Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN 4:1-16
I) Kain dan Habel.
1) Kelahiran mereka (ay 1-2a).
a) ‘Bersetubuh’ (ay 1).
KJV menterjemahkan
secara hurufiah: ‘Adam knew Eve’ (= Adam tahu / kenal Hawa). Hal
yang sama terjadi dengan ay 17 dan ay 25. Jelas bahwa kata bahasa Ibrani YADA
(= ‘know’ / tahu / kenal) dalam Alkitab sering berarti lebih dari
sekedar ‘tahu / kenal secara intelektual’ saja, tetapi juga melibatkan kasih /
hubungan yang intim.
b) ‘Dengan pertolongan Tuhan’ (ay 1).
Hawa mengalami
sesuatu yang sebetulnya bersifat natural / alamiah (mereka bersetubuh,
lalu mengandung dan mendapat anak). Tetapi ia toh menganggap bahwa ia
mendapatkan anak itu dari Tuhan! Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara
berusaha keras dalam sesuatu hal (ujian, pekerjaan, dsb) dan saudara mendapat
sukses, apakah saudara menganggap itu sebagai akibat pertolongan Tuhan?
c) Calvin menganggap Kain dan Habil
adalah saudara kembar karena hanya dikatakan 1 x mengandung dan lalu ada dua
kelahiran. Tetapi banyak penafsir lain yang tidak setuju dengan pandangan ini.
2) Pekerjaan mereka (ay 2b).
Kain menjadi petani,
Habel menjadi gembala. Manusia baru boleh makan daging pada Kej 9:3. Jadi Habel
mungkin hanya menggunakan ternaknya untuk korban bagi Tuhan dan untuk diambil
susunya.
3) Persembahan mereka (ay 3-5a).
a) Pada waktu mereka memberikan
persembahan kepada Tuhan, Kain memberikan hasil buminya, sedangkan Habel
memberikan ternaknya. Persembahan Kain ditolak, persembahan Habel diterima. Di
sini kita bisa belajar sesuatu yang penting, yaitu bahwa tidak seadanya
persembahan / ibadah diterima oleh Tuhan! Karena itu janganlah memberi
persembahan atau beribadah kepada Tuhan secara sembarangan. Pikirkan dan
renungkan apakah persembahan / ibadah itu saudara berikan / lakukan dengan benar!
Kalau tidak, semua itu akan ditolak oleh Allah.
·
Ada yang mengatakan bahwa asap persembahan
Habel naik ke atas sedangkan asap persembahan Kain buyar ditiup angin.
·
Sebagian orang Yahudi menganggap bahwa ada api
dari langit membakar persembahan Habel.
·
Calvin mengatakan bahwa hidup Habel
selanjutnya lebih diberkati dari hidup Kain.
Ingat bahwa semua
teori ini hanya perkiraan saja dan semua ini tidak ada dasar Kitab Sucinya!
Kita tidak tahu dengan pasti bagaimana caranya mereka mengetahui apakah
persembahannya diterima atau ditolak oleh Tuhan.
c) Mengapa persembahan Habel diterima
sedangkan persembahan Kain ditolak? Dari Kej 4:3,4, Ibr 11:4 & 1Yoh 3:12
maka jelas bahwa alasannya adalah:
·
Habel beriman, Kain tidak (Bdk. Ibr 11:6).
·
Habel hidup baik, Kain hidup jahat.
·
Habel memberikan yang terbaik, Kain asal
memberi.
Ada orang yang
memberikan alasan lain, yaitu: Habel memberikan korban yang berdarah, sedang Kain
tidak (Bdk. Ibr 9:22). Tetapi banyak juga orang yang menolak alasan ini, karena
pada saat itu mereka belum mengerti hal itu.
Mari kita lihat
tentang penerimaan / penolakan persembahan itu dalam ay 4b,5a. Jelas sekali
bahwa Habel (pribadinya) diterima dulu, lalu persembahannya juga diterima. Kain
ditolak orangnya, lalu persembahannya juga ditolak (Bdk. Yes 1:15 Amsal 21:27).
Persembahan saudara hanya bisa diterima oleh Allah kalau Allah telah lebih dulu
berkenan kepada saudara. Kalau Allah tidak berkenan kepada saudara, berapapun
besarnya persembahan saudara, Ia tidak akan menerima persembahan itu. Allah
tidak bisa disogok!
1) Marah (ay 5b).
a) Seharusnya Kain melakukan
intropeksi, dan lalu memperbaiki hal-hal dalam hidupnya / persembahannya yang
menyebabkan persembahannya ditolak. Tetapi ternyata bukan itu yang ia lakukan.
b) Kain marah karena iri hati! Dosa
iri hati adalah dosa yang kelihatan remeh tetapi sesungguhnya amat berbahaya
karena selalu mengakibatkan dosa-dosa yang lain.
Jelas bahwa ia
kehilangan sukacita / damai sejahtera. Perhatikan bahwa iri hati dan kemarahan
pertama-tama merugikan diri sendiri, bukan orang lain.
2) Mengabaikan teguran Tuhan.
Pada ay 6-7 Tuhan
menegur Kain. Dalam ay 7b dosa digambarkan sebagai binatang buas yang siap
menerkam orang yang tidak mau berbuat baik. Makin kita tidak mau berbuat baik,
makin kita membuka diri terhadap dosa.
Kain sama sekali tidak
menunjukkan reaksi apa-apa terhadap teguran Tuhan dan ia meneruskan rencana
jahatnya! Inilah ‘stubborn silence’ (= sikap diam yang keras kepala)!
Penerapan:
Kalau saudara mendengar
khotbah atau membaca Saat teduh yang menegur dosa saudara, seringkah /
pernahkah saudara bersikap seperti Kain?
3) Membunuh Habel (ay 8).
a) Cara matinya seseorang tidak selalu
ada hubungannya dengan hidup orang itu. Orang benar tidak selalu mati dengan
enak dan orang jahat tidak selalu mati secara mengerikan.
Dalam Luk 13:1-5
dikatakan:
“Pada
waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang
orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang
mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini
lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka
mengalami nasib itu? Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak
bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan
belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya
dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kataKu
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian’”.
Karena itu jangan
terlalu cepat mengasihani orang yang mati secara mengerikan, dan jangan terlalu
cepat menganggap enak orang yang mati dengan tenang. Yang penting adalah:
kemana mereka pergi setelah mati? Apa gunanya mati dengan tenang, kalau setelah
itu pergi ke neraka? Apa ruginya mati mengerikan, kalau setelah itu masuk surga?
b) Kain mengajak Habel omong-omong,
tetapi lalu membunuhnya. Ini merupakan suatu kemunafikan.
Penerapan:
Seringkah /
pernahkah saudara bersikap manis, dengan tujuan yang jahat?
4) Kain berdusta / melawan Tuhan (ay
9).
Dari dosa-dosa Kain
ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa suatu dosa selalu menarik kita kepada dosa
lain!
Contoh lain:
perzinahan Daud dengan Batsyeba (mula-mula perzinahan, lalu pembunuhan).
Illustrasi:
ada cerita tentang orang yang bernama Nasredin. Suatu hari ia melihat
tetangganya mempunyai pohon jeruk yang buahnya bagus-bagus. Ia ingin sekali merasakannya,
dan ia lalu mengambil tangga, menyandarkannya pada tembok antara halamannya dan
halaman tetangga itu, lalu naik ke atas. Sampai di atas tembok, ia lalu menarik
tangga itu ke atas, dan menurunkannya ke halaman tetangga. Tetapi baru saja ia
turun dan sampai di halaman tetangganya, ternyata si tetangga sudah ada tepat
di depannya dan menodongkan senapan dan membentak: ‘Mau apa kemari?’. Nasredin
menjawab: ‘Aku mau menjual tangga’. Tetangganya berkata: ‘Omong kosong, kamu
mau mencuri jerukku bukan?’. Nasredin menjawab: ‘Aku mau menjual tangga, kalau
tidak mau beli ya sudah, aku bawa pulang kembali tanggaku’.
Di sini lagi-lagi
kita melihat dimana orang ditarik dari satu dosa (pencurian) ke dosa lain
(dusta).
Penerapan:
Karena itu, kalau
setan berkata kepada saudara: ‘Berbuatlah dosa ini, sekali saja!’, jangan
percaya kepadanya!
1) Allah melihat pembunuhan itu dan
menjadi murka kepada Kain.
Tidak ada orang yang
melihat pembunuhan itu, tetapi Allah melihatnya. Dalam ay 10 dikatakan: ‘Apakah
yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaku dari tanah’. Ini
tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah dimana darah Habel betul-betul
berteriak kepada Allah, atau bahwa Habel menginginkan Allah membalas dendam kepada
Kain. Artinya adalah: Allah melihat darah Habel yang dicurahkan oleh Kain, dan
itu menyebabkan Allah bertindak untuk menghukum Kain.
Bandingkan ini
dengan Ibr 12:24 yang berbunyi:
“dan
kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara
lebih kuat dari pada darah Habel”.
Tetapi Ibr 12:24
versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan, karena kata-kata ‘lebih kuat’
seharusnya adalah ‘lebih baik’.
RSV: ‘that speaks
more graciously than the blood of Abel’ (= yang berbicara dengan
lebih murah hati / baik dari pada darah Habel).
NIV: ‘that speaks
a better word than the blood of Abel’ (= yang mengucapkan kata yang
lebih baik dari darah Habel).
NASB: ‘which speaks
better than the blood of Abel’ (= yang berbicara lebih baik dari
pada darah Habel).
Bandingkan juga dengan
terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup yang berbunyi sebagai berikut: ‘dan kepada darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah
pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas’.
Jadi, kalau pada
waktu Allah melihat darah Habel Ia lalu bertindak untuk menghukum, maka pada
waktu Allah melihat darah Kristus, Ia justru bertindak mengampuni! Tetapi tentu
saja pengampunan ini hanya diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada
Kristus.
2) Allah lalu memberikan hukuman
kepada Kain.
a) Kain dikutuk (ay 11).
Dalam Kej 3 hanya
ular dan tanah yang dikutuk, tetapi manusia tidak. Tetapi di sini Kain dikutuk.
b) Tanah tidak memberikan hasil yang
baik (ay 12).
Dalam Kej 3 tanah
sudah dikutuk sehingga bercocok tanam menjadi sukar. Tetapi untuk Kain hal itu
lalu menjadi lebih sukar lagi. Ini merupakan hukuman yang berat untuk Kain,
karena ia adalah seorang petani (ay 2b).
c) Ay 12b - ‘pelarian dan pengembara’.
Ini
berarti bahwa Kain tidak akan aman dimanapun juga.
Penerapan:
Di sini lagi-lagi
terlihat bahwa dosa selalu mengakibatkan penderitaan! Karena itu janganlah
sembarangan berbuat dosa.
Ada
beberapa hal yang bisa kita pelajari dari tanggapan Kain ini:
1) Ia takut dibunuh.
a) Kain seorang pembunuh dan ia takut
dibunuh.
Ini bisa terjadi
pada manusia. Orang yang suka berdusta biasanya juga sering menganggap orang
lain mendustainya. Orang munafik paling mudah curiga bahwa orang lain berlaku
munafik kepadanya.
b) Ia takut dibunuh oleh siapa?
Mungkin oleh
keturunan Adam dan Hawa yang akan datang (ingat bahwa orang saat itu berumur
sampai ratusan tahun, sehingga Kain pasti masih hidup sampai muncul anak-anak,
bahkan cucu-cucu dan buyut-buyut dari Adam dan Hawa), atau mungkin saat itu
memang sudah ada anak-anak lain dari Adam dan Hawa tetapi tidak diceritakan
oleh Kitab Suci.
c) Tuhan menjawab dalam ay 15.
2) Tidak ada penyesalan dalam
kata-kata Kain dalam ay 13-14!
Ia hanya mengeluh
karena beratnya hukuman yang harus ia tanggung, tetapi ia sama sekali tidak
menyesali dosanya.
Penerapan:
Kalau saudara
merasakan hajaran / hukuman Tuhan karena dosa saudara, apakah saudara juga
bersikap seperti Kain?
3) Kain menganggap Allah kejam, karena
memberikan hukuman yang terlalu berat.
Seringkali orang
juga menganggap Allah itu kejam karena memasukkan orang berdosa secara kekal ke
dalam neraka. Tetapi Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Allah itu adil, dan
bahkan kasih. Kalau Ia menghukum dosa dengan berat, itu justru terjadi karena keadilanNya
dan sekaligus karena kesucianNya yang begitu hebat sehingga Ia amat membenci
dosa!
Kalau saudara tidak
mau merasakan ‘kekejaman’ Allah atau keadilan Allah, maka datanglah dan
percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara! Dengan demikian
semua dosa saudara pasti diampuni, dan saudara tidak mungkin dihukum! Bdk. Ro
8:1.
Kej 4 menunjukkan perkembangan dari dosa yang
telah masuk ke dalam dunia dalam Kej 3. Dosa makin lama makin banyak dan makin
lama makin hebat. Baru pada generasi ke dua sudah terjadi pembunuhan terhadap
saudara kandung!
Apakah sudara masih sering menganggap enteng
dosa? Bertobatlah dari pikiran / sikap seperti itu! Dosa sama sekali tidak
boleh diremehkan!
email us at : gkri_exodus@lycos.com