].
Karena
itu, kalau saudara:
·
lebih
mengutamakan uang dan hal-hal duniawi dari pada Firman Tuhan,
·
atau
saudara punya kebosanan terhadap Firman Tuhan sehingga saudara tidak lagi
mencarinya seperti dulu pada saat pertama kali percaya Kristus,
·
atau kalau
saudara merasa sekarang sudah cukup banyak mengerti Firman Tuhan sehingga tak
lagi berusaha mencarinya,
maka
datanglah kepada Tuhan, akui itu sebagai dosa, minta Dia mengubahkan saudara,
dan carilah hikmat / Firman Tuhan seperti mencari harta terpendam. Tuhan
kiranya memberkati saudara.
email us
at : gkri_exodus@lycos.com