Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN 6:9-22
1) Bumi itu
telah rusak dihadapan Allah (ay 11).
a) ‘di
hadapan Allah / before God’ (Lit: in face of God).
Ini menunjukkan bahwa semua dosa dilakukan di hadapan Allah seakan-akan
Allah dengan mukaNya persis ada di hadapan kita dan memandangi kita melakukan
dosa itu. Karena itu, setiap kali saudara mau berbuat dosa (zinah, sombong,
curi, dusta, fitnah, munafik, dsb), ingatlah hal itu baik-baik!
b) Adalah
sesuatu yang mungkin bahwa seseorang itu benar / baik di hadapan manusia,
tetapi rusak di hadapan Allah. Karena apa? Karena dunia mempunyai standard
hidup yang berbeda! Karena itu, janganlah hidup menurut standard dunia / pikiran
orang-orang di sekitar saudara. Hiduplah menurut standard yang Allah berikan
yaitu Kitab Suci / Firman Tuhan.
2) Bumi / dunia
pada saat itu penuh dengan kekerasan (ay 11,13).
Ini mendukung teori yang sudah saya bahas dalam pelajaran yang
lalu (Kej 6:1-8) bahwa ‘Nephilim’ dalam Kej 6:4 bukan berarti ‘raksasa’ tetapi
berarti ‘perampok / bandit / bajingan’.
3) Semua manusia
rusak (ay 12).
Kej 6:1-8 sudah menekankan dosa, tetapi di sana yang menjadi
penekanan adalah dalamnya dosa, sedangkan di sini yang ditekankan adalah meluasnya
dosa.
4) Ay 12
kontras dengan Kej 1:31!
II) Nuh.
1) Nuh
adalah orang benar (ay 9).
Ini bisa berarti:
·
ia hidup benar.
·
ia dibenarkan Allah karena iman (Bdk. Ibr
11:7).
2) Nuh
hidup tak bercela (ay 9).
·
Ini tidak berarti ia suci (bdk Ro 3:10-12,23),
tetapi artinya: hidupnya sangat saleh.
·
Ini bukti dari iman.
3) Nuh berjalan dengan Allah (ay 9).
Ay 9 salah
terjemahan. Kata-kata ‘bergaul dengan Allah’ seharusnya adalah ‘walked with
God / berjalan dengan Allah’).
a) Sama seperti Henokh, Nuh berjalan
dengan Allah (bdk. Kej 5:22). Tetapi Henokh diangkat ke surga tanpa melalui
kematian, sedang Nuh tidak! Tuhan berdaulat untuk memberikan hal yang berbeda
kepada dua orang yang melakukan hal yang sama!
Penerapan:
Kalau ada orang
menjadi Kristen lalu sembuh dari sakit, itu tidak berarti bahwa saudara mesti
mengalami hal yang sama pada waktu saudara menjadi orang Kristen. Kalau ada
orang Kristen berdoa supaya suaminya bertobat, dan doa itu langsung dikabulkan,
itu tidak berarti bahwa saudara pasti akan mengalami hal yang sama kalau
saudara berdoa untuk suami saudara!
b) Sebetulnya ada sedikit perbedaan
antara ay 9 ini dengan Kej 5:22.
Kej 5:22 : ‘walked
with God’ (= berjalan dengan Allah).
Ay 9 : ‘with God
Noah walked’ (= dengan Allah Nuh berjalan).
Jadi dalam ay 9 ini
kata-kata ‘dengan Allah’ itu diletakkan di depan dan ini menunjukkan bahwa hal
itu ditekankan. Sekalipun seluruh dunia saat itu bejad, Nuh tidak berjalan
dengan mereka, tetapi dengan Allah.
4) Nuh hidup di tengah-tengah orang
sezamannya (ay 9).
Ia hidup di
tengah-tengah dunia yang bejad, tetapi ia tidak ikut menjadi bejad! Ia tidak
mengikut arus dunia. Bandingkan dengan Ro 12:2a yang berbunyi: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini”.
Penerapan:
·
Kalau seluruh dunia suka berdusta, apakah
saudara juga berdusta?
·
Kalau seluruh dunia bekerja mencari uang
dengan cara yang tidak jujur, apakah saudara juga demikian?
·
Kalau seluruh dunia suka ngaret, apakah
saudara juga demikian?
·
Kalau seluruh kelas ngerpek / menyontek pada
waktu ulangan / ujian, apakah saudara juga demikian?
·
Kalau banyak orang merokok, menggunakan pil
koplo, ecstasy dsb, apakah saudara juga demikian?
·
Kalau dunia menganut free sex, apakah
saudara juga demikian?
Memang tak gampang
untuk:
¨
hidup secara Kristen di tengah-tengah dunia
yang kafir
¨
hidup secara Kristen di tengah-tengah keluarga
kafir / Kristen KTP.
¨
hidup secara Kristen di tengah-tengah gereja
yang penuh dengan orang kristen KTP.
Tetapi kita harus
tetap berusaha dengan pertolongan Tuhan!
1) Allah memberitahu Nuh tentang
keputusanNya untuk menghukum dunia (ay 13). Ada dua hal yang penting di sini:
a) Allah itu adil, dan Ia tidak
menggunakan ‘sistim demokrasi’.
Manusia sering
menggunakan ‘sistim demokrasi’ sehingga mereka membenarkan yang banyak. Misalnya:
·
kalau ada banyak penduduk membuat bangunan
liar di suatu tempat, pemerintah tidak berani menggusur mereka secara sembarangan.
·
kalau ada banyak supporter sepakbola merampok,
mereka tidak ditindak.
·
kalau ada massa yang jumlahnya ribuan
melakukan perusakan dan pembakaran gereja, mereka dibiarkan saja.
Tetapi ingat bahwa
Allah tidak demikian! Biarpun yang benar cuma sedikit sedang yang bejad ada
banyak, yang banyak itu yang dihukum! Karena itu jangan merasa aman pada waktu
melakukan dosa hanya karena dosa itu dilakukan semua orang / banyak orang
(seperti dusta, mencaci-maki, nyontek, datang terlambat, dsb).
Kalau tidak ada
hukuman untuk orang berdosa, maka ada kemungkinan orang saleh itu akan tertarik
untuk ikut hidup dalam dosa.
2) Hukuman itu adalah air bah (ay 17).
Kata ‘air bah’ itu
dalam bahasa Ibrani adalah MABBUL. Kata itu digunakan dalam Kej 6:17
7:6,7,10,17 9:11,15,28 10:1,32 11:10. Dan semua penggunaan kata MABBUL dalam
ayat-ayat ini menunjuk pada banjir Nuh. Hanya ada satu penggunaan kata MABBUL
di tempat lain dalam Kitab Suci, yaitu dalam Maz 29:10 yang berbunyi: “Tuhan bersemayam di atas air bah”. Biasanya
dikatakan bahwa Tuhan bersemayam di surga, mengapa sekarang di atas air bah?
Jawabnya ada dalam Kej 1:6-8, yang menunjukkan bahwa di atas cakrawala / langit
ada air. Jadi, kalau air bahnya Nuh menggunakan kata Ibrani yang sama, maka
jelaslah pada saat itu air yang ada di atas cakrawala / langit itulah yang
diturunkan oleh Tuhan untuk mengadakan banjir Nuh itu! (Bdk. Kej 7:11 - Tuhan
membuka tingkap-tingkap langit untuk menurunkan hujan!).
Tadinya Tuhan
melakukan Kej 1:6-8 lalu Tuhan menciptakan manusia dan lalu terjadi Kej 1:31.
Tapi setelah Kej 6:12 terjadi (yang merupakan kebalikan Kej 1:31), maka Tuhan
juga membalik Kej 1:6-8 dan menurunkan air yang ada di atas cakrawala / langit
itu!
Kalau memang air
yang diturunkan adalah air yang ada di atas cakrawala / langit, maka mungkin
sekali banjir itu datang dari hujan yang tidak didahului dengan mendung, tetapi
datang dengan sangat mendadak! Bandingkan ini dengan Mat 24:38-39 yang dalam
terjemahan NIV berbunyi:
“For
in the days before the flood, people were eating and drinking, marrying and
giving in marriage, up to the day Noah entered the ark; and they knew
nothing about what would happen until the flood came and took them all
away. That is how it will be at the coming of the Son of Man” (= Karena pada hari-hari sebelum air bah, orang-orang makan dan
minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; dan mereka
tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi sampai air bah datang dan
menyapu / melenyapkan mereka semua. Itulah yang akan terjadi pada kedatangan
Anak Manusia).
Perhatikan 2 hal
dalam ayat tersebut di atas:
·
mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang
akan terjadi sampai banjir itu datang. Ini menunjukkan bahwa hujannya datang
dengan mendadak.
·
datangnya hujan dan banjir itu disamakan
dengan kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa
hujan dan banjir itu datang dengan mendadak.
3) Perintah untuk membuat bahtera (ay
14-16).
a) Kata ‘bahtera’ itu dalam bahasa
Ibrani adalah TEVAH dan kata yang sama diterjemahkan ‘peti’ dalam Kel 2:3,
yaitu peti yang dipakai untuk meletakkan bayi Musa di sungai Nil. Jadi, mungkin
sekali ‘bahtera’ itu tidak berbentuk kapal, tetapi berbentuk kotak raksasa.
Ingat bahwa tujuan bahtera itu bukan untuk berlayar tetapi hanya untuk mengapung.
Juga kalau kita perhatikan ukurannya dalam ay 15, itu ukuran dari kotak!
Catatan:
dalam bahasa Inggris, kata ‘bahtera’ diterjemahkan ‘ark’. Dan kata ‘tabut’
(tabut perjanjian), juga diterjemahkan ‘ark’. Tetapi dalam bahasa
Ibraninya kata yang dipergunakan berbeda.
b) Ukuran bahtera: 300 hasta x 50
hasta x 30 hasta.
Kalau 1 hasta = 45
cm, maka ukuran bahtera itu adalah 135 m x 22,5 m x 13,5 m.
c) Ini adalah jalan keselamatan yang
Tuhan berikan.
Pada
jaman Nuh itu, kalau orang tidak mau masuk ke dalam bahtera, maka tidak ada
jalan lain baginya melalui mana ia bisa selamat. Pada waktu banjir itu mulai
meninggi, ia mungkin akan mencoba naik pohon, naik atap rumah, naik gunung yang
tinggi, dsb, tetapi ia akan tetap mati, karena air bah itu merendam seluruh
dunia bahkan gunung yang tertinggi sekalipun (bdk. Kej 7:19-20). Jadi jelas
bahwa bahtera itu adalah satu-satunya jalan keselamatan. Dan kalau pada saat
itu Tuhan memberikan hanya satu jalan keselamatan, apa anehnya kalau jaman ini
Ia juga memberikan hanya satu jalan keselamatan yaitu dengan percaya kepada
Yesus? Bandingkan dengan 2 ayat Kitab Suci di bawah ini:
*
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”.
*
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
·
Tuhan senang menggunakan jalan keselamatan
yang menggelikan! Ada banyak contoh lain dimana Tuhan menggunakan jalan
keselamatan yang tidak masuk akal, bahkan menggelikan, seperti:
*
memandang ular tembaga bagi mereka yang
digigit ular berbisa (Bil 21:4-9).
*
mandi 7 x di sungai Yordan bagi Naaman yang
terkena penyakit kusta (2Raja-raja 5:10-14).
*
Injil.
Kabar Baik yang
diberitakan oleh Kitab Suci adalah bahwa Allah sudah menjadi manusia, dan
menderita dan bahkan mati di salib untuk menebus dosa manusia, sehingga orang
yang percaya kepadaNya tidak binasa / masuk neraka, tetapi mendapat hidup yang
kekal / masuk surga.
Jelas bahwa dalam
berita ini ada banyak hal yang kelihatan menggelikan / tidak masuk akal,
seperti: Allah menjadi manusia, Juruselamat yang mati di salib, hanya dengan
percaya manusia bisa selamat, dsb.
Tidak heran banyak
orang menganggap Injil sebagai ‘kebodohan’, tetapi orang yang mau percaya pada
‘kebodohan’ itu akan selamat. Bandingkan dengan 1Kor 1:18 yang berbunyi:
“Sebab
pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”.
Juga dengan 1Kor
1:21b yang berbunyi:
“Allah
berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”.
4) Perjanjian (ay 18).
a) adanya perjanjian ini menunjukkan
bahwa Tuhan tidak menghukum secara membabi buta. Orang beriman / benar Ia
selamatkan (Bdk. Kej 18: 23-25).
b) Perjanjian ini penting karena
melalui perjanjian ini Nuh tahu bahwa iman, kesetiaan dan ketaatannya tidak
sia-sia.
5) Perintah untuk membawa binatang (ay
19-20)
a) Masing-masing 1 pasang, tetapi
binatang yang tidak haram 7 pasang (Kej 7:2).
b) Segala jenis binatang. Bagaimana
bahtera itu bisa cukup? Jawab:
·
ada yang menganggap bahwa banjir Nuh itu
bersifat lokal, dan karena itu tidak terlalu banyak jenis binatang yang dibawa
ke dalam bahtera.
Keberatan:
Kej 7:19-20 menunjukkan ini adalah banjir yang bersifat universal / mencakup
seluruh dunia.
·
kita tidak tahu saat itu ada binatang apa saja.
6) Perintah untuk membawa makanan (ay
21), baik untuk Nuh + keluarga + binatang-binatang.
Perintah Tuhan
kepada Nuh untuk membuat bahtera, memasukkan binatang-binatang, dan membawa
bahan makanan ini merupakan tugas yang luar biasa sukar, besar dan berat!
Perhatikan hal-hal di bawah ini:
·
membuat kapal, menebang pohon, mengangkut
kayu, dsb, semua dilakukan dengan alat-alat primitif.
·
mengumpulkan binatang. Tetapi untuk tugas ini
Nuh dibantu oleh Tuhan sendiri. Perhatikan ay 19,20.
Ay 19 : You are
to bring (= kamu harus membawa).
Ay 20 : will come
to you (= akan datang kepadamu).
·
mempersiapkan makanan. Ini banyak sekali
karena mereka akan ada di kapal selama 1 tahun 10 hari (bandingkan Kej 7:11
8:13 8:14 dst).
·
adanya ejekan / gangguan dari orang-orang
bejad pada saat itu.
·
lamanya pekerjaan itu lebih dari 100 tahun
(Kej 5:32 6:3 7:11).
·
pekerjaan itu hanya dikerjakan oleh 4
laki-laki dan 4 perempuan.
Ada banyak hal yang
bisa menghalangi Nuh, seperti:
·
rasa malas.
·
rasa tidak mampu.
·
tak tekun / rasa bosan.
Tapi, Nuh toh taat:
¨
ia taat langsung! (ay 21-22 - tak ada gap).
¨
ia taat total (ay 22: ‘semuanya’).
Bagaimana tanggapan
saudara terhadap tugas yang Allah berikan kepada saudara untuk membangun
kerajaan Allah, baik dalam memberitakan Injil, dalam berdoa, dalam memberi
persembahan, dalam melayani, dsb? Maukah saudara melakukan seperti apa yang Nuh
lakukan?
email us at : gkri_exodus@lycos.com