Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
1) Kej 1
merupakan fakta sejarah:
Ada orang-orang (golongan Liberal) yang mengatakan bahwa Kej 1-11
bukanlah fakta sejarah, tetapi sekedar suatu dongeng, illustrasi, perumpamaan
dsb. Ini salah, dan bahkan sesat! Karena itu hati-hatilah dengan semua
pengkhotbah / pendeta / gereja yang mempunyai pandangan demikian. Perlu
diperhatikan bahwa pada awal dari Kej 1 tidak digunakan kata-kata ‘once upon
a time / pada suatu waktu’ seperti yang digunakan dalam dongeng-dongeng
pada umumnya! Tetapi di sini digunakan kata-kata ‘in the beginning /
pada mulanya’ (Kej 1:1). Ini jelas menunjukkan bahwa Kej 1 itu bukanlah suatu
dongeng atau illustrasi, tetapi merupakan fakta sejarah. Disamping itu:
a)
Kej 2:1
yang berbunyi: “Demikianlah diselesaikan
langit dan bumi dan segala isinya” jelas menunjukkan bahwa Kej 1 adalah fakta sejarah.
b)
Kel
20:11 yang berbunyi: “Sebab enam hari lamanya
TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada
hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya”, jelas juga menunjukkan bahwa Kej 1 merupakan
fakta sejarah. Kalau Kej 1 itu hanyalah dongeng, illustrasi, dsb, maka itu
berarti bahwa Allah menetapkan hari ke 7 sebagai hari Sabat berdasarkan suatu
dongeng! Ini betul-betul tidak masuk akal.
2) Alkitab
menyatakan Allah.
Pada awal dari Alkitab, pada Kej 1:1 sudah dikatakan tentang
‘Allah’. Alkitab memang menyatakan Allah kepada kita. Jadi, pada waktu
menghampiri Alkitab, kita harus mempunyai keinginan untuk mengenal Allah.
Penerapan:
Apakah saudara mempunyai keinginan untuk mengenal Allah? Dan
apakah saudara belajar Firman Tuhan dengan tujuan supaya mengenal Allah atau
lebih mengenal Allah? Kalau tidak, tidak ada gunanya saudara belajar Alkitab!
3) Allah adalah
pencipta segala sesuatu.
Allah yang disebut dalam Kej 1:1 itu adalah Pencipta! Ini salah satu
bagian Kitab Suci yang mendasari kalimat pertama dari 12 Pengakuan Iman Rasuli
yang berbunyi: “Aku percaya kepada Allah,
Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi”.
A) Allah menciptakan langit dan bumi (Kej
1:1-2).
Ada suatu teori / penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini,
yang disebut ‘Gap Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1
dan Kej 1:2 terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan
tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kej 1:1,
langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadilah pemberontakan
Iblis (yang sering disebut secara salah dengan nama Lucifer), sehingga bumi menjadi
tidak berbentuk dan kosong seperti dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst Allah
melakukan penciptaan ulang.
Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:
1) Mereka
berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang
tertulis dalam Kej 1:2 - ‘bumi
belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa
penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempurna, tetapi lalu menjadi rusak /
kacau karena pemberontakan Iblis.
2) Dengan
adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu
Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.
3) Kej
1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan
kosong’.
NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).
Ditinjau dari sudut bahasa Ibrani, kata ‘HAYETAH’ yang
diterjemahkan ‘was / adalah’, juga bisa diterjemahkan ‘became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka Kej 1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong’. Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.
Saya berpendapat bahwa ‘Gap theory’ ini harus ditolak
dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:
a) Kej
1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia
menciptakan yang baik dan teratur secara bertahap.
Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah
melakukan penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka
berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej
1:3-dst, maka Allah melakukannya secara bertahap. Ini menunjukkan
ketidak-konsekwenan teori ini.
b) Ilmu
Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menentukan umur bumi.
Perlu diketahui bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan
untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini menghasilkan hasil
yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama menghasilkan bilangan 100 juta
tahun, maka metode kedua ternyata menghasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb.
Disamping itu perlu diketahui bahwa para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah
orang yang bukan kristen, bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode
tertentu mereka menemukan bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu
dipublikasikan, sedangkan kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan
ribuan atau puluhan ribu tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu
mereka sembunyikan.
Hal lain yang perlu
diketahui adalah bahwa pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dalam Kej 1,
maka semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang
tidak kita ketahui). Misalnya:
·
Pada waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia
tidak diciptakan sebagai seorang bayi yang baru lahir, tetapi sebagai manusia
dewasa. Karena itu, andaikata pada hari ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam,
maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50
tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
·
Pada waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah
pada hari ke 3, mereka tidak diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi
sebagai pohon yang sudah besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang
ilmuwan memeriksa sebuah pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa
pohon itu sudah berumur 100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
·
Demikian juga pada waktu Allah menciptakan
bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah menciptakannya dalam keadaan sudah
mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu berapa umur bumi pada waktu
diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan
juta tahun!
Karena itu, kalaupun
para ilmuwan jaman sekarang bisa menemukan suatu metode penentu umur bumi yang
betul-betul dapat dipercaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi
sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa
tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur
mendekati 5 juta tahun?
c) Kalau ‘gap theory’ mau
mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur bumi, lalu
bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun (ini menurut
‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah mereka mau
berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia (sebelum Adam)?
·
Kalau dikatakan bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada
manusia, maka:
*
itu berarti bahwa Adam bukan manusia pertama,
dan ini bertentangan dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk
hidup’”.
*
perlu dipertanyakan: bagaimana manusia sebelum
Adam itu bisa mati, padahal belum ada dosa?
·
Kalau mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu
belum ada manusia, maka mereka tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan
‘ilmu pengetahuan’.
d) Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej
1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak?
Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga
‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu
sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang mengatakan bahwa pertempuran
Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah
pandangan yang terlalu merendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka
beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.
e) ‘Gap theory’ ini muncul
bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari
Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian
rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang
benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan
pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara
penafsiran yang salah.
B) Allah melakukan penciptaan selama 6 hari
(Kej 1:3-31).
1) Hari pertama (Kej 1:3-5).
a) Allah menciptakan ‘terang’ (Kej
1:3).
Ada yang mengatakan
‘terang’ itu sebagai ‘ketertiban dan kemungkinan untuk hidup’. Penafsiran ini
bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga tidak sesuai dengan kontex! Bacalah Kej
1:3-5 yang menghubungkan terang itu dengan gelap, juga dengan pagi dan petang.
Jadi ‘terang’ di sini harus diartikan secara hurufiah, yaitu betul-betul adalah
‘terang’.
Keberatan yang
sering diajukan terhadap penafsiran hurufiah ini adalah: bagaimana bisa ada
terang, siang dan malam, padahal belum ada matahari?
Jawabnya: Tidak ada
yang mustahil bagi Allah! (Luk 1:37). Memang setelah ada matahari maka Allah
memberikan terang dengan menggunakan matahari, tetapi sebelum ada matahari
Allah bisa memberi terang tanpa matahari.
b) Ada pertanyaan: Mengapa dalam ay 5b
‘night / petang / malam’ disebut dulu baru ‘day / pagi / siang’?
Jawab: Yang menulis
Kitab Kejadian adalah Musa yang adalah orang Israel. Berbeda dengan kita yang
mempunyai pergantian hari pada pukul 12 malam, maka orang Israel / Yahudi mempunyai
pergantian hari pada pukul 6 sore. Jadi, bagi mereka suatu hari dimulai dengan
‘night / petang / malam’ dan baru sesudah itu ‘day / pagi /
siang’. Karena itu tidak aneh kalau Musa menyebut ‘petang / malam’ dulu, baru
‘pagi / siang’.
Saudara mungkin
berkata: ‘Tetapi yang melakukan penciptaan adalah Allah, bukan Musa’. Memang
ya, tetapi Tuhan, yang sudah merencanakan untuk mewahyukan hal itu kepada Musa,
menyesuaikan penciptaan dengan pemikiran Musa, supaya tidak membingungkan. Ini
sama saja dengan nama-nama malaikat Gabriel, Mikhael, dsb yang ada dalam bahasa
Ibrani. Mengapa digunakan bahasa Ibrani? Karena itu dinyatakan kepada orang
Israel / Yahudi, maka namanya diberikan dalam bahasa mereka!
c) Pertanyaan: Apakah 1 hari di sini
sama dengan 24 jam?
·
Ada yang mengatakan 1 hari di sini sama dengan
1 masa yang lamanya jutaan tahun. Penafsiran ini lagi-lagi ingin menyesuaikan
Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.
·
Ada yang menganggap bahwa sebelum ada
matahari, 1 hari sama dengan 1 masa, tetapi setelah ada matahari (hari ke 4),
maka 1 hari sama dengan 24 jam.
·
Ada yang menganggap semua hari dalam Kej 1
adalah 24 jam. Saya setuju dengan pandangan ketiga ini. Alasannya: dalam Kitab Suci tidak ada ‘hari’ yang
berarti ‘masa’. Juga istilah ‘jadilah
petang dan jadilah pagi’
menunjukkan bahwa 1 hari di sini sama dengan 24 jam.
Catatan:
Perlu juga diketahui bahwa pandangan pertama dan kedua muncul lagi-lagi karena
manusia ingin menyesuaikan Kitab Suci dengan ‘ilmu pengetahuan’, padahal yang
disebut ‘ilmu pengetahuan’ itu belum tentu benar!
2) Hari kedua (Kej 1:6-8).
Allah menciptakan
cakrawala. Cakrawala adalah segala sesuatu yang terbuka di atas kita. Jadi
cakrawala ini bukannya sesuatu yang tipis, tetapi tebal sekali. Bandingkan
dengan Kej 1:14 yang mengatakan bahwa Allah meletakkan benda-benda penerang
‘pada cakrawala’. Ini tentu tidak mungkin terjadi kalau cakrawala itu tipis.
Cakrawala ini
berfungsi untuk memisahkan air di atas dan air di bawah (Kej 1:7). Ada yang
mengatakan bahwa dalam peristiwa banjirnya Nuh, air di atas cakrawala inilah yang diturunkan ke bumi oleh
Tuhan (bdk. Kej 7:11b - ‘terbukalah
tingkap-tingkap di langit’).
Dalam Kej 1:8a dikatakan bahwa ‘Allah menamai cakrawala itu langit’, mungkin karena tidak ada batas antara
cakrawala dengan langit.
Allah memisahkan antara lautan dengan daratan dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan. Perhatikan bahwa tumbuh-tumbuhan sudah ada sebelum matahari
ada! Kita tahu bahwa tumbuh-tumbuhan membutuhkan matahari untuk bisa hidup.
Tetapi sebetulnya matahari bukanlah sumber hidup tumbuh-tumbuhan! Allahlah yang
adalah sumber hidup dari tumbuh-tumbuhan! Ini Ia buktikan dengan menciptakan
tumbuh-tumbuhan sebelum matahari. Demikian juga dengan terang. Kita selalu
menganggap bahwa matahari sebagai sumber terang. Tetapi sebetulnya Allahlah
yang merupakan pemberi terang dan ini Dia buktikan dengan menciptakan terang
lebih dahulu dari pada matahari.
Penerapan:
Kalau Allah selalu memberi kepada kita melalui sesuatu /
seseorang, maka kita lalu punya kecenderungan untuk
menganggap sesuatu / seseorang itu sebagai pemberinya. Contoh:
·
Saudara biasa menerima uang dari orang tua /
suami / majikan. Apakah saudara selalu menganggap orang-orang itu sebagai
pemberi uang? Kalau hubungan saudara dengan orang-orang itu terputus karena
kematian / gegeran, bagaimana sikap saudara? Takut? Kuatir? Ingat, bahwa
Tuhanlah yang sebetulnya merupakan pemberi uang tersebut. Orang-orang itu hanya
alat belaka dan Tuhan bisa memberi tanpa menggunakan mereka. Kalau Tuhan bisa
memberi terang tanpa matahari, atau menumbuhkan tumbuh-tumbuhan tanpa matahari,
tidak bisakah Ia memberi uang kepada saudara tanpa melalui orang tua / suami /
majikan?
·
Saudara biasanya disembuhkan dari penyakit
oleh obat / dokter tertentu. Jangan lalu beranggapan bahwa obat / dokter itu
adalah sumber pemberi kesembuhan. Mereka hanyalah alat yang dipakai oleh Tuhan
untuk memberikan kesembuhan. Tuhanlah pemberi / sumber kesembuhan! Saudara
tetap boleh memakai obat / dokter, tetapi berharaplah kepada Tuhan!
·
Saudara biasa menerima berkat rohani (Firman
Tuhan) melalui pendeta tertentu. Jangan menganggap pendeta itu sebagai sumber /
pemberi berkat. Ingat, pendeta hanyalah alat Tuhan. Pemberi berkat rohani itu
adalah Tuhan sendiri. Saudara memang harus memilih pengkhotbah yang baik karena
sekalipun Tuhan bisa memberi berkat firmanNya melalui pengkhotbah yang jelek
atau yang sesat sekalipun, tetapi Ia tidak biasanya melakukan hal itu. Tetapi
janganlah saudara berharap dari / kepada pengkhotbahnya. Berharaplah kepada
Tuhan!
4) Hari keempat (Kej 1:14-19).
a) Tuhan menciptakan matahari, bulan
dan bintang-bintang.
b) Kej 1:16 menyebutkan ‘matahari dan
bulan’ sebagai benda penerang yang besar. Ada 2 hal yang perlu dipertanyakan di
sini:
·
Bukankah bulan itu bukan benda penerang? Bulan
adalah benda gelap yang hanya memantulkan sinar matahari!
·
Bukankah bintang-bintang jauh lebih besar dari
matahari dan bulan?
Jawab:
Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan. Alkitab sering menulis dari sudut
pandang manusia. Dari sudut pandang manusia bulan itu bersinar / memberi
terang, dan matahari dan bulan kelihatan lebih besar dari bintang-bintang. Jadi
lalu ditulis demikian. Maz 19:6-7 dan Yos 10:12-13 (cerita tentang Yosua yang
menghentikan matahari) juga ditulis dari sudut pandang manusia, dan karena itu
kita tidak boleh menyimpulkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa matahari
mengelilingi bumi.
William G. T. Shedd: “The inspired writers were permitted to employ the astronomy and
physics of the people and age to which they themselves belonged, because the
true astronomy and physics would have been unintelligible. If the account of
the miracle of Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy;
if Joshua had said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou
still’; it could not have been understood” (= Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk menggunakan
ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri, karena ilmu
perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat itu. Jika
cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari ilmu
perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’, dan
bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat
itu) - ‘Shedd’s
Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.
William G. T. Shedd lalu menambahkan: “The modern astronomer himself describes the sun as rising and
setting” (= ahli ilmu perbintangan
modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I,
hal 104.
William G. T. Shedd menambahkan lagi: “The purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man
how to go to heaven, and not how the heavens go.’” (= Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius, adalah ‘untuk
mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana surga / langit
berjalan’) - ‘Shedd’s
Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.
c) Kej
1:17-18.
Tadi sudah ada terang tanpa matahari, tetapi sekarang setelah
ada matahari dan benda-benda penerang yang lain maka Allah menggunakan mereka
untuk memberikan terang. Jadi jelas bahwa Allah sebetulnya tidak membutuhkan
mereka, tetapi Allah mau menggunakan mereka.
Calvin: “We may learn from the order of creation itself, that God acts
through the creatures not as if he needed external help, but because it was his
pleasure” (= Kita bisa belajar dari urut-urutan
penciptaan, bahwa Allah bertindak melalui ciptaanNya bukan seakan-akan Ia
membutuhkan pertolongan dari luar, tetapi karena itu adalah kehendakNya /
keinginanNya).
Penerapan:
Allah bisa menyembuhkan saudara tanpa dokter / obat, tetapi pada
umumnya Ia memberikan kesembuhan melalui obat / dokter. Allah tidak membutuhkan
hamba Tuhan untuk memberikan berkat FirmanNya kepada saudara, tetapi Ia
biasanya memberikan berkat FirmanNya melalui hambaNya. Jadi, gunakanlah apa
yang bisa Allah pakai sebagai saluran! Jangan menjadi orang kristen yang selalu
mau menerima langsung dari Allah!
5) Hari kelima
(Kej 1:20-23).
Allah menciptakan burung-burung dan ikan-ikan.
6) Hari keenam
(Kej 1:24-31).
Dalam Kej 1:24-25 Allah menciptakan binatang darat, dan dalam
Kej 1:26-31 Allah menciptakan manusia. Jelas bahwa penciptaan binatang darat
dan manusia adalah 2 penciptaan yang berbeda / terpisah, tetapi terjadi dalam
satu hari! Ini jelas bertentangan dengan teori evolusi, yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari binatang / monyet yang mengalami evolusi / perubahan
sedikit demi sedikit sehingga akhirnya (setelah jutaan tahun) menjadi manusia! Kalau
saudara adalah orang Kristen yang percaya pada kebenaran Alkitab / Firman
Tuhan, saudara harus menolak teori evolusi!
Ingat bahwa teori evolusi ini hanyalah suatu hipotesa / dugaan,
tetapi tidak punya bukti, dan karenanya sebetulnya tidak bisa disebut sebagai
ilmu pengetahuan.
Tetapi dimana-mana, baik dalam siaran TV, majalah, dan bahkan dalam pelajaran
sekolah, teori evolusi diperlakukan seakan-akan teori ini betul-betul merupakan
ilmu pengetahuan.
Saya berpendapat pertanyaan ini mudah sekali jawabannya, yaitu:
karena evolusi tidak pernah ada!
Setelah melakukan penciptaan selama 6 hari, maka pada hari ke 7
Allah beristirahat (Kej 2:2-3). Ini tidak berarti bahwa Ia nganggur total! Ia
hanya beristirahat dari pekerjaan penciptaan (Kej 2:3), tetapi Ia terus memelihara
ciptaanNya itu.
1) Kasih Allah
kepada manusia. Ini terlihat dari:
a) Manusia diistimewakan:
·
Allah berunding dulu sebelum menciptakan
manusia (Kej 1:26-27). Ini adalah perundingan ilahi, karena dilakukan antar
pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal. Ini tidak pernah Ia lakukan sebelumnya,
pada waktu Ia menciptakan ciptaan yang lain.
·
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan
rupaNya (Kej 1:26-27).
Apa arti ‘Kita’
dalam Kej 1:26? Ada yang mengartikan ‘Kita’ sebagai ‘Allah + malaikat’. Tetapi
ini tidak mungkin. Mengapa?
*
Tidak mungkin Allah berunding dengan
ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya, karena kalau demikian maka akan
bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Yes 40:13-14 - “Siapa yang
dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat?
Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang
mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan
dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”
Ro 11:34 - “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah
yang pernah menjadi penasihatNya?”.
*
Kalau kata ‘Kita’ menunjuk kepada ‘Allah dan
malaikat’, maka itu berarti bahwa:
Þ Allah
adalah pencipta / creator dan malaikat adalah rekan pencipta (co
creator).
Þ Manusia
dicipta menurut gambar dan rupa malaikat.
Kedua kesimpulan ini
jelas tidak alkitabiah.
*
Kej 1:26 mengatakan ‘gambar dan rupa Kita’; Kej 1:27 mengatakan ‘gambarNya’ dan ‘gambar
Allah’. Jadi
jelas bahwa kata ‘Kita’ dan ‘Nya’ menunjuk kepada Allah sendiri.
Kej 1:26 ini menjadi
salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal. Karena kita mempunyai Allah
Tritunggal, maka untuk diri Allah bisa digunakan kata ganti orang bentuk tunggal
maupun bentuk jamak.
à
Manusia adalah makhluk intelek.
à
Manusia adalah makhluk bermoral. Ini berarti
bahwa bagi manusia ada baik atau jahat, suci atau berdosa. Bagi binatang hal
ini tidak ada, karena binatang bukanlah makhluk bermoral.
à
Manusia adalah makhluk kekal. Manusia memang
tidak kekal ke depan, karena ia mempunyai titik awal. Tetapi manusia mempunyai
sifat kekal ke belakang, karena sesudah mati ia akan tetap ada, atau di surga
atau di neraka.
à
Manusia adalah penguasa (Kej 1:26,28).
Penerapan:
Semua ini
menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan yang mulia / tinggi. Karena itu
janganlah menjadi orang yang rendah diri! Saudara adalah makhluk yang istimewa!
·
Tempat sudah diatur dengan baik.
Bayangkan
andaikata Tuhan menciptakan manusia sebelum Ia memisahkan air dengan daratan!
·
Makanan yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan
(Kej 1:29), sudah disediakan lebih dulu.
Penerapan:
Banyak orang hidup
dengan penuh ketakutan / kekuatiran, seolah-olah Allah menciptakan manusia pada
hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah menciptakan manusia pada hari ke 6
setelah semuanya siap untuk menerima kehadiran manusia. Ini menunjukkan bahwa
Ia sangat memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah kuatir
akan kebutuhan hidup saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk. Mat
6:25-34). Memang dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka pakaian,
karena pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat mereka
membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kej 3:21).
Untuk itu perhatikan Kej 1:4,10,12,18,21,25,31.
Memang sekarang ada banyak hal-hal yang tidak baik seperti
perang, bencana alam, kejahatan, penindasan, dan sebagainya. Melihat hal-hal
itu banyak orang lalu menganggap bahwa Allah itu tidak ada, atau bahwa Allah
itu tidak baik. Tetapi hal-hal jelek itu ada bukan karena salahnya Allah, tetapi
karena salahnya manusia sendiri. Semua itu ada karena dosa manusia. Jadi,
jangan menyalahkan Allah kalau ada hal-hal yang tidak baik yang saudara alami!!
email us at : gkri_exodus@lycos.com